31 Januari 2009

PKL di Jalur Hijau Ditertibkan

PALEMBANG (SINDO) – Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang semakin gencar menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang memanfaatkan trotoar dan jalur hijau untuk berdagang.

Camat Seberang Ulu (SU) I Kurniawan mengatakan, penertiban sebagai penjabaran instruksi Wali Kota Palembang yang menginginkan kecamatan dapat menjaga ketertiban dan kebersihan wilayahnya masing-masing. Selama ini, para PKL bebas berjualan di trotoar karena minimnya pengawasan pemerintah. Namun, semakin menjamurnya PKL juga tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang mau membeli, meski di tempat terlarang. “Selain penertiban PKL, kami juga mengimbau masyarakat agar tidak lagi membeli apa pun yang ditawarkan para pedagang yang berjualan di tempat terlarang. Jadi, dengan sendirinya para PKL itu tidak akan berjualan di tempat itu lagi,” ujar Kurniawan kemarin.

Selain menertibkan PKL, pihak Kecamatan SU I bersama petugas Dinas Perhubungan (Dishub), Polisi Pamong Praja, dan Kodim 0418 Palembang juga menertibkan angkutan umum gelap. Hal itu dilakukan untuk menjawab keresahan operator angkutan umum resmi yang merasa dirugikan dengan beroperasinya angkutan umum berpelat hitam tersebut. Kemudian, kegiatan berlanjut pada pembersihan saluran air yang tersumbat oleh sampah. “Intinya, selain membersihkan lingkungan dari sampah, kami juga ingin membersihkan lingkungan dari semua jenis pelanggaran peraturan yang ada,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Camat Seberang Ulu II Heri A Rasuan. Dia mengakui, ada beberapa titik di wilayah Seberang Ulu yang masih semrawut lantaran banyak PKL yang menempati trotoar dan jalur hijau sebagai tempat berdagang. Kondisi ini diperparah dengan semakin mendekatnya pelaksanaan pemilu. Alat sosialisasi partai politik dan calon anggota legislatif (caleg) bertebaran hampir di sepanjang sisi jalan. “Alhamdulillah, perlahan tapi pasti, kami tertibkan pula bendera dan atribut sosialisasi yang terpasang di tempat umum,” ucapnya.

Heri menegaskan, upaya penertiban PKL dan berbagai atribut sosialisasi parpol dan caleg yang berada di tempat terlarang akan menjadi agenda rutin pihaknya. Setiap hari akan ada petugas kecamatan yang memantau titik-titik yang telah ditertibkan. Dengan demikian, para PKL tidak akan kembali menempati trotoar untuk berjualan. “Nanti akan ada petugas yang patroli. Kalau ada yang balik lagi jualan, ya ditegur. Kalau tidak mempan, baru kami kenakan sanksi sesuai perda,” tandasnya. (iwan setiawan)

Pertamina Pantau Pangkalan

PALEMBANG (SINDO) – PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II membentuk tim khusus untuk memantau pangkalan-pangkalan minyak tanah di wilayah Palembang.

Langkah tersebut ditempuh Pertamina menyikapi maraknya peristiwa kebakaran yang ditimbulkan minyak tanah (mitan) oplosan. Pemantauan yang dilakukan jajaran Sales Representative BBM dan Tim Serve-Q itu difokuskan pada pangkalan di tiga kawasan, yakni Sekip, Sekojo, dan sepanjang Jalan Mayor Ruslan. “Menindaklanjuti laporan masyarakat, sementara ini tim baru turun di Palembang dulu. Kami mengambil secara random (acak) sampel dari masing-masing pangkalan untuk diteliti density (kekentalan) kadar mitannya. Ternyata hasil tes laboratorium, masih sesuai standar kok,” kata General Manager PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Hasto Wibowo kemarin.

Hasto menambahkan, maraknya pemakaian mitan oplosan sangat besar kemungkinan disebabkan tingginya disparitas harga antara BBM bersubsidi dan mitan pascapenurunan harga BBM bersubsidi pada pertengahan Januari lalu. Sebab, mitan yang beredar di pasaran saat ini bukan lagi barang bersubsidi dan dijual dengan harga keekonomian. “Meski program konversi di Sumsel telah rampung, keinginan masyarakat mengonsumsi mitan masih tinggi. Nah, ketika harga premium dan solar turun, bahkan jauh lebih murah dari mitan yang saat ini harganya sekitar Rp 6.000/liter, maka tidak tertutup kemungkinan ada oknum pangkalan atau pengecer yang “bermain” di situ,” bebernya.

External Relation Officer PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Roberth MVD menegaskan, tim yang diturunkan Pertamina akan terus memantau agen dan pangkalan mitan yang dicurigai melakukan praktik ilegal pengoplosan mitan. Sebab, hal itu sangat berbahaya dan merugikan konsumen. Jika terbukti ada pangkalan yang “nakal” dan sengaja mengoplos, Pertamina akan melakukan pemutusan hubungan usaha. “Nanti kami akan tegur agen dan agen meneruskannya pada pangkalan. Tentunya semua itu ada prosedurnya, mulai teguran lisan, peringatan tertulis, skorsing, hingga yang paling berat, yaitu pemutusan hubungan usaha,” ujarnya.

Roberth mengungkapkan, density mitan itu sendiri berada pada kisaran angka 0,75–0,8. Jika di bawah 0,75, itu berarti mendekati density bensin, sedangkan jika di atas 0,8, justru mendekati kadar minyak solar. “Dari sekian banyak laporan yang diterima, mitan oplosan yang beredar di masyarakat kemungkinan hasil oplosan mitan dengan premium,” ungkapnya.

Sebab, semakin rendah kekentalannya, titik nyala (flash point) semakin tinggi alias semakin mudah terbakar. “Makanya, yang banyak kami dengar, penyebab kebakaran diduga dari kompor atau lampu tempel yang diisi mitan,” sebutnya.

Dia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya sebelum membeli mitan. Roberth menganjurkan agar konsumen yang hendak membeli mitan sebaiknya membeli di pangkalan resmi. Selain itu, konsumen bisa memastikan terlebih dahulu, mitan yang akan digunakan itu hasil oplosan atau bukan. “Gak ada salahnya kan dicoba dulu biar yakin itu mitan beneran atau oplosan. Apabila mitan tersebut oplosan, akan tercium bau premium atau solar. Selain itu, bisa kita coba dahulu di tempat terbuka dengan membakar sedikit mitan yang dibeli,” ucapnya. (iwan setiawan)

30 Januari 2009

Dishub Razia Tarif Angkutan Umum


Selain merazia angkutan umum yang tidak menurunkan ongkos, petugas gabungan juga mencabut stiker di kaca bus kota dalam sebuah razia kemarin. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi kriminalitas di dalam bus kota yang sulit terlihat dari luar bus, akibat terhalang stiker yang menutupi kaca bus.

PALEMBANG
(SINDO) – Pemerintah Kota Palembang terpaksa bertindak tegas kepada angkutan penumpang umum yang tidak mematuhi aturan mengenai tarif baru pascapenurunan harga BBM.

Puluhan bus kota dan angkutan kota (angkot) yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya di depan kantor Bank Danamon, kemarin siang dihentikan petugas gabungan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang, Denpom II/4 Sriwidjaja, dan Polisi Pamong Praja. Dalam razia yang berlangsung sekitar satu jam dan dimulai pukul 11.30 WIB itu, satu per satu para penumpang ditanya besaran ongkos yang ditagih kondektur. Jika kedapatan kondektur menarik ongkos di atas Peraturan Wali Kota (Perwali) Palembang No 2/2009, otomatis angkutan umum bersangkutan dikenai sanksi berupa tilang. “Razia ini sebagai langkah menindaklanjuti keluhan masyarakat mengenai tarif angkutan yang belum turun. Ternyata memang masih banyak kami temukan angkutan umum yang menarik ongkos di atas peraturan yang telah ditetapkan Pemkot Palembang,” ujar Kasubdin Pengendalian dan Operasi (Dalops) Dishub Kota Palembang Pathi Riduan ditemui SINDO di lokasi razia kemarin.

Sementara itu, salah seorang pengemudi bus kota yang terkena razia, Yudi mengatakan, mereka tidak menurunkan ongkos bukan karena tidak mau menuruti peraturan, akan tetapi dia dan kondektur kesulitan menukarkan uang receh sebagai kembalian ongkos yang diberikan penumpang. Menurut dia, jika penumpang memberi ongkos dengan uang pas Rp 2.200, kondekturnya tidak akan meminta tambahan ongkos kepada penumpang itu. “Penumpang kan bayar biasanya Rp 2.500, masalahnya itu susah cari duit receh buat sosokan (kembalian), bukan dak galak nyosoki,” katanya memberi alasan. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Data Jamkesmas Amburadul

PALEMBANG (SINDO) – Pendataan masyarakat miskin di Kota Palembang yang mengikuti program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) masih amburadul, bahkan masih jauh dari harapan.

Akibatnya, kesempatan mendapatkan pengobatan gratis dan layak masih sulit dirasakan sebagian besar masyarakat, meski pemerintah sendiri telah menjamin pengobatan gratis bagi masyarakat miskin melalui program asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin), yang kemudian beralih nama menjadi Jamkesmas. Tak hanya itu, amburadulnya pendataan Jamkesmas membuat program tersebut belum sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan. Bahkan, pendataan yang merupakan faktor kunci dalam program ini sering kali dikesampingkan pelaksana di lapangan. “Yang melakukan pendataan peserta adalah pemerintah daerah setempat dan bukan dari Askes. Jadi, kalau ada permasalahan pendataan, tanyakan kepada pemda saja,” kata Senior Manager PT Askes (Persero) Cabang Utama Palembang Oni Jauhari kemarin.

Oni menegaskan, Askes hanya berperan untuk menentukan keabsahan kepesertaan. Untuk itu, ditempatkan satu hingga dua petugas pelaksana verifikasi di setiap rumah sakit guna memeriksa keabsahan pemegang kartu. Apalagi, selama ini banyak kasus yang ditemukan, seperti kartu kepesertaan Jamkesmas berpindah tangan dan digunakan bukan pemilik aslinya. Hal itu yang kemudian menyebabkan sering terdengar atau mencuat di pemberitaan, ada masyarakat miskin yang ingin berobat, akhirnya ditolak rumah sakit, padahal memiliki kartu Jamkesmas. “Sebenarnya bukan ditolak, akan tetapi kami ingin kejujuran dari masyarakat dalam program ini. Selain itu, kami sangat berharap pihak-pihak terkait yang melakukan pendataan memperhatikan akurasi dan validitas data mengenai kondisi riil masyarakatnya. Sebab, kami tengarai masih banyak data peserta Jamkesmas yang tidak cocok dengan identitas administratif lainnya seperti KTP atau KK,” katanya.

Oni juga menyambut positif program kesehatan gratis melalui Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumsel Semesta yang baru saja di launching Pemprov Sumsel. Dengan program tersebut, semakin meluaskan akses warga Sumsel untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa memikirkan biaya. “Selama ini kan biaya yang mahal menjadi momok bagi masyarakat, terutama yang kurang mampu untuk berobat. Jadi, kalau yang tidak punya kartu Jamkesmas tetap bisa berobat dengan menunjukkan KTP atau KK,” ungkapnya.

Koordinator LSM Masyarakat Miskin Kota Arifin Kalender menilai, kesalahan entry data yang menyebabkan peserta asuransi kesehatan tidak bisa berobat tentunya sangat merugikan masyarakat. Terlebih, kata Oni, banyak warga yang memang tidak sepenuhnya mengetahui kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan. Namun, ketika ingin memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah, justru mereka harus meradang karena tidak mendapat kuota akibat imbas dari kesalahan tersebut. “Kesalahan memasukkan data itu kan tidak terlepas dari kelalaian petugas yang mendata dan memasukkan warga bersangkutan. Ke depan, pimpinan instansi atau dinas terkait diharapkan lebih teliti,” tuturnya. (iwan setiawan)

29 Januari 2009

PDAM Pindahkan Pipa


Pipa distribusi air milik PDAM Tirta Musi di depan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang terpaksa dibongkar, kemarin.

PALEMBANG
(SINDO) – Khawatir jaringan pipanya terganggu akibat pembongkaran trotoar pelebaran jalan, PDAM Tirta Musi akhirnya membongkar sendiri pipa distribusi yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani depan RS Muhammadiyah Palembang.

Pembongkaran pipa itu dilakukan beberapa pekerja kemarin pagi. Menjelang tengah hari, pipa yang terpasang dari mulut Jalan Silaberanti hingga depan Kampus UMP dengan panjang sekitar 200 meter, selesai dibongkar. Selanjutnya pipa-pipa tersebut dibawa ke Kantor Booster Plaju untuk disimpan sementara.

Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Stefanus mengatakan, pipa yang dibongkar itu merupakan pipa baru yang dipersiapkan untuk mengganti pipa distribusi yang lama. Namun belum sempat dioperasikan, pipa itu harus dibongkar dan dipindahkan karena terkena pengerjaan pelebaran jalan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Palembang. Hal itu dilakukan agar pipa milik PDAM tidak terganggu pengerjaan pelebaran jalan tersebut. “Sebelum jalan itu dicor atau diaspal, kami pindahkan dulu pipa itu. Kami akan atur lagi di mana letaknya yang baik sehingga pekerjaan PU tidak terganggu dan pipa kami juga aman dari risiko buruk,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Menurut Stefanus, biaya pembongkaran pipa yang dilakukan harus ditanggung pihaknya sendiri. Padahal sebelumnya PDAM Tirta Musi telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk pemasangan pipa distribusi tersebut. Oleh karena itu, Stefanus sangat mengharapkan koordinasi antarinstansi jika ada suatu pekerjaan yang berkaitan dengan fasilitas umum. “Pelebaran jalan itu juga penting untuk masyarakat. Tapi kalau pengerjaannya membahayakan fasilitas lainnya, seperti pipa air atau kabel telepon dan listrik, kan merugikan masyarakat juga. Selain itu, kalau kami tahu bahwa di lokasi itu akan ada proyek pembangunan, kami juga tidak akan memaksa menempatkan pipa di situ,” tuturnya.

Anggota DPRD Kota Palembang Taufik Hidayat sangat menyayangkan minimnya koordinasi antarinstansi pemerintah di lapangan. Menurut dia, pelaksanaan pembangunan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri tanpa berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait. Sebab, jika tetap mengedepankan ego instansi, pekerjaan pembangunan justru akan merugikan beberapa pihak. “Yang tahu posisi pipa atau kabel yang tertanam itu tentunya instansi yang memasang. Jadi PU seharusnya tanya dulu sehingga utilitas milik beberapa pihak bisa diamankan terlebih dulu,” tuturnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

28 Januari 2009

Ada Pasien Miskin Ditolak Berobat

Ditengah euforia berobat gratis yang di launching Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kemarin, masih terdapat warga yang mengalami kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumahsakit.

Seperti yang dialami Senor, warga Dusun 3, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin. Penderita TB paru ini harus terkatung-katung selama 10 hari lebih di Palembang tanpa mendapat perawatan semestinya. Menurut keterangan yang dihimpun SINDO di lapangan, kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yang dimiliki pasien untuk berobat tidak diterima pihak rumah sakit rujukan karena tidak masuk database. “Pada 15 Januari lalu pasien dirujuk Puskesmas Muara Telang ke RS Muhammadiyah Palembang. Tapi rujukan itu ditolak dengan alasan pasien tidak bisa menunjukkan KTP atau KK sebagai identitas diri,” ujar Arifin Kalender, Koordinator LSM Masyarakat Miskin Kota yang turut mendampingi pasien kemarin.

Menurut Arifin, alasan penolakan yang dilontarkan pihak RS Muhammadiyah Palembang itu sangat tidak beralasan. Sebab, pasien sudah membawa surat rujukan dari puskesmas. Selain itu, pasien merupakan peserta Jamkesmas yang dibuktikan dengan kartu kepesertaan. “Percuma saja pemerintah mengeluarkan program kesehatan gratis bagi warganya, jika pelaksanaan dilapangan tetap seperti ini. Kalau harus menunggu persyaratan administrasi lengkap dulu, bisa saja nyawa pasien sudah terbang duluan,” ucapnya.

Sementara itu, paman pasien, M Ridwan, mengatakan, sehari-hari Senor bekerja sebagai petani. Menurut dia, sudah dua bulan terakhir keponakannya itu menderita penyakit TB paru. Selama ini mereka hanya berobat di puskesmas karena keterbatasan biaya. Namun karena kondisi Senor semakin parah, mereka pun bersedia dirujuk ke Palembang. “Kalau idak parah, kami jugo dak galak berobat ke Palembang. Tadinyo kami berharap dio ini biso cepet ditangani dan sembuh, tapi kenyataannyo malah ditelantarke cak ini,” tuturnya.

Ditemui terpisah, Kepala Bagian Humas RS Muhammadiyah Palembang Cholil Aziz dengan tegas membantah bahwa pihaknya menolak pasien berobat. Menurut dia, untuk kasus pasien Senor dari Banyuasin, pihaknya hanya menjalankan prosedur tetap program Jamkesmas. Sebab, sebagai verifikasi data peserta Jamkesmas, pihaknya membutuhkan identitas pasien lainnya seperti KTP atau KK. “Setelah ditunjukkan ternyata terdapat perbedaan data antara kartu Jamkesmas dan KK. Nama dan tanggal lahir memiliki perbedaan yang signifikan. Makanya kami meminta data yang benar agar proses klaim nantinya tidak bermasalah karena kami ini kan rumah sakit swasta,” ujarnya.

Selain itu, ungkap Cholil, kondisi kamar rawat inap di RS Muhammadiyah Palembang sedang penuh sehingga tidak bisa lagi menampung pasien. Apalagi jenis penyakit yang diderita pasien tersebut harus dirawat dalam ruang khusus. “Penderita TB paru harus dirawat di ruang khusus dan terpisah dari pasien lain. Lantaran kamar penuh, pasien tersebut kami rujuk ke RSMH,” tuturnya. (iwan setiawan)

Pelebaran Jalan Ancam Utilitas

Proyek pembongkaran trotoar di depan RS Muhammadiyah Palembang dan Kampus UMP, kemarin.

PALEMBANG
(SINDO) – Pelebaran jalan di ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani berpotensi merusak berbagai utilitas milik PDAM Tirta Musi, Telkom, dan beberapa instansi lainnya.

Kondisi itu terlihat jelas di sepanjang sisi Jalan Jenderal Ahmad Yani, mulai mulut Jalan Silaberanti hingga depan Kampus UMP. Akibat pembongkaran trotoar itu, beberapa kabel dan pipa distribusi air milik PDAM Tirta Musi di bawah trotoar muncul ke permukaan. Hal ini mengakibatkan kondisi keamanan berbagai utilitas tersebut tidak terjamin. “Petugas kami yang mengawasi wilayah Seberang Ulu sudah mengetahui kondisi ini. Mereka juga sudah mengambil langkah-langkah pengamanan pipa yang berada di atas tanah saat ini,” ujar Stefanus, Direktur Teknik PDAM Tirta Musi, kepada SINDO kemarin.

Stefanus mengakui, hingga kini pihaknya belum menerima pemberitahuan mengenai pembongkaran jalan di wilayah SU II. Apalagi, Dinas PU Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Palembang selaku pelaksana pengerjaan sudah mengetahui adanya pipa milik PDAM Tirta Musi di lokasi pembongkaran trotoar. Menurut dia, pemberitahuan itu penting artinya agar pihaknya bisa mengantisipasi jika pada proses pembongkaran itu terjadi musibah pecahnya pipa. “Utilitas yang tertanam di bawah trotoar itu saya rasa bukan hanya pipa PDAM. Pengerjaan itu sangat berisiko terhadap utilitas yang tertanam itu. Bisa pecah kalau pipa dan terputus kalau kabel. Kalau pipa distribusi kami itu pecah, otomatis pelayanan kepada pelanggan terganggu dan kami tidak harapkan itu terjadi. Makanya perlu sekali koordinasi antarinstansi yang beroperasi di lapangan,” ungkapnya.

Camat SU II Heri A Rasuan mewakili warga SU II menyambut baik pembongkaran trotoar tersebut untuk kemudian digunakan sebagai pelebaran jalan guna mengatasi kemacetan yang selalu terjadi di ruas jalan itu. Menurut dia, pihak kecamatan hanya menerima informasi lisan mengenai pembongkaran itu. Mengenai utilitas berbagai instansi di lokasi pembongkaran, pihaknya belum memonitor hal itu. “Mengenai utilitas, itu sebaiknya tanyakan kepada Dinas PU langsung. Karena tidak diminta untuk menjaga secara khusus, maka kami cuma melakukan pengawasan dari jauh,” tukasnya.

Ketika SINDO mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Kasubdin Bina Marga Dinas PU Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Palembang Sarifudin, yang bersangkutan sedang berada di luar kantor. Sedangkan, nomor ponselnya yang dihubungi dalam keadaan aktif, tetapi tidak diangkat. Dari pantauan SINDO, pengerjaan pembongkaran trotoar dilaksanakan malam hari sejak Jumat (23/1) menggunakan satu unit ekskavator. Karena hujan sering turun, tanah bekas pembongkaran trotoar tergenang air sehingga menjadi becek. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Walhi Galang Relawan Lingkungan

PALEMBANG (SINDO) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan (Sumsel) membuka pendaftaran relawan lingkungan hidup bertajuk “Sahabat Walhi (Sawa)” untuk berjuang bersama mengatasi laju kerusakan ekologi yang semakin parah.

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Anwar Sadat mengatakan, permasalahan lingkungan hidup di Sumsel saat ini berada pada situasi yang mengkhawatirkan. Karena itu, dibutuhkan sebuah upaya bersama seluruh komponen masyarakat untuk penyelamatannya. Sebab, berbagai persoalan ekologi yang muncul telah berdampak luas dan merasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat. “Kita tahu masyarakat mau dan mampu menjadi aktivis lingkungan, meski masih dalam lingkup kecil, yaitu lingkungan sekitar tempat tinggal atau beraktivitasnya. Nah, sekarang ini saatnya Walhi membuka kesempatan mereka bergabung untuk membahas dan membantu menyelesaikan persoalan lingkungan yang lebih besar batasannya, yang sangat mungkin mengancam lingkungan tempat tinggal mereka suatu saat,” ujarnya kemarin.

Menurut Sadat, berbagai kerusakan ekologi yang terjadi di Sumsel didominasi perilaku manusia serta berbagai kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat dan tidak prolingkungan.

Sementara itu, Manajer Pengembangan Sumber Daya Organisasi Walhi Sumsel Hadi Jatmiko menambahkan, bagi masyarakat yang tertarik untuk bergabung dalam Sawa, bisa menghubungi Sekretariat Walhi Sumsel di Jalan Kapten A Rivai No 690 A, Palembang. Bagi yang ingin mendaftarkan diri melalui email, bisa mengirimkan biodata diri ke sumsel@walhi.or.id atau walhisumsel@gmail.com. (iwan setiawan)

Pengamanan Depo Diperketat

PALEMBANG (SINDO) – Terbakarnya Depo BBM Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu membuat Pertamina memperketat pengamanan dan pengawasan terhadap seluruh aset Pertamina.

General Manager PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Hasto Wibowo mengatakan, kejadian yang menimpa Depo BBM Pertamina Plumpang, Minggu (18/1), tidak membuat Pertamina panik dan dirundung duka. Pertamina segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat penyelidikan dan tetap menjaga kelancaran distribusi BBM bagi masyarakat. Bahkan, manajemen langsung menginstruksikan untuk meningkatkan pengamanan dan pengawasan di seluruh area operasi Pertamina. ”Mengikuti instruksi itu, Pertamina Pemasaran Sumbagsel telah mengambil berbagai langkah antisipatif dan koordinasi dengan berbagai pihak, terutama kepolisian, untuk bersama-sama menjaga aset vital negara di bidang migas ini,” ujarnya kemarin.

External Relation Officer PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Roberth MVD mengimbau masyarakat turut berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap aset vital negara. Pertamina akan sangat terbantu jika masyarakat segera melaporkan kepada aparat keamanan jika menemui kejanggalan atau orang tidak dikenal yang dapat membahayakan operasional Pertamina. ”Kalau ada yang sesuatu yang mencurigakan segera laporkan. Kalau sampai peristiwa (kebakaran) di Plumpang juga terjadi di Sumsel, yang merasakan kesulitannya kita semua. Jadi mari tingkatkan kewaspadaan bersama,” tandasnya. (iwan setiawan)

26 Januari 2009

Ribuan Umat Rayakan Tahun Baru Imlek 2560

Seorang remaja putri berusaha membakar garu dari pelita lilin untuk melakukan prosesi peribadatan guna merayakan pergantian Tahun Baru Imlek (Cia Gwee Ce It) 2560 tadi malam di Tempat Ibadat Tri Dharma Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong) Yayasan Dewi Pengasih, 10 Ulu Palembang.

PALEMBANG
(SINDO) – Ribuan umat Tridarma mulai tadi malam sudah memadati tempat-tempat peribadatan untuk merayakan malam pergantian Tahun Baru Imlek (Cia Gwee Ce It) 2560.

Berbagai pernik-pernik serba merah terpampang di sejumlah tempat peribadatan umat Konghucu dan Buddha dalam sepekan terakhir. Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek hari ini, persiapan berbagai kelenteng pun mendekati 100% untuk menyambut ribuan umat yang ingin berdoa.

Salah satunya tempat ibadat Tridarma Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong) Yayasan Dewi Pengasih Palembang yang berlokasi di pinggir Sungai Musi, tepatnya di kawasan 10 Ulu. Di tempat ini telah disiapkan berbagai sarana dan prasarana bagi umat yang akan datang, Minggu (25/1) malam. “Sembahyang dimulai pukul 22.00 WIB nanti (semalam) hingga Senin pagi (hari ini), terus dilanjutkan besok (hari ini) sampai sore,” ujar Ketua Yayasan Dewi Pengasih Palembang Mahmud Akik kepada SINDO kemarin.

Selain mempersiapkan sarana peribadatan, pihak yayasan juga mempercantik suasana di sekitar kelenteng. Sedikitnya 300 lampion telah terpasang, mulai dari depan Jalan Perikanan hingga pinggir pelataran kelenteng yang menjorok ke Sungai Musi. Bahkan, di halaman depan kelenteng telah berbaris rapi lilin merah yang merupakan sumbangan dari umat kelenteng yang akan dinyalakan saat waktu sembahyang tiba. “Lilin yang ada sekarang sudah ratusan jumlahnya. Mungkin nanti malam bisa bertambah lagi seiring datangnya umat,” tuturnya.

Sekretaris III Yayasan Dewi Pengasih Palembang Princeps menambahkan, untuk mempermudah akses umat untuk beribadah di kelenteng, pihaknya menyediakan penyeberangan gratis. Ada tiga tongkang yang siap membawa umat dari Kelenteng Hong Tio Bio (Kelenteng Serikat) 16 Ilir ke Kelenteng Soei Goeat Kiong (Kelenteng Kwan Im). Berdasarkan jadwal yang tertempel di depan kelenteng, penyeberangan hari pertama, 25 Januari, dimulai pukul 22.00–03.00 WIB keesokan harinya. Sementara pada hari kedua, 26 Januari, penyeberangan dimulai pukul 06.00–18.00 WIB. “Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, akan ada ribuan umat Konghucu, Tao, dan Buddha yang akan beribadah menyambut Tahun Baru Imlek di kelenteng ini. Bahkan, jumlahnya mencapai 5.000–6.000 umat,” ujar dia.

Sedikit bergeser di depan kelenteng, terdapat sekitar 10 pedagang burung yang menawarkan ribuan burung pipit kepada pengunjung Kelenteng Kwan Im. Menurut Herman, menjelang perayaan Imlek, pedagang burung pipit biasa mendatangi Kelenteng Kwan Im. Selain merupakan kelenteng tertua di Palembang, banyaknya umat yang beribadat di Kelenteng Kwan Im menjadi alasan bagi Herman untuk berjualan di sana. “Kurang lebih tujuh tahun terakhir ini kami jualan. Melepas burung pipit dipercaya sebagai simbol buang sial,” kata warga Dusun Jejawi, Kabupaten OKI, ini. (iwan setiawan)

foto : ahmad junaidi

Polisi Gadungan Digelandang

Seorang pemuda diduga polisi gadungan ditahan petugas Polsek Kalidoni dalam razia yang dilakukan pada Sabtu (24/1) malam.

PALEMBANG
(SINDO) – Selain mengamankan kendaraan yang tidak memiliki kelengkapan surat-surat kendaraan, razia rutin yang digelar Polsek Kalidoni pada Sabtu (24/1) malam juga mengamankan dua polisi gadungan.

Razia yang dimulai pukul 22.00 WIB di Jalan Sapta Marga dipimpin langsung Kapolsek Kalidoni Ipda Pol Daryani. Menurut Daryani, razia ini sebagai tindak lanjut instruksi kapoltabes beberapa waktu lalu yang meminta agar seluruh jajaran Polsek meminimalisasi aksi kriminalitas khususnya kejahatan jalanan. “Ini kegiatan rutin saja untuk menekan peredaran narkoba, warga yang membawa sajam maupun senpi, serta curanmor,” ujarnya kepada SINDO di lokasi razia.

Daryani menerangkan, dari razia yang digelar hingga pukul 23.30 WIB itu, pihaknya berhasil menjaring enam unit kendaraan roda dua. Para pemilik kendaraan itu mendapatkan surat tilang karena tidak mampu menunjukkan surat kelengkapan berkendara terutama surat izin mengemudi (SIM). “Semua kendaraan yang terjaring kami bawa ke Polsek, sedangkan pemiliknya kami tilang. Mereka bisa mengambil kendaraannya setelah memproses pelanggaran yang dilakukan,” ucapnya.

Selain menjaring kendaraan yang tidak lengkap surat-surat kendaraannya, dalam razia tersebut aparat juga berhasil menciduk dua pemuda yang mengaku sebagai anggota kepolisian untuk menghindari razia. Namun, ketika petugas meminta menunjukkan kartu tanda anggota (KTA) kepolisian, mereka tidak bisa memperlihatkan. “Keduanya mengaku anggota Poltabes, tapi dari kesatuan mana tidak jelas. Sementara ini kami bawa keduanya ke Polsek untuk diproses lebih lanjut,” tutur Daryani. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Pelebaran Jalan


Pemerintah Kota Palembang terus melakukan pelebaran jalan mulai dari mulut Jalan Silaberanti hingga depan Kampus Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP). Pelebaran ini bertujuan mengurangi kemacetan di wilayah ini setiap pagi dan sore. Tampak bagian jalan yang diperlebar di depan RS Muhammadiyah kemarin.

publikasi : sindo sumsel; senin 26 januari 2009; halaman 15

25 Januari 2009

Bantuan Darah Indonesia Ditolak Mesir

Ketua Pengurus Pusat PMI Mar’ie Muhammad

PALEMBANG
(SINDO) – Antusiasme warga Indonesia untuk memberikan bantuan bagi masyarakat Palestina, termasuk di antaranya pengiriman darah dari Indonesia, bertepuk sebelah tangan. Pasalnya, tawaran pengiriman darah oleh Palang Merah Indonesia (PMI) belum dibutuhkan warga Palestina yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit di Palestina dan Mesir.

Ketua Pengurus Pusat PMI Mar’ie Muhammad mengatakan, dari informasi terakhir yang didapatkan pihaknya, keadaan rumah sakit di Gaza sudah tidak bisa menampung pasien luka-luka dan sebagainya karena minimnya sarana dan prasarana kesehatan yang tersisa. Karena itu, sebagian besar pasien yang terluka atau butuh perawatan sudah banyak yang dievakuasi ke Mesir melalui Perbatasan Rafa. Bahkan, Mar’ie menyatakan sudah berhubungan dengan unit transfusi darah Mesir, baik melalui telepon maupun email, dan mendapatkan jawaban bahwa sampai saat ini mereka belum membutuhkan darah yang ditawarkan Indonesia. Sebab, di Mesir masih banyak warganya yang bersedia mendonorkan darah untuk korban perang yang membutuhkan darah. “Kalaupun bantuan darah dari Mesir tidak cukup, mereka akan mencari pendonor darah dari daerah terdekat,” ujar Mar’ie kepada SINDO di Palembang.

Sementara itu, Ketua PD PMI Sumsel Eliza Alex mengakui, pihaknya belum bisa berbuat banyak untuk memberikan bantuan terkait tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza. Menurut istri Gubernur Sumsel Alex Noerdin ini, PMI Sumsel telah membuka beberapa posko untuk menggalang bantuan untuk disalurkan kepada warga Palestina yang membutuhkan. Namun, hingga kini penggalangan bantuan tersebut belum maksimal. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

24 Januari 2009

Dikenal Terbuka dan Demokratis

IN MEMORIAM KOLONEL INF (PURN) SYAMSUL BAHRI BIN OEMAR (2-HABIS)

Di mata orang yang mengenalnya, Tatung merupakan sosok yang keras dan memegang teguh prinsipnya. Meskipun berlatar belakang militer, Tatung dikenal memiliki jiwa yang demokratis.

Kolonel Inf (Purn) Syamsul Bahri bin Oemar (berpeci hitam) semasa hidup berangkulan dengan mantan Gubernur Sumsel Mahyuddin NS.

Seorang sahabat almarhum, Amran Halim, mengingat perkenalan dengan seniornya itu saat revolusi perjuangan dulu. Perkenalan antara keduanya terjadi saat Amran muda bergabung dalam Tentara Pelajar (TP). Waktu itu, Amran masih bersekolah setingkat SMP, sedangkan Tatung sudah menjadi tentara. Lepas masa konflik bersenjata, mereka dipertemukan kembali dalam satu wadah, yaitu di kepengurusan Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Sumatera Selatan. “Di DHD 45, beliau selaku ketua dan saya wakil ketua, sehingga hubungan kerja dan pertemanan itu baik sekali. Seingat saya, beliau bisa bergaul dengan siapa saja dan sangat menghargai perasaan orang lain,” ujar mantan Rektor Universitas Sriwijaya itu.

Amran mengungkapkan, kepergian Tatung selamanya membuat dia kehilangan. Menurut Amran, sosok pejuang yang bisa memberi panutan melalui kerja nyata seperti Tatung sudah jarang ditemukan di era sekarang. “Beliau selalu mengutamakan kerja sama dalam menuntaskan suatu pekerjaan. Kalau di Sekretariat DHD 45 itu selalu bagi-bagi kerjaan dan tanggung jawab, Amran kamu kerjakan ini dan saya kerjakan ini, begitu pun yang lainnya,” ucap Amran.

Tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan Amran Halim. Ketua DPRD Provinsi Sumsel Zamzami Achmad juga memiliki kenangan tersendiri dengan Kolonel Tatung. Menurut Zamzami, Syamsul Bahri menjabat sebagai Ketua DPRD Sumsel pada era Sumsel dipimpin Gubernur Asnawi Mangku Alam. Zamzami mengenang Tatung dengan figur kebapakan yang sangat melekat dan banyak membimbing rekan-rekannya yang masih muda. Hal itu sangat dirasakan Zamzami ketika Tatung menjabat Pembantu Gubernur (Tugub) wilayah Lahat pada 1977– 1983. “Ketika itu saya menjabat sebagai Sekda Lahat. Sebagai tugub, Pak Syamsul Bahri banyak menyampaikan masukan dan petunjuk kepada bupati. Dengan begitu, saya menjadi lebih dekat dengan beliau karena sering berkomunikasi,” tuturnya.

Selama bergaul dan berteman dengan almarhum, Zamzami mengingat sikap Tatung yang sangat demokratis. Meski berlatar belakang militer yang diharuskan mengambil keputusan cepat dan tepat, Tatung selalu mendengarkan pendapat orang yang berkepentingan terlebih dahulu. “Beliau tidak pernah memaksakan kehendaknya. Meski keras dan tegas, beliau pasti mendengarkan dan menghargai pendapat orang di sekitarnya sebelum mengambil keputusan,” ucapnya.

Sementara itu, di mata istri tercinta Delima binti HA Rozak, Tatung akan selalu dikenang sebagai seorang pejuang sejati. Sebab, suaminya itu tidak pernah mengeluhkan suatu keadaan, tapi selalu berupaya memperbaikinya dengan kerja nyata. Hal itu terekam jelas di benak Delima karena sudah berpuluh tahun dia mengenal dan mendampingi suaminya itu, baik suka maupun duka.

Semasa masih aktif mengabdi kepada negara di kesatuan TNI AD, Kolonel Syamsul Bahri bin Oemar beberapa kali mendapatkan tanda jasa penghormatan dari Negara. Di antaranya, Bintang Gerilya Nomor 74245 tertanggal 17 Agustus 1958, Medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia, Satyalancana Peristiwa Aksi Militer I dan II, Satyalancana Kesetiaan 8 tahun, 16 tahun, dan 24 tahun, Satyalancana Sapta Marga, Satyalancana Penegak, dan Satyalancana Dharma. Selain itu, Kolonel Tatung juga mendapatkan Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. (iwan setiawan)

foto : ahmad junaidi

Pendonor Darah Minim

Ketua PD Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Selatan ( Sumsel) Eliza Alex Noerdin (kanan) menerima ucapan selamat dari Ketua PP PMI Mar'ie Muhammad (kiri) seusai acara pelantikan Pengurus Daerah PMI Sumsel di Rumah Dinas Gubernur Sumsel, Griya Agung, Palembang, kemarin.

PALEMBANG
(SINDO) – Palang Merah Indonesia (PMI) menyayangkan minimnya peserta donor darah sukarela (DDS), khususnya di daerah luar Pulau Jawa.

Ketua PP PMI Mar’ie Muhammad mengatakan, pengertian donor darah merupakan aktivitas menyumbangkan darahnya untuk PMI dalam rangka kegiatan transfusi darah. Donor darah terbagi dalam dua kelompok, yaitu donor darah sukarela (DDS) dan donor darah pengganti. Secara nasional, jumlah DDS mencapai 83% dari total kantong darah yang dikumpulkan PMI per tahunnya, yang rata-rata terkumpul hingga 1,4 juta kantong darah.

Namun, Mar’ie masih menyayangkan minimnya jumlah DDS di luar Pulau Jawa. Sebab, pada kenyataannya, DDS di beberapa daerah di Pulau Jawa bisa mencapai di atas 90%. Sementara dilihat dari laporan PMI di luar Pulau Jawa, jumlah DDS berada jauh di bawah rata-rata nasional. “Bukan saya membeda-bedakan antara Jawa dan luar Jawa, tapi itu sekali lagi berdasarkan kenyataan. Karena itu, pengurus PMI di daerah, khususnya di luar Pulau Jawa, harus lebih menggalakkan kegiatan DDS,” ujarnya pada pelantikan pengurus daerah PMI Sumsel masa bakti 2009–2014 di halaman belakang Griya Agung kemarin siang.

Mar’ie mengungkapkan pentingnya peningkatan jumlah DDS agar stok darah di PMI bisa mencukupi sehingga donor darah pengganti semakin kecil. Sebab, kebutuhan akan darah merupakan kebutuhan yang tidak dapat diprediksi. “Kebutuhan darah ini kan bisa setiap saat, ada orang melahirkan, orang sakit, korban tabrakan. Kalau stok di PMI mencukupi kan bisa cepat penanganannya sehingga risiko kematian akibat kehabisan darah bisa diminimalisasi,” tukasnya.

Ketua PD PMI Sumsel yang baru dilantik, Eliza Alex, mengatakan, kepengurusan PMI yang dipimpinnya ini tetap akan mengintensifkan program siaga di daerah rawan bencana melalui manajemen terpadu. Adapun berbagai program yang menjadi fokus utama PMI Sumsel ke depan adalah pelayanan penyediaan darah, pendidikan remaja melalui Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah-sekolah, serta berbagai sosialisasi pengendalian HIV/AIDS.

Dalam sambutannya, Gubernur Sumsel Alex Noerdin menyatakan, para pengurus PMI saat ini harus lebih total dalam bekerja. Sebab, organisasi kemanusiaan ini melayani kebutuhan masyarakat luas. “Saya inginnya pengurus PMI dan organisasi lainnya adalah orang-orang yang benar-benar total mengurus dan menjalankan organisasinya. Sebab, selama ini banyak pengurus yang tidak aktif karena banyak mengurusi pekerjaan lainnya,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur juga memberikan apresiasi kepada tiga pendonor darah terbanyak di Sumsel. Tiga pendonor darah, masing-masing Ali Ukod sebanyak 128 kali donor darah, Rozi Umar 109 kali, dan Tuning 100 kali, mendapatkan hadiah berupa diberangkatkan umrah. (iwan setiawan)

foto : mushaful imam

23 Januari 2009

Sosok Tegas yang Mencintai Keluarga

IN MEMORIAM KOLONEL INF (PURN) SYAMSUL BAHRI BIN OEMAR (1927–2009)

Mendung yang menggelayut di awan Palembang siang kemarin seakan turut bersedih atas kepergian salah satu putra terbaik yang pernah dimiliki Sumatera Selatan.

Almarhum Kolonel Infanteri (Purn) Syamsul Bahri semasa masih hidup.

Isak tangis keluarga dan handai taulan tertahan ketika jenazah Kolonel Inf (Purn) Syamsul Bahri bin Oemar dimasukkan ke peti jenazah. Ratusan sahabat, rekan kerja, dan kerabat memenuhi halaman rumah almarhum di Jalan Sumatera II No 6, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang. Dengan penuh khidmat, mereka mengikuti upacara pelepasan jenazah dari keluarga kepada militer untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang (TMP KKS).

Syamsul Bahri atau yang lebih dikenal dengan panggilan Tatung mengembuskan napas terakhirnya saat menjalani perawatan di Graha Spesialis RSMH, Rabu (21/1) sekitar pukul 22.05 WIB. Tatung meninggal dunia pada usia 81 tahun 5 bulan setelah dirawat selama empat hari karena menderita penyakit demam berdarah dengeu (DBD). Hal ini membuat keluarga yang ditinggalkan merasa kehilangan. Sebab, pria kelahiran Pagaralam, 27 Agustus 1927 ini dikenal sebagai sosok yang energik dan jarang menderita penyakit parah. “Papi itu hobi sekali olahraga sehingga di usia lanjut beliau tetap segar dan energik. Papi juga gak pernah mengeluh sakit yang berat, makanya kami kaget ketika papi menderita sakit kali ini dan langsung menghadap panggilan Ilahi,” ujar Benny, anak ketujuh Kolonel Tatung.

Dalam ingatan Benny, papi Tatung merupakan figur ayah yang baik, bijaksana, tegas, dan disiplin. Namun di balik sikap keras sang papi, terdapat satu sisi kelembutan penuh kasih sayang yang sangat dirasakan kesembilan anaknya. Meski begitu, sang papi tidak pernah menunjukkan sisi lembutnya itu secara berlebihan kepada anak-anak. Sebab, dia ingin agar anak-anaknya bisa mandiri dan tidak banyak bergantung kepada orang lain. “Semarah-marahnya papi kepada anak-anaknya, dia tidak pernah memukul. Bahkan, kalau ada anak-anaknya yang terlibat masalah, papi yang akan menyelesaikannya,” tutur Benny.

Sementara itu, di mata istri tercinta, Delima binti HA Rozak, suaminya itu ingin selalu terlihat baik-baik saja dan tidak pernah mau menyusahkan orang lain. Bahkan di usia lanjut, Tatung masih mengemudikan mobil sendiri, meski ada sopir yang bersedia mengantarnya beraktivitas ke mana pun. Namun karena memegang teguh prinsip mandiri yang telah dibawa sejak masih muda, akhirnya dia dan anak-anak hanya bisa berpesan hati-hati kepada Tatung ketika bepergian. “Bapak itu orangnya keras jika menyangkut disiplin. Meski jarang sakit, tapi ini kan sudah kehendak Allah. Jadi kita tidak bisa menghindar lagi,” ucapnya terbata-bata menahan isak tangis kesedihan yang mendalam.

Dengan berusaha menahan tetesan air mata yang telah membendung di kelopak matanya, Delima mengaku bahwa Syamsul memiliki arti lebih baginya. Bukan hanya sebagai suami dan ayah yang baik buat anak-anak mereka, melainkan Syamsul juga menjelma menjadi teman setia dalam menjalani suka duka kehidupan. “Sejak kenal di masa muda sampai sekarang, dia orang yang baik. Semoga doa teman-teman dan keluarga serta amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT,” tutur Delima.

Sejumlah pasukan mengiringi jenazah almarhum Kolonel Infanteri (Purn) Syamsul Bahri pada upacara yang di gelar di Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang kemarin.

Ketika jenazah tiba di TMP KKS pada pukul 12.45 WIB, mentari bersinar terik. Meski demikian, ratusan penziarah tidak sedikit pun bergeming dan tetap mengiringi kepergian mantan Ketua DPRD Provinsi Sumsel periode 1972–1977 itu ke tempat peristirahatannya yang terakhir. (iwan setiawan/bersambung)

foto : ahmad junaidi

4.500 Pelanggan Speedy Offline

PALEMBANG (SINDO) – Ribuan pelanggan internet berlangganan Speedy dari Telkom mengeluhkan putusnya koneksi sejak pagi kemarin.

General Manager PT Telkom Tbk Kandatel Sumbagsel Muchlis mengatakan, putusnya koneksi tersebut disebabkan adanya kerusakan pada server Speedy. Kerusakan itu menyebabkan pelanggan yang sehari-hari dilayani STU Palembang Centrum tidak bisa dilayani. Namun, pihaknya terus melakukan perbaikan agar koneksi internet bisa terhubung kembali. Dia menjelaskan, kerusakan terdeteksi pada Kamis (22/1) pukul 00.30 WIB. ”Perbaikan fokus dilakukan dari (kemarin) pagi. Kami targetkan pukul 17.00 WIB sudah bisa tersambung koneksi internet bagi pelanggan,” ujarnya kemarin.

Menurut Muchlis, STU Palembang Centrum melayani hingga 4.500 pelanggan. Dengan adanya kerusakan ini, seluruh pelanggan tidak bisa mengakses internet melalui fasilitas internet berlangganan dari Telkom itu. ”Telkom mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan atas kejadian ini. Tapi, kami berusaha mengatasi kerusakan secepat mungkin,” tuturnya.

Ditemui terpisah, Andre, penjaga Warung Internet (Warnet) JhonNet di Jalan Angkatan 45, mengaku kerusakan yang terjadi pada jaringan Speedy sangat merugikan pihaknya. Sebab, warnetnya menjadi sepi karena para pelanggannya tidak jadi browsing atau chatting. ”Biasanya dalam satu hari bisa sampai 150 orang yang ngenet di sini. Tapi karena ada kerusakan jaringan, hingga pukul 18.00 WIB ini hanya 20 orang yang datang. Itu pun main game online,” ucapnya.

Dia telah berulang kali menelepon Telkom untuk menanyakan persoalan jaringan yang rusak ini. Namun, pihak Telkom menjawab tidak tahu waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan kerusakan yang terjadi. ”Meski dari sisi bisnis dirugikan, kami sebagai konsumen tidak bisa berbuat apa-apa karena kami hanya menggunakan jaringan dari Telkom ini,” tukasnya seraya berharap perbaikan jaringan Speedy bisa cepat selesai.

Dihubungi SINDO pada pukul 21.00 WIB, Muchlis menjelaskan, proses perbaikan baru mencapai 23%. Hal itu disebabkan kerusakan yang terjadi lebih parah dari yang diperkirakan. Selain itu, beberapa komponen yang dibutuhkan harus didatangkan dari Jakarta sehingga waktu pengerjaan menjadi lebih lama. Menjelang malam, beberapa wilayah sudah bisa online Speedy, seperti wilayah Sungai Buah, Plaju, Kenten, Bukit Besar. ”Untuk wilayah dengan radius 2 km dari Telkom A Rivai, kemungkinan besar baru bisa menyala besok (hari ini). Bagi pelanggan yang mendesak pemakaian internetnya, kami sarankan untuk menggunakan Telkomnet Instan atau fasilitas PDN menggunakan Flexi,” tandasnya. (iwan setiawan)

22 Januari 2009

Seberang Ulu Masih Butuh Lampu Jalan

PALEMBANG (SINDO) – Wilayah Kota Palembang persisnya di kawasan Seberang Ulu saat ini masih membutuhkan penerangan berupa lampu jalan. Terlebih, masih banyak jalan di wilayah itu yang gelap gulita dan rawan terjadi kecelakaan serta tindak kriminalitas, terutama saat malam hari.

Camat Plaju Yunan Helmi mengatakan, pihaknya telah mengajukan penambahan pemasangan lampu jalan untuk wilayahnya. Jika disetujui, alokasi pemasangan lampu jalan itu nantinya akan dipasang di Jalan Tegal Binangun. Pasalnya, jalan alternatif menuju kawasan Plaju itu masih rawan jika malam hari. “Jalan Tegal Binangun mulai ramai dilalui masyarakat. Kami harapkan dengan penambahan lampu jalan bisa mengurangi kesan rawan di kawasan itu,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Dihubungi terpisah, Camat Kertapati A Zaini juga mengungkapkan, usulan penambahan pemasangan lampu jalan di wilayahnya sudah diajukan sejak 2008 lalu. Namun, karena terbatasnya anggaran Dinas Penerangan Jalan Utilitas dan Pertamanan (PJUP) Kota Palembang, usulan tersebut belum bisa direalisasikan. Menurut dia, daerah yang masih membutuhkan penambahan penerangan lampu jalan terletak di wilayah Kelurahan Kemang Agung sebanyak 6 titik, Kelurahan Karya Jaya 10 titik, dan Kelurahan Kemas Rindo 8 titik. “Lantaran belum terealisasi pada 2008, tahun ini akan kami kejar realisasi pemasangannya. Sebab, semua demi kenyamanan dan keamanan masyarakat yang melalui jalan-jalan tersebut khususnya malam hari,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PJUP Kota Palembang Taufik Sya’roni mengatakan, pihaknya sedang mengalkulasi penambahan lampu jalan. Para petugas sedang mengevaluasi titik mana saja di Kota Palembang yang akan mendapat alokasi pemasangan lampu baru atau peremajaan lampu jalan lama yang telah rusak. “Tahun ini tetap ada penambahan (lampu jalan). Jumlah titik pemasangan maupun anggarannya belum tahu, masih dihitung petugas di lapangan,” katanya.

Taufik menjelaskan, pemasangan lampu jalan itu nantinya akan dibagi berdasar skala prioritas. Oleh karena itu, selain menerjunkan petugasnya untuk melakukan survei atas daerah-daerah yang akan dipasang penerangan lampu jalan, masyarakat juga bisa mengusulkan daerah mana saja yang perlu dan mendesak untuk dipasang lampu jalan. Apalagi, pemasangan lampu jalan itu juga bertujuan memberi kenyamanan kepada masyarakat utamanya saat malam hari. “Pemasangannya nanti tersebar tergantung kebutuhan. Usulan dari masing-masing camat sudah kami terima dan sekarang sedang diverifikasi dan dinilai tingkat kepentingannya,” ucap dia.

Meski mengaku belum mengetahui jumlah lampu jalan yang akan dipasang pada tahun ini, Taufik menyebutkan bahwa jumlahnya tidak jauh berbeda dari lampu jalan yang terpasang pada 2008. Pada tahun lalu, Dinas PJUP Kota Palembang melakukan pemasangan lampu jalan sebanyak 1.700 unit dan kegiatan tersebut menyedot dana APBD Kota Palembang tahun anggaran 2008 sebesar Rp 7 miliar. (iwan setiawan)

Pemkot Normalisasi Saluran Air


Beberapa pekerja sedang membongkar saluran air yang rusak dan tertimbun tanah di Jalan AKBP Cek Agus, kemarin.

PALEMBANG
(SINDO) – Datangnya musim penghujan membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang giat menormalisasi saluran air di beberapa titik.

Seperti yang tampak di Jalan AKBP Cek Agus, tidak jauh dari simpang empat Patal, kemarin. Tampak beberapa pekerja sedang membongkar saluran air yang mampat karena tertimbun tanah. Setelah digali dan dibersihkan dari tanah dan material lainnya, saluran itu pun ditutup kembali dengan cor beton. Awalnya pekerjaan ini mendapat protes dan penolakan dari para pemilik rumah toko (ruko) di belakang saluran air yang diperbaiki. Dengan adanya perbaikan itu, mereka mengkhawatirkan omzet usaha mereka menurun karena para pelanggan tidak mau masuk ke halaman parkir ruko mereka. “Pengerjaan ini kan sama saja gak bolehin saya usaha. Mobil pelanggan saya mana bisa masuk kalau dibongkar kayak gini,” ucap pemilik bengkel Aneka Olie yang enggan menyebutkan namanya.

Namun, setelah mendapat penjelasan pengawas pengerjaan, keluhan warga pun mereda. Mereka baru sadar jika normalisasi saluran air untuk kepentingan bersama yang lebih luas. “Tadinya ibu itu gak terima saluran air di depan tempat usahanya dibongkar. Tapi kalau tidak segera diperbaiki, saluran air ini bisa menyebabkan genangan air meluap ke jalan,” ucap Bakin, pengawas pengerjaan perbaikan saluran air.

Ditemui di tempat yang sama, Nani, penjaga toko MBA, mengatakan, jebolnya cor beton penutup saluran air di depan tokonya disebabkan sebuah truk Fuso yang berhenti di atasnya. Sekitar satu bulan lalu, sebuah truk yang dihentikan polisi berhenti tepat di atas saluran air itu. Karena berat kendaraan tersebut melebihi tonase, cor beton penutup saluran air itu tidak mampu menahan beban berat kendaraan. “Ketika mobil bergerak, ya langsung ambles dan tertutup parit. Tapi, sudah kami laporkan ke kelurahan dan kecamatan, baru sekarang diperbaiki,” tuturnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

21 Januari 2009

Lubang Jalan Ancam Pengendara

Sebuah lubang dengan kedalaman 10 cm dan lebar 1 meter tampak menganga di persimpangan jalan di kawasan Jakabaring.

PALEMBANG (SINDO) – Rusaknya infrastruktur jalan di beberapa titik dalam Kota Palembang menuai keluhan masyarakat. Pasalnya, tidak sedikit pengguna jalan yang mengalami kecelakaan akibat lubang yang menganga di tengah jalan.

Dari pantauan SINDO, terdapat beberapa lubang yang mengganggu para pengguna jalan karena letaknya berada persis di tengah jalan. Seperti yang tampak di pertigaan Jalan Bangau, Jalan Veteran depan CV Panca Jaya Mobilindo, Jalan Jenderal Sudirman depan Kantor BRI Pahlawan, dan persimpangan Jakabaring. Lubang di jalan protokol dalamnya bervariasi, antara 10–20 cm dengan diameter lebih dari 50 cm. Masyarakat merasa hak mereka untuk menikmati infrastruktur yang baik telah diabaikan pemerintah.

Seperti yang dialami Setiawan, warga Perumnas Sako yang pernah terjatuh karena sepeda motornya terjebak lubang di Jalan Jenderal Sudirman, depan Kantor BRI Pahlawan. Menurut dia, lubang tersebut tidak terlalu terlihat ketika malam hari karena posisi lubang berada di jalur zebra cross sehingga tersamar. “Waktu itu kaget juga karena ada lubang di tengah jalan. Sebab, saya pikir Jalan Jenderal Sudirman kan jalan protokol yang seharusnya bersih dari lubang,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan warga sekitar, lubang di tempat itu memang sudah sering mengakibatkan kecelakaan. Namun anehnya, hingga kini lubang bekas galian PDAM Tirta Musi itu belum juga ditutup seperti semula. “Sudah tidak terhitung pengendara motor yang jatuh di situ. Tapi herannya, jalan belum juga diaspal lagi,” ujar Sobri, seorang penarik becak yang kerap mangkal di ujung Jalan C Simanjuntak.

Menyikapi masalah ini, anggota DPRD Kota Palembang Taufik Hidayat menyesalkan banyaknya lubang di jalan dalam Kota Palembang. Menurut politikus PKS itu, seharusnya Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang lebih tanggap dan cepat dalam melakukan perbaikan jalan. Apalagi, kondisi lubang di jalan semakin besar dan dalam. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan
 

Aksi Solidaritas Palestina Terus Bergulir

Sejumlah pelajar memainkan teatrikal korban keganasan agresi Israel terhadap Palestina.

PALEMBANG (SINDO) – Memasuki pekan ketiga, serangan Israel ke Palestina belum juga berhenti. Aksi dukungan dari masyarakat dunia pun terus mengalir. Salah satunya datang dari ratusan pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kota Palembang.

Bertempat di Bundaran Air Mancur (BAM), kemarin ratusan pelajar dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar aksi damai solidaritas untuk Palestina. Aksi yang dimulai pukul 15.00 WIB itu ditandai dengan pembagian leaflet oleh para mahasiswa kepada para pengendara kendaraan yang melintas di sekitar BAM. Selain itu, beberapa pelajar putri berdiri mengelilingi BAM sambil membentangkan poster bertuliskan dukungan terhadap masyarakat Palestina serta seruan damai atas konflik yang telah menewaskan ribuan orang tersebut.

Dalam orasinya, koordinator aksi Ahmad Kabul menyatakan, agresi Israel ke Palestina merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat kejam. Apalagi, kebanyakan korban yang jatuh merupakan masyarakat sipil yang mayoritas terdiri atas wanita dan anak-anak. Dalam serangannya yang membabi buta, Israel bukan saja membunuh warga yang tidak terlibat dalam perseteruan yang terjadi. Namun, dengan bom-bomnya, Israel juga telah menghancurkan berbagai infrastruktur yang ada di Jalur Gaza. “Meski (Israel) menyatakan gencatan senjata dan akan menarik pasukannya dari (Jalur) Gaza, lihatlah kondisi kota itu (Kota Gaza) hancur lebur. Selain mengakibatkan korban meninggal dunia, serangan demi serangan yang dilancarkan Israel juga membuat warga yang hidup serba kesulitan,” ucapnya semangat di hadapan para peserta aksi.

“Selain mengumpulkan dana dari masyarakat, kami juga sudah menggalang dana di kampus dan sekolah Muhammadiyah,” tutur Hendra Febrianto, salah seorang pengurus Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kota Palembang. (iwan setiawan)

foto : mushaful imam

17 Januari 2009

Jalan Ahmad Yani Langganan Macet

Sopir bus kota yang ngetem sambil menunggu penumpang mengakibatkan kemacetan panjang selalu terjadi di depan Kampus Universitas Muhammadiyah Palembang, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Palembang. Tampak kemacetan hanya terjadi di salah satu lajur yang mengarah ke simpang empat Jakabaring kemarin.


PALEMBANG
(SINDO) – Sempitnya jalan, ditambah perilaku sopir angkutan kota (angkot) dan bus kota yang ngetem, membuat lalu lintas di Jalan Ahmad Yani, mulai depan Universitas Muhammadiyah Palembang hingga persimpangan empat Jakabaring, rawan macet.

Tiada hari tanpa macet. Mungkin ungkapan itu yang selalu terlintas di otak warga Palembang yang tinggal di kawasan Kecamatan Seberang Ulu (SU) II dan Plaju. Apalagi, jika sampai di depan Kampus UMP bersamaan dengan jam masuk atau pulang mahasiswa. Untuk mencapai simpang empat Jakabaring, dibutuhkan waktu 2–3 kali lipat dari waktu normal.

Seperti yang dialami Okta, seorang PNS Pemkot Palembang, yang selalu menghadapi kemacetan setiap pergi dan pulang bekerja. Meski mengaku kesal, warga Jalan Perguruan Plaju ini tidak bisa berbuat banyak. “Mau bagaimana lagi, ya sabar saja. Sayangnya, kondisi ini sudah berlangsung lama, tapi tidak kunjung teratasi juga,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Sementara itu, Camat SU II Heri A Rasuan mengatakan, selama ini memang kondisi arus lalu lintas di wilayah SU kurang teratur. Kondisi ini terjadi di sepanjang area kegiatan perkuliahan, mulai Kampus Akubank MDP hingga Kampus B Bina Darma. Apalagi, saat jam masuk atau keluar sekolah dan kuliah, kemacetan panjang pasti akan terjadi. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

15 Januari 2009

Realisasi PUMP Jamsostek Tak Optimal

PALEMBANG (SINDO) – Realisasi pinjaman uang muka perumahan (PUMP) dari PT Jamsostek (Persero) cabang Palembang tahun 2008 hanya mencapai 72,46% dari total anggaran yang disediakan.

Kepala PT Jamsostek (Persero) cabang Palembang Syamsuddin mengatakan, kendala yang sering ditemui saat pekerja mengajukan proposal PUMP adalah belum tersedianya akad kredit. Padahal, sesuai peraturannya, dana PUMP bisa dicairkan setelah pengajuan proposal dari pekerja itu keluar akad kreditnya. Selain itu, kendala lainnya yang menjadi penyebab tidak maksimalnya penyaluran dana PUMP adalah tidak lolosnya pekerja itu dalam verifikasi yang dilakukan perusahaan. ”Sebenarnya banyak yang mengajukan proposal. Namun, setelah diverifikasi perusahaannya, kondisi pekerja itu tidak lagi memungkinkan untuk mengikuti program PUMP Jamsostek,” ujarnya kemarin.

Penyaluran PUMP bertujuan meringankan beban tenaga kerja peserta Jamsostek untuk memiliki rumah tinggal. PUMP disalurkan PT Jamsostek dengan jumlah maksimal pinjaman Rp 15 juta, dengan tingkat suku bunga sebesar 3% flat per tahun. Untuk pengembaliannya, pekerja diberikan batasan waktu maksimal lima tahun atau 60 kali angsuran.

Sementara itu, Kabid Program Khusus (Progsus) PT Jamsostek (Persero) cabang Palembang Didin Sahidin menjelaskan, program PUMP dari Jamsostek sudah berjalan sejak 2003. Pada 2008 lalu, Kantor Cabang Palembang mendapatkan alokasi dana mencapai Rp 1.540.000.000 untuk 129 unit rumah. Namun, hingga akhir Desember 2008, realisasi PUMP hanya sebesar Rp 1.116.000.000 dengan jumlah rumah yang dibantu uang muka sebanyak 109 unit. “Kami akui penggunaan anggaran PUMP tersebut memang belum maksimal. Meski sosialisasi program ini sudah sering dilakukan, masih banyak peserta Jamsostek yang belum mengetahui dan memahami manfaat program ini,” cetusnya.

Didin menyebutkan, untuk tahun ini, anggaran untuk PUMP dan program kemitraan bina lingkungan (PKBL) lainnya belum bisa diketahui. Pasalnya, anggaran tersebut baru akan dibagi ke masing-masing kantor cabang pada Maret mendatang. Meski demikian, Kantor Cabang Palembang telah mengusulkan anggaran PUMP yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. “Keputusan mengenai berapa anggarannya nanti, Kanwil yang memutuskan. Namun, melihat realisasi tahun 2008, yang kami usulkan untuk tahun ini tidak jauh-jauh angkanya,” tandasnya. (iwan setiawan)

Parkir Seberang Ulu Ditertibkan

PALEMBANG (SINDO) – Sebagai upaya menertibkan kondisi parkir di daerah Seberang Ulu yang semrawut, dalam waktu dekat Dishub akan menerapkan sistem kunci ban bagi kendaraan yang salah parkir.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Edi Nursalam mengatakan, semrawutnya kondisi parkir di wilayah Seberang Ulu mendorong pihaknya untuk menertibkan kondisi tersebut. Dia mengakui, sudah banyak laporan dan keluhan masyarakat mengenai kendaraan yang parkir di tempat yang tidak semestinya. “Jalan utama ke arah Plaju itu kan cuma Jalan Jenderal Ahmad Yani dan DI Panjaitan. Tanpa ada kendaraan parkir di tepi jalan saja sudah sempit, apalagi banyak kendaraan yang parkir. Nanti akan kami tertibkan segera,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Mengenai pemberlakuan sistem kunci ban pada kendaraan yang salah parkir, Edi mengatakan, bisa saja diluaskan hingga wilayah Seberang Ulu. Sebab, peraturan harus ditegakkan di mana pun dan kapan pun. “Kalau selama ini belum, bukan berarti tidak akan dilakukan. Dalam waktu dekat, bisa saja tim patroli kami juga akan berlakukan sistem kunci ban untuk kendaraan salah parkir di Seberang Ulu,” tandasnya.

Sementara itu, Camat Seberang Ulu II Heri A Rasuan mengungkapkan, pihaknya selama ini telah berupaya menertibkan kendaraan yang salah parkir. Namun, upaya yang dilakukan pihak kecamatan hanya sebatas teguran tanpa memberikan sanksi. (iwan setiawan)

14 Januari 2009

Parkir Seberang Ulu Ruwet

Minimnya lahan parkir di salah satu instansi di Jalan Jenderal Ahmad Yani membuat beberapa kendaraan pegawai maupun tamu harus diparkir di luar pagar kantor. Selain merusak infrastruktur perkotaan, yaitu trotoar, kondisi ini jelas mengganggu estetika lingkungan dan membahayakan pengguna jalan.


PALEMBANG
(SINDO) – Minimnya lahan parkir di perkantoran dan tempat usaha di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II membuat pengemudi memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Akibatnya, selain mempersempit jalan, hal itu tentu saja merusak infrastruktur perkotaan, seperti trotoar.

Berdasarkan pantauan SINDO di lapangan, terdapat beberapa titik yang umumnya dijadikan parkir mobil hingga di pinggir jalan. Kondisi tersebut disebabkan lahan parkir yang disediakan kantor atau gedung tempat usaha tidak mampu lagi menampung jumlah kendaraan pengunjung atau tamu.

Adapun titik penumpukan parkiran hingga ke pinggir jalan terjadi di rumah toko (ruko) samping Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Palembang, depan Kantor PTUN Palembang, depan ruko lapangan Nigata, dan depan kantor PT Pertamina (Persero) UPms II.

Uju, juru parkir yang ditemui SINDO, mengaku, selama ini mobil yang parkir di beberapa tempat di sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani memang sampai keluar halaman gedung. Namun, hal itu hanya berlaku pada saat-saat tertentu dan tidak setiap hari. Meski mengetahui tumpahnya parkiran hingga ke badan jalan itu merupakan sebuah pelanggaran, Uju mengaku bahwa para juru parkir tidak kuasa melarang keinginan para pemilik kendaraan tersebut. “Cak manolagi, parkir di dalam sudah penuh yo jadi di luar cak ini. Lagi pulo kan idak setiap hari cak ini, pas kelihatan lagi rame bae sekarang,” ujarnya.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang Edi Nursalam mengatakan, sesuai aturan yang berlaku, setiap bangunan komersial atau perkantoran harus memiliki lahan parkir yang dapat menampung kendaraan pengunjung. Namun, minimnya kesadaran masyarakat untuk parkir pada tempatnya membuat kondisi di lapangan menjadi semrawut. Selain itu, bangunan yang berada di daerah Seberang Ulu didominasi bangunan lama yang dinilai tidak mengantisipasi pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat pesat ketika dibangun dulu. “Terbatasnya lahan parkir terkait pula dengan jumlah kendaraan yang beroperasi. Sekarang ini kan kendaraan pribadi dan umum kelihatannya setara di jalanan sehingga jalan maupun tempat parkir terlihat tidak mampu menampung kendaraan yang hendak parkir,” tuturnya.

Sebagai langkah antisipasi, ungkap Edi, perlu ada pembatasan penggunaan kendaraan pribadi di jalanan. Namun, hal itu merupakan suatu langkah yang sangat berat dilakukan meski sangat mungkin untuk direalisasikan. Menurut dia, sebelum masyarakat dibatasi menggunakan kendaraan pribadi, harus ada suatu sistem transportasi publik yang aman dan nyaman terlebih dulu. “Jika transportasi publik kita sudah baik, saya yakin masyarakat akan lebih memilih menggunakan kendaraan umum. Hal ini tentunya berdampak positif pada kondisi lalu lintas di kota ini. Tentu saja parkiran tidak semrawut lagi. Untuk Seberang Ulu akan kami cek dan tindak lanjuti informasi ini,” tandasnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

13 Januari 2009

Tabrakan Beruntun, Satu Tewas

Bagian depan tronton BG 4983 AL rusak parah setelah menabrak bagian belakang truk Fuso, kemarin.


PALEMBANG (SINDO) – Seorang pengendara motor tewas dalam peristiwa tabrakan beruntun yang melibatkan lima unit kendaraan di Km 9 Jalan Palembang–Indralaya kemarin siang.

Korban Alex Kusnadi, 31, mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Bari sekitar pukul 12.25 WIB. Meski sempat mendapatkan pertolongan dokter jaga UGD, karena luka parah yang dideritanya, Alex tidak mampu bertahan lebih lama. Menurut dokter jaga yang menangani Alex, korban tiba di UGD sekitar pukul 11.30 WIB. Dari hasil pemeriksaan, korban mengalami patah tulang paha, patah terbuka tulang betis, trauma tumpul pada perut, robek pada dahi kiri, serta benturan keras di bagian kepala. Selain itu, korban mengalami pendarahan hebat di bagian dalam perut.

Ditemui di ruang UGD RSUD Palembang Bari, kakak korban, Denny ASC Tegar, mengatakan, adiknya itu bekerja pada perusahaan Medco Expan di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, sebagai sekuriti. Alex dan keluarganya tinggal di Indralaya. Kemarin pagi adiknya itu mengajaknya bertemu sambil makan siang di Palembang. Namun, karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, Denny membatalkan janji untuk bertemu adiknya. “Dia telepon saya terakhir pukul 10.36 WIB, karena saya tidak bisa ketemu, dia pun pamitan pulang ke Indralaya. Tapi sekitar jam 12.00 WIB, saya dapat telepon dari rumah sakit mengabarkan Alex dirawat karena kecelakaan,” ujarnya sambil menahan isak tangisnya.

Peristiwa yang menewaskan Alex Kusnadi itu berawal ketika terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan lima kendaraan, termasuk di antaranya motor yang dikendarai Alex, di Km 9 Jalan Palembang–Indralaya sekitar pukul 11.15 WIB. Menurut Evan bin Jauhari, salah seorang saksi mata, peristiwa maut tersebut terjadi ketika satu unit angkot menepi ke pinggir jalan. Diduga terkejut, sopir truk Fuso (melarikan diri) yang berada di belakang angkot tersebut mencoba menghindari tabrakan dengan mengerem laju kendaraannya secara mendadak. Nahas bagi Alex yang berada di belakang truk Fuso tersebut. Karena tidak menduga kendaraan di depannya berhenti mendadak, Alex yang saat itu melaju kencang dengan motor Yamaha Scorpio BG 3923 UW miliknya, langsung menabrak bagian belakang truk Fuso. Belum cukup sampai di situ, sebuah tronton BG 4983 AL yang berada di belakang Alex pun tidak sempat menghindar dari benturan. Tubuh Alex pun terjepit di antara dua mobil besar yang membuat badannya berlumuran darah.

Kaposlaka Kayuara Polres OI Aiptu Asep Nanang R mengatakan, pihaknya langsung meluncur ke TKP ketika mendapat laporan dari tim gabungan pengamanan Terminal Karya Jaya. Setibanya di TKP, dia dan beberapa petugas lainnya langsung mengamankan TKP dan mengatur arus lalu lintas agar kembali lancar. Mengenai pengemudi tronton dan truk Fuso yang kabur, menurut Asep, akan dikoordinasikan dengan Bagian Reserse. “Jangan terlalu cepat ambil kesimpulan, mungkin saja supirnya mengamankan diri karena takut diamuk massa,” tukasnya. (iwan setiawan)


Bus AKAP PMTOH dari Medan dengan tujuan Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami rusak parah pada bagian depan setelah menabrak bagian belakang tronton setelah terlibat tabrakan beruntun di KM 9 Jalan Palembang-Inderalaya kemarin siang.

foto : iwan setiawan

12 Januari 2009

Rambu Lalin Perlu Dijaga

PALEMBANG (SINDO) – Dinas Perhubungan Kota Palembang berharap masyarakat peduli dengan fasilitas umum (fasum) khususnya yang terkait dengan lalu lintas. Sebab masih banyak rambu-rambu lalu lintas yang terpasang, rusak bahkan raib dari tempatnya.

Kabid Transportasi, Jalan, dan Rel Dinas Perhubungan Kota Palembang Agus Suprianto mengatakan, secara umum kondisi beberapa traffic light di Kota Palembang masih dalam keadaan yang baik. Namun diakuinya terdapat beberapa titik traffic light mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi secara baik. Gangguan tersebut disebabkan pengaruh lingkungan seperti cuaca dan juga ulah oknum masyarakat yang secara sengaja melakukan perusakan fasum tersebut. “Intensitas penggunaan yang tidak pernah berhenti membuat usia peralatan menjadi lebih singkat. Hal ini diperparah perilaku segelintir masyarakat yang mengambil dan merusak perangkat yang terpasang di traffic light tersebut,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Agus mengungkapkan, dalam APBD 2009 Dishub mengajukan anggaran untuk rehabilitasi traffic light Kota Palembang. Meski tidak mau membeberkan dana yang dibutuhkan, Agus menerangkan bahwa pihaknya mendapatkan alokasi anggaran rehabilitasi traffic light sebesar Rp 100 juta. Dana tersebut digunakan untuk mengganti perangkat traffic light yang sudah tidak berfungsi dengan baik, seperti lampu, kabel, stop kontak, dan beberapa perangkat lainnya. “Dapat anggarannya segitu ya harus dimaksimalkan. Kami juga sudah mulai ganti lampunya yang selama ini pakai lampu pijar dengan lampu LED sehingga bisa lebih hemat dan tahan lama,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dishub Kota Palembang Edi Nursalam mengatakan, pihaknya mengharapkan masyarakat peduli atas fasum yang telah terpasang. Kepedulian itu bisa ditunjukkan dengan membiarkan fasum tersebut beroperasi dengan normal. Selain itu, masyarakat diminta segera melapor ke pihak berwenang jika menemukan fasum yang rusak. “Kami imbau agar rambu-rambu lalu lintas jangan diganggu karena dampaknya luas sekali. Sebagai contoh, kalau traffic light tidak berfungsi karena rusak, pasti terjadi kemacetan yang akhirnya merugikan pengguna jalan,” bebernya.

Meski tingkat perusakan rambu lalu lintas di Kota Palembang belum setinggi daerah lain, hal ini tetap menjadi perhatian serius pihaknya. (iwan setiawan)

Pertamina Imbau Masyarakat Tenang

PALEMBANG (SINDO) – PT Pertamina (Persero) meminta masyarakat tenang menyikapi persoalan bahan bakar minyak (BBM) yang langka di beberapa Pulau Jawa.

External Relation Officer PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Roberth MV Dumatubun mengatakan, kondisi suplai dan distribusi BBM di wilayah pemasaran Sumbagsel dalam keadaan aman dan kondusif. Sebab, Pertamina telah mengerahkan seluruh personelnya untuk memonitor perkembangan terakhir mengenai ketersediaan BBM di masyarakat. Untuk itu, dia meminta masyarakat tidak meragukan kehandalan Pertamina dalam melayani masyarakat khususnya soal BBM yang akhir-akhir ini dirasakan menjadi barang langka yang sulit didapatkan di beberapa wilayah. “Kesulitan mendapatkan BBM di Pulau Jawa tidak bisa disamaratakan di seluruh wilayah. Sebab bagaimanapun, karakteristik persoalan di tiap daerah berbeda satu sama lain,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Bahkan, untuk mengantisipasi agar kondisi di daerah yang mengalami kesulitan mendapatkan BBM tidak terjadi di wilayah Sumbagsel, pihaknya telah menerapkan berbagai metode, di antaranya seluruh depot pengisian telah diinstruksikan beroperasi selama 24 jam penuh atau sampai delivery order (DO) BBM terakhir pada hari itu selesai dilayani. Selanjutnya, Pertamina terus berkoordinasi secara intens dengan himpunan wiraswasta nasional minyak dan gas bumi (Hiswanamigas) maupun pengusaha SPBU secara langsung guna memantau permintaan dan konsumsi BBM di SPBU. Selain itu, Pertamina telah mendirikan posko MySAP yang dijadwalkan hingga 15 Februari 2009 untuk memantau kelancaran sistem online yang sedang dijalankan.

Manager External Relation PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Tjahyo Kuntadi menjelaskan, di wilayah Sumbagsel yang merupakan tanggung jawab Unit Pemasaran BBM Retail Region II terdapat 341 SPBU. Jumlah tersebut terdiri atas 3 SPBU company own company operated (COCO), 337 SPBU dealer own dealer operated (DODO), serta 1 SPBU mini. “Dari semua SPBU tersebut masih terlayani dengan baik suplai dan distribusinya. Jadi masyarakat tidak perlu resah dan gusar untuk mendapatkan BBM karena stok kami masih mencukupi,” ucapnya. (iwan setiawan)

11 Januari 2009

5 Januari 2009

lima hari ilang dari peredaran membuat akoe agak males balik ke peradaban. yup......lima hari terakhir akoe harus terbaring di kasur kamarkoe yg 'smell good' hehehehehe......gara-gara luka di kedua lututkoe......perih......pedih......sakit kaleeee......

5 januari 2009 sekitar pukul 18.40 wib tkp jl jend sudirman pas nanjak di deket TMP KKS.

akoe malam itu abis solat maghrib keliling2 karena dpt instruksi pantau spbu, kali aja ada yg tutup atawa kebakar gitu. abis muter di depan makorem 044 gapo melajulah akoe di atas jembatan layang asnawi mangku alam yg diresmiin presiden sby 12 desember 2008. gak ada tanda-tanda akoe bakal dapet sesuatu yg gak bakal akoe lupain.

gak ada angin gak ada ujan.....gubrakkkk.....akoe jatuh dari motor kesayangankoe. gelep sesaat.....perih......panas mendera kedua lututkoe......hanya suara orang2 yg koedengar mengangkat badankoe dari tengah jalan. ketika tubuh sakitkoe diletakkan di trotoar, barulah akoe tersadar bahwa akoe baru saja kecelakaan. ketika koelihat motorkoe yg masih di tengah jalan, akoe berpikir ah rusak parahlah motor yg koelunasi dengan cucuran keringatkoe itu. tapi semuanya tak koehiraukan, akoe lebih fokus pada luka di lututkoe. panas n perih tak tertahankan koerasakan saat itu. diantara sakit yg mendera, aku sempatkan melirik penyebab musibah ini. oooooohhhhhh ternyata dua buah lubang galian yang anehnya berada di tengah jalan protokol sebuah kota metropolis......meski akoe akui saat itu akoe sedikit lalai karena gak merhatiin kondisi jalan, tapi apa pantes di jalan protokol terdapat lubang gede yg sangat membahayakan pengguna jalan. bahkan menurut pengakuan para abang becak di sekitar lokasi, sudah sangat sering terjadi kecelakaan yg disebabkan oleh lubang tersebut. masih menurut abang-abang itu, lubang tersebut merupakan bekas galian proyek PDAM Tirta Musi yang ditinggalkan begitu saja tanpa dikembalikan seperti semula.

dengan pandangan iba dari orang-orang yg menolongkoe saat itu, akoe berusaha kuat. merasa tidak ada sesuatu yg parah seperti patah tulang, akoe telpon temen di kantor untuk menjemputkoe. setengah jam dalam ringisan akhirnya beberapa temen kantor datang dan mengevakuasikoe. sebenernya akoe mau bermanja-manja minta dianterin pulang, trs dianter ke rumah sakit, tapi semuanya akoe batalkan karena akoe gak mau nyusahin orang. dengan luka masih menganga aku paksakan motorkoe yg juga 'terluka' untuk mengantarkoe pulang. tertatih motorkoe aku pacu dibawah tatap kasihan setiap pengendara yang melintasikoe. waktu tempuh saat kondisikoe normal berbeda jauh dengan kondisikoe malam itu. bisa 3 x lipat dari biasanya.

raut penuh khawatir membayang jelas di wajah ibu yang melahirkan akoe 28 tahun silam. namun akoe berusaha menghiburnya dengan mengatakan 'cuma luka kecil kok'. namun akoe tahu apa yg ada di benak ibukoe itu. akoe luka kecil atau keseleo main bola kaki aja, beliau akan cepat mendatangi ahli urut untuk dibawa ke rumah dan memperbaikikoe. makasih ibu.......

akoe kira luka ini bisa sembuh dua ato tiga hari. tapi ternyata setelah lima hari mengurung diri dan menjalani berbagai treatment, masih belum sembuh juga bro.......hebat juga nih luka pikirkoe dalam hati. tapi hari minggu ini akoe putusin masuk karena gak enak kalo kelamaan gak masuk. sebab akoe juga dah bosen karena lima hari ini viewkoe terbatas dinding kamarkoe.

hhhhhhhhh........semoga luka ini cepet sembuh supaya akoe bisa beraktivitas normal kembali.......

07 Januari 2009

Simpang Musi II Semrawut


Tampak kendaraan bertumpuk di tengah persimpangan Musi II yang mengakibatkan kemacetan.


PALEMBANG
(SINDO) – Kerusakan yang dialami traffic light (lampu pengatur lalu lintas) di persimpangan Musi II membuat kondisi lalu lintas di persimpangan padat itu semrawut dan rawan kecelakaan.

Dari pantauan SINDO, akibat tidak berfungsinya traffic light tersebut, kendaraan dari empat arah hanya mengandalkan saling pengertian di antara pengemudi. Bahkan, tidak jarang berbagai jenis kendaraan bertemu di tengah persimpangan yang mengakibatkan terjadinya kemacetan. Hal ini menyebabkan kesemrawutan di salah satu gerbang masuk Kota Palembang.

Ahmad Zainuri, salah seorang pengemudi kendaraan yang mengeluhkan kondisi tersebut, mengatakan, tidak berfungsinya traffic light membuat pengemudi kendaraan saling berebut untuk lebih dahulu melaju. Padahal, arus kendaraan di persimpangan sangat padat, mengingat titik tersebut merupakan pertemuan antara arus kendaraan yang akan keluar dan masuk Kota Palembang. “Baiknya (traffic light) ya dioperasikan lagi, karena arus kendaraan tidak pernah sepi di simpang Musi II ini, takutnya nanti saling serobot terus terjadi kecelakaan,” ujar sopir truk angkutan pasir tersebut.

Sementara itu, Romli, salah seorang tukang ojek yang mangkal di persimpangan Musi II, juga membenarkan jika kemacetan sering terjadi sejak traffic light tidak berfungsi. Bahkan, beberapa kali pernah terjadi kecelakaan di persimpangan ini akibat pengemudi tidak sabar dan saling serobot. “Jarang sih kecelakaan, tapi ado bae balak pecak serempetan atau jatuh dari motor gara-gara saling ngelak. Penyebabnya ya itu tadi, karena sopir saling dak ngalah, nak cepet galo bawaannyo, sudah itu lampu merahnyo mati pulok,” tuturnya.

Dihubungi terpisah, Kabid Transportasi Jalan dan Rel Dinas Perhubungan Kota Palembang Agus Suprianto menyatakan, kerusakan yang dialami traffic light di persimpangan Musi II sebenarnya sempat direhabilitasi pada awal 2008 lalu. Namun, karena kurang pengawasan, traffic light kembali rusak. Meski demikian, kendaraan yang melintas di persimpangan tersebut masih dalam toleransi aman sehingga perbaikannya tidak terlalu urgent untuk dilakukan. “Penyebabnya stop kontak traffic control ada yang dirusak, kemudian ada pula beberapa bagian penting yang hilang. Tapi, pada tahun ini sudah kami usulkan untuk merehabilitasi seluruh traffic light di Kota Palembang, termasuk simpang Musi II itu,” katanya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

06 Januari 2009

Banyak Pembangunan Ruko Mubazir


Dua pengendara sepeda motor melintas di depan ruko 20 pintu di Jalan Gubernur HA Bastari Jakabaring yang kondisinya kosong dan tidak terawat. Selain ruko ini, masih banyak ruko lainnya di beberapa titik dalam Kota Palembang, yang kondisinya terbengkalai karena tidak difungsikan oleh pemiliknya.


PALEMBANG
(SINDO) – Pembangunan rumah toko (ruko) sepertinya belum akan berhenti. Padahal, dari sekian banyak ruko yang telah berdiri di Palembang, belum semuanya terisi.

Pembangunan ruko di Palembang memang sangat gencar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Namun, tingkat hunian ruko hingga saat ini tidak lebih dari 50% dari jumlah yang terbangun. Hal itu terlihat dari banyaknya ruko yang kosong, bahkan tidak pernah ditempati sejak dibangun. Di beberapa lokasi pun, pembangunan ruko yang tidak memperhatikan lingkungan di sekitarnya telah mengakibatkan bencana banjir.

Sekretaris Dinas Tata Kota (DTK) Palembang Faisyar mengatakan, hingga saat ini belum ada regulasi yang mengatur mengenai pembatasan pembangunan ruko. Menurut dia, pengajuan izin mendirikan bangunan (IMB) merupakan hak masyarakat. Jika memang tidak ada peraturan yang dilanggar, pihaknya akan mengeluarkan izin tersebut. “Kami tidak punya hak untuk melarang masyarakat mengajukan izin pendirian ruko karena tidak ada dasar hukum yang mengaturnya,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Faisyar menerangkan, DTK Palembang hanya memiliki kewenangan terkait persoalan teknis, seperti konstruksi serta peruntukan bangunan. Jika menyangkut kualitas, pihaknya akan sangat tegas kepada pengembang bangunan. Apalagi, kalau gedung yang dibangun tersebut tidak sesuai dengan izin yang telah dikeluarkan DTK. “Sebelum mengeluarkan IMB, kami juga mempertimbangkan tata ruangnya terlebih dulu. Kalau ada yang tidak sesuai izin, tindakan tegas hingga membongkar kembali bangunan bisa saja dilakukan,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Palembang Taufik Hidayat mengatakan, jika pembangunan ruko sebagai salah satu bentuk investasi bagi masyarakat, hal itu merupakan hak setiap warga negara. Hanya, Pemerintah Kota Palembang harus lebih memperketat perizinan pembangunan ruko di kota metropolis ini. Sebab, dari pantauan Dewan selama ini, pembangunan ruko sangat gencar di seluruh pelosok kota. “Dari sisi bisnis, kami tidak bisa melarang pembangunan ruko. Namun, dari sisi kelestarian lingkungan, pembangunan ruko sudah menjadi ancaman bagi kota ini,” ungkap politikus Partai Keadilan Sejahtera itu.

Lebih lanjut Taufik menyatakan, selain mengancam kelestarian lingkungan, pembangunan ruko di Palembang juga dinilai sudah memasuki titik jenuh. Masyarakat maupun pengusaha sudah bosan dengan desain ruko yang konvensional. Dari sisi estetika, bangunan ruko di Palembang juga tidak memberikan keindahan bagi kota ini. (iwan setiawan/muhlis)

foto : iwan setiawan