22 Oktober 2008

Pupuk Nonsubsidi Aman

PALEMBANG (SINDO) – Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) membantah terjadi kelangkaan pupuk urea nonsubsidi bagi perusahaan perkebunan.

Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri mengatakan, untuk pupuk urea nonsubsidi, pihak perkebunan bisa memesan dan membeli langsung ke Pusri. Mengenai stok, Dadang menyatakan selalu tersedia, sehingga dia merasa heran jika ada perusahaan perkebunan yang mengeluhkan pupuk urea nonsubsidi sulit didapatkan. “Segera laporkan perkebunan mana yang kesulitan itu, akan kami datangi untuk mengecek kebenarannya. Jika benar, segera kami atasi kesulitan mereka,” ujarnya.

Dadang mengungkapkan, yang mengalami kesulitan saat ini justru para petani yang memiliki luas kebun lebih dari dua hektare. Pasalnya, mereka enggan membeli pupuk dengan harga nonsubsidi padahal untuk membeli pupuk bersubsidi, petani terhalang dengan aturan. Dalam peraturan Menteri Pertanian, pembelian pupuk bersubsidi harus melalui rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) dan dibatasi bagi petani yang luas kebunnya maksimal dua hektare. “Dengan adanya RDKK ini bisa meminimalisasi penggunaan pupuk subsidi oleh pihak yang tidak semestinya menggunakan. Jadi, kita ikuti saja aturan itu. Mohon maaf sebesar-besarnya bagi petani yang punya kebun di atas dua hektare harus membeli pupuk dengan harga nonsubsidi,” katanya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan Sriwijaya (GPPS) Syamsir Syahbana mengungkapkan kenyataan yang bertentangan. Dia mengaku, dirinya dan beberapa pengurus GPPS telah mendatangi Pusri untuk mencari solusi atas kesulitan perusahaan perkebunan mendapatkan pupuk. Namun, jawaban yang didapat dari Pusri adalah stok pupuk nonsubsidi telah habis. “Satu bulan lalu kami baru dari Pusri dan mendapat jawaban bahwa stok kosong. Waktu itu kami hanya diminta untuk membuat permohonan pengadaan pupuk urea. Namun, hingga kini belum ada kelanjutan,” ucapnya.

Untuk mengatasinya, kata dia, saat ini perkebunan menggunakan pupuk NPK yang harganya lebih mahal. (iwan setiawan)

halaman 22

Pelanggan Indovision Meningkat Drastis

PALEMBANG (SINDO) – Pasca berhentinya siaran tv berbayar Astro, para pelanggan beralih ke operator tv berbayar lain. Salah satunya Indovision, yang menargetkan bisa menarik 300 pelanggan Astro di Palembang.

Kepala Cabang PT MNC Skyvision (Indovision) Palembang Yudi Hadi Suwito mengatakan, sejak berhentinya siaran tv asal Malaysia pada Senin (20/10) pukul 00.00 WIB, telah banyak pelanggan yang menanyakan kemungkinan pindah ke Indovision. Bahkan, sejak Senin pagi hingga kemarin siang, tercatat 30 pelanggan Astro TV telah berpindah dan menjadi pelanggan Indovision. “Pasca terhentinya Astro, jumlah pelanggan kita meningkat. Memang banyak yang bertanya tentang mekanisme berlangganan dan sebagian besar sudah menjadi pelanggan baru kita,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Sulistiawarman, pelanggan TV Astro, mengaku bingung pasca terhentinya siaran tv berlangganan itu. Pasalnya, manajemen PT Direct Vision selaku operator Astro di Indonesia tidak memberi penjelasan, apakah terhentinya siaran untuk sementara atau selamanya. (iwan setiawan)

halaman 22