09 April 2009

Gandus Minim Fasilitas Umum

PALEMBANG (SI) – Warga Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus, meminta Pemkot Palembang membangun sarana dan prasarana umum di wilayah tersebut.

Warga menilai, pembangunan beberapa fasilitas umum di pemukiman yang telah ramai penduduk itu dirasakan masih sangat minim. Sementara, di kawasan itu kini telah menjamur pabrik-pabrik dan sejumlah kantor pemerintahan yang sangat membutuhkan sarana umum, terutama jalan, listrik, dan instalasi air bersih.

Herman, warga Perumahan Griya Asri, mengatakan, selama ini warga yang bermukim di perumahan itu sering kesulitan mengakses jalan poros utama Pulokerto. Pasalnya, jalan menuju perumahan masih belum diaspal dan masih berupa jalan tanah bebatuan. ”Kondisi ini semakin diperparah jika musim hujan tiba, di mana jalan menjadi licin. Kami mengharapkan pemerintah segera mengaspal jalan poros menuju perumahan yang tersisa sedikit lagi. Warga juga sangat membutuhkan jaringan listrik dan air minum karena belum semuanya (semua pemukiman) terpasang pelayanan PLN dan PDAM Tirta Musi,” ungkapnya.

Menanggapi permintaan warga, Asisten II Sekda Kota Palembang Apriadi S Busri menyatakan, keluhan masyarakat seperti yang disampaikan warga merupakan sesuatu yang wajar, apalagi warga yang tinggal di daerah pelosok seperti halnya di Perumahan Griya Asri. Menurut Apriadi, Pemkot Palembang sebenarnya sudah membangun jalan poros sepanjang 500 meter di kawasan tersebut. Bahkan, atas usulan warga, jalan tersebut disambungkan ke jalan perumahan. Karena itulah, pemkot pun akan menambah panjang pembangunan jalan tersebut sekitar 285 meter lagi. “Memperhatikan kepentingan akses transportasi warga di kawasan tersebut, pembangunan jalan akan ditambah,” cetusnya.

Selain jalan, pemerintah akan mempertimbangkan membangun berbagai sarana umum lainnya. Namun, hal itu disesuaikan kemampuan dinas terkait. Sebab, anggaran yang diperuntukkan bagi pembangunan fisik 2009 ini hanya sekitar Rp 260 miliar. Guna menanggulangi masalah ini, Pemkot Palembang juga meminta bantuan pihak lain, dalam hal ini pemprov dan pusat, untuk turut membangun fasilitas umum di pemukiman warga di sana. “Kalau bekerja sendiri tentu pemkot tidak mampu, makanya kami juga usulkan bantuan, baik ke pemprov maupun pusat. Salah satunya berupa usulan (pembangunan fasilitas umum) kepada Kementerian Perumahan Rakyat untuk pembangunan jalan lingkungan di Pulokerto,” tukasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Palembang H Eddy Santana Putra juga mengakui selama ini pembangunan di wilayah perbatasan dan pinggiran masih sangat minim. Kondisi itu menyebabkan masyarakat yang berdiam di daerah perbatasan dan pinggiran mengalami kesulitan menuju tengah kota. Karena itu, Eddy berjanji akan lebih memperhatikan dan membangun daerah pinggiran yang berada di perbatasan wilayah dengan daerah lain. “Tidak boleh lagi ada daerah yang terisolasi di Palembang. Untuk itu, yang pertama kali harus dibangun adalah akses jalan,” ujar Wali Kota saat acara pembukaan kegiatan karya bakti dan bakti sosial yang digelar di RT 33/07, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, beberapa waktu lalu.

Eddy menyatakan, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang selama ini dipusatkan di tengah kota ke depannya akan mulai bergeser ke wilayah pinggiran kota. Seperti yang telah dilakukan sebelumnya di daerah Kelurahan Pulokerto dan Kelurahan Karya Jaya. Berbagai sarana dan prasarana, seperti jalan, listrik, dan air bersih, telah dibangun di daerah itu.

Camat Gandus K Sadaruddin dikonfirmasi mengaku sudah sering melaporkan permintaan warga ke Pemkot Palembang, termasuk melobi sejumlah perusahaan di kawasan Gandus untuk turut membangun fasilitas yang dibutuhkan warga, dengan mengucurkan dana corporate social responsibility (CSR). Namun, laporan dan lobi yang dilakukan belum begitu mendapat respons maksimal. “Pembangunan di Gandus saat ini begitu pesat, jadi kami mohon pemkot lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur di kawasan ini. Apalagi, di Pulokerto sudah dijadikan kawasan agropolitan yang tentunya akan banyak membutuhkan sarana dan prasarana terkait pengembangan kawasan itu sendiri,” katanya. (iwan setiawan)

TPS Digelar di Pinggir Jalan

Lahan Lapang Semakin Langka di Kota Palembang


Salah satu TPS di pinggir jalan. Minimnya tempat lapang memaksa KPPS mendirikan TPS di pinggir jalan. Meski mengurangi kenyamanan pengguna jalan, pentingnya pemilu membuat semua pihak maklum atas kondisi ini.

PALEMBANG (SI) – Minimnya tempat terbuka sebagai lokasi tempat pemungutan suara (TPS), membuat sebagian kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Kecamatan Kertapati memanfaatkan jalan umum sebagai TPS.

Seperti yang terlihat di Jalan Ki Merogan, Kecamatan Kertapati, tidak jauh dari simpang Sungki. Di lajur kiri maupun kanan jalan tersebut terdapat empat TPS yang memakan badan jalan. Meski begitu aktivitas TPS yang tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk pencontrengan hari ini, berjalan tanpa gangguan atau protes dari pengguna jalan.

Wakil Ketua TPS 18 Kelurahan Kemas Rindo, Kecamatan Kertapati, Ali Usman, mengatakan, pihaknya sengaja menggunakan sebagian badan jalan untuk mendirikan TPS. Pasalnya di wilayah RT 18 Kelurahan Kemas Rindo dan sekitarnya, sangat sulit mendapatkan tempat lapang di tengah padatnya pemukiman penduduk. Oleh sebab itu, satu-satunya pilihan adalah mendirikan TPS di pinggir jalan dan otomatis memakan sebagian ruas jalan yang ada. Menurut Ali, pendirian TPS di pinggir jalan ini sudah berlangsung lama. Meski tahu kondisi seperti ini mengganggu kenyamanan pengguna jalan, namun dia beralasan demi menyukseskan Pemilu, apapun akan dilakukan. “Warga di sini terkendala tidak ada tempat lapang untuk pendirian TPS. Di belakang pemukiman ini rawa di depan jalan raya. Jadi ya mendingan di jalan seperti ini daripada warga di sini tidak melaksanakan pemilu, kan lebih rugi lagi,” ujarnya kepada Harian Seputar Indonesia kemarin.

Kondisi tersebut mendapat dukungan Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton. Romi yang berkeliling meninjau kesiapan TPS di empat kecamatan yaitu Plaju, SU I, SU II, dan Kertapati, menyatakan, apapun bisa dilakukan demi menyukseskan pelaksanaan Pemilu. Termasuk pemanfaatan badan jalan untuk pendirian TPS seperti yang dilakukan KPPS di Kelurahan Kemas Rindo. “Saya kira kalau memang tidak ada tempat, jalan pun bisa ditutup. Sebab (Pemilu) ini demi kepentingan bangsa dan negara, dan momentum ini sangat penting. Kita akan minta dukungan Dishub dan Satlantas untuk mengamankan arus lalu lintas di sekitar TPS tetap berjalan lancar,” katanya.

Romi bersama beberapa Kepala Dinas dan instansi di jajaran Pemkot Palembang melakukan peninjauan ke beberapa TPS di wilayah Palembang Seberang Ulu. Awalnya dia ditunjukkan TPS yang sudah siap melaksanakan pencontrengan 9 April. Namun dia minta kepada camat untuk menunjukkan TPS yang belum siap. Sebab Wawako yakin masih ada TPS yang belum 100% siap menghadapi hari pencontrengan. Dengan melihat dan mengetahui kendala yang dihadapi TPS yang belum siap, diharapkan waktu yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan segala sesuatunya. “Waktu semakin mendesak. Deadline kesiapan TPS sampai dengan pukul 06.00 WIB besok (hari ini). Kalau masih ada yang tidak siap, maka semuanya (unsur muspida) salah dan harus bertanggung jawab,” tandasnya. (iwan setiawan)