10 Januari 2010

Sriwijaya FC Raih Kemenangan Penting

PALEMBANG (SI) – Kemenangan 1-0 Sriwijaya FC (SFC) atas PSPS Pekanbaru di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ) kemarin sore membawa Laskar Wong Kito naik ke posisi lima klasemen sementara Liga Super.

“Kemenangan ini patut disyukuri. Sebab, tiga pertandingan terakhir kita kurang beruntung. Semoga ini bisa mengangkat mental anak-anak untuk kembali bersaing ke papan atas klasemen,” ujar Pelatih SFC Rahmad “RD” Darmawan seusai pertandingan.

Pasalnya, Laskar Wong Kito menutup tahun 2009 dengan catatan buruk. Mengawali bulan Desember dengan kemenangan atas Persipura Jayapura 2-1 (2/12), lalu berlanjut dengan dua kemenangan lainnya atas Persijap Jepara 4-0 (6/12). Selanjutnya Persela Lamongan 2-1 tiga hari berselang. Namun, tren positif itu terhenti saat menjamu Persib Bandung (12/12), dimana pertandingan berakhir 1-1. Parahnya, saat Zah Rahan dkk melakoni dua laga tandang ke Malang, mereka harus menelan pil pahit pulang tanpa poin setelah dibungkam Persema Malang 0-1 (20/12) dan Arema Malang 0-3 (23/12).

Meski menyimpan sebagian pemain pilarnya, terutama pemain tim nasional yang baru turun bertanding Rabu (6/1). Namun, hal itu tidak mengurangi daya gedor Laskar Wong Kito. Menurunkan formasi 4-3-3, RD tampak sekali ingin timnya secepat mungkin mencetak gol. Trisula yang diisi Keith Kayamba Gumbs, Richard Anoure Obiora dan Arif Suyono di lini depan cukup merepotkan barisan pertahanan tim Askar Bertuah, julukan PSPS. Belum lagi sokongan umpan-umpan matang dari gelandang serang Zah Rahan Krangar cukup memanjakan para penyerang tersebut.

Terus menekan sejak peluit dibunyikan wasit Iis Isa Permana asal Bandung, SFC baru menuai hasil di menit 14. Zah Rahan yang menusuk ke kotak penalti PSPS menyodorkan bola kepada Obiora di dalam kotak. Dengan setengah berputar, Obiora melambungkan bola ke sisi kiri gawang PSPS. Arif Suyono yang berdiri bebas tanpa kawalan pun menyambut bola dengan diving header yang menghunjam keras gawang PSPS yang dijaga Fance Hariyanto.

Unggul satu gol meningkatkan
kepercayaan diri Laskar Wong Kito. Serangan bergelombang dilancarkan baik melalui sayap maupun sentral lapangan. Di menit 23 Oktavianus nyaris memperbesar keunggulan SFC. Kemelut di depan gawang Fance diakhiri Oktavianus dengan tendangan keras ke pojok kanan bawah gawang. Fance yang sudah out of position hanya bisa melihat bola meluncur deras ke gawangnya. Akan tetapi, sorakan ribuan penonton yang menduga bola akan masuk ke gawang berubah menjadi teriakan kekecewaan karena bola masih membentur tiang dan melambung jauh.

PSPS bukan tanpa peluang. Beberapa kali Herman Dzumafo Epandi mampu melepaskan diri dari kawalan ketat barisan pertahanan SFC. Bahkan peluang yang dimilikinya di menit 25 hanya mampu digagalkan tiang gawang. Begitu pun tendangan keras menyusur tanah yang dilepaskan April Hadi di menit ke-38. Bola yang meluncur deras ke pojok gawang masih bisa ditepis Hendro Kartiko.

Di babak kedua situasi tidak
banyak berubah. Dominasi permainan masih dipegang Ambrizal dkk. Pemain PSPS yang kesulitan menembus pertahanan SFC untuk mengejar ketinggalan tampak mulai terpancing emosinya. Apalagi wasit Iis Isa Permana dan kedua asistennya kerap mengambil keputusan aneh dan tidak tegas. Beberapa kali pelanggaran keras terjadi, tapi sepanjang pertandingan ia hanya mengeluarkan satu kartu kuning untuk pemain PSPS. Meski banyak peluang emas tercipta dari kedua tim. Namun, tidak ada tambahan gol hingga wasit meniupkan peluit akhir pertandingan.

Pelatih PSPS Pekanbaru Abdurahman Gurning mengatakan, kekalahan ini sangat mengecewakan. Pasalnya, anak asuhnya mampu bermain baik sepanjang pertandingan dan mengimbangi pemain SFC. “Satu kesalahan saja dari pemain belakang kita langsung dihukum oleh SFC melalui gol Arif Suyono. Selebihnya, anak-anak saya lihat bisa mengimbangi permainan SFC meski tidak mampu memaksimalkan peluang menjadi gol,” ujarnya.

Dari SFC, RD menyatakan masih ada hal yang perlu dibenahinya jelang laga berikut menjamu Persija Jakarta. Menurut dia, saat ini finishing touch menjadi persoalan utama di timnya. “Begitu banyak peluang yang seharusnya mutlak menjadi gol. Tapi, karena finishing touch pemain depan belum tajam membuat peluang itu terbuang percuma. Makanya menjelang laga kontra Persija, hal ini yang akan saya benahi,” katanya. (iwan setiawan)

Lengkapi Fasilitas,Hilangkan Kesan Mahal

MEMASYARATKAN OLAHRAGA MENEMBAK DI SUMSEL (2)

Selain kelengkapan fasilitas penunjang, untuk menciptakan atlet berprestasi perlu adanya pembibitan sejak usia dini. Selain itu perlu dicarikan jalan keluar untuk menghilangkan kesan mahal.

PEMBANGUNAN shooting range yang berada dalam satu kesatuan komplek olahraga Jakabaring bukan hanya dari segi fisik semata. Lebih dari itu, fasilitas dan infrastruktur pendukung di shooting range tersebut juga akan serba baru dan tentunya sesuai standar internasional. Salah satunya adalah pemasangan Sius Ascor atau alat penilai elektronik yang menjadi salah satu syarat sebuah shooting range internasional.

Barang produksi sebuah perusahaan Swiss yaitu SIUS AG kini telah terpasang di beberapa shooting range bertaraf internasional seperti di Singapura, Thailand, Norwegia, Australia, Perancis dan Amerika Serikat. ”Yang pasti saya ingin shooting range kita bisa lebih baik dari yang dimiliki Laos. Mereka saja punya Sius Ascor empat sampai enam unit. Dari informasinya harga satu unit electronic scoring system itu diatas Rp1 miliar. Memang mahal. Apalagi sebuah shooting range internasional memang harus punya minimal empat alat penilai elektronik ini. Tapi untuk sebuah prestasi semua itu bisa diupayakan. Yang penting atlet kita yang selama ini terkendala fasilitas latihan tidak lagi merasakan kesulitan itu. Sehingga prestasi mereka bisa ditingkatkan dan bukan tidak mungkin nantinya bisa sejajar dengan atlet menembak kelas dunia,” tutur Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Nantinya, kata Alex, shooting range Palembang akan didesain sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu konsentrasi atlet ketika membidik sasaran. Pasalnya dari pengamatannya pada SEA Games lalu ditambah pula oleh keluhan atlet-atlet mengenai bidang sasaran, shooting range Vientiane masih memiliki kekurangan. Salah satunya adalah banyaknya tiang penyanggah bangunan di bidang sasaran. Sehingga sinar matahari membuat bayangan tiang menutupi bidang sasaran. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi para atlet yang membutuhkan ketenangan dan fokus saat membidik sasaran. ”Koreksi kita nanti salah satunya adalah persoalan penempatan tiang penyanggah bangunan. Kemudian yang perlu dicontoh adalah pemisahan area pertandingan dengan penonton menggunakan kaca tebal sehingga atlet yang sedang berkompetisi tidak terganggu dengan suara apapun dari area penonton,” kata Alex.

Setelah memiliki shooting range internasional nanti, tentunya sangat sayang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal. Artinya, pola pembinaan atlet menembak Sumsel harus dimulai sejak kini. ”Anak-anak usia sekolah nantinya sudah harus mulai dikenalkan dengan olahraga menembak ini. Tidak lagi hanya basket atau voli dan sepak bola saja. Sebab regenerasi atlet merupakan salah satu faktor krusial dalam mempertahankan prestasi olahraga daerah maupun negara ini,” ucap pejabat yang gemar olahraga menembak ini.

Pelatih tim menembak Indonesia asal Sumsel Kuncung Sudiyono mengatakan, mewahnya fasilitas yang dimiliki shooting range Palembang nantinya tidak akan berguna jika pembinaan atletnya mandek begitu saja. Menurut pelatih yang menangani Maharani Ardy dkk ini, pengenalan olahraga ini sejak usia dini kepada generasi muda mutlak dilakukan. Selain itu, penyediaan peralatan pendukung olahraga ini juga perlu dicarikan jalan keluarnya. Sebab cabang olahraga menembak masih dibayangkan masyarakat sebagai olahraga mahal. ”Kenyataannya memang demikian. Senjata dan amunisi untuk latihan memang mahal. Tapi semua itu saya yakin bisa dicari jalan keluarnya. Selanjutnya pembinaan dilakukan dengan pola memperbanyak turnamen menembak. (iwan setiawan)

Komitmen PT SB Bangun Sarana Olahraga

PALEMBANG(SI) – PT Semen Baturaja (persero) melalui program corporate social responsibility (CSR) membangun fasilitas lapangan tenis di Kompleks Semen Baturaja, Jalan Kenten Barat Baru, Palembang. Bahkan, pada tahun mendatang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen semen ini merencanakan membangun beberapa fasilitas olahraga lain.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Semen Baturaja (persero) Pamudji Rahardjo seusai meresmikan penggunaan lapangan tenis milik PT Semen Baturaja kemarin pagi. Menurut Pamudji, dibangunnya lapangan tenis ini dimaksudkan untuk memanfaatkan lahan kosong di dalam Kompleks Semen Baturaja. Selain itu, kegiatan ini dikaitkan pula dengan program kesehatan usaha, yakni seluruh faktor produksi termasuk sumber daya manusia harus sehat. Salah satu caranya adalah rajin berolahraga. Karena itu, manajemen memutuskan untuk membangun fasilitas olahraga. ’’Awalnya memang kami membangun lapangan tenis karena kondisi disini cocok untuk olahraga ini. Ke depan tidak tertutup kemungkinan kami juga akan membangun fasilitas olahraga lain, seperti lapangan badminton dan futsal. Akan tetapi, tentunya pembangunan itu disesuaikan kemampuan perusahaan. Kebetulan tahun lalu dan prediksi tahun ini kondisi keuangan memungkinkan, ya akhirnya dianggarkan untuk membuka lahan di sini dan dibangun lapangan tenis,” ujar Pamudji.

Menurut Pamudji, pemanfaatan
lahan kosong ini sebagai bukti keseriusan PT Semen Baturaja (persero) untuk menata lingkungan di kompleksnya. Sebab sebelum dibuka, lahan tempat berdirinya lapangan tenis ini merupakan rawa dan semak belukar yang menjadi sarang nyamuk. ’’Awalnya kami lihat tanah ini tidak terpakai karena cuma rawa-rawa dan banyak nyamuknya. Selain tidak enak dipandang, kalau dibiarkan, sama saja membiarkan sumber penyakit. Jadi, lebih baik seperti ini kan. Dibuka, dibangun fasilitas olahraga dan bermanfaat bagi orang banyak,” tuturnya.

Untuk memaksimalkan manfaat fasilitas olahraga yang telah ada ini, pengelolaannya diserahkan kepada staf khusus. Lapangan ini sendiri boleh dipergunakan oleh karyawan PT Semen Baturaja (persero) dan stake holder. ’’Semua boleh pakai kok, asal jadwalnya diatur lebih dulu biar tertib. Intinya, dengan adanya fasilitas olahraga ini diharapkan menjadi jembatan silaturahmi dan komunikasi antara Semen Baturaja dan stake holder, termasuk wartawan. Soalnya kalau secara formal sulit sekali mencari waktu ketemu, iya gak? Nah, kalau sambil santai dan berolahraga kan lebih enak,” katanya.

Sementara itu, Ketua Badan Pembina Olahraga (Bapor) PT Semen Baturaja (persero) Sutarwo mengatakan, sesuai instruksi dari direktur utama, maka ke depan Bapor akan menyediakan pelatih tenis lapangan sebagai paket tak terpisahkan dari pembangunan lapangan ini. (iwan setiawan)

Pesta Perdana Wong Kito Junior

PALEMBANG(SI) – Sriwijaya FC (SFC) U-21 akhirnya meraih kemenangan perdana di kompetisi U-21 Liga Super setelah mengempaskan tamunya, PSPS Pekanbaru U-21 dengan skor meyakinkan 4-0.

Belum pernah menang dari tiga
pertandingan sebelumnya membuat Caesar Kharisma dkk tampil penuh semangat saat menjamu PSPS U-21 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ) kemarin pagi. Turun dengan komposisi pemain terbaiknya, Laskar Wong Kito junior langsung menggebrak pertahanan tim tamu. Dimotori pergerakan gelandang Rahmad ’RD’ Dermawan, serangan yang dibangun SFC muda mampu merepotkan lini belakang Askar Bertuah junior yang digalang Cecep Arifin dan Seftia Hadi.

Tak menunggu lama, gol pertama SFC U-21 lahir melalui tendangan keras striker Caesar Kharisma pada menit ke-13. Menerima umpan dari tengah, Caesar pun beradu sprint dengan defender lawan mengejar bola. Mampu menguasai bola setelah mengecoh defender yang mengawalnya, pemain bernomor punggung 9 ini pun melepaskan tendangan keras yang tak mampu dijangkau kiper PSPS M Sony Septyan. Selepas gol pertama, tekanan pun terus dilancarkan pemain SFC U-21. Hasilnya, pada menit ke-17 Laskar Wong Kito junior mampu menggandakan keunggulan melalui penalti Rahmad. Wasit Eri Bastari asal Padang memberikan hadiah penalti setelah salah seorang pemain belakang PSPS menjatuhkan pemain SFC di kotak terlarang.

Unggul dua gol tak lantas membuat
anak asuh Pelatih Kas Hartadi mengendurkan tekanan. Berselang tiga menit Caesar kembali mencatatkan namanya di papan skor. Hingga turun minum SFC U-21 unggul 3-0 atas PSPS Pekanbaru U-21. Memasuki babak kedua, Pelatih PSPS U-21 Miskardi mencoba meredam agresivitas pemain SFC U-21 dengan memasukkan pemain bertipe bertahan. Namun, hal itu tidak juga mampu melepaskan tekanan yang datang bergelombang dari para pemain SFC. Meski PSPS sempat mendapatkan beberapa kali peluang mencetak gol, disiplinnya pemain bertahan SFC U-21 plus performa apik penjaga gawang Andritany Ardhiyasa membuat peluang tersebut mudah saja dipatahkan.

Saat PSPS mencoba mencari cara menembus pertahanan SFC, Kas Hartadi pun menginstruksikan pemainnya memainkan strategi ball possession. Hal ini membuat pemain PSPS semakin kesulitan membongkar pertahanan tuan rumah yang dikawal duet centre back Jeki Arisandi dan Fadli Ramadhansyah. Di tengah kebingungan tim lawan itulah, sebuah serangan balik cepat SFC U-21 pada menit ke-80 mampu dituntaskan dengan baik oleh Caesar untuk mencetak gol ketiganya di
pertandingan ini sekaligus menutup pesta gol SFC U-21.

Seusai pertandingan Pelatih SFC U-21 Kas Hartadi mengapresiasi positif penampilan anak asuhnya. Menurut dia, hasil yang diperoleh ini merupakan perbaikan dari evaluasi pertandingan sebelumnya. ’’Saat dikalahkan Persib beberapa waktu lalu anak-anak bermain di luar pola yang saya instruksikan. Mereka pun terlihat bermain secara individu. Tapi, pertandingan kemarin memperlihatkan hasil evaluasi di mana anak-anak bisa menjalankan instruksi saya dengan baik dan yang lebih penting mereka bermain sebagai tim hari ini (kemarin),” ujar mantan pelatih Sekayu Youth Soccer Academy (SYSA) ini.

Pelatih PSPS U-21 Miskardi menyatakan, pada pertandingan kemarin anak asuhnya tidak mampu keluar dari tekanan pemain tuan rumah sehingga strategi yang dipakai tidak berjalan maksimal. Selain itu, kondisi fisik pemain yang menurun juga menjadi kendala bagi timnya. ’’Pemain kami banyak yang tidak fit. Hal ini berpengaruh terhadap penampilan di lapangan. Tapi, harus diakui SFC juga main bagus kali ini dan pantas menang,” tuturnya. (iwan setiawan)

09 Januari 2010

Bangun Shooting Range Lebih Baik daripada Laos

MEMASYARAKATKAN OLAHRAGA MENEMBAK DI SUMSEL (BAGIAN 1)

Palembang sebagai ibukota provinsi Sumsel segera memiliki shooting range berstandar internasional di Kawasan Jakabaring. Pembangunan arena tersebut berawal dari ditunjuknya Sumsel sebagai salah satu daerah penyelenggara SEA Games Indonesia 2011.

SEBENARNYA pelaksanaan cabang olahraga (cabor) menembak sendiri diserahkan kepada Jawa Tengah. Akan tetapi melihat komitmen pemerintah provinsi Sumsel melalui Gubernur Alex Noerdin, akhirnya cabor menembak dipindahkan ke Sumsel.

Palembang sendiri sebenarnya telah memiliki shooting range di Jalan Hokky Kampus. Akan tetapi fasilitas yang dimiliki shooting range yang digunakan atlet Pelatda Sumsel dan Pelatnas menembak untuk SEA Games Laos 2009 lalu mengasah kemampuannya, ternyata tidak lagi memenuhi standar internasional. Sehingga untuk menjadi tuan rumah cabor menembak SEA Games mendatang, Pemprov Sumsel berkomitmen membangun shooting range baru yang dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar internasional. “Itulah mengapa saat SEA Games Laos kemarin, saya membawa serta pejabat terkait untuk melihat bagaimana venues olahraga sesuai standar internasional yang nantinya diterapkan di Sumsel. Khususnya cabang menembak, kebetulan saya juga Ketua Umum Pengprov Perbakin Sumsel tentunya menginginkan lapangan tembak yang kita miliki sesuai standar internasional. Soalnya atlet yang berlatih di situ kan dipersiapkan untuk turun di event-event internasional,” tutur Alex.

Perhatian Alex kepada cabang menembak memang lebih besar dibanding cabor lain. Selain masih menduduki Ketua Umum Pengprov Perbakin Sumsel, banyaknya atlet Sumsel yang berprestasi bagus di cabor ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Munculnya nama-nama Maharani Ardy, Rachma Saraswati, Agus Anindito, Akhmad Sudarmawan dan Rahmat Wisnu Aji ke jajaran persaingan atlet menembak ASEAN, sebagai bukti dari hasil pembinaan selama ini. “Memang mereka belum bisa berbuat banyak di SEA Games Laos lalu. Sebab ajang tersebut merupakan multievent pertama yang mereka ikuti. Tapi saya yakin saat SEA Games Indonesia nanti prestasinya lebih meningkat karena mereka main di rumah sendiri dan dukungan kepada mereka pun lebih besar,” ujar mantan Bupati Musi Banyuasin ini.

Alex menjelaskan, sarana olahraga yang akan dibangun dalam rangka menyambut SEA Games 2011 cukup banyak. Termasuk diantaranya perkampungan atlet, kolam renang, lapangan tembak dan padang golf. Akan tetapi ditegaskannya, untuk membangun fasilitas olahraga tersebut tidak menggunakan dana APBD Sumsel. Kalaupun menggunakan uang rakyat, kata dia lagi, bukan untuk bangunan utama melainkan fasilitas pendukung seperti halnya pembangunan jalan dan jembatan sebagai akses menuju sarana tersebut. “Untuk bangunan seperti kolam renang, lapangan tembak dan lapangan golf kita telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga. Hasilnya dana pembangunan lapangan golf mencapai Rp180 miliar, lapangan tembak Rp50 miliar, kolam renang Rp65 miliar sudah ada dan sudah siap. Bahkan semuanya kini telah dimulai di Jakabaring Sport Complex,” terangnya.

Atlet menembak Indonesia asal Sumsel Maharani Ardy mengatakan, pembangunan shooting range baru yang fasilitasnya disesuaikan dengan standar internasional akan sangat membantu peningkatan prestasi atlet menembak. Selain itu dengan adanya shooting range baru diharapkan bisa menumbuhkan minat generasi muda mendalami olahraga menembak. “Wah terima kasih banget kalau Palembang bisa punya shooting range internasional. Dengan begitu kita bisa menyesuaikan latihan dengan standar game internasional. Sehingga pas turun di turnamen internasional sudah tidak gugup lagi,” tutur peraih medali perak SEA Games 25th Laos 2009 di nomor sport rifle prone women team bersama Elly CH dan Rachma Saraswati. (iwan setiawan)

Singamania Resmikan Kantor Sekretariat

PALEMBANG (SI) – Guna lebih melancarkan roda organisasi, Singamania, salah satu kelompok suporter Sriwijaya FC (SFC), meresmikan kantor sekretariat yang digunakan sebagai pusat kegiatan sehari-hari.

Bertempat di Jalan Diponegoro No 239 Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, acara peresmian sekretariat Singamania kemarin siang berlangsung meriah. Ratusan anggota mengikuti rangkaian acara peresmian kantor mereka.

Ketua Harian Singamania
Syafarudin mengatakan, diresmikannya sekretariat ini sebagai bentuk perhatian pengurus kepada anggotanya. Selain itu, dengan dimilikinya sekretariat, ini sebagai wujud keseriusan Singamania dalam mendukung perjuangan Sriwijaya FC. ’’Selama ini kan anggota tidak punya tempat tetap untuk berkumpul berbagi informasi atau sekadar ngobrolin SFC. Nah, dengan diresmikannya sekretariat ini, seluruh anggota Singamania ataupun masyarakat umum yang mendukung SFC bisa berkumpul di sini,” ujarnya di sela-sela peresmian sekretariat Singamania kemarin siang.

Syafarudin menambahkan, sekretariat Singamania ini nantinya berfungsi sebagai pos komando (posko) anggota sebelum berangkat mendukung SFC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Selain itu, di sekretariat baru ini juga akan melayani kebutuhan anggota ataupun masyarakat umum untuk mendapatkan informasi maupun pernak-pernik SFC. ’’Pokoknya di sini adalah titik temu anggota Singamania dari korwil mana pun. Ke depan juga kami akan maksimalkan sekretariat untuk menjual merchandise, tiket pertandingan, atau apa pun yang berbau SFC,” katanya.

Adi, salah seorang anggota Singamania mengatakan, sangat terbantu dengan adanya sekretariat kelompok suporter ini. Sebab, dengan adanya sekretariat membuat elemen suporter dari semua korwil bisa saling berinteraksi di tempat ini. Dia juga mengharapkan kepengurusan Singamania yang baru terbentuk juga mampu membesarkan kelompok suporter hati nurani Singamania. ’’Bersyukur sekarang Singa Mania sudah punya sekretariat yang representatif. Semoga dari tempat ini muncul ide-ide segar untuk menggelorakan kembali dukungan kepada SFC agar menjadi klub terbaik Indonesia,” tuturnya. (iwan setiawan)

Haramkan Kekalahan

PALEMBANG (SI) – Sama-sama berada di papan tengah klasemen membuat Sriwijaya FC (SFC) dan PSPS Pekanbaru membutuhkan poin maksimal guna memperbaiki peringkatnya.

Saat ini SFC masih mogok di peringkat 8 dengan nilai 17, hasil 5 kemenangan, 2
seri dan 4 kalah. Hanya berselisih satu poin, PSPS menguntit tepat di bawahnya. Karena itu, duel seru merebutkan tiga poin bakal tersaji sore nanti kala keduanya bertemu di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ), Palembang.

Meraih hasil seri apalagi kalah jelas akan merugikan Laskar Wong Kito, julukan SFC, pada laga yang akan disiarkan antv pukul 15.00 WIB. Pasalnya, dalam pertandingan kali ini Zah Rahan dkk tampil di kandang sendiri yang tentunya didukung puluhan ribu pendukung SFC. Selain itu, para pesaing terdekat SFC seperti Persebaya Surabaya yang ada di peringkat 10 dengan selisih hanya satu angka dan Persipura di posisi ke-11 dengan beda dua nilai, tentu siap menyalip SFC jika hasil kontra PSPS nanti berakhir seri ataupun kalah.

Sadar kondisi ini, Coach SFC Rahmad ’RD’ Darmawan langsung pasang kuda-kuda. Apalagi, RD menilai tim tamu berjuluk Askar Bertuahitu merupakan salah satu tim kejutan di Liga Super musim ini. ’’Rekor tandang PSPS cukup baik. Mereka menahan imbang tuan rumah Arema Indonesia dan Persiwa Wamena menjadi bukti bahwa tim mereka punya sesuatu,” tutur RD seusai latihan pagi menjelang laga kontra PSPS kemarin.

Dalam pengamatan RD, saat tandang pasukan Askar Bertuah tampil gigih, ngotot dan bermain lepas. ’’Hal inilah yang membuat kami harus hati-hati dengan kekuatan mereka. Namun, hal tersebut bukan pula berarti anak-anak bermain ragu-ragu. Kami bermain di kandang dan itu artinya kami harus lebih mendominasi permainan,” ujar RD.

RD pun memberikan perhatian lebih kepada striker dan gelandang serang asal Kamerun Herman Dzumafo Epandi dan Chyril Emile Tchana. Sebab, kedua pemain inilah yang menjadi motor serangan PSPS. Meski begitu, pelatih kelahiran Metro, Lampung, 43 tahun silam ini tidak menutup mata atas talenta pemain lokal PSPS lain. Menurut dia, pemain seperti Ade Chandra Kirana dan Muhammad Isnaini tetap memiliki peluang untuk mengejutkan tim lawan. ’’PSPS sangat baik dalam menjalankan taktik serangan balik karena pemain mereka memiliki kecepatan. Namun, kami juga harus fokus terhadap organisasi permainan kami sendiri. Jangan sampai kami fokus mengatasi permainan lawan, tapi pola permainan kami sendiri tidak berjalan dan kesulitan bikin gol,” kata mantan pelatih Persija Jakarta ini.

Sementara dari kubu tim tamu, Pelatih PSPS Pekanbaru Abdurahman Gurning mengatakan, SFC merupakan tim bagus dengan banyaknya pemain timnas di dalamnya. Meski saat bertemu timnya nanti para pemain timnas di SFC belum dipastikan bermain, Gurning tetap yakin hal itu bukan masalah besar bagi LaskarWong Kito. ’’Main tidak mainnya pemain timnas di SFC saya rasa tidak mengurangi kekuatan mereka. Sebab, RD mampu mengolaborasikan kekuatan pemain mudanya dengan pengalaman pemain senior dan itu menjadikan mereka tim yang solid,” ucap mantan pelatih Persitara Jakarta Utara ini. (iwan setiawan)

PERKIRAAN PEMAIN

■ SRIWIJAYA FC (4-3-3)
Ferry Rotinsulu; Ambrizal, Charis Yulianto, M Nasuha, Slamet Riyadi; Tony Sucipto, Zah Rahan, Ponaryo Astaman; Keith Kayamba Gumbs, Richard Anoure Obiora, Rahmat Rivai
PELATIH: Rahmad Darmawan

■ PSPS PEKANBARU (3-5-2)
Fance Hariyanto; Dedi Gusmawan, Danil Junaidi, Armand Joel Banaken Bossoken; Ade Suhendra, Rusdianto, Ade Chandra Kirana, Ahmad Junaidi, Cyril Emile Tchana; M Isnaini, Herman Dzumafo Epandi
PELATIH: Abdurahman Gurning

08 Januari 2010

Bergantung Pemain Timnas

PALEMBANG (SI) – Meski memiliki sejumlah pemain berkualitas, Sriwijaya FC (SFC) masih sangat bergantung kepada pemain berlabel timnas. Pelatih Rahmad ’RD’ Darmawan mengakui hal itu.

Menurut RD, menghadapi padatnya jadwal Liga Super musim ini, mau tidak mau Laskar Wong Kito, julukan SFC, masih sangat membutuhkan tenaga pemain yang memperkuat timnas. Meski secara kualitas pemain pelapis yang dimiliki tim ini tidak jauh berbeda, RD tetap melihat ada kelebihan yang dimiliki pemain timnas dibanding pemain biasa. ’’Secara mental, pemain timnas memiliki kepercayaan diri lebih baik. Hal itulah yang diharapkan mampu ditularkan kepada rekan-rekannya di tim,” ujar RD.

Pelatih kelahiran Metro, Lampung, 43 tahun silam ini mengatakan, peran pemain timnas dalam tim sebagai penyeimbang kekuatan tim. ’’Pemain kami yang tidak dipanggil timnas memiliki kebugaran lebih baik. Disokong pengalaman dan ketenangan pemain timnas, tentu akan menjadi kekuatan tersendiri bagi tim ini menghadapi lawan-lawannya,” katanya.

Saat timnas Indonesia dikalahkan 1-2 oleh Oman di laga lanjutan Pra-Piala Asia 2011 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (6/1), dari enam pemain SFC yang dipanggil, hanya empat pemain yang diturunkan. Mereka adalah Charis Yulianto, Christian Worabay, Ponaryo Astaman, dan Isnan Ali. Dari empat pemain itu, hanya Isnan yang ditarik keluar pada menit ke-66. Sementara tiga pemain lainnya bermain penuh 90 menit. Dua pemain SFC lain, Ferry Rotinsulu dan Muhammad Nasuha, tidak diturunkan sama sekali. Sama seperti Charis, tandemnya di lini belakang Laskar Wong Kito, Precious Emuejeraye, yang memperkuat timnas Singapura menghadapi Iran di ajang yang sama pun bermain penuh 90 menit. Jelas hal ini menjadi pertimbangan tersendiri bagi RD untuk bijak menentukan pemain mana yang akan diturunkan saat menjamu PSPS Pekanbaru besok. Sebab, pertandingan berikutnya juga tidak kalah ketat karena SFC harus menjamu Persija Jakarta. ’’Kami akan melihat siapa pemain yang ada dalam kondisi terbaik. Selanjutnya saya juga akan melihat kebugaran pemain yang seusai bergabung dengan timnas,” tutur mantan pelatih Persipura Jayapura ini.

Sementara itu, Charis, kapten timnas Indonesia yang juga andalan RD di lini belakang SFC ini mengatakan, faktor kelelahan seusai membela timnas sedikit banyak berpengaruh terhadap performa pemain ketika membela klub. Namun sebagai profesional, dia mengaku tidak terlalu mempersoalkan hal itu. Sebab sebagai pemain, dia harus siap menjaga kondisi fisik dan kebugaran. (iwan setiawan)

PSPS Waspadai Trisula Wong Kito

PALEMBANG (SI) – Trisula yang dimiliki Sriwijaya FC (SFC) Keith Kayamba Gumbs, Richard Anoure Obiora, dan Rahmat ‘Poci’ Rivai mendapat perhatian lebih kubu PSPS Pekanbaru.

Hal itu diungkapkan Pelatih PSPS Abdurahman Gurning menjelang pertemuan kedua tim di Liga Super di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ), Palembang, besok sore. Menurut Gurning, kualitas yang dimiliki ketiga penyerang Laskar Wong Kito itu di atas rata-rata sehingga tidak ada alasan bagi pemainnya membiarkan mereka bebas membawa bola, apalagi sampai melepaskan tembakan ke gawang. “Dari pengamatan saya, tiga penyerang SFC itu sangat berbahaya. Apalagi, tipe bermain mereka berbeda satu sama lain dan bisa saling menutupi. Kayamba, meski sudah berumur, pergerakannya masih seperti pemain usia dua puluhan. Dia disokong Obiora dan Poci yang memiliki kecepatan. Tentu, hal itu membuat mereka sangat komplet di depan,” tutur Gurning kemarin.

Untuk itu Gurning telah menyiapkan strategi untuk meredam pergerakan pemain SFC yang dikenal sangat agresif. Selain itu, beberapa pemain juga telah disiapkan untuk mengawal pemain Laskar Wong Kito yang dianggap berbahaya. “Mengenai siapa jaga siapa, itu akan ditentukan kemudian. Tapi, yang pasti kami sudah siapkan pemain untuk meredam pergerakan trisula SFC itu,” katanya.

Sementara itu, Pelatih SFC Rahmad ‘RD’ Darmawan akan menentukan susunan pemain hingga saat terakhir pendaftaran pemain menjelang pertandingan. Hal itu untuk memberikan situasi kompetitif saat latihan sehingga para pemain bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya agar terpilih dalam skuad yang akan diturunkan pada pertandingan. Mengenai perhatian yang diberikan pihak lawan terhadap pemainnya, RD menyatakan hal itu merupakan bagian dari psywar menjelang pertandingan. Sebab, setiap tim tentu memiliki pemain yang perannya menonjol dan patut diwaspadai. (iwan setiawan)