20 September 2008

Album religi


Para personel grup band Element berpose pada peluncuran album religi Lomba Cipta Lagu dan Lirik Muslim yang diselenggarakan Esia di Ketty Resto, Palembang Indah Mall, kemarin. Para pemusik di tanah air memanfaatkan momentum Ramadan untuk meluncurkan album religi.

publikasi : sindo sumsel; sabtu 20 september 2008; halaman 13

16 September 2008

Jaringan Telkom

Pekerja mengawasi galian fiber optic (FO) di Jalan Kapten A Rivai, Palembang, kemarin. Pembenahan jaringan FO terus dilakukan Telkom untuk memaksimalkan layanan internet Speedy kepada para pelanggan. Penambahan jaringan juga dilakukan untuk memberikan layanan di tengah pesatnya persaingan.

publikasi : sindo sumsel; sabtu 6 september 2008; halaman 16

10 September 2008

Tinggalkan Keluarga demi Profesionalisme

MENYIBAK KERJA PENYIAR RADIO SELAMA RAMADAN (2-HABIS)

Dina Tanjung saat menyapa pendengarnya kemarin. Selama Ramadan, dia sering meninggalkan keluarganya.

Memasuki bulan suci Ramadan, bukan berarti seorang penyiar radio harus mengurangi frekuensi siarannya. Lantas, bagaimana cara menyiasatinya?

Jiwa entertainment sudah tertanam dalam dirinya sejak kecil. Berawal dari hobi tampil di depan teman-teman dan ditunjang vokal yang khas, membuatnya memutuskan untuk menekuni profesi sebagai announcer (penyiar) di sebuah stasiun radio berita ternama di kota Palembang. Ya… bagi Anda pendengar setia Radio Smart FM yang mengudara di frekuensi 101,8 MHz, suara pemilik nama udara Dina Tanjung, 31, sudah tidak asing lagi di telinga. Secara bergantian, Dina mengasuh program Harmoni Keluarga yang naik siar pada pukul 09.00–12.00 WIB setiap hari. Memasuki bulan suci Ramadan seperti sekarang, dimana aktivitas pekerjaan sedikit dikurangi karena harus berpuasa, tidak membuat Dina lemas atau kurang bergairah. Apalagi, karena sudah satu dasawarsa menekuni profesi ini, dia mengaku memiliki trik-trik untuk menyiasati kondisi yang dihadapinya. Jika memang jadwal siaran mengharuskannya untuk berbuka puasa di kantor, terlebih dahulu dia akan menyiapkan hidangan berbuka untuk suami dan anak-anaknya. Namun, terkadang sebagai wujud dukungan sang suami dan anak-anak, mereka pun berbuka puasa bersama di kantor radio. “Suami dan anak-anak sering juga membeli makanan dan berbuka bersama di kantor jika saya kebagian jatah piket siaran sore,”ujar dia belum lama ini.

Meski semuanya berjalan lancar, ada satu yang mengganjal di hatinya. Sebab, anak-anaknya saat ini sedang dalam usia beranjak remaja dan sedang belajar menjalankan ibadah puasa. Sementara si bungsu, kini sudah berusia 8 bulan. Setiap kali siaran, anak-anaknya terpaksa dititipkan kepada sang nenek. Jika selalu dibawa ke studio, Dina takut malah mengganggu konsentrasinya dalam bekerja. Seperti ibu-ibu lain pada umumnya, dia juga ingin bersama keluarga saat berbuka puasa tiba. Namun, karena konsekuensi profesinya, dia pun harus mengesampingkan rasa rindunya kepada sang buah hati hingga kembali ke rumah setelah mengerjakan tanggung jawabnya. “Si bungsu lagi lucu-lucunya, ingin rasanya selalu berada di dekatnya. Tapi, tugas ini juga tanggung jawab saya. Jadi, mau tidak mau saya harus profesional,” ucapnya mantap.

Dunia jurnalistik bagi Dina bukanlah barang asing. Sebab, pada saat kuliah dulu, dia memilih jurusan komunikasi jurnalistik di Stisipol Candradimuka Palembang. Sebelum bergabung dengan Smart FM, Dina sempat bekerja sebagai reporter di Media Sumatera. Namun, ketika terbuka kesempatan untuk bergabung dengan Radio SmartFM yang baru membuka biro Palembang pada 1998, tanpa menunggu lama, Dina langsung memutuskan untuk bergabung. Jadilah wanita pemilik suara merdu itu menjalani hari-harinya sebagai penyiar yang memandu berbagai acara talkshow dan membacakan berita yang menjadi menu utama radio tersebut. Sepuluh tahun menekuni dunia broadcasting membuat Dina paham betul seluk beluk profesinya tersebut. Suka-duka yang mengiringi profesinya membuat istri Iman Sugandi ini semakin kuat. Dukungan dari suami menjadikan semangat ibu tiga anak ini berlipat. “Kalau tidak didukung suami, mungkin sejak awal menikah dulu, saya sudah berhenti jadi penyiar,”pungkasnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; rabu 10 september 2008; halaman 13