12 Desember 2009

Kejutan Menembak

VIENTIANE (SI) – Penantian panjang cabang menembak telah berakhir. Setelah menunggu 12 tahun atau enam kali penyelenggaraan SEA Games (SEAG), atlet menembak Indonesia akhirnya mampu meraih prestasi terbaik di ajang multievent dua tahunan se-Asia Tenggara itu.

Adalah Erlinawati yang mampu mengibarkan bendera Merah Putih di Lapangan Tembak Kompleks Olahraga Nasional, Vientiane, Laos, kemarin. Dia mempersembahkan medali emas di nomor 50 m rifle prone putri. Di nomor ini, Elly–panggilan Erlinawati–mencatatkan 594 poin mengungguli atlet Thailand Pitchitkan Janako (592 poin) dan atlet Vietnam Ngadon Th (590 poin). Sebenarnya, satu atlet menembak Indonesia lain, yaitu Maharani Ardy juga meraih 590 poin. Namun, karena penghitungan juri atlet asal Vietnam lebih baik dalam akurasi tembakan, peluang Maharani meraih medali pupus.

Jelas, itu sejarah bagi cabang menembak Indonesia. Sebab, terakhir tim menembak Merah Putih merebut medali emas saat SEAG 1997 Jakarta. Sementara pada ajang berikutnya, Indonesia hanya mampu mengantongi perak.

Menurut Pelatih Kepala Cabang Menembak Indonesia Sylviana, momen ini diharapkan mampu menjadi titik balik kebangkitan cabang menembak Indonesia. “Kami patut berbangga dengan raihan ini. Karena, pada SEAG kali ini merupakan gabungan antara atlet senior dan junior. Alhasil, pada event olahraga internasional lainnya, kami di cabang menembak sudah memiliki modal pada atlet junior kami,” ujar Sylviana.

Elly mengaku sangat senang bisa menyumbangkan medali emas bagi Kontingen Indonesia. Menurutnya, di nomor sport rifle prone putri, dia tidak menyangka bisa mengumpulkan poin terbanyak dan merebut medali emas. “Dari awal kami main enjoy dan fokus ke pertandingan untuk meraih hasil terbaik. Hasil (medali) ini saya ibaratkan bonus karena bermain baik dan fokus,” ungkap Elly. (iwan setiawan)

11 Desember 2009

Tiket Palsu Bertebaran di Vientiane

Bak peribahasa, ada gula ada semut, di mana ada momen, di situ pula ada kesempatan memanfaatkan situasi. Pada SEA Games (SEAG) 2009 Laos, misalnya, kasus tiket palsu mulai menyeruak.

Panitia SEAG memang menemukan adanya pihak tertentu yang menjual tiket-tiket palsu. Mereka mendapatkan bukti itu dari para penonton yang akan menyaksikan pertandingan sepak bola di ajang multievent dua tahunan itu, termasuk saat pertandingan sepak bola antara tuan rumah Laos dan Indonesia. Secara fisik, bentuk tiket asli dan palsu nyaris tidak ada perbedaan. Hanya, pada tiket palsu tidak ditemukan tanda hologram di tengah-tengah tiket. ”Kami merasa malu dengan adanya peredaran tiket palsu ini. Seharusnya penonton juga tahu tiket hanya bisa dibeli dari panitia pelaksana SEAG yang telah ditunjuk, bukan membeli di sembarang tempat,” ujar Direktur Umum Stadion Chao Anouvong Thavone Insisiengmay kepada harian Seputar Indonesia kemarin.

Thavone menyatakan kondisi itu memicu panitia meningkatkan kewaspadaan dan ekstra hati-hati dalam memeriksa tiket pertandingan yang dimiliki calon penonton. Dia juga meminta maaf jika hal ini mengurangi kenyamanan calon penonton yang hendak masuk ke salah satu venue pertandingan. ”Kami bukan mau menghambat penonton masuk ke venue pertandingan dengan melakukan pemeriksaan secara ketat. Sebab, kami tidak ingin kenyamanan penonton di dalam terganggu dengan lebihnya kapasitas venue,” tuturnya.

Mengantisipasi hal ini agar tidak terulang, panitia telah mengeluarkan imbauan dan peringatan kepada calon penonton untuk membeli tiket di tempat resmi. Selain itu, Thavone juga meminta calon penonton memperhatikan logo hologram di tengah tiket yang merupakan ciri tiket resmi. Thavone melanjutkan, modus yang dilakukan penjual tiket palsu ini biasanya dengan mencampurkan tiket yang resmi dan tiket palsu tersebut sehingga membuat panitia resmi kesulitan untuk menindak penjual dan pembeli selama masa sibuk sebelum permainan. ”Saat Anda membeli tiket di tempat resmi, panitia akan memberi tahu secara rinci ciri-ciri tiket resmi. Kalau prosedur tersebut tidak dilakukan, lebih baik batalkan dan pindah ke tempat penjualan tiket lain,” paparnya.

Setelah kejadian ini, Thavone menegaskan, panitia SEAG 2009 akan menindak tegas setiap penjual tiket yang melakukan penjualan tiket palsu. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah pihak-pihak yang mencoba menjual tiket palsu yang ingin meraup keuntungan lebih dengan berlaku curang. Bahkan, Thavone menambahkan, ke depan, siapa yang kedapatan menggunakan tiket palsu akan ditangkap dan didenda. ”Kami mengimbau kepada penjual maupun penonton yang sengaja menggunakan tiket tidak resmi untuk menghentikan aksinya. Karena, saat ini panitia tengah menyelidiki sumber peredaran tiket palsu ini,” tandas Thavone. (iwan setiawan)

10 Desember 2009

Pelayanan Bagus di Perkampungan Atlet

Perkampungan atlet SEA Games (SEAG) 2009 di Vientiane, Laos, tidak tampak seperti wisma atlet. Jika melihat sepintas, gedung yang dihuni para atlet itu layaknya apartemen mewah.

Berdiri di area National University of Laos, SEA Games Village atau perkampungan atlet menjadi salah satu titik keramaian di ajang SEAG kali ini. Atlet dan ofisial dari 11 negara peserta pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara berkumpul di sini. Bahkan, sebelum pembukaan, tercatat 2.300 atlet dan ofisial telah menempati tujuh flat yang disediakan.

Head of the SEA Games Village Lammai Phiphakkhavong mengatakan, jumlah atlet dan ofisial yang ada saat ini akan terus bertambah seiring jadwal pertandingan masing-masing cabang olahraga (cabor). Menurut dia, perkampungan atlet di Vientiane ini memiliki lebih dari 3.800 kamar yang bisa menampung hingga 4.000 tamu. ’’Jumlah ini memang tidak sebanding dengan atlet dan ofisial yang datang. Tapi, nantinya ada atlet yang datangnya setelah pembukaan atau pulang lebih dulu bagi yang telah menyelesaikan pertandingan. Alhasil, jumlah kamar kami jamin tetap bisa menampung para tamu yang datang,” tutur Lammai kemarin.

Lammai mengatakan, pemerintah Laos dan panitia pelaksana SEAG 2009 berupaya maksimal memberikan layanan prima di tengahsegala keterbatasan. Dia menambahkan, salah satu fasilitas yang diberikan panitia adalah tersedianya pelayanan kesehatan selama 24 jam. Sebanyak 20 petugas medis dari rumah sakit umum Vientiane bersiaga untuk memberikan pertolongan medis dan penanganan pertama pada cedera para atlet.

Dengan bangga, Lammai juga mempromosikan layanan kuliner bagi para atlet dan ofisial di perkampungan atlet ini. Menurut dia, restoran yang melayani makan hingga empat kali per hari ini menyediakan semua jenis makanan, termasuk khas Laos, Eropa, dan makanan halal. ”Semua makanan disediakan Lao World Company. Sementara untuk melayani para tamu di restoran, kami merekrut staf profesional dari beberapa hotel dan restoran di bawah Lao Hotel Association. Adapun, jumlah sukarelawan yang bekerja di restoran atlet ini berkisar 260 orang,” ungkapnya.

Bukan hanya fasilitas makanan dan kesehatan, panitia juga memperhatikan akses komunikasi dan teknologi di perkampungan atlet. Dua provider seluler di Laos, yaitu Lao Telecom dan Tigo, menyediakan jaringan internet gratis di sekitar perkampungan atlet. ’’Kami berupaya membuat nuasana nyaman bagi para atlet dan ofisial. Bahkan, untuk memberikan relaksasi bagi atlet yang lelah setelah menjalani pertandingan, kami menyiapkan pertunjukkan seni dan budaya Laos, termasuk tarian tradisional dan band lokal Vientiane,” pungkasnya.

Beberapa atlet Indonesia yang ditemui harian Seputar Indonesia menyatakan fasilitas kampung atlet di Laos ini sudah memenuhi standar. Bahkan, mereka berkeinginan Pemerintah Indonesia juga memiliki perkampungan atlet seperti ini di Tanah Air. ”Fasilitasnya lumayan enak dan nyaman. Layanan standar seperti air, listrik, makanan, sangat diperhatikan panitia. Keamanannya juga bisa dibilang ketat,” ujar Agus Anindito, atlet menembak Indonesia.

Hal senada disampaikan kapten timnas sepak bola Indonesia Tony Sucipto. Menurut gelandang energik asal Sriwijaya FC ini, selama timnas tiba di perkampungan atlet, tidak ada kendala berarti menyangkut fasilitas penginapan. ”Semuanya bagus, makanannya juga terjamin. Padahal, tadinya kami khawatir sulit mendapatkan makanan halal di sini, tapi ternyata sudah diantisipasi panitia,” tutur Tony. (iwan setiawan)

09 Desember 2009

Sumsel Gencar Promosi SEA Games 2011

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) benar-benar siap menjadi tuan rumah dan penyelenggara pembukaan SEA Games (SEAG) 2011. Terbukti, mereka rajin mempromosikan kesiapan daerah itu sebagai tuan rumah.

SEAG 2011 memang akan digelar di empat daerah di Indonesia, yakni Sumsel, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Bahkan, berdasarkan website KONI, nama Sumsel dijagokan sebagai tempat penyelenggaraan pembukaan ketimbang ketiga daerah lainnya. Jakarta untuk sementara hanya disiapkan sebagai tempat penutupan SEAG 2011. Keseriusan itu ditunjukkan dengan beragam promosi yang digelar Pemprov Sumsel di sela-sela pelaksanaan SEAG 2009 Laos. Tentunya, ini memang strategi marketing yang menarik.

Chief de Mission (CDM) Indonesia yang juga Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, Kota Palembang benar-benar serius dan siap menjadi tuan rumah acara pembukaan SEAG ke-26. Bahkan, berbagai persiapan sudah mencapai tahap penyelesaian. ”Belajar dari pelaksanaan SEAG di Laos, kami akan laksanakan yang terbaik di Sumsel. Kami akan beri layanan terbaik bagi duta-duta negara atlet dan ofisial peserta SEAG 2011,” ujar Alex kemarin.

Perhatian Alex tidak sebatas kepada atlet, ofisial, dan tamu VVIP, juga insan pers peliput kegiatan olahraga antarbangsa itu. Apalagi, setelah Alex mendapat informasi bahwa media center yang disediakan panitia di Laos kurang representatif dengan segala keterbatasan. Dia menjanjikan di Palembang nanti selain ada media center yang representatif, di beberapa area publik juga akan disediakan hotspot yang kualitasnya baik sehingga semua wartawan yang ingin mengakses internet akan memperoleh berbagai kemudahan. ”Tentunya, semua itu kami sediakan dengan gratis,” tutur Alex.

Apa yang disampaikan Alex tidak berlebihan jika melihat tim promosi Sumsel yang sejak kemarin sudah mulai bekerja. Guna mempromosikan SEAG Sumsel, beberapa putri Sumsel akan ditempatkan di beberapa titik strategis untuk membagikan dan menyosialisasikan leaflet dan barang-barang lain yang berisi informasi kesiapan Palembang sebagai tuan rumah SEAG ke-26 2011, termasuk pemberian cendera mata bagi para CDM negara peserta berupa miniatur kapal lancang kajang dari perak.

Staf Promosi SEAG 2011 Sumsel Antok mengatakan, promosi yang dilakukan Sumsel, yakni membagi-bagikan buku dan CD mengenai objek wisata Sumsel. Selain itu juga menampilkan visual venue olahraga di Sumsel yang lebih lengkap daripada Laos. ”Apalagi, di Palembang, kami akan gelar cabang olahraga lebih banyak dari daerah lain, termasuk cabang paling populer, yakni sepak bola,” ungkap Antok.

Antok menambahkan, promosi Sumsel menargetkan sasarannya kepada tiga sasaran, yakni olahraga dengan sasaran atlet dan pencinta olahraga, kemudian ofisial, dan terakhir CDM masing-masing negara. ”Seperti siang ini (kemarin) ada pertemuan seluruh CDM di atlet village, kami akan gelar promosi di sana. Selain itu, lokasi yang dipakai sebagai tempat promosi, yakni venue, kampung atlet, hotel, rumah, dan losmen yang dipakai atlet dan ofisial masing-masing negara. Sebetulnya kami juga mau promosi di bandara, tapi terkendala perizinan pemerintah,” paparnya.

Antok menerangkan, jumlah material promosi yang disiapkan sebanyak 200 buku wisata Sumsel, CD 200 keping, 500 topi, 5.000 kipas tangan, dan pin SEA Games 2011 sebanyak 4.000 buah. ”Untuk promosi kami gunakan kemampuan beberapa Putri Sumsel. Stan utama ada di media centre dan di tempat pertemuan CDM,” pungkas Antok. (iwan setiawan)

Alex Noerdin Kunjungi Lao ITECC

VIENTIANE (SI) – Demi memacu semangat Kontingen Indonesia di SEA Games (SEAG) 2009 Laos, CDM Kontingen Indonesia Alex Noerdin menyambangi Gedung Lao ITECC Vientiane yang menjadi tempat pertandingan sejumlah cabang.

Selain mengunjungi gedung itu, Alex yang juga Gubernur Sumatera Selatan meninjau tempat penginapan tim pendukung promosi Indonesia sebagai tuan rumah SEAG 2011. Dalam kunjungannya, Alex menyatakan wisma para wartawan itu cukup baik sehingga bisa melaksanakan tugasnya dengan baik pula.

Dia juga menegaskan, pada SEAG 2011, pihaknya akan menyediakan media center untuk para wartawan. Rencana itu dilakukan demi memudahkan para wartawan saat melaksanakan tugasnya. (iwan setiawan)

08 Desember 2009

Harga Melambung Tinggi di Vientiane


Jelang pembukaan SEA Games (SEAG) 2009 Laos, Rabu (9/12), persiapan panitia lokal masih dihadapkan pada berbagai kendala. Yang paling tampak adalah sarana transportasi dan akomodasi.

Dua hari menjelang pembukaan SEA Games yang baru pertama kali digelar di Laos ini, para atlet ataupun ofisial dari negara peserta dihadapkan pada persoalan terbatasnya transportasi. Hal itu bukan hanya karena tidak sebandingnya jumlah peserta dengan sarana transportasi yang disediakan panitia, tapi juga minimnya angkutan umum di Vientiane, ibu kota Laos. Akibatnya, mobilitas atlet, ofisial, masyarakat umum, dan jurnalis yang ingin berpindah dari satu venue ke venue pertandingan lain sangat lamban.

Kontingen Indonesia sendiri tidak luput dari masalah ini. Bahkan, komplain pun telah diajukan kepada Pemerintah Laos dan panitia pelaksana (panpel). Namun, karena memang itu keterbatasan Laos, persoalan ini bisa dimaklumi. ’’Ini sangat mengganggu persiapan atlet dan ofisial yang akan menuju tempat pertandingan dari wisma atlet. Tapi, karena menurut panitia ini adalah hal maksimal yang mereka lakukan, ya mau apalagi,” ujar Wakil Ketua Chief de Mission Indonesia Mudai Maddang di Vientiane kemarin.

Berdasarkan informasi dari panpel, untuk melayani angkutan sekitar 12.000 peserta SEAG 2009 dari 11 negara, mereka hanya menyediakan 150 unit bus. Jelas itu tidak setara mengingat jadwal pertandingan sangat ketat. Alhasil, untuk mengatasinya, Kontingen Indonesia menyewa beberapa unit mobil untuk mempermudah transportasi atlet dan ofisial. ”Untuk mendapatkan mobil yang kami sewa saja masih kesulitan. Selain itu, harga sewa mobil atau sarana transportasi lain melambung tinggi,” katanya.

Selain masalah transportasi, permasalahan yang sama juga terjadi dengan akomodasi. Selain harga tinggi, kamar juga sulit didapatkan. Bahkan, pesanan kamar dari Kontingen Indonesia untuk tamu eksekutif sempat akan dibatalkan pihak hotel yang menerima tawaran lebih besar dari negara peserta lain. ”Kami sempat terkendala lantaran hampir dibatalkannya pesanan kamar kami. Kini sudah beres, meski tidak semua rombongan pendukung CDM mendapat kamar di hotel. Kami sudah tempatkan rombongan di rumah yang representatif,” tuturnya.

Sementara itu, rombongan besar Kontingen Indonesia baru akan tiba di Laos siang ini. Chief de Mission Indonesia Alex Noerdin rencananya datang bersama Ketua Umum KONI/KOI Rita Subowo dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng. Sebagian besar, dari total 515 orang, atlet dan ofisial Kontingen Indonesia juga akan tiba bersama rombongan hari ini. (iwan setiawan dari Laos)

08 Oktober 2009

Lengkapi Laporan Keuangan

PALEMBANG (SI) – Laporan keuangan klub yang dikirimkan manajemen Sriwijaya FC (SFC) ternyata dinilai PT Liga Indonesia (PT LI) belum lengkap dan harus segera dibenahi sebagai persyaratan ikut kompetisi.

Masalah itu diketahui manajemen setelah PT LI memberi teguran terhadap klub-klub peserta Liga Super yang belum menyerahkan dokumen legalitas finansial untuk musim 2009/2010. Padahal, batas akhir penyerahan sendiri sudah lewat, yaitu Senin (5/10). Namun, PT LI masih sedikit berbaik hati dan memberikan tambahan batas waktu hingga Kamis (8/10). ’’Hingga Senin (5/10) lalu baru ada empat klub yang menyerahkan laporan keuangannya, yaitu Persipura, Arema, Persiwa, dan Pelita Jaya,” ujar Sekretaris PT LI Tigor Shalom Boboy kepada wartawan.

Tigor mengatakan, kejelasan pendanaan klub penting artinya untuk menghindari permasalahan yang sering dihadapi klub ketika kompetisi berjalan. Masalah itu di antaranya persoalan utang hak pemain atau pelatih dan keterlambatan pembayaran gaji serta persoalan terkait keuangan lain. ’’Yang penting itu klub harus memenuhi tiga aspek keuangan, antara lain laporan keuangan tahun lalu, rencana keuangan tahun 2009/2010, bebas tunggakan kewajiban keuangan, termasuk melunasi pembayaran gaji pemain musim sebelumnya,” pungkasnya.

SFC sendiri tidak terlepas dari persoalan keuangan yang menimpa banyak klub di Indonesia. Belum dibayarkannya gaji dan bonus kepada pemain dan pelatih yang tidak diperpanjang kontraknya musim ini belum juga kelar. Manajemen berkilah, pembayaran gaji pemain dan pelatih yang tidak diperpanjang kontrak itu akan dibayarkan setelah pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencairkan dana APBD yang dihibahkan kepada SFC.

Vice President of Finance SFC Roliansyah Basnan mengatakan, laporan keuangan klub ini menjelang musim 2009/2010 sudah diserahkan kepada PT LI bersamaan penyerahan dokumen-dokumen pendaftaran klub. Namun, diakuinya penyerahan dokumen itu belum lengkap 100% seperti yang diharapkan PT LI. Dengan demikian, kemungkinan besar itulah yang menjadi penyebab mengapa laporan SFC ini dianggap belum masuk. ’’Kalau dana APBD mungkin mudah mengetahui berapa jumlahnya dan meminta persetujuan penggunaan dari DPRD. Tapi di luar itu, kami ini kan terus menggalang dana sponsor. Sementara PT LI mensyaratkan dalam penyerahan dokumen itu harus disertai bukti kerja sama hitam di atas putih atau kontrak. Padahal, hingga saat ini masih terdapat beberapa sponsor yang tengah masa penjajakan. Tidak kami laporkan nanti menyalahi, mau dilaporkan tapi belum pasti juga, ya bingung juga kami,” ujar pengusaha Sumsel ini.

Meski begitu, pria yang kerap disapa Yan Basnan ini berjanji akan segera melengkapi dokumen legalitas finansial SFC. ’’Kalau sudah menyangkut sanksi, hal itu wilayah presiden klub yang mengomentarinya. Tapi mudah-mudahan dalam waktu dekat semua syarat yang dibutuhkan bisa kami serahkan kepada PT LI,” tandasnya. (iwan setiawan)

Duric Sepakat Gabung Sriwijaya FC

PALEMBANG (SI) – Rencana Sriwijaya FC (SFC) merekrut striker naturalisasi Singapura Aleksander Duric kian mendekati kenyataan. Dijadwalkan Duric dan agennya akan tiba di Palembang, Jumat (9/10), untuk menandatangani kontrak kerja bersama Laskar Wong Kito.

Rencana kedatangan Duric disampaikan langsung oleh agennya Ricky Nelson dari Emmo Enterprise yang dihubungi harian Seputar Indonesia kemarin. Menurut Ricky, awalnya dia dan Duric akan tiba di Palembang pada Kamis (8/10). Namun, karena pertemuan dengan Presiden Klub SFC Dodi Reza Alex diundur menjadi Sabtu (10/10), dia dan Duric memundurkan kedatangan mereka satu hari. ’’Tadinya memang Kamis besok (hari ini) kami sudah tiba di Palembang. Tapi karena pertemuan penandatanganan kontrak baru digelar Sabtu (10/10), ya kami undur satu hari kedatangan kami,” ujar Ricky.

Ricky menyatakan, kepindahan Duric dari Singapore Armed Forces Football Club (SAFFC) ke SFC sudah tidak ada masalah lagi. Sebab, klub peserta S League, Liga Primer Singapura, tersebut tidak memperpanjang kontrak pemain berusia 39 tahun ini. Dengan demikian, pemain kelahiran Serbia Montenegro ini bisa segera bergabung dengan Laskar Wong Kito seusai pertandingan terakhir SAFFC, Jumat (30/10), menghadapi Brunei DPMM.

Bahkan, Duric bisa lebih cepat bergabung dengan Zah Rahan dkk. Syaratnya, SFC harus membayar sejumlah dana kompensasi sebagai pengganti nilai kontrak yang diputus. ’’Semuanya sudah deal kok, makanya kami datang untuk tanda tangan kontrak. Soal kapan bisa bergabungnya Duric dengan SFC, sedang diupayakan secepatnya. Karena ini bukan melulu soal uang, melainkan juga keinginan si pemain untuk pindah baik-baik dan meninggalkan kesan yang baik di klub lama,” tambahnya.

Demi menjaga totalitas dalam bermain, Duric akan memboyong keluarganya ke Palembang. Bahkan, keputusan Duric ini sempat membuat negosiasi kontrak memanas. Sebab, dia meminta manajemen SFC mencarikan sekolah internasional untuk anaknya. ’’Duric ingin anaknya yang duduk di bangku SMP tersebut tidak ketinggalan pelajaran seperti halnya yang diperoleh di Singapura. Tapi setelah diberi tahu gambaran kondisi Palembang, dia pun bisa mengerti,” pungkasnya.

Di balik usianya yang tidak muda lagi bagi seorang pesepakbola profesional, kemampuan yang dimiliki Duric terbilang istimewa. Saat ini pemain SAFFC ini masih memimpin daftar pencetak gol sementara S League musim 2009 dengan 27 gol. (iwan setiawan)

07 Oktober 2009

Duel Penuh Dendam

PALEMBANG (SI) – Pertarungan juara sejati kembali terjadi di Stadion Andi Mattalatta malam nanti. Juara Piala Indonesia Sriwijaya FC (SFC) akan ditantang musuh bebuyutan juara Liga Super, Persipura Jayapura.

Optimisme ditunjukkan para pemain Laskar Wong Kito, julukan SFC. Meskipun, kondisi tim sedikit tidak menguntungkan dengan gangguan cedera beberapa pemain pilar dan belum bergabungnya dua pemain asing SFC, yakni Richard Anoure Obiora dan Precious Emuejeraye. Hal itu tidak mengurangi semangat Zah Rahan dkk untuk memberikan hasil terbaik kepada pencinta SFC. ’’Saya sudah mengatakan kepada para pemain agar mereka yakin dengan kemampuan mereka sendiri. Jangan menyerahkan tanggung jawab kepada hanya satu atau dua orang pemain karena sepak bola permainan tim. Dengan materi yang ada saat ini, saya masih yakin mampu meredam Persipura,” tutur pelatih yang sudah dua kali membawa SFC mengecundangi Persipura dilaga puncak Piala Indonesia ini.

Keyakinan juga diusung striker Rahmat ’Poci’ Rivai. Dia ingin mempersembahkan gol bagi SFC dalam ajang resmi. Keinginan Poci itu sangat mungkin terwujud dengan bantuan pemain SFC lain. Dari tujuh pertandingan uji coba yang dilakukan SFC pada pramusim, Poci sukses mengemas enam gol, masing-masing satu gol ke gawang Perlis FA, SFC U-21, Persiwa Wamena, dan Pelita Jaya. Sementara itu, dua gol dia lesakkan ketika SFC mencukur habis Tim Pomnas Sumsel dengan 20 gol tanpa balas. ’’Saya ingin bantu SFC memperoleh kemenangan atas Persipura. Sebab, pertandingan ini prestise bagi pemain dan klub. Pembuktian juara Indonesia ada di pertandingan ini. Mohon doanya dari pendukung dan pencinta SFC agar kami tampil bagus dan menjadi juara,” tutur Poci.

Bagi Persipura, Community Shield (CS) merupakan kesempatan emas membalas dendam kekalahan menyakitkan di final Piala Indonesia musim lalu dari SFC. Sebab, atas kekalahan tersebut, tim besutan Jacksen F Tiago itu gagal mengikuti jejak SFC yang sukses mengawinkan gelar pada musim 2007/2008. Setidaknya Alberto ’Beto’ Goncalves dkk telah mengirim sinyal kepada SFC ketika mereka berhasil keluar sebagai juara Piala Kraton di Yogyakarta akhir pekan lalu. Pada turnamen tersebut Eduard Ivakdalam dkk berhasil mengalahkan Persiba Balikpapan 1-0 sekaligus menggondol juara. Modal kemenangan inilah yang lantas membuat skuad Persipura merasa yakin mampu mengalahkan SFC di laga CS nanti. ’’Dengan skuad yang sebagian besar pemain pelapis pun, kami mampu meraih hasil maksimal di Piala Kraton kemarin. Apalagi ketika berhadapan dengan SFC di CS nanti pemain kami lebih komplet, tentu hasil lebih baik bisa diraih,” papar Asisten Manajer Persipura Anton Y Imbenai.

Bahkan, striker Persipura Alberto Goncalves sesumbar yakin mencetak gol ke gawang SFC untuk membawa kemenangan timnya. ’’Kemenangan atas SFC nanti merupakan harga yang pantas untuk menebus kekalahan kami di final Piala Indonesia lalu,” ujar Goncalves. (iwan setiawan)

Dukungan Penuh Singamania

PALEMBANG (SI) – Pada pertandingan Community Shield (CS) yang digelar malam nanti, Sriwijaya FC (SFC) tidak sendiri. Kelompok suporter Singamania akan hadir memberi suntikan semangat tim kesayangannya.

Meski jarak tempuh Palembang–Makassar terhitung jauh dan membutuhkan biaya besar, hal itu tidak menyurutkan niat kelompok suporter. Dengan kocek pribadi, mereka rela menempuh jarak ribuan kilometer hanya untuk memberikan dukungan kepada klub idola. ’’Sebenarnya lebih banyak yang ingin berangkat ke Makassar. Tapi karena waktu persiapan yang mepet dan persoalan nonteknis lain, maka diputuskan hanya 10 orang anggota Singamania yang berangkat mendukung SFC dari Palembang, Senin (5/10). Selanjutnya mereka akan bergabung dengan 10 orang anggota dari Singamania Jabotabek dan Yogyakarta di Jakarta untuk melanjutkan perjalanan udara menuju Makassar hari ini (kemarin),” ungkap Ketua Umum Singamania Deddy Pranata.

Deddy menambahkan, kegiatan yang mereka sebut Singamania Tour Makassar ini merupakan lanjutan dari tur-tur yang telah dilakukan musim sebelumnya. Dia mengakui Tour Makassar ini merupakan perjalanan terjauh yang pernah dilakukan Singamania dalam mendukung SFC. (iwan setiawan)

06 Oktober 2009

Anoure Obiora Segera Bergabung Sriwijaya FC

PALEMBANG (SI) – Manajemen Sriwijaya FC (SFC) akhirnya bisa sedikit bernapas lega setelah mendapat kabar masalah administrasi kerja pemain Richard Anoure Obiora telah selesai.

Hanya, Obiora belum bisa bergabung dengan Laskar Wong Kito kala harus berhadapan dengan Persipura Jayapura di ajang Community Shield (CS) yang digelar di Stadion Mattoangin, Makassar, Rabu (7/10). Sebab, pada tanggal tersebut Obiora baru bertolak dari Nigeria menuju Indonesia. Dengan demikian, kemungkinan besar dia baru akan bergabung bersama Zah Rahan dkk menjelang laga perdana Liga Super Indonesia (LSI) saat SFC dijamu PSM Makassar, Minggu (11/10).

Hal itu disampaikan agen pemain dari Mutiara Hitam Sports & Management Jules Denis Onana yang menangani Obiora. Menurut Onana, semua dokumen menyangkut izin kerja dan tinggal pemain SFC itu telah selesai diurus Senin (5/10). Selanjutnya seluruh dokumen tersebut dikirimkan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Nigeria yang akan mengeluarkan surat izin kerja dan tinggal untuk Obiora di Indonesia. ’’Begitu dokumennya sampai di Nigeria, Obiora tinggal ambil Kitas dan surat-surat lainnya besok (hari ini). Selanjutnya barulah pada Rabu (7/10) dia bisa berangkat ke Indonesia,” ujar Onana.

Kabar ini disambut positif Manajer SFC Hendri Zainuddin. Menurut Hendri, dengan segera bergabungnya Obiora, maka kekuatan Laskar Wong Kito –terutama di lini depan– akan bertambah. Selain itu, dengan hadirnya Obiora di dalam tim, akan memudahkan pelatih menjalankan strategi berbeda dalam meramu tim. ’’Awalnya kami mengharapkan kedatangan Obiora bisa lebih cepat dan bisa bermain saat bertemu Persipura di CS. Namun, ternyata penyelesaian urusan administrasinya baru kelar sekarang, jadi ya inilah keadaannya,” tutur Hendri. (iwan setiawan)

Usung Target Realistis

PALEMBANG (SI) – Skuad Sriwijaya FC (SFC) sore kemarin bertolak menuju Makassar untuk bertarung di ajang Community Shield. Sebanyak 19 pemain diusung untuk memenuhi target maksimal.

Meski belum bisa menurunkan tim terbaiknya, Rahmad ’RD’ Darmawan yakin pemainnya saat ini masih cukup kompetitif dengan lawan yang akan dihadapi. ’’Memang kami tidak membawa semua pemain. Sebab, selain untuk efisiensi juga lantaran berbagai penyebab lain,” tutur RD menjelang keberangkatan timnya di Bandara Internasional SMB II kemarin sore.

Tidak datang dengan kekuatan penuh bukan berarti SFC kalah sebelum berperang. RD mengatakan, justru kondisi seperti ini merupakan ujian bagi Laskar Wong Kito, julukan SFC. Sebab, memasuki musim kompetisi 2009/2010, situasi serupa bahkan lebih berat akan dihadapi tim kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) ini. ’’Dengan materi pemain SFC saat ini, saya yakin bisa memenangkan pertandingan kontra Persipura nanti. Meski materi mereka lebih komplet, bukan berarti kemenangan lantas ada di mereka. Pokoknya kami juga sebagai juara Piala Indonesia punya keinginan mengalahkan juara liga dan mencetak sejarah baru,” ujarnya.

Manajer SFC Hendri Zainuddin juga mengusung semangat yang sama. Menurut dia, kemampuan para pemain SFC dan Persipura setara. ’’Tidak ada yang perlu ditakuti dari Persipura. Sebab, musim lalu saja kami bisa menang di Piala Indonesia atas mereka. Dengan materi pemain yang lebih baik dari musim lalu, maka saya yakin kami bisa memberikan perlawanan sengit dan mengatasi Persipura,” tutur anggota DPRD Kabupaten Banyuasin ini.

Dari 23 pemain SFC, ada empat pemain yang tidak dibawa pada tur Sulawesi-Kalimantan. Selain penjaga gawang keempat Andi Irawan, RD meninggalkan Ambrizal yang masih memulihkan kondisi pascasakit dan Tony Sucipto yang harus bergabung dengan training camp (TC) timnas PSSI U-23. Serta satu lagi penjaga gawang utama Ferry Rotinsulu yang tengah mempersiapkan pernikahannya, Sabtu (10/10).

Dalam skuad yang dibawa RD ke Makassar dan Balikpapan, terdapat dua pemain timnas yang tengah cedera, yaitu Charis Yulianto dan Isnan Ali. Alasan RD membawa mereka untuk menyemangati pemain lain yang berlaga. Bahkan, jika memang dalam beberapa hari ini kondisi keduanya fit dan tidak ada keluhan mengenai cederanya, tidak tertutup kemungkinan mereka bisa diturunkan bermain. ’’Charis sedang menunggu bantalan dari Singapura untuk mengganjal tumitnya yang cedera. Jika memang pemasangan alat bantu bisa membuat mereka fit dan ingin bermain, ya tentu akan saya pertimbangkan. Makanya, mereka tetap saya bawa ke Makassar dan Balikpapan,” pungkas RD. (iwan setiawan)

05 Oktober 2009

SFC Dibayangi Kecemasan

PALEMBANG (SI) – Kekuatan Sriwijaya FC (SFC) di laga Community Shield (CS) tidak maksimal. Sebab, dua pemain asing mereka belum bergabung dan beberapa pemain pilar belum pulih dari cedera.

Keberangkatan skuad SFC ke Makassar hari ini diwarnai sedikit kekhawatiran. Pasalnya, beberapa skenario yang disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk menjelang laga jawara kontra Persipura Jayapura, Rabu (7/10), semuanya berantakan. Mulai cederanya Isnan Ali dan Charis Yulianto yang tengah menjalani training centre (TC) tim nasional (timnas) PSSI di Sawangan, Depok, hingga belum pulihnya kesehatan Ambrizal yang sempat diopname karena didiagnosis menderita demam berdarah dengue (DBD).

Hilangnya ketiga pemain belakang ini otomatis membuat pilihan pemain mengisi lini belakang berkurang. Sebelumnya manajemen berupaya meminjam Precious Emuejeraye bek Woodlands Wellington FC yang telah menyepakati kontrak kerja bersama SFC satu musim ke depan. Selain untuk memberikan atmosfer pertandingan di Indonesia kepada pemain anyarnya, peminjaman sementara bek timnas Singapura itu juga lantaran SFC tahu betul kualitas lawan yang akan dihadapi nanti. Namun, rencana itu batal karena pemain yang bersangkutan tidak memperoleh izin dari klubnya. Sebab, Rabu (7/10), Woodlands Wellington FC akan menjamu klub Super Reds dalam lanjutan S League atau Liga Primer Singapura.

Begitupun dengan Richard Anoure Obiora yang belum ada jelas kedatangannya ke Indonesia. Berdasarkan informasi dari agen Jules Denis Onana dari Mutiara Hitam Sports & Management, Obiora masih di Nigeria untuk mengurus administrasi kerjanya di Indonesia. Meski Obiora akan diupayakan datang ke Indonesia awal Oktober ini untuk segera memperkuat SFC, Onana berkilah bahwa seperti halnya di Indonesia, masalah administrasi di Nigeria pun berbelit-belit dan membutuhkan waktu lama.

Kondisi yang dialami Obiora pun dimaklumi Pelatih Sriwijaya FC (SFC) Rahmad ’RD’ Darmawan. Meski RD sempat berharap kehadiran Obiora bisa memberikan warna lain di lini depan SFC, dengan kondisi yang berkembang saat ini dia lebih memilih Obiora diturunkan saat laga perdana Liga Super ketimbang dipaksakan turun di CS. ’’Bayangkan saja kalau Obiora harus berangkat dari Nigeria sekarang untuk main di CS pada 7 Oktober dan harus kembali ke negaranya untuk mengurus Kitas pada Kamis (8/10). Sementara Liga Super sendiri dimulai Minggu (11/10). Bagi saya, lebih baik dia konsentrasi menyelesaikan urusan administrasi kerjanya terlebih dahulu dan bersiap untuk main di laga perdana Liga Super nanti,” ujar RD.

Yang pasti, meski kekuatan timnya tidak penuh, RD tetap memiliki keyakinan mampu mengatasi Persipura. Sebab, dia telah menyiapkan strategi khusus untuk meredam gaya bermain skuad Mutiara Hitam yang dikenal dengan agresivitas tinggi. ’’Meski tidak dengan kekuatan penuh, saya yakin pemain yang akan saya turunkan bisa meladeni Persipura. Selain itu, saya juga sudah mempersiapkan beberapa pemain yang memiliki misi ganda untuk mematikan pergerakan motor serangan Persipura dan beberapa pemain berbahaya mereka,” pungkas RD. (iwan setiawan)

04 Oktober 2009

Modal ke Makassar

PALEMBANG (SI) – Sriwijaya FC (SFC) mencukur habis tim sepak bola Pekan Olahraga Mahasiswa (Pomnas) Sumatera Selatan (Sumsel), 20-0 pada laga uji coba di Stadion Gelora Sriwijaya kemarin sore.

Meski mencatat kemenangan besar, hasil tersebut tidak membuat Laskar Wong Kito, julukan SFC, jemawa. Sebab, lawan yang dihadapi memang berada jauh di bawah level mereka. Bahkan, para pemain yang diturunkan Pelatih SFC Rahmad ’RD’ Darmawan pun terlihat bermain santai dan tidak ngotot seperti pada uji coba sebelumnya. Hal itu memang sesuai instruksi RD agar pemainnya memaksimalkan koordinasi. ’’Saya tidak menilai berapa skor hari ini. Sebab, tujuan melawan tim dengan kemampuan di bawah anak-anak membuat mereka bisa menikmati pertandingan. Selain itu, pertandingan ini juga merupakan bagian dari pemulihan kebugaran fisik dan mental yang sudah saya programkan sebelumnya,” tutur RD.

Selain menjadi bagian dari program pemulihan kebugaran pemainnya. RD mengatakan pertandingan ini juga sebagai salah satu upayanya menyiapkan beberapa antisipasi kondisi menjelang pertemuan dengan Persipura Jayapura pada ajang Community Shield (CS). Sebab, Senin (5/10), tim rencananya sudah bertolak menuju Makassar. ’’Ini juga sebagai pemantapan beberapa pemain yang saya siapkan untuk menggantikan peran pemain yang dipanggil timnas. Kemungkinan besar kondisi mereka cukup berat karena saya dengar mereka baru diizinkan kembali ke klub Selasa (6/10) sore karena paginya masih latihan. Selain itu, tanggal 5 Oktober timnas juga melakukan uji coba sehingga saya enggak yakin kondisi pemain kami yang ada di timnas bisa fit ketika turun di ajang CS,” tambahnya.

Sementara itu, Pelatih Tim Sepak Bola Pomnas Sumsel Alfi Zahri mengatakan, hasil pertandingan kemarin sore merupakan hal yang wajar karena lawan yang dihadapi merupakan klub profesional bermaterikan pemain-pemain hebat. Meski begitu, dia tetap berharap anak asuhnya mampu mengeluarkan kemampuan maksimal saat berlaga di ajang sebenarnya, yaitu Pomnas XI yang diselenggarakan di Palembang. ’’Kami dapat pelajaran penting dari SFC hari ini (kemarin) mengenai bagaimana mengatur koordinasi permainan dan menyeimbangkan pertahanan dan penyerangan. Mudah-mudahan pertandingan ini bisa menambah kepercayaan diri para pemain ketika mereka berlaga melawan tim sesama mahasiswa di Pomnas nanti,” tuturnya.

Pertandingan kedua tim kemarin memang berjalan tidak seimbang. SFC yang turun dengan formasi 3-4-3 awal babak pertama telah berhasil membobol gawang tim Pomnas pada menit ketujuh melalui Keith Kayamba Gumbs. Berselang lima menit gelandang asal Sumsel Amirul Mukminin menambah keunggulan SFC menjadi 2-0. Terus menekan, Laskar Wong Kito menambah pundi-pundi gol melalui dua gol Rahmat ’Poci’ Rivai (19, 42), Mustofa Aji (23, 43), Nana (25), Keith Kayamba Gumbs (36), dan Zah Rahan Krangar (37).

Memasuki babak kedua, RD mengistirahatkan sebagian pemain senior dan menggantinya dengan pemain-pemain junior. Bukannya berkurang, tekanan perpaduan pemain senior dan junior semakin menjadi. Sebelas gol berhasil dijaringkan Oktavianus dkk pada 45 menit kedua. Christian Warobay membuka keran gol pada babak kedua melalui titik penalti pada menit ke-47. Pemain asal Papua ini pun menggandakan golnya pada menit ke-79. Gol lain diciptakan Caesar Kharisma (54, 66, 83), Oktavianus (57,76), dan Rizki (58,70,82,87). (iwan setiawan)

RD Minta Keringanan Benny Dollo

PALEMBANG (SI) – Pelatih Sriwijaya FC (SFC) Rahmad ’RD’ Darmawan meminta tim nasional (timnas) PSSI mengurangi volume latihan pemain asal SFC. Hal itu menyusul kambuhnya cedera dua pilar Laskar Wong Kito yang bergabung di training camp (TC) timnas PSSI Pra-Piala Asia 2011.

Setelah sebelumnya harus kehilangan Ambrizal karena sakit dan Charis Yulianto yang kambuh cedera tumitnya. Kini SFC harus kembali kehilangan satu pemainnya yang naik meja perawatan. Wingback kiri, Isnan Ali kambuh cedera engkel kirinya yang didapat saat berhadapan dengan Seoul FC pada laga Liga Champions Asia beberapa waktu lalu. Dengan demikian, Charis dan Isnan saat ini lebih fokus penyembuhan cederanya dibanding latihan bersama rekan timnas lain. Hal ini membuat peluang kedua pilar tersebut tampil di laga Community Shield yang digelar di Stadion Mattoangin, Makassar, Rabu (7/10), semakin tipis.

Menyikapi situasi ini, RD telah berkoordinasi dengan Pelatih Timnas Benny Dollo menyangkut program latihan pemain selama di timnas. Menurut RD, dia meminta Bendol agar volume dan intensitas latihan yang diberikan kepada pemain SFC sedikit lebih ringan dibanding pemain lain. Menurut dia, hal itu untuk menjaga kondisi pemain tetap fit dan bugar ketika kembali ke klub dan diturunkan di pertandingan Community Shield. ’’Kita tahu timnas memiliki target para pemain bisa top performa ketika memasuki November. Sementara klub membutuhkan para pemain untuk siap pada 7 Oktober. Maka itu, saya sudah berpesan agar pemain pintar-pintar menjaga kondisi dan ritme latihannya agar ketika mereka kembali ke klub kondisi fisiknya tidak drop karena digenjot latihan berat di timnas,” tuturnya.

Selanjutnya RD dengan tegas menyatakan tetap optimistis kala memimpin timnya menghadapi Persipura nanti. Sebab, pelatih kelahiran Metro, Lampung, ini telah mempersiapkan beberapa nama pemain pelapis untuk mengisi posisi yang ditinggalkan pemain pilar tersebut. Bahkan, dalam dua uji coba yang dilakukan SFC tanpa kehadiran enam pemain pilar yang dipanggil timnas, RD tampak memaksimalkan beberapa strategi yang disiapkan untuk mengantisipasi tidak bisa diturunkan pemain pilihan utamanya. ’’Memang suatu kerugian bagi kami, pemain pilar, banyak yang belum fit. Tapi toh, masih ada pemain lain yang bisa menempati posisi pemain yang kemungkinan besar tidak bisa bermain tersebut,” ujar RD. (iwan setiawan)

03 Oktober 2009

Matangkan Persiapan

PALEMBANG (SI) – Menjelang menghadapi Persipura Jayapura di ajang Community Shield, Rabu (7/10), sore ini Sriwijaya FC (SFC) menjajal tim sepak bola Pomnas Sumsel di Stadion Gelora Sriwijaya.

Mengenai lawan tanding yang merupakan tim mahasiswa untuk Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) XI di Palembang medio Oktober nanti, Pelatih SFC Rahmad ‘RD’ Darmawan tidak akan menganggap remeh lawan. Menurut RD, tim mana pun yang bertemu SFC saat ini akan sangat terpacu bisa mengalahkannya. Sebab, menundukkan tim sekelas SFC merupakan kebanggaan bagi mereka. “Saya tidak akan main-main meski menghadapi tim mahasiswa. Sebab, saya juga punya kepentingan atas uji coba ini, yaitu memantapkan peran pemain dan meningkatkan moral pemain sebelum berhadapan dengan Persipura di Community Shield dan memulai perjalanan Liga Super,” ujarnya.

Karena enam pemain ada yang mengikuti TC timnas PSSI, skuad yang akan diturunkan sore nanti tidak akan jauh berbeda ketika menghadapi Semen Padang, Rabu (30/9). Menurut mantan arsitek Persipura Jayapura dan Persija Jakarta ini, pertandingan sore nanti akan dimanfaatkannya untuk mengasah ketajaman lini depan. “Meski lebih fokus pada sektor penyerangan, bukan berarti lini belakang akan dibiarkan begitu saja. Tapi, melihat calon lawan kami nanti, saya akan maksimalkan pergerakan pemain bertipe menyerang,” sebutnya.

Para pemain kemarin mendapatkan menu latihan lebih ringan untuk mempersiapkan kondisi mereka. RD menyusun program untuk membentuk stamina para pemainnya agar bisa mencapai top performa saat bertemu Persipura. Para pemain SFC, kecuali pemain yang masuk training centre (TC) timnas Indonesia, terus digenjot di fitness center selain latihan biasa di lapangan.

Selain masalah fisik, mental pemain ketika turun di lapangan juga menjadi fokus perhatiannya. Salah satunya memberikan suasana pertandingan kepada para pemainnya. “Pemain yang ada di skuad saat ini sebagian besar merupakan pemain pelapis. Mereka juga butuh diberikan suasana kompetisi untuk menunjukkan kemampuannya dan menjaga semangat bertanding mereka,” tutur pelatih yang telah memberikan tiga gelar bergengsi dalam dua tahun terakhir untuk SFC itu.

Sementara itu, Manajer Tim Sepak Bola Pomnas Sumsel, Ahmad Khuazi mengatakan, pertandingan menghadapi SFC merupakan modal berharga bagi timnya sebelum turun di ajang Pomnas. Sebab, melawan tim yang kualitasnya jauh berada di atas mereka akan banyak pelajaran berharga yang didapat oleh para pemainnya ketika nanti bertemu dengan tim dengan kualitas setara. “Target kami dalam Pomnas ini bisa menjadi juara khususnya di cabor sepak bola. Apalagi, kami bermain di hadapan publik sendiri. Makanya, kesempatan beruji coba dengan SFC ini akan saya pergunakan sebaik mungkin mencoba strategi yang akan dipakai pada pertandingan Pomnas mendatang,” tuturnya. (iwan setiawan)

Simanis Galang Dana Untuk Bencana Gempa

PALEMBANG (SI) – Kelompok suporter Singa Mania Indonesia (Simanis) melakukan penggalangan bantuan dari masyarakat dan anggota mereka sendiri. Hasilnya akan diserahkan kepada korban gempa besar di Sumatera Barat dan korban kebakaran di Kelurahan Ogan Baru, Kecamatan Kertapati, Rabu (30/9).

Sekitar 30 anggota salah satu kelompok suporter Sriwijaya FC (SFC) ini berkumpul di Bundaran Air Mancur sekitar pukul 13.00 WIB kemarin. Selanjutnya mereka mulai menyebar ke beberapa titik mulai dari Pasar 16 Ilir, Pusat Perbelanjaan Megahria, Dika Pasar Swalayan, Jalan Jenderal Sudirman, JM Plaza, diakhiri di IP, untuk menggalang bantuan dari masyarakat. Para pemilik toko, pengemudi kendaraan, dan warga yang melintas disodorkan kotak air mineral kosong untuk menampung uang sumbangan sukarela dari masyarakat.

Meski berjalan kaki dan berteriak-teriak dalam suasana panas, hasil yang mereka dapatkan lumayan besar. Dalam kurun waktu 4 jam, anggota Simanis mampu mengumpulkan sumbangan sukarela dari masyarakat sebesar Rp 4 juta.

Presiden Simanis Qusoi mengatakan, penggalangan dana bencana ini sebagai wujud kepedulian Simanis terhadap kondisi yang dialami masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) dan Kertapati yang tengah menderita. Sebab, menurut Qusoi, organisasi pendukung klub sepak bola seperti halnya Simanis bukan semata mendukung klub ketika bertanding, tapi juga harus peduli terhadap kondisi sosial masyarakat yang berkembang. “Ini sebagai bukti kami juga peduli terhadap penderitaan masyarakat. Sebab, mungkin saja di antara korban bencana tersebut adalah pendukung klub sepak bola,” tuturnya ditemui di lokasi kemarin.

Qusoi mengatakan nantinya sumbangan dari masyarakat masih akan ditambahkan dengan penggalangan bantuan internal Simanis. Menurut Qusoi, seluruh bantuan yang terhimpun akan dibagi dua. Sebagian dikirimkan ke korban gempa di Sumbar dan sebagian lagi diserahkan ke korban kebakaran di Kertapati. “Untuk korban kebakaran Kertapati mudah-mudahan akan kami serahkan Minggu besok. Sementara untuk korban gempa di Padang akan kami cari lembaga atau badan pengumpul bantuan yang bisa langsung menyerahkan bantuan yang telah kami himpun kepada para korban,” pungkasnya. (iwan setiawan)

02 Oktober 2009

Gempa Ganggu Bobby Satria

PALEMBANG (SI) – Gempa 7,6 Skala Richter (SR) yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (30/9), ternyata berimbas kepada dua pemain Sriwijaya FC (SFC), Oktavianus dan Bobby Satria. Maklum saja, dua pemain tersebut memiliki beberapa keluarga yang masih menetap di sana.

Secara kebetulan, ketika gempa besar tersebut terjadi, keduanya tengah membela SFC menghadapi klub asal Padang, yaitu Semen Padang dalam laga uji coba. Bahkan, Bobby baru mengetahui ada gempa setelah menyaksikan siaran televisi setibanya di Mes Pertiwi. Bahkan, baik Oktavianus maupun Bobby sempat tampak sibuk mencoba menghubungi sanak keluarganya di Padang untuk mengetahui kondisi terakhir mereka. Namun, mereka tampak kesulitan menghubungi keluarganya. Untung, kedua pemain itu berhasil mengontak saudaranya yang menyatakan bahwa keluarga berhasil menyelamatkan diri ketika gempa berlangsung. Namun, kerusakan yang dialami rumah orangtua dan beberapa keluarganya termasuk parah. ’’Kabar dari saudara saya, barang-barang di dalam rumah hancur dan pecah semua. Dinding rumah juga retak besar. Bahkan, mereka sementara ini tidak berani masuk ke rumah dan memilih tinggal di posko,” ujar Oktavianus kepada harian Seputar Indonesia kemarin.

Meski sudah mendapat kabar keluarganya baik-baik saja, sejak pagi hingga sore kemarin Oktavianus tetap berupaya mencari tiket penerbangan ke Padang. Pasalnya, pemain yang merayakan hari ulang tahunnya kemarin ingin memastikan seluruh anggota keluarganya dalam keadaan baik-baik saja. ’’Saya belum mendapat kabar mengenai keberadaan adik saya. Keluarga di sana juga kesulitan mencarinya. Sebenarnya saya ingin meminta izin kepada pelatih untuk bisa pergi ke Padang menemui keluarga, tapi bandara di sana belum dibuka untuk penerbangan komersial. Jalan darat juga katanya sulit dilalui. Akhirnya, keluarga juga menyarankan saya monitor dari Palembang saja. Kalau ada perkembangan nanti dikabari,” tutur pemain berjuluk Si Belut ini.

Kondisi serupa juga dialami Bobby Satria. Defender anyar SFC ini baru bisa menghubungi keluarga dan orangtuanya, Rabu (30/9) malam. Meski rumah keluarganya banyak yang rusak dan berantakan, Bobby bersyukur karena tidak ada yang mengalami luka serius. ’’Sudah bisa berkomunikasi walau cuma lewat SMS. Keluarga masih was-was terjadinya gempa susulan sehingga mereka tidur di tempat evakuasi. Saya juga masih khawatir dan terus monitor melalui siaran televisi perkembangan terbaru kondisi Padang dan sekitarnya,” kata mantan pemain Persebaya Surabaya ini.

Pelatih SFC Rahmad Darmawan mengatakan, situasi saat ini dilema baginya. Di satu sisi, kedua pemainnya itu tentu sangat ingin menemui sanak keluarga yang terkena musibah gempa. Tetapi di sisi lain, tim besutannya ini tengah dipersiapkan menjelang laga jawara menghadapi Persipura Jayapura, Rabu (7/10), di Stadion Andi Matalatta, Makassar. ’’Dilema juga buat saya kalau mengizinkan atau tidak keduanya pulang ke Padang. Sebab, persiapan kami menjelang CS (Community Shield) sangat mepet. Tapi saya coba kasih masukan, yaitu sulitnya transportasi menuju atau keluar dari sana. Nanti kalau kondisi sudah memungkinkan, pasti saya ataupun manajemen akan mengizinkan mereka pulang menengok keluarganya,” pungkas RD. (iwan setiawan)

Bidik Lolos Divisi Utama

PALEMBANG (SI) – Tim PS Bank Sumsel yang akan mengarungi kompetisi Divisi I PSSI 2009 secara resmi dilepas Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan (BPD SS) kemarin.

Pelepasan tim tersebut dilakukan Direktur Umum PT BPD SS Mugiono didampingi Ketua Umum PS Bank Sumsel Welsar Lubis di aula lantai III kantor pusat Bank Sumsel. Selanjutnya, 22 pemain akan berangkat menuju Bengkulu untuk menghadapi PS Bengkulu, Minggu (4/10), dalam laga perdana Divisi I Grup III. Dalam Grup III ini PS Bank Sumsel tergabung bersama PS Bengkulu, PSP Padang, PS Muaro Jambi, dan PSBL Bandar Lampung. Pertandingan digelar dengan sistem home and away dan dimulai Minggu (4/10) di Bengkulu dan diakhiri di Palembang, 9 November 2009.

Ketua Umum PS Bank Sumsel Welsar Lubis menyatakan kesiapan tim yang murni dibina dan dibiayai Bank Sumsel ini telah cukup matang. " Saya berpesan kepada pemain dan ofisial agar bermain semangat namun tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap laga. Dengan demikian, target promosi ke Divisi Utama bisa dicapai dan tidak tercoreng tindakan tidak sportif," ujarnya. (iwan setiawan)

SKUAD PS BANK SUMSEL
Pelatih : Edi Mulyono
Asisten Pelatih : Roni Fadli

Pemain
Dody Chandra (Kiper)
Nurul Subhki (Kiper)
Joko Santoso (Kiper)
Muntarno (Belakang)
Ari Wibowo (Belakang)
Rendi (Belakang)
Budi Sutrisno (Belakang)
Catur Cahyono (Belakang)
Wibowo (Belakang)
Sudirman (Belakang)
Eko Maryadi (Belakang)
Eka (Belakang)
Windi Andrianto (Tengah)
Abdul Hidayat (Tengah)
Puji Slamet (Tengah)
Burhanuddin (Tengah)
Suroso (Tengah)
Sukodir (Tengah)
Nurcoyo (Tengah)
Tinton Suharto (Depan)
Isoewardi (Depan)
Rahmad Ramadhan (Depan)
Yuli Harmoko (Depan)

01 Oktober 2009

Hanya Unggul Satu

PALEMBANG (SI) – Sriwijaya FC (SFC) hanya mampu meraih kemenangan tipis satu gol, saat Laskar Wong Kito menjamu klub Divisi Utama Semen Padang (SP) di laga uji coba kemarin.

Tampil di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, meski mampu memenuhi target meraih kemenangan, SFC masih mengkhawatirkan. Raut wajah kurang puas pun terpancar dari wajah Pelatih SFC Rahmad ’RD’ Darmawan. Sebab, anak asuhnya belum juga menunjukkan kemampuan terbaiknya. Selain karena tidak bermainnya enam pilar utama SFC karena masuk training centre (TC) tim nasional Indonesia, ada sejumlah masalah yang menyertai tim ini. RD masih dihadapkan masalah kebugaran pemain setelah jeda Lebaran. Pertandingan ini sempat terganggu akibat kabut asap yang menyelimuti Palembang sehingga kickoff pun dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB.

SFC yang tampil tanpa separuh kekuatannya pun langsung ditekan oleh SP. Menggunakan strategi 4-3-3 lalu bertransformasi menjadi 4-4-2, RD memaksimalkan pergerakan kedua sayapnya yang diisi Oktavianus dan Mustofa Aji. Namun, strategi tersebut mampu diantisipasi dengan baik oleh Arsitek SP Arcan Iurei Anatolievici yang menurunkan formasi 3-4-3. Hasilnya pun bisa dibilang pada babak pertama SFC minim peluang.

Kondisi berbeda ditunjukkan tim tamu yang berhasil menciptakan beberapa peluang emas melalui pergerakan strikernya, Marcio Souza. Hanya ketidaktenangan mantan bomber Persela Lamongan dalam menyelesaikan peluang jadi masalah SP. Selain itu, SFC juga patut berterima kasih dengan penjaga gawangnya, Hendro Kartiko. Mantan kiper timnas ini tampil bagus.

Memasuki babak kedua, RD menginstruksikan pemainnya agar bermain lebih agresif. Hasilnya, baru berjalan satu menit, Zah Rahan dkk mampu membahayakan gawang SP yang dijaga Ahmad Kurniawan. Melalui pergerakan eksplosif Mustofa di sisi kiri pertahanan SP, bola dikirimnya ke tengah kotak penalti untuk jadi peluang matang. Sayang, Rahmat ’Poci’ Rivai yang telah menanti pun langsung menanduk bola tersebut, tapi masih bisa dihalau Ahmad. Bola rebound juga tidak mampu dimaksimalkan Oktavianus yang melepaskan tendangan keras tapi masih membentur kiper SP. Perubahan strategi lalu dilakukan RD, dengan menarik keluar Alamsyah Nasution dan memasukan Tony Sucipto, membuat permainan SFC lebih hidup. Hasilnya, pada menit ke-62 Oktavianus melakukan sundulan keras dan membobol jala SP.

RD mengatakan, hasil pertandingan menghadapi SP belum menunjukkan karakter SFC yang sebenarnya. Salah satu penyebabnya adalah tidak turunnya beberapa pemain pilar, meski secara individu ada kemajuan. Salah satunya adalah cara main duet bek muda Bobby Satria dan I Gusti Ngurah Nana yang diplot menggantikan Charis Yulianto dan Ambrizal di lini belakang. ”Secara kualitas individu ketika satu lawan satu dengan lawan, saya sangat suka karena karakter mereka kuat. Kecepatan dan menutup gerakan lawan saya rasa mereka lebih bagus dari seniornya. Tapi, yang membedakan mereka dengan para seniornya adalah ketika membangun serangan dari bawah,” tutur RD.

Dari SP, menurut Arcan Iurie, hasil pertandingan ini sudah maksimal. Sebab, dia mengakui kualitas pemain SFC berada di level yang lebih tinggi dibanding timnya. Yang penting, uji coba ini bisa dijadikan pelajaran bagi pasukannya untuk lebih percaya diri menatap kompetisi Divisi Utama. (iwan setiawan)

Lawan Persipura, Precious Main

PALEMBANG (SI) – Kekuatan Sriwijaya FC (SFC) saat bertarung di laga antara jawara atau Community Shield (CS) semakin bagus. Sebab, selain Richard Anoure Obiora sudah bisa bermain, defender tangguh asal Singapura Precious Emuejeraye juga dapat diturunkan.

Menghadapi Persipura Jayapura pada laga jawara tersebut, persiapan SFC sangat serius. Selain memantapkan formasi pemain, manajemen SFC juga terus berupaya melengkapi skuadnya dengan pemain yang belum bergabung. Seperti Obiora yang saat ini masih berada di Nigeria untuk mengurus administrasi kerjanya di Indonesia, Precious siap merumput. Melalui agen Obiora, manajemen SFC meminta agar secepatnya striker tersebut segera datang ke Indonesia. Ternyata keinginan itu direspons baik oleh agen dan Obiora secara langsung. Bahkan, dijadwalkan mantan pemain PSDS Deli Serdang ini telah tiba di Palembang akhir pekan ini.

Sementara itu, satu lagi pemain asing Laskar Wong Kito yang belum bergabung adalah Precious. Pemain yang sudah menandatangani kontrak dengan SFC untuk satu musim ke depan ini masih harus menyelesaikan sisa kontraknya bersama klub lamanya, Woodlands Wellington. Dia masih harus tampil di S-League atau Liga Singapura hingga akhir Oktober. Namun, manajemen SFC berinisiatif untuk meminjam Precious agar bisa diturunkan pada ajang CS menghadapi Persipura. Pasalnya, SFC sangat tahu kualitas permainan lawan mereka itu, khususnya barisan penyerang Persipura. ”Alhamdulillah, setelah melobi klub Precious melalui agennya. Tampaknya klub pemain yang musim depan bermain bersama kami ini memberikan izin. Dia bisa bermain memperkuat SFC di Community Shield. Jelas ini sebuah keuntungan bagi kami karena lini pertahanan SFC akan bertambah kuat dengan hadirnya Precious,” tutur Manajer SFC Hendri Zainuddin kemarin. (iwan setiawan)

30 September 2009

Ujian Terakhir

PALEMBANG (SI) – Sriwijaya FC (SFC) terus berusaha meraih kemenangan pada laga uji coba mereka. Semua demi persiapan akhir menghadapi laga jawara kontra Persipura Jayapura, Rabu (7/10).

Semen Padang (SP) sebagai lawan pemanasan SFC sore ini diharapkan mampu menjadi ujian bagi anak asuh Rahmad Darmawan. Sebab, materi pemain SP sangat bagus dengan pelatih berpengalaman asal Moldova, Arcan Iurie Anatolievici. Tim tamu yang berjuluk Kabau Sirah berjanji akan memberikan perlawanan sengit.

Catatan tiga hasil seri pada tiga pertandingan uji coba terakhir SFC membuat pendukung setia Laskar Wong Kito waswas. SFC sebelumnya ditahan Persiwa Wamena dengan skor 2-2, lalu bermain imbang tanpa gol dengan Persema Malang, dan yang terakhir seri 2-2 saat menjamu Pelita Jaya. Sekarang pasukan Rahmad Darmawan ini belum juga menunjukkan kelasnya sebagai tim favorit juara. Meski begitu, hasil kurang maksimal yang diperoleh Laskar Wong Kito tersebut juga disebabkan beberapa faktor, seperti belum lengkapnya pemain dan tidak maksimalnya masa persiapan karena bertepatan dengan Ramadan dan Lebaran.

Rahmad mengatakan, menghadapi SP di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring sore nanti, kemenangan menjadi target utama Laskar Wong Kito. Sebab, hasil ini sangat penting artinya bagi mental para pemain menghadapi pertandingan kontra Persipura Jayapura dan laga perdana Liga Super, saat SFC bertandang ke kandang Persiba Balikpapan. Pelatih kelahiran Metro, Lampung, ini mengingatkan bahwa misi menang kali ini tidak mudah. Sebab, kekuatan SP musim ini jauh berbeda dari sebelumnya. Meski hanya bermain di Divisi Utama, amunisi skuad Kabau Sirah bisa disejajarkan dengan beberapa klub peserta Liga Super. ’’Justru ini sebuah keuntungan bagi kami karena bertemu lagi dengan tim yang mengusung strategi berbeda dan pemain yang bagus. Meski target kami menang, SFC harus lebih hati-hati dan fight karena kekuatan pasukan ini tidak bisa turun penuh sedangkan mereka tampil full team,” kata pelatih yang kerap disapa RD ini.

Menurut RD, tidak bisa bermainnya beberapa pemain SFC karena gabung timnas Indonesia. Namun, semua itu bukan masalah besar baginya. Dia mengatakan, dengan dipanggilnya enam pemain SFC ke timnas senior plus satu pilar gabung timnas U-23, membuat posisi Laskar Wong Kito di sektor bek kiri dan gelandang bertahan menjadi lowong.

Sementara itu, rombongan SP yang baru tiba di Palembang, kemarin siang, datang dengan kekuatan penuh. Sebanyak 22 pemain dibawa Arcan Iurie untuk menghadapi SFC. ”Saya tahu SFC besok (hari ini) turun tidak full team karena banyak pemain yang dipanggil timnas. Tapi saya juga yakin, pemain penggantinya tidak kalah kualitasnya dengan pilar inti,” tandasnya. (iwan setiawan)

Anoure Obiora Segera Tiba

PALEMBANG (SI) – Kabar baik berembus di markas Sriwijaya FC (SFC). Salah seorang pemain asingnya, Richard Anoure Obiora, akan tiba di Palembang akhir pekan ini.

Kepastian tersebut disampaikan Manajer SFC Hendri Zainuddin kemarin siang. Menurut Hendri, berdasarkan keterangan dari agen pemain asal Nigeria tersebut, Jules Denis Onana, Obiora telah bersiap-siap meninggalkan negaranya untuk berangkat ke Palembang. Mantan pemain PSDS Deli Serdang itu diperkirakan tiba di Palembang, Sabtu (3/10). ”Tadi saya sudah menelepon Onana. Katanya, Obiora sudah mencari tiket untuk terbang ke Palembang. Jadi, kami harapkan dia bisa secepatnya bergabung di sini,” ujar Hendri.

Menurut anggota DPRD Kabupaten Banyuasin ini, kehadiran Obiora sangat dinanti untuk menambah daya gedor Laskar Wong Kito. Apalagi, dalam beberapa pertandingan uji coba SFC, pasukan Rahmad ‘RD’ Darmawan masih kurang gereget. Seperti halnya musim lalu, peran Obiora di lini depan SFC cukup vital. ”Mudah-mudahan dengan kehadiran Obiora, lini depan kami lebih menggigit dan mampu bersaing dengan klub-klub Liga Super lainnya,” lanjutnya.

Humas Singa Mania, salah satu ordo suporter SFC, Arianto menyambut baik kabar segera datangnya Obiora ke Palembang. Menurutnya, dengan bergabungnya kembali Obiora, kekuatan lini depan yang sudah ada saat ini akan bertambah baik. ”Kami akan berikan sambutan kepada Obiora begitu tiba di Palembang. Sebab, pemain ini hampir saja tidak bisa memperkuat SFC musim ini jika manajemen bersikeras merekrut pemain asing lainnya. Padahal, kualitas Obiora bersama SFC sudah terbukti. Tidak sabar juga menanti aksi pertama Obiora musim ini,” tandasnya. (iwan setiawan)

30 Juli 2009

Dekati Hendro Kartiko

PALEMBANG (SI) – Kabar dilepasnya Hendro Kartiko oleh Persija Jakarta tidak disia-siakan Sriwijaya FC (SFC). Tim Lima langsung bergerak dan melakukan negosiasi untuk mendapatkan pemain tersebut.

Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengutarakan hal itu kepada wartawan di Sekretariat SFC kemarin sore. Menurut Hendri, begitu mengetahui Hendro masuk daftar pemain yang tidak dipertahankan Persija, Pelatih SFC Rahmad Darmawan segera mengontak pemain yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena pemain bidikan SFC, yaitu Tema Mursadat hingga kini belum juga memberikan keputusan apakah bisa bergabung atau tidak. ”Kami sudah beri waktu Tema dua pekan untuk memulihkan cedera lututnya. Tapi, dari kontak terakhir dengan RD, Tema tak kunjung memberikan keputusan. Dia memang bidikan utama. Tapi, karena mepetnya waktu untuk menyusun tim maka kami alihkan target ke Hendro,” ujar Hendri seusai audiensi dengan kelompok suporter SFC.

Manajer SFC ini menjelaskan negosiasi dengan Hendro berlangsung cepat. Selain menanyakan kesediaannya berada dalam skuad SFC musim 2009/2010, manajemen juga telah memasukkan tawaran nilai kontrak yang berkisar Rp600– 700 juta. ”Kita tunggu keputusannya besok (hari ini),” tandasnya.

Menurut Hendri, sebenarnya masih ada bidikan lain yang telah menyatakan bersedia bergabung dengan SFC, yaitu kiper yang musim lalu menjadi benteng pertahanan Arema Malang Ahmad ‘AK’ Kurniawan. Namun, setelah mengetahui kabar dilepasnya Hendro, manajemen pun mencoba peruntungan menggaet pemain kelahiran Banyuwangi, 24 April 1973, tersebut. ”Memang AK sudah menyatakan mau main dengan SFC. Tapi, setelah ditimbang-timbang kualitas serta pengalaman antara AK dan Hendro, jelas Hendro lebih mumpuni,” papar Hendri.

Apalagi, lanjut Hendri, ada keuntungan lebih yang didapatkan SFC jika merekrut Hendro. Sebab, pemain yang genap berusia 36 tahun itu tidak termasuk skuad timnas Indonesia sehingga bisa menggantikan Ferry Rotinsulu yang diplot sebagai penjaga gawang utama ketika dipanggil timnas. Dengan adanya sosok Hendro di bawah mistar diharapkan lini pertahanan tetap solid. ”Saat ini Hendro masih termasuk kiper terbaik dan untungnya dia sudah tidak masuk timnas lagi. Bahkan, dari pembicaraan awal, dia bersedia bermain bergantian dengan Ferry mengawal gawang SFC. Jadi, kalau Ferry dipanggil timnas atau cedera, kami tidak terlalu khawatir lagi dengan kiper penggantinya,” ungkapnya.

Kegagalan Persija Jakarta bersaing pada musim 2008/2009 membuat pengelola dan manajemen tim berjuluk Macan Kemayoran itu berencana melakukan cuci gudang. Sederet pemain yang sempat menjadi ikon dan lambang kebesaran tim Ibu Kota dikabarkan masuk daftar buang. Bambang ‘Bepe’ Pamungkas, Ismed Sofyan, Ponaryo Astaman, Abanda Herman, dan Hendro adalah beberapa nama yang berpeluang dilepas.

Ponaryo bahkan sudah resmi menjadi milik SFC. Sementara Bepe dan Ismed masih menunda memberikan keputusan mengenai tim mana yang akan dibela keduanya musim depan. Kendati demikian, manajemen SFC berkeyakinan bahwa kedua pemain langganan timnas itu akan segera berlabuh ke SFC mengikuti jejak yang diambil rekan setimnya, Ponaryo. (iwan setiawan)

PS Banyuasin Absen di Divisi Utama

PALEMBANG (SI) – Lupakan Kompetisi Divisi Utama.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum PS Banyuasin H Amiruddin Inoed. Meski susah payah meraih prestasi menembus Divisi Utama, tidak tersedianya dana operasional yang dianggarkan Pemkab Banyuasin membuat tim ini otomatis tidak memiliki sumber pembiayaan untuk menjalani kompetisi. Keputusan sulit ini harus diambil meski akan membuat sedih ribuan pendukung Rimau Benyali, julukan PS Banyuasin. ”Sudah menjadi keputusan bersama bahwa PS Banyuasin berhenti bermain untuk tahun ini (DivisiUtama) karena anggarannya besar sekali. Untuk setahun ke depan, PS Banyuasin tidak berkompetisi,” tandas Amiruddin.

Bupati Banyuasin ini menjelaskan, dana yang dibutuhkan PS Banyuasin untuk menjalani Kompetisi Divisi Utama musim 2009/2010 diperkirakan menelan biaya hingga Rp12 miliar. Angka tersebut, menurut Amiruddin, sangatlah luar biasa untuk keperluan satu tim sepak bola, apalagi sekelas Divisi Utama. Menurut Amiruddin, dengan anggaran pemerintah daerah yang terbatas sudah seharusnya pemerintah memedulikan program-program yang memenuhi kebutuhan orang banyak. ”Saya berpikir uang itu lebih baik digunakan untuk rakyat dulu, untuk program-program yang pro rakyat. Bukannya Pemkab tidak peduli terhadap pembinaan sepak bola, tapi kami harus memilih yang lebih diprioritaskan. Sabar saja, tahun depan kami ikut lagi. Semoga tahun depan kami ada anggaran untuk tim ini,” katanya.

Meski terancam mengalami degradasi lantaran absen di kompetisi musim ini, Amiruddin tidak terlalu khawatir karena PS Banyuasin dulu bergerak dari bawah, Divisi III hingga menembus ke level nasional, yakni Divisi Utama. ”Kita sudah bicarakan juga dengan manajemen PS Banyuasin dan mereka menyetujuinya,” tutur Amiruddin.

Kabar absennya PS Banyuasin dari perhelatan Kompetisi Divisi Utama membawa berbagai reaksi, khususnya bagi mantan pemain PS Banyuasin dan juga putra daerah asal Banyuasin, Andre Irani. Gelandang serang Rimau Benyali itu mengaku sedih dengan rehatnya tim yang pernah dibawanya melaju ke Divisi Utama ini. ”Sayang sekali kami bermain untuk PS Banyuasin sejak tim ini berkutat di Divisi III dan sekarang sudah menembus Divisi Utama, tapi ditelantarkan. Kalau soal keuangan, dari dulu tim ini tidak ada dana,” pungkasnya. (iwan setiawan)

Manajemen Temui Kelompok Suporter

PALEMBANG (SI) – Manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola klub Sriwijaya FC (SFC) melakukan pertemuan dengan kelompok suporter SFC. Selain digunakan untuk silaturahmi, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk menjaring aspirasi dan keluhan para suporter.

Pertemuan yang digelar di ruang pertemuan lantai III Sekretariat SFC Kompleks Palembang Square Mall kemarin sore menghadirkanVice President of Technic Hendri Zainuddin dan Vice President of Finance Roliansyah Basnan. Sementara itu, dari kelompok suporter hadir ketua dan pengurus yang terdiri atas tiga kelompok suporter. Mereka masing-masing adalah Qusoy dari Singa Mania Indonesia (Simanis), Marthin Anvetama dari Sriwijaya Mania Sumsel (SMS), dan Ujang dari Singa Mania.

Sebelum pertemuan berlangsung, berembus kabar bahwa manajemen PT SOM berkeinginan menyatukan ketiga kelompok suporter tersebut. Sebab, selama ini terjadi persaingan tidak sehat di antara tiga kelompok suporter yang membuat dukungan terhadap permainan SFC tidak maksimal. Namun seperti yang sudah diduga, kabar itu menuai reaksi keras dari masing-masing pengurus kelompok suporter. ’’Kalau kami dari Simanis tidak akan pernah bisa bersatu dengan kelompok mana pun hingga kapan pun. Sebab, gerakan dan pemikiran kami mendukung SFC tidak sama seperti apa yang dilakukan kelompok lain,” tandas Presiden Simanis Qusoy.

Bahkan, pernyataan lebih keras disampaikan Ketua Umum Singa Mania Ujang Soleh. Menurut dia, selama ini ada beberapa pihak di internal klub yang memanfaatkan kelompok suporter untuk berbagai kepentingan, termasuk politik. Hal ini merupakan salah satu alasan yang membuat kelompok suporter tidak bisa bersatu di bawah satu wadah organisasi. "Selama perbedaan kepentingan masih ada, saya rasa penyatuan kelompok suporter merupakan suatu hal mustahil,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Hendri Zainuddin menegaskan, pertemuan kemarin bukan untuk menyatukan kelompok suporter yang ada. Menurut dia, dikumpulkannya kelompok suporter ini guna mencari masukan dan kritikan untuk pengelolaan klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) ini ke depan. ’’Seperti halnya pemasukan klub dari penjualan tiket. Kalau dikelola dengan baik dan benar, pendapatan dari penjualan tiket kepada suporter fanatik bisa menjadi sumber tetap ditambah hasil pendapatan dari tiket,” ucapnya. (iwan setiawan)

29 Juli 2009

RD Pilih Obiora

PALEMBANG (SI) – Keputusan siapa striker Sriwijaya FC (SFC) yang akan mendampingi Kayamba Gumbs musim depan akhirnya terjawab. Manajemen memutuskan memilih Richard Anoure Obiora.

Hal itu ditegaskan Pelatih SFC Rahmad ’RD’ Darmawan kepada wartawan di Sekretariat SFC kemarin sore. Menurut RD, pilihan tersebut didasari atas penilaian terhadap profesionalitas kedua pemain. Awalnya, baik Obiora maupun Greg memang didekati manajemen untuk dikontrak bermain dengan SFC musim depan. Bahkan dengan alasan penyegaran, manajemen ketika itu lebih cenderung merekrut Greg ketimbang Obiora. Namun, setelah menyatakan sepakat bergabung dengan SFC, Greg malah kabur ke Jerman untuk mengikuti seleksi dengan klub setempat. "Ketika Greg gagal, Obiora malah sudah menyatakan siap bermain di SFC. Ini yang menjadi penilaian kita. Sebab, secara kualitas permainan keduanya menurut saya imbang dan tidak berbeda jauh. Setiap pemain tentunya punya plus-minus,” tutur RD.

Selain alasan profesionalitas, RD juga mengatakan salah satu pertimbangan yang membuat dia mempertahankan Obiora adalah pemain bernomor punggung 9 itu telah lama bersama tim ini. Dengan demikian, sebagai pelatih dia telah mengetahui kelebihan dan kekurangan pemain tersebut. Bahkan, RD tidak bisa melupakan peran Obiora selama membela Laskar Wong Kito, julukan SFC. ’’Dia (Obiora) merupakan bagian dari tim ini yang sering membuat kejutan yang baik. Dalam tiga kali final yang dijalani SFC di pentas Liga Super dan dua kali Piala Indonesia, dia selalu membuat gol. Tapi, itu hanya bagian kecil penilaian. Yang terpenting ya itu tadi, Obiora sudah sepakat gabung dengan SFC ketika Greg batal,” katanya.

RD mengatakan, saat ini pemain kelahiran Nigeria, 4 April 1986 itu tengah menikmati liburan di kampung halamannya. Kemungkinan dia baru akan kembali ke Palembang pada 12 Agustus mendatang untuk segera bergabung dengan pemain SFC lainnya. Menurut RD, selain bersua dengan keluarganya, Obiora juga berupaya memulihkan cedera yang sempat membelitnya di kompetisi musim lalu. ’’Meski sempat cedera, di akhir kompetisi dia sembuh. Dia telah menunjukkan mental yang baik selama bergabung. Kendati sempat down karena tidak diikutkan di pentas LCA, dia tetap profesional. Hal itu dia tunjukkan di final Piala Indonesia lalu, betapa dia mampu keluar dari tekanan dan bisa menunjukkan penampilan yang baik,” ucap pelatih yang juga anggota TNI AL aktif berpangkat kapten ini.

RD menegaskan, dipilihnya Obiora bukan berdasarkan tekanan pihak mana pun, termasuk suporter. Sebab, meski masukan mengenai rekrutmen pemain yang akan mengisi tim musim depan sangat dibutuhkan, keputusan tetap berdasarkan pembahasan manajemen yang disesuaikan kebutuhan tim.

Sementara Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengatakan, meski sempat bersilang pendapat di antara sesama anggota Tim Lima, akhirnya dicapai kesepakatan bahwa salah satu kuota pemain asing non-Asia akan diisi Richard Anoure Obiora. ’’Anggota Tim Lima ada yang merekomendasikan Greg, tapi ada yang mempertahankan Obiora. Awalnya, cukup sulit mengambil keputusan karena dua-duanya pemain bagus. Tapi setelah dibahas bersama, akhirnya Obiora sesuai kebutuhan tim. Sebab, ke depan kami ingin memiliki pemain yang tidak hanya berperilaku baik di dalam lapangan tapi juga di luar lapangan,” tuturnya. (iwan setiawan)

Ambisi SFC Menjadi Klub Modern

PALEMBANG (SI) – Sriwijaya FC (SFC) ke depan akan lebih modern untuk mendukung gerakan membangun industri sepak bola di Indonesia. Bahkan, perubahan struktur manajerial dan pengelolaan klub pun disesuaikan standar internasional. Selain itu, manajemen juga berjanji akan lebih transparan dalam pengelolaan keuangan klub.

Hal itu ditegaskan Vice President of Finance PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Roliansyah Basnan kemarin. Perubahan dimaksud sudah dimulai terhitung sejak Selasa (28/7) pagi, saat jabatan direktur utama diganti dengan presiden klub. Sementara itu, untuk jajaran direktur diganti dengan istilah vice president. Menurut dia, perubahan struktur manajerial ini berpatokan pada klub sepak bola di negara-negara Asia dan Eropa yang telah maju dan modern. ’’Seiring perkembangan dunia sepak bola di Indonesia, kami juga harus menyesuaikannya dengan melakukan modernisasi di dalam tubuh perusahaan pengelola klub. Beberapa klub di Indonesia juga sudah melakukannya,” ujar Yan Basnan.

Menurut Yan, perubahan ini juga merupakan langkah untuk menjadikan SFC sebagai tim yang go international. Sebab, selain berlaga di liga domestik, SFC juga pernah dan akan berupaya terus menjadi wakil Indonesia di kompetisi tingkat Asia. Pengusaha ternama Sumatera Selatan (Sumsel) ini mengatakan, ada beberapa pembenahan yang akan dilakukan, seperti mengelola sisi entertainment, memaksimalkan pelayanan kepada penonton, memfasilitasi kelompok suporter.

Bukan hanya itu, dari segi keuangan klub pun, manajemen berjanji akan ’’buka-bukaan’’. Hal itu bisa dilakukan seperti mengumumkan kondisi kas klub terkini, baik yang dihasilkan melalui penjualan tiket maupun yang didapatkan dari sponsor serta bantuan lain. ’’Hal itu akan kami coba terapkan di sini. Seperti halnya klub-klub di Eropa yang transparan kepada fans dan suporter mengenai kondisi klub. Dengan begitu, kami berharap sense of belonging atau rasa memiliki klub ini bisa tumbuh,” tuturnya.

Untuk mendanai perjalanan SFC mengarungi musim 2009/2010 mendatang. Yan menerangkan masih mengandalkan sebagian dana APBD ditambah kerja sama dengan sponsor. Sumber dana itu di antaranya berasal dari APBD melalui hibah KONI Sumsel yang mencapai Rp7 miliar, PT BA Rp1,5 miliar, PT Pusri diperkirakan Rp2 miliar, Bank Sumsel Rp4 miliar, dan pemasukan dari tiket yang diharapkan bisa menyumbang hingga Rp3 miliar. Sementara itu, kerja sama dengan apparel asal Amerika Serikat Reebok diperkirakan mencapai Rp3 miliar. Jumlah itu belum ditambah lagi dengan sumbangan dari beberapa donatur. Total pemasukan SFC untuk satu musim ke depan diharapkan mencapai Rp 22 miliar. ’’Sekali lagi saya katakan, jumlah itu baru perkiraan kasar saja.Sebab, itu bayangan pemasukan musim lalu yang kami perkirakan tidak jauh berbeda dengan musim depan,” ujar Yan Basnan.

Jumlah pemasukan tersebut kemungkinan akan impas dengan pengeluaran satu musim. ’’Selain itu, pengeluaran mengalami peningkatan karena ada kenaikan nilai kontrak pemain lama yang kami pertahankan. Saya rasa kenaikan nilai kontrak pemain sebesar 10% (dari Rp14 miliar ke Rp16 miliar) masih wajar ya,” tandasnya. (iwan setiawan)

28 Juli 2009

Ditantang Perlis FA

PALEMBANG (SI) – Rencana mempersiapkan tim dengan matang telah disusun manajemen Sriwijaya FC (SFC). Salah satunya dengan meladeni tantangan uji coba melawan klub Malaysia Perlis FA.

Tawaran uji coba yang dikirimkan pihak Perlis FA kepada SFC melalui surat PFA/ADMIN/09(61) yang ditandatangani Setiausaha Executive Persatuan Bola Sepak Perlis, Ku Besry bin Ku Aziz, Kamis (23/7). Setelah mempertimbangkan kualitas tim untuk uji coba tersebut, manajemen pun menyetujui pertandingan itu. Bahkan, surat jawaban berisi konfirmasi persetujuan pertandingan uji coba telah dikirimkan kepada pengurus Perlis FA di Malaysia, Senin (27/7). “Iya, sudah saya tanda tangani surat balasan itu. Mudah-mudahan kesempatan uji coba dengan tim dari liga negara lain bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mengasah strategi dan kemampuan,” ujar Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Dodi Reza Alex kepada wartawan kemarin.

Dodi mengatakan pertandingan sendiri akan dilangsungkan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ) pada 18 Agustus 2009. Kickoff direncanakan pukul 15.30 WIB. Menurut Dodi, dipilihnya kandang SFC sebagai tempat bertanding tidak terlepas dari keinginan manajemen menyuguhkan pertandingan berkualitas yang bisa dinikmati secara langsung oleh penggemar sepak bola di Sumatera Selatan. “Selama musim libur kompetisi, otomatis para pendukung kehilangan tontonan pertandingan SFC. Nah untuk mengobati kerinduan fans SFC, kami menghadirkan pertandingan berkualitas di sini. Selain itu, pada pertandingan nanti, fans berkesempatan melihat aksi para pemain, baik yang kami pertahankan maupun rekrutan baru,” paparnya.

Manajer SFC Hendri Zainuddin mengatakan, beberapa rencana partai uji coba, baik dengan tim lokal maupun mancanegara, telah dikantongi manajemen meski belum semuanya disetujui. Sebab, tawaran uji coba itu masih akan disesuaikan dengan program latihan yang telah disusun Pelatih SFC Rahmad Darmawan. Menurutnya, sebelum memasuki musim kompetisi reguler, SFC akan melakukan tur Jawa untuk beruji coba dengan beberapa tim peserta Liga Super maupun Divisi Utama. “Nanti ada sebagian uji coba di SGSJ. Namun, ada beberapa pertandingan kami juga akan tandang untuk memberikan atmosfer pertandingan away kepada para pemain,” tuturnya.

Rahmad mengatakan akan merancang pertandingan dengan tim lokal, baik penghuni Liga Super maupun Divisi Utama. Selain itu SFC juga kemungkinan akan bertemu dengan klub mancanegara. “Mudah-mudahan ada uji coba dengan klub luar. Sudah ada beberapa klub yang menghubungi, tapi saya belum berani ekspos,” tandasnya.

Perlis FA menduduki peringkat 2 di klasemen akhir Super League Malaysia musim 2008/2009. Klub berjuluk Northern Lions ini berada di bawah Selangor FC. Prestasi yang pernah diraih Perlis FA antara lain juara Super League tahun 2005 dan dua kali merengkuh Trofi Malaysia Cup tahun 2004 dan 2006. Dari statistik sementara Super League Malaysia musim 2008/2009, Perlis FA merupakan tim yang paling sedikit kebobolan. Hal itu mencerminkan barisan pertahanan Perlis FA sangat solid. (iwan setiawan)

27 Juli 2009

Pilih Wong Kito

PALEMBANG (SI) – Persela Lamongan yang sempat mengklaim selangkah lagi mendapatkan Rahmat ’Poci’ Rivai harus gigit jari. Sebab, striker Persitara Jakarta Utara itu memilih bergabung Sriwijaya FC (SFC) yang dinilai lebih favorit juara Liga Super dan Copa Indonesia.

Poci adalah bidikan utama Persela jelang mengarungi Liga Super musim depan. Namun, usaha Laskar Joko Tingkir–julukan Persela–mendaratkan bomber yang sempat masuk tim nasional (timnas) Indonesia itu gagal. SFC menelikung langkah Persela dan sukses melabuhkan striker 31 tahun tersebut. Kabarnya, pemain kelahiran Tidore, Ternate, Maluku Utara, itu dikontrak satu musim dengan nilai sekitar Rp700 juta–800 juta.

Kepastian bergabungnya Poci ke Laskar Wong Kito–julukan SFC–ditegaskan Ketua Tim Lima SFC Hendri Zainuddin. Dia mengatakan, meski tidak bertemu secara langsung dengan Poci, semua hal yang terkait kepindahannya ke SFC sudah disepakati. "Saat ini Rahmat tengah berada di kampung halamannya di Ternate. Tapi, semua sudah deal melalui telepon," tutur Hendri kepada harian Seputar Indonesia kemarin.

Bahkan, sebagai bukti keseriusan manajemen, pihaknya sudah mengirimkan sejumlah dana sebagai down payment (DP) kontrak Poci. Mengenai penandatanganan kontrak kerja, hal itu akan segera dilakukan saat Poci mendarat di Palembang. "Rahmat akan segera datang ke Palembang sebelum latihan perdana digelar pada 3 Agustus mendatang," tandasnya.

Mengenai adanya pernyataan beberapa klub yang telah mencapai kesepakatan dengan Poci, Hendri tidak bersedia berkomentar banyak. "Dari pemainnya sendiri bilang belum terikat klub mana pun. Jadi, kami sah-sah saja menawar untuk merekrutnya," tutur Hendri.

Direkrutnya Poci oleh SFC memang sebagai alternatif dari dihentikannya negosiasi dengan bomber Persija Jakarta Bambang ’Bepe’ Pamungkas. Namun, bukan berarti perekrutan ini tidak memiliki arti penting. Bagaimanapun, saat ini Poci masih masuk jajaran penyerang kualitas nomor wahid di Indonesia. "Kami tidak terlalu pusing melepas Bepe karena Poci juga kualitasnya tidak kalah bagus. Lagipula, sepak bola adalah permainan tim, bukan individu," kata Hendri, yang juga anggota terpilih DPRD Kabupaten Banyuasin periode 2009–2014 itu.

Sementara itu, Poci pun mengaku senang bisa bergabung dengan tim kuat seperti SFC. Dia memilih Laskar Wong Kito karena keseriusan yang ditunjukkan manajemen tim. Selain itu, dia yakin SFC bisa menjadi favorit juara Liga Super ataupun Copa Indonesia setelah pergerakan tim ini di bursa transfer dengan menggaet pemain bintang berkualitas untuk melengkapi kekuatan pemain lama yang dipertahankan. "Masukan dari keluarga juga sangat berperan dalam pengambilan keputusan ini. Sebab, sebelumnya Persela juga sangat serius mendapatkan saya. Tapi, keluarga lebih memilih SFC untuk saya berkarier selanjutnya," tutur pemain yang dikenal ramah ini. Selamat bergabung di LaskarWong Kito, Poci! (iwan setiawan)

26 Juli 2009

Ponaryo Deal di Bandara

PALEMBANG (SI) – Satu lagi pemain buruan Tim Lima memastikan diri bergabung dengan skuad Sriwijaya FC (SFC) musim depan. Ponaryo Astaman akhirnya sepakat bermain untuk Laskar Wong Kito, julukan SFC.

Kepastian mengenai hal itu disampaikan Manajer SFC yang juga Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin kemarin sore. Menurut Hendri, proses rekrutmen gelandang yang musim lalu membela Persija Jakarta itu memang tidak mudah dan membutuhkan waktu sangat panjang. Bahkan, beberapa waktu lalu Tim Lima sempat memutuskan mengakhiri perburuan terhadap Ponaryo. Hal itu disebabkan sang pemain melalui agennya, Eddy Syahputra, tak juga mau menurunkan nilai kontrak yang diajukan, yaitu berkisar Rp1,1 miliar untuk satu musim. Namun, karena pemain yang pernah menyandang ban kapten timnas senior itu merupakan rekomendasi pelatih Rahmad Darmawan untuk menggantikan posisi Wijay yang tidak diperpanjang kontraknya, Tim Lima meneruskan pendekatan terhadap Ponaryo. “Alhamdulillah, pendekatan intensif yang kami lakukan berbuah manis. Satu lagi pemain bintang bergabung dengan SFC. Semoga ini bisa menjadi magnet bagi pemain buruan lainnya untuk segera menyatakan kesediaannya bergabung dengan SFC,” tutur Hendri melalui ponselnya.

Hendri menerangkan, proses terjadinya kesepakatan antara Tim Lima dengan Ponaryo terbilang unik. Sebab, hal itu terjadi bukan di hotel atau markas SFC, melainkan di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Setelah mulai habis kesabarannya, Tim Lima memberikan deadline kepada trio Persija yang dibidik SFC, yaitu Bambang “Bepe” Pamungkas, Ponaryo, dan Ismed Sofyan. Namun, hingga Jumat (24/7) malam kemarin, Tim Lima belum bisa mendapat keputusan yang dinanti. Bahkan, Bepe yang meminta waktu hingga hari Senin (27/7) pun lantas dihentikan negosiasinya. “Cukup sulit kami merekrut Bepe. Selain waktu yang diminta terlalu mepet dengan persiapan, dia juga masuk daftar pemain yang dipertahankan manajemen Persija untuk musim depan. Sementara Ponaryo dan Ismed begitu tahu masuk daftar pemain yang akan dilepas, langsung merespons tawaran kami,” ujarnya.

“Bahkan, Ponaryo bersedia menurunkan nilai kontrak yang dimintanya dan sesuai standar harga yang kami alokasikan, yaitu di bawah Rp1 miliar. Sudah deal dan kami tunggu dia secepatnya ke Palembang. Sebab, siang tadi (kemarin) dia berangkat ke Balikpapan menemui keluarga besarnya terlebih dahulu,” ucap Hendri.

Mengenai Ismed dan perkembangan negosiasi pemain buruan lainnya, Hendri belum bersedia memberikan bocoran. “Nantilah, sabar saja menunggu. Untuk Ismed, bisa ya bisa tidak,” tambahnya.

Sementara itu, Rahmad menyambut baik bergabungnya Ponaryo ke dalam skuadnya untuk musim depan. Menurut RD, posisi gelandang jangkar merupakan satu peran sentral yang menghubungkan antara lini belakang dan depan sehingga peran itu harus diisi pemain dengan kualitas permainan dan skill yang mumpuni. “ Kami memang butuh pemain dengan kualitas sama atau bahkan lebih baik. Nama Ponaryo memang direkomendasikan untuk mengisi posisi itu. Dengan bergabungnya dia, berarti target membentuk tim berkualitas untuk musim depan semakin baik progresnya,” kata mantan pelatih Persipura Jayapura dan Persija Jakarta ini. (iwan setiawan)

RD Agendakan Uji Coba

PALEMBANG (SI) – Laga uji coba sebelum musim bergulir sangat dibutuhkan bagi Sriwijaya FC (SFC). Selain sebagai ajang adaptasi pemain yang baru bergabung, laga tersebut juga bisa dijadikan acuan standar permainan menghadapi kompetisi musim depan.

Pelatih SFC Rahmad Darmawan mengatakan sudah membicarakan persoalan rencana uji coba selama pramusim kepada manajemen. Tapi, hingga saat ini RD, sapaan Rahmad Darmawan, belum bisa menyampaikan jadwal mengenai waktu, tempat, maupun lawan yang akan dihadapi. “Jadwal uji coba belum disusun. Sebab, manajemen masih sibuk dengan urusan rekrutmen pemain. Tapi, rencananya nanti akan ada pertandingan yang dipersepsikan sebagai laga home dan away sehingga diharapkan pemain bisa masuk ke atmosfer pertandingan,” tuturnya.

RD menerangkan, pertandingan uji coba memiliki berbagai tingkatan. Menurutnya, di masa pramusim seperti ini pertandingan uji coba harus disesuaikan dengan beban latihan yang diberikan kepada pemain. Pelatih kelahiran Metro, Lampung, 42 tahun silam, itu menegaskan sangat tidak baik jika tim harus bertanding dengan tim-tim berat jika beban latihan diberikan sudah berat. “Jika nanti jadwal pertandingan uji coba yang disiapkan melawan tim dengan kualitas baik, intensitas latihan harus menurun menjelang pertandingan. Tapi, nantilah akan kami susun demikian rupa,” tutur RD.

Pelatih yang membawa SFC meraih juara Piala Indonesia dua tahun berturut-turut ini mengatakan latihan pada musim ini akan berbeda dengan musim sebelumnya. Karena, dari jadwal latihan perdana yang akan digelar 3 Agustus mendatang, akan segera bertemu dengan bulan puasa. Kemudian dilanjutkan pula dengan perayaan Lebaran. Meski belum memastikan jadwal uji coba, RD mengatakan akan merancang pertandingan dengan tim lokal, baik penghuni Liga Super maupun Divisi Utama. Selain itu, kemungkinan besar SFC juga akan bertemu klub mancanegara. “Mudah-mudahan ada uji coba dengan klub luar. Sudah ada beberapa klub yang menghubungi, tapi saya belum berani ekspos,” tandasnya.

Sementara itu, Manajer SFC Hendri Zainuddin mengatakan, mengenai pertandingan uji coba memang sudah masuk dalam rencana tim. Namun, untuk penyusunan jadwalnya menunggu seluruh anggota tim berkumpul dan mengikuti latihan. (iwan setiawan)

25 Juli 2009

RD Terpikat Noh Alam Shah

PALEMBANG (SI) – Sulit mendapatkan striker Singapura hasil naturalisasi Agu Casmir, manajemen Sriwijaya FC (SFC) mengalihkan bidikannya kepada ujung tombak timnas Singapura lainnya, Noh Alam Shah.

Hal itu disampaikan Pelatih SFC Rahmad ‘RD’ Darmawan saat ditemui di sekretariat SFC Kompleks Palembang Square Mall kemarin. RD mengaku dihubungi seorang agen pemain di Indonesia yang menawarkan striker timnas Singapura itu kepada SFC. Namun, mengenai tawaran itu, RD masih akan membawanya kepada manajemen terlebih dahulu. “Baru sebatas penawaran. Agen pemain itu menawarkan kepada saya beberapa nama. Jadi, saya bilang silakan masukkan penawaran resmi kepada manajemen, barulah nanti kami bahas dan putuskan penawaran itu,” ujar RD kepada harian Seputar Indonesia kemarin.

RD menilai Alam Shah merupakan striker terbaik yang dimiliki Singapura saat ini. Di luar sifat dan sikap temperamental yang kerap dia tunjukkan di lapangan, pemain kelahiran Singapura, 3 September 1980, ini memiliki kualitas permainan sangat baik. “Dia (Alam Shah) memang pemain yang bandel. Tapi, saya rasa hal itu wajar karena kalau orang memiliki keistimewaan ya memang begitu tipikalnya,” tuturnya.

Meski mengakui kualitas striker yang bermain untuk Tampines Rovers Football Club di S League ini, RD mengemukakan SFC akan menghadapi kendala jika ingin merekrut pemain ini. Sebab, Liga Super sudah bergulir awal Oktober 2009, sedangkan S League baru berakhir 4 November 2009. “Liga Singapura berakhir satu bulan sejak jadwal liga kita bergulir. Jelas ini satu masalah jika tetap ingin merekrutnya. Tapi, kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya,” tutur RD.

Dihubungi terpisah, Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin, yang dikonfirmasi mengenai hal ini, mengaku belum dihubungi RD menyangkut adanya tawaran dari agen striker Singapura tersebut. Namun, Hendri mengatakan jika memang benar ada tawaran seperti itu, dirinya selaku penanggung jawab pembentukan skuad SFC musim depan menyambut baik alternatif seperti itu. Bahkan, dia menyerahkan kembali persoalan ini kepada RD selaku pelatih yang nanti akan memimpin skuad SFC. “Sebagai Ketua Tim Lima yang bertugas membentuk tim, tentu saja saya tidak bekerja sendiri. Pak RD juga masuk dalam tim yang berfungsi merekomendasikan pemain mana saja yang sesuai kebutuhan tim dan berkualitas tentunya,” sebut Hendri.

Meski tidak begitu mengetahui sepak terjang pemain dimaksud, dari beberapa informasi yang didapatkan, Hendri yakin pemain yang masuk pantauan RD adalah pemain berkualitas. Apalagi, Alam Shah memiliki paspor Singapura dimana saat ini manajemen tengah dipusingkan untuk mengisi dua kuota pemain asing asal Asia seperti yang disyaratkan Badan Liga Indonesia (BLI). “Kami memang berencana membidik dua pemain asing asal Asia. Dari pendekatan terhadap dua pemain (Ambassa Guy dan Agu Casmir) tampaknya tidak ada kemajuan. Makanya, kami sudah siapkan beberapa rencana alternatif bidikan pemain Asia, mungkin ini salah satunya,” tandas Hendri.

Alam Shah mencatatkan namanya di urutan keempat dalam daftar pencetak gol terbanyak dengan torehan 11 gol. Namun, sesuai dengan sikap bengalnya, ujung tombak andalan Tampines Rovers FC ini telah mengoleksi tiga kartu kuning dan satu kartu merah selama pertandingan yang dilakoninya musim 2009. Bahkan, pemain satu ini pernah menjadi top skor dalam ajang AFF 2007 dengan mencetak 10 gol. (iwan setiawan)

SFC Target Juara Liga Antarpulau

PALEMBANG (SI) – Sebanyak 18 klub peserta Liga Super musim 2009-2010 akan saling bertemu lebih awal dalam ajang pramusim yang digagas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan tajuk Turnamen Liga Antarpulau akhir Agustus 2009.

Sekretaris Umum PSSI Sumsel Syamsuramel mengatakan, turnamen ini akan digelar sebelum Kompetisi Liga Super musim kompetisi 2009-2010 bergulir. Menurutnya, turnamen ini baru pertama kali digelar di Indonesia. Konsep turnamen ini dibuat menyerupai Piala Konfederasi yang digelar di saat musim libur kompetisi. “Klub-klub peserta liga kan butuh ajang pemanasan sebelum memasuki pertandingan liga. Turnamen ini dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan itu,” ujarnya.

Menurut Ramel, sapaan Syamsuramel, peserta turnamen merupakan seluruh peserta Liga Super musim 2009-2010. Selain SFC, akan ada Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persib, Persija Jakarta, Persijap Jepara, Persik Kediri, Persela Lamongan, PSM Makassar. Kemudian Pelita Jaya FC, Arema Malang, Persiba Balikpapan, Persita Tangerang, dan Persitara Jakarta Utara. Tim-tim itu akan ditambah empat klub promosi, yaitu PSPS Pekan Baru, Persema Malang, Persisam Samarinda, dan Persebaya Surabaya.

Sementara itu, sistem pertandingan akan digelar dengan sistem tuan rumah. Selain sebagai upaya efisiensi, keputusan ini diambil karena sempitnya waktu pelaksanaan yang kurang dari satu bulan. “Berbeda dengan sistem Kompetisi Liga Super yang menggelar pertandingan home and away, Liga Antarpulau ini hanya digelar di beberapa kota,” paparnya.

Untuk babak pertama atau penyisihan grup yang akan bertindak sebagai tuan rumah adalah klub-klub promosi sehingga pertandingan hanya akan dikonsentrasikan pada empat kota, yaitu Pekan Baru, Surabaya, Samarinda, dan Malang. Dari 18 klub tersebut akan dibagi dalam enam grup, yang terdiri masing-masing tiga klub. Barulah untuk mempertandingkan pemenang setiap grup dipilih lagi kota penyelenggara.

Sementara itu, Pelatih SFC Rahmad Darmawan menyambut baik digelarnya Turnamen Liga Antarpulau. Dengan turnamen pramusim ini bisa dijadikan ajang uji coba kemampuan skuad bentukan untuk musim depan sehingga kekurangan di berbagai lini yang diketahui dalam pertandingan tersebut bisa segera dibenahi sebelum musim bergulir. “Turnamen ini bisa dijadikan ajang menilai kekuatan dan kekurangan tim kami dan tim lawan peserta Liga Super. Mengenai target, ya setiap tim tentu ingin menjadi yang terbaik (juara). Tentu, semua itu butuh usaha keras dan kekompakan tim,” tutur Rahmad. (iwan setiawan)

24 Juli 2009

Hendri Resmi Ganti Bariyadi

PALEMBANG (SI) – Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainuddin secara resmi memegang posisi rangkap sebagai manajer Sriwijaya FC (SFC) musim depan. Keputusan itu diambil sesuai hasil rapat dewan direksi SFC yang berlangsung di Jakarta, Rabu (22/7).

Direktur Keuangan PT SOM Roliansyah Basnan menyatakan, seluruh direksi PT SOM menghadiri rapat yang digelar di Hotel Grand Melia, kecuali Wakil Direktur Utama MC Bariyadi dan Komisaris Utama Mudai Madang. Menurut Yan, sapaan Roliansyah Basnan, selain bertemu untuk membicarakan urusan transfer beberapa pemain buruan, rapat tersebut juga membahas persoalan tim SFC ke depan. Salah satunya adalah penunjukan manajer yang mengurus operasional tim SFC. ’’Akhirnya direksi menyepakati untuk memberikan kepercayaan kepada Hendri Zainuddin sebagai manajer SFC musim depan. Sementara manajer tim sebelumnya Bariyadi tetap menduduki posisi wakil dirut,” ujarnya kemarin.

Alasan jajaran direksi menunjuk Hendri sebagai manajer SFC karena mereka melihat kiprah yang bersangkutan selama ini bersama SFC. Hendri dinilai telah menguasai dan memiliki pengalaman. ’’Yang jelas, belakangan ini Hendri yang full time mengikuti perkembangan SFC. Dia punya banyak waktu di antara sekian direksi yang ada untuk mengurus tim ini. Jadi, kami yakin atas penunjukan ini karena sudah berdasarkan pertimbangan matang,” paparnya.

Sekretaris PT SOM Faisal Mursyid mengatakan, pengangkatan Hendri Zainuddin sebagai manajer sesuai SK No 16/PTSOM/VII/2009 tanggal 23 Juli 2009 ditandatangani langsung Direktur Utama PT SOM Dodi Reza Alex. Menurut Faisal, dalam SK tersebut terdapat ketentuan bahwa manajer memiliki wewenang membentuk tim ofisial untuk memperlancar tugas seorang manajer dalam mengurus tim.

Sementara itu, Hendri Zainuddin yang ditemui kemarin menyatakan sudah menerima keputusan manajemen ini. Meski baru menerima SK, Hendri langsung bergerak cepat menyusun tim ofisial SFC untuk musim depan. Seperti halnya meniadakan dokter di tim fisioterapi. ’’Kalau memang ada pemain atau anggota tim yang sakit dan membutuhkan perawatan dokter maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit,” tuturnya.

Meski melakukan efisiensi dan efektivitas peran ofisial SFC ke depan, Hendri masih mempertahankan susunan ofisial musim lalu, seperti masseur masih dipercayakan kepada Udin dan Umar, perlengkapan diserahkan kepada trio Hambali, Untung, dan Sodikin, serta fisioterapi akan ditangani Encu Widjaya. ’’Mengenai wakil manajer dan sekretaris tim masih akan dipertimbangkan lebih dahulu. Kemungkinan besar Pak Bakti Setiawan yang akan menjabat posisi itu,” ujar anggota terpilih DPRD Kabupaten Banyuasin periode 2009–2014.

Mengenai target yang dibebankan direksi agar SFC kembali meraih double winner, Hendri menjawabnya dengan penuh keyakinan bahwa hal itu sangat mungkin dicapai. (iwan setiawan)

Bepe Lepas, Bidik Rahmad Rivai

PALEMBANG (SI) – Hasrat manajemen Sriwijaya FC (SFC) mendapatkan striker timnas dan Persija Jakarta Bambang ‘Bepe’ Pamungkas tampaknya harus diakhiri. Sebab, hingga kini Bepe belum memberi sinyal positif untuk bergabung dengan Laskar WongKito, julukanSFC.

Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengatakan, perkembangan terakhir seputar rencana transfer trio Persija ke SFC berlangsung kurang baik. Padahal, manajemen sudah memberikan deadline kepada tiga pemain buruannya itu. Namun, hingga kini hanya dua pemain yang memberikan respons positif untuk segera bergabung dengan tim asuhan Rahmad Darmawan itu. “Kemungkinan besar dari tiga pemain Persija yang kami bidik hanya Ponaryo (Astaman) dan Ismed (Sofyan) yang bisa bergabung ke SFC. Sementara untuk Bepe, kemungkinan besar akan kami lepas,” tutur Hendri yang ditemui di Sekretariat SFC Kompleks Palembang Square Mall kemarin sore.

Menurut Hendri, sebenarnya Bepe masih mempertimbangkan tawaran SFC. Dia meminta waktu hingga Senin (27/7) untuk memberikan keputusan. Namun, Tim Lima menilai waktu yang diminta Bepe terlalu lama. “Setelah kami melepas Bepe, sasaran kami adalah striker yang musim lalu memperkuat Persitara Jakarta Utara, yakni Rahmad ‘Poci’ Rivai. Yang bersangkutan sudah kami hubungi dan responsnya positif untuk bergabung dengan SFC,” kata Hendri.

Meski mengisyaratkan akan melepas perburuan terhadap Bepe, Tim Lima akan berupaya keras mendaratkan gelandang Ponaryo dan wing back Ismed ke Palembang. Pasalnya, kedua pemain itu memang sangat dibutuhkan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Wijay dan Christian Warobay yang kontraknya tidak diperpanjang. “Mudah-mudahan kedua pemain ini bisa segera bergabung dengan kami. Karena, negosiasi mengalami kemajuan yang menggembirakan, salah satunya mereka bersedia menurunkan harga kontrak yang sebelumnya di atas dana yang kami sediakan,” tuturnya.

Sementara itu, meski sudah tidak muda lagi, Poci ternyata masih diminati banyak klub Tanah Air. Bahkan, beberapa hari lalu klub peserta Liga Super Persela Lamongan mengklaim bahwa striker yang musim lalu mengemas 12 gol di Liga Super dan 7 gol di Piala Indonesia bersama Persitara itu akan segera bergabung dengan Laskar Joko Tingkir, julukan Persela.

Nama Poci mencuat ketika dua musim memperkuat tim tanah kelahirannya, Persiter Ternate. Bahkan, dia juga pernah mencatatkan diri sebagai runner-up top skor di Liga Indonesia musim 2005/2006. (iwan setiawan)

23 Juli 2009

Deadline Trio Persija

PALEMBANG (SI) – Trio Persija Bambang ’Bepe’ Pamungkas, Ponaryo Astaman, dan Ismed Sofyan diberi deadline hingga hari ini untuk menentukan sikap apakah akan bergabung dengan SFC atau tidak.

Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengatakan, manajemen mulai kesal dengan sikap trio Persija yang terus mengulur waktu dalam memberi keputusan mengenai kepindahan mereka ke Sriwijaya FC (SFC). Sebab, sejak SFC menyatakan tertarik meminang ketiganya, para pemain tersebut justru tidak tegas menyatakan bersedia bergabung ataupun menolak tawaran SFC. ’’Manajemen akan bertindak tegas. Paling lambat Kamis (23/7) nanti mereka harus menyampaikan keputusannya. Jika memang mereka mau bergabung dengan SFC, ya oke. Tapi kalau tidak, ya sudah. Kami cari pemain lain,” ucap Hendri dengan nada tinggi.

Menurut anggota terpilih DPRD Kabupaten Banyuasin periode 2009–2014 ini, jika negosiasi trio Persija ini batal, manajemen akan mengalihkan sasaran ke gelandang serang timnas yang musim lalu merumput bersama klub Pelita Jaya Firman Utina dan striker Persitara Rahmat Rivai yang sudah masuk bidikan tim lima sebagai alternatif macetnya negosiasi Bepe. ’’Kami berusaha mendatangkan pemain dengan kualitas dan sikap yang bagus, baik ketika di lapangan maupun di luar lapangan. Kalau memang dengan trio Persija negosiasi macet, kami akan segera buka negosiasi dengan Firman (Utina) dan Rahmat (Rivai),’’ tuturnya.

Pelatih SFC Rahmad Darmawan yang ditemui di Sekretariat SFC kemarin mengatakan, perburuan terhadap trio Persija masih terus berjalan. Namun, RD meminta sedikit waktu untuk memastikan bergabungnya ketiga pemain tersebut ke dalam skuad SFC. Jika negosiasi ketiga pemain berlabel timnas itu gagal, masih ada beberapa alternatif pemain lain yang diincar manajemen. ’’Kami akan terus berusaha mewujudkan transfer pemain yang kami bidik ke Palembang secepatnya,” ujar pelatih kelahiran Metro, Lampung, 42 tahun silam ini.

Mengenai adanya deadline dari manajemen terhadap pemain buruan disambut baik oleh RD. Menurut RD, tentu manajemen tidak ingin terlalu lama menunggu keputusan sang pemain. ’’Inilah seninya memburu pemain, terkadang terjadi tarik ulur sehingga waktunya menjadi sedikit molor,” tutur pelatih yang dikontrak manajemen SFC untuk dua musim ke depan.

Meskipun, nantinya pemain yang mengisi timnya belum lengkap pada latihan perdana 3 Agustus mendatang. RD menegaskan akan tetap menjalankan rencana kerja yang telah disusunnya. Dia mengungkapkan, selama berjalannya proses latihan itulah nantinya para pemain lama yang dipertahankan ataupun pemain baru yang direkrut dari tim lain satu per satu datang dan melengkapi tim. ’’Saya sendiri yakin 3 Agustus nanti para pemain tidak akan lengkap,” tuturnya.

’’Mengingat kami baru memberi izin kepada pemain asing (Zah Rahan, Keith Kayamba Gumbs, dan Richard Anoure Obiora) untuk liburan dan mereka berangkat ke negara masing-masing, Kamis (16/7), dengan izin total empat minggu. Jadi, kemungkinan pemain asing kami baru kembali ke Palembang pada 15 Agustus. Tapi, pemain lain tetap akan menjalani latihan perdana tanggal 3 Agustus. Berapa pun (jumlah) pemain yang ada, kami akan memulai latihan,” tandas RD.

Pelatih yang mengantarkan SFC meraih double winner musim 2007-2008 dan Piala Indonesia 2008-2009 ini mengatakan, dari skuad lama SFC ada 15 nama yang direkomendasikan RD kepada manajemen untuk dikontrak kembali. Secara prinsip, para pemain itu sudah mencapai kesepakatan dengan SFC. Namun mengenai aspek legalisasinya, RD menyerahkan hal itu kepada manajemen. ’’Ya kami harapkan manajemen secara cepat menindaklanjuti hal ini karena pemain juga butuh suatu perjanjian hitam di atas putih,” katanya.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Persija Jaya Bambang Sucipto menyatakan bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya menata kembali Persija menjadi klub profesional yang tidakm menggantungkan hidupnya terhadap dana APBD. ’’Mengenai pemain, saat ini kami bebaskan mereka memilih klub yang ingin mengontrak mereka. Sebab, kami masih menunggu deal dengan Pelatih Portugal Rafael Gomes. Kalau dia resmi menangani Persija, barulah nanti rekomendasi mengenai siapa yang dipertahankan atau tidak akan ketahuan,” tuturnya. (iwan setiawan)