05 November 2008

Dapat Pekerjaan saat Tambaknya Berkembang

DENNY SANG PETERNAK IKAN (2 - HABIS)


Denny bersama pegawainya sedang menimbang dan menyiapkan ikan lele pesanan rumah makan.


Setahun lebih berjibaku merawat tambak, Denny mulai merasakan hasilnya. Pertengahan 2008, dia pun mendapat pekerjaan di perusahaan.

Pekerjaan baru yang dijalani ayahanda Larasati Jingga Arimbi, 2, dan Dewana Pratita Abiseka, 6 bulan, ini membuatnya tak lagi fokus 100% mengelola tambaknya itu. Setelah melalui perhitungan panjang, akhirnya dia memutuskan untuk mempekerjakan pegawai yang bertugas untuk memelihara tambak sehari-hari. “Awalnya saya takut untuk melepas pengawasan tambak kepada orang lain. Tapi, saya tidak mau melepas kesempatan kerja karena tanggung jawab saya selaku kepala keluarga juga besar,” tegasnya.

Denny menuturkan, kedua anaknya merupakan sumber semangat untuk terus mencari rezeki. Meski fasilitas sang ayah siap digunakan kapan saja, Denny tetap berupaya maksimal mendapatkan segala sesuatu dari hasil jerih payah dan tetesan keringatnya. “Sebagai seorang kakek, ayah saya selalu memanjakan cucunya. Tapi, malu rasanya kalau tergantung terus sama orangtua. Makanya, apa pun pekerjaan yang bisa dilakukan asal halal, akan saya lakukan demi istri dan anakanak,” tuturnya.

Meski ukuran usahanya sekarang terbilang sukses, Denny tetap tidak merasa puas diri. Sebab menurutnya, apa yang dilakukan saat ini masih jauh dari yang diimpikan. Sebelum terjun ke usaha tambak ikan, Denny pernah bercita-cita menjadi juragan tambak yang menguasai pemasaran ikan se-Kota Palembang. “Kalau minta tambahan modal kepada Papa pasti dikasih. Tapi, sekali lagi saya mau usaha ini tidak bergantung dari Papa, melainkan dari kerja keras saya sendiri,” ucapnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; rabu 05 november 2008; halaman 22

Bulog – PGKP Benahi Distribusi

PALEMBANG (SINDO) – PTPN VII sebagai salah satu produsen gula kristal putih (GKP) menyambut positif kesepakatan bersama penunjukan Perum Bulog menjadi distributor hasil produksi mereka.

Menurut Humas PT Perkebunan Nusantara VII Sony Soesdiastanto, setelah ditandatanganinya MoU antara Bulog dan produsen gula, tindak lanjut mengenai distribusi gula langsung dilakukan. Namun, hal itu belum berjalan efektif karena MoU dibuat menjelang akhir tahun yang mana realisasi target pemasaran sendiri sudah di atas 80%. “Kesepakatan kerja sama ini sangat baik untuk melancarkan distribusi gula yang mungkin selama ini dianggap beberapa pihak tersendat. Namun, waktunya sangat mepet menjelang akhir tahun sehingga kemungkinan besar belum efektif berjalan,” ujarnya kemarin.

Sony menerangkan, sesuai rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2008, total produksi gula PTPN VII mencapai 175.305,01 ton. Sementara, yang telah didistribusikan hingga 15 Oktober 2008 sebesar 138.036,85 ton. Dengan sisa sekitar 37.000 ton lagi dengan waktu kurang dua bulan, maka target tersebut diyakini bisa tercapai meski tanpa kesepakatan tersebut.

Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang Amidi mengatakan, kesepakatan bersama antara produsen gula dan Bulog sangat baik untuk membangun jaringan distribusi alternatif. Dengan begitu, produsen gula, dalam hal ini PTPN, akan memiliki jaringan distribusi yang terintegrasi. “Banyak keuntungan yang didapat dari kesepakatan bersama ini. Tapi, pemerintah juga harus menjamin bahwa Bulog tidak akan memonopoli pemasaran gula seperti yang terjadi dulu,” katanya. (iwan setiawan)

halaman 22