22 Januari 2009

Seberang Ulu Masih Butuh Lampu Jalan

PALEMBANG (SINDO) – Wilayah Kota Palembang persisnya di kawasan Seberang Ulu saat ini masih membutuhkan penerangan berupa lampu jalan. Terlebih, masih banyak jalan di wilayah itu yang gelap gulita dan rawan terjadi kecelakaan serta tindak kriminalitas, terutama saat malam hari.

Camat Plaju Yunan Helmi mengatakan, pihaknya telah mengajukan penambahan pemasangan lampu jalan untuk wilayahnya. Jika disetujui, alokasi pemasangan lampu jalan itu nantinya akan dipasang di Jalan Tegal Binangun. Pasalnya, jalan alternatif menuju kawasan Plaju itu masih rawan jika malam hari. “Jalan Tegal Binangun mulai ramai dilalui masyarakat. Kami harapkan dengan penambahan lampu jalan bisa mengurangi kesan rawan di kawasan itu,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Dihubungi terpisah, Camat Kertapati A Zaini juga mengungkapkan, usulan penambahan pemasangan lampu jalan di wilayahnya sudah diajukan sejak 2008 lalu. Namun, karena terbatasnya anggaran Dinas Penerangan Jalan Utilitas dan Pertamanan (PJUP) Kota Palembang, usulan tersebut belum bisa direalisasikan. Menurut dia, daerah yang masih membutuhkan penambahan penerangan lampu jalan terletak di wilayah Kelurahan Kemang Agung sebanyak 6 titik, Kelurahan Karya Jaya 10 titik, dan Kelurahan Kemas Rindo 8 titik. “Lantaran belum terealisasi pada 2008, tahun ini akan kami kejar realisasi pemasangannya. Sebab, semua demi kenyamanan dan keamanan masyarakat yang melalui jalan-jalan tersebut khususnya malam hari,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PJUP Kota Palembang Taufik Sya’roni mengatakan, pihaknya sedang mengalkulasi penambahan lampu jalan. Para petugas sedang mengevaluasi titik mana saja di Kota Palembang yang akan mendapat alokasi pemasangan lampu baru atau peremajaan lampu jalan lama yang telah rusak. “Tahun ini tetap ada penambahan (lampu jalan). Jumlah titik pemasangan maupun anggarannya belum tahu, masih dihitung petugas di lapangan,” katanya.

Taufik menjelaskan, pemasangan lampu jalan itu nantinya akan dibagi berdasar skala prioritas. Oleh karena itu, selain menerjunkan petugasnya untuk melakukan survei atas daerah-daerah yang akan dipasang penerangan lampu jalan, masyarakat juga bisa mengusulkan daerah mana saja yang perlu dan mendesak untuk dipasang lampu jalan. Apalagi, pemasangan lampu jalan itu juga bertujuan memberi kenyamanan kepada masyarakat utamanya saat malam hari. “Pemasangannya nanti tersebar tergantung kebutuhan. Usulan dari masing-masing camat sudah kami terima dan sekarang sedang diverifikasi dan dinilai tingkat kepentingannya,” ucap dia.

Meski mengaku belum mengetahui jumlah lampu jalan yang akan dipasang pada tahun ini, Taufik menyebutkan bahwa jumlahnya tidak jauh berbeda dari lampu jalan yang terpasang pada 2008. Pada tahun lalu, Dinas PJUP Kota Palembang melakukan pemasangan lampu jalan sebanyak 1.700 unit dan kegiatan tersebut menyedot dana APBD Kota Palembang tahun anggaran 2008 sebesar Rp 7 miliar. (iwan setiawan)

Pemkot Normalisasi Saluran Air


Beberapa pekerja sedang membongkar saluran air yang rusak dan tertimbun tanah di Jalan AKBP Cek Agus, kemarin.

PALEMBANG
(SINDO) – Datangnya musim penghujan membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang giat menormalisasi saluran air di beberapa titik.

Seperti yang tampak di Jalan AKBP Cek Agus, tidak jauh dari simpang empat Patal, kemarin. Tampak beberapa pekerja sedang membongkar saluran air yang mampat karena tertimbun tanah. Setelah digali dan dibersihkan dari tanah dan material lainnya, saluran itu pun ditutup kembali dengan cor beton. Awalnya pekerjaan ini mendapat protes dan penolakan dari para pemilik rumah toko (ruko) di belakang saluran air yang diperbaiki. Dengan adanya perbaikan itu, mereka mengkhawatirkan omzet usaha mereka menurun karena para pelanggan tidak mau masuk ke halaman parkir ruko mereka. “Pengerjaan ini kan sama saja gak bolehin saya usaha. Mobil pelanggan saya mana bisa masuk kalau dibongkar kayak gini,” ucap pemilik bengkel Aneka Olie yang enggan menyebutkan namanya.

Namun, setelah mendapat penjelasan pengawas pengerjaan, keluhan warga pun mereda. Mereka baru sadar jika normalisasi saluran air untuk kepentingan bersama yang lebih luas. “Tadinya ibu itu gak terima saluran air di depan tempat usahanya dibongkar. Tapi kalau tidak segera diperbaiki, saluran air ini bisa menyebabkan genangan air meluap ke jalan,” ucap Bakin, pengawas pengerjaan perbaikan saluran air.

Ditemui di tempat yang sama, Nani, penjaga toko MBA, mengatakan, jebolnya cor beton penutup saluran air di depan tokonya disebabkan sebuah truk Fuso yang berhenti di atasnya. Sekitar satu bulan lalu, sebuah truk yang dihentikan polisi berhenti tepat di atas saluran air itu. Karena berat kendaraan tersebut melebihi tonase, cor beton penutup saluran air itu tidak mampu menahan beban berat kendaraan. “Ketika mobil bergerak, ya langsung ambles dan tertutup parit. Tapi, sudah kami laporkan ke kelurahan dan kecamatan, baru sekarang diperbaiki,” tuturnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan