23 Maret 2009

Harga Isi Gas Elpiji 3 Kg Rp12.750

PALEMBANG (SINDO) – Meski memberlakukan kenaikan harga jual tabung elpiji 3 kg terhitung 16 Maret 2009 lalu, namun PT Pertamina (Persero) menegaskan hal itu tidak akan diikuti kenaikan harga jual isi gas.

External Relation Officer PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region II Roberth MVD mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan direksi Pertamina yang menyatakan kenaikan harga jual isi gas elpiji tabung 3 kg. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) No Kpts.003/F10500/2008-S3 pada 11 Maret 2009 dari Vice President Gas Domestik PT Pertamina (Persero) tentang harga jual tabung elpiji ukuran 3 kg. “Untuk tetap mempertahankan kemampuan dan kegiatan perusahaan diperlukan upaya-upaya penyesuaian yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi kenaikan itu pada harga jual tabungnya dan bukan pada isinya,” tegas Roberth kemarin.

Roberth menerangkan, penyesuaian harga jual tabung elpiji 3 kg ini adalah bagian dari langkah untuk meningkatkan kompetensi bisnis elpiji. Selain itu, langkah ini juga diambil dengan alasan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen melalui perbaikan kinerja yang meliputi kualitas, penampilan, dan ketersediaan tabung bagi konsumen.

Sales Representative Gas Domestik Pertamina Region I Rayon V Hendra Arief mengatakan, dengan adanya kenaikan harga jual tabung elpiji 3 kg, maka harga jualnya menjadi Rp 147.000. Harga jual ini berlaku sampai radius maksimal 60 km dari depot pengisian. “Penentuan harganya nanti akan ditetapkan oleh Manajer Gas Domestik Region setempat. Tentunya dengan pertimbangan baik dari sisi Pertamina, pengusaha, maupun masyarakat,” katanya.

Namun, menurut Hendra, dari keputusan untuk menaikkan harga jual tabung elpiji 3 kg ini, ada beberapa hal yang justru penting untuk dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Diantaranya, harga jual gas atau isi elpiji 3 kg tidak berubah dan tetap di harga Rp 4.250 per kg atau sama dengan Rp 12.750 per tabung. Harga baru tersebut berlaku untuk pembelian tabung isi baru elpiji 3 kg diluar paket konversi dengan estimasi harga eks agen adalah Rp 147.000, ditambah Rp 12.750 menjadi Rp 159.750 dalam jarak 60 km. (iwan setiawan)

Jamsostek Siapkan Rp1,9 Miliar untuk PUMP

PALEMBANG (SINDO) – PT Jamsostek (Persero) cabang Palembang kembali menyediakan anggaran untuk Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP). Program ini sebagai komitmen Jamsostek untuk membantu pesertanya yang ingin memiliki rumah tinggal.

Kepala PT Jamsostek (Persero) Cabang Palembang Syamsuddin mengatakan, penyaluran PUMP bertujuan meringankan beban tenaga kerja peserta Jamsostek untuk memiliki rumah tinggal. Menurut dia, PUMP disalurkan PT Jamsostek dengan jumlah maksimal pinjaman Rp 15 juta, dengan tingkat suku bunga sebesar 3 % flat per tahun, dan untuk pengembaliannya pekerja diberikan batasan waktu maksimal lima tahun atau 60 kali angsuran. “Pinjaman PUMP Jamsostek sangat ringan sekali dibanding kredit pemilikan rumah dari perbankan sekalipun. Itu merupakan komitmen kami untuk membantu para pekerja,” paparnya kepada SINDO.

Namun Syamsuddin mengingatkan, sebelum mengajukan proposal PUMP, hendaknya tenaga kerja memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan. Salah satunya adalah akad kredit rumah yang akan dibeli. Sebab sesuai peraturan, dana PUMP bisa dicairkan setelah pengajuan proposal dari pekerja itu keluar akad kreditnya. Selain itu tenaga kerja juga harus benar-benar siap mengikuti program ini. ”Pekerja yang ingin mendapatkan PUMP harus lolos verifikasi yang dilakukan perusahaan. Selain dinilai kemampuan mereka mengembalikan PUMP, verifikasi juga bertujuan agar jangan sampai tenaga kerja yang sudah memiliki rumah yang mendapatkan bantuan ini. Pemerataan sosiallah,” tukasnya.

Sementara itu, Kabid Progsus PT Jamsostek (Persero) cabang Palembang Didin Sahidin menjelaskan, program PUMP untuk Palembang pada tahun 2009 ini mendapatkan alokasi dana mencapai Rp 1,9 miliar. Jumlah itu menurut Didin diperuntukkan untuk membiayai uang muka perumahan sebanyak 97 unit rumah. “Tahun-tahun sebelumnya tingkat penyerapannya di bawah 90%. Mudah-mudahan tahun ini terealisasi semua,” terangnya.

Masih banyaknya pekerja yang belum mengetahui program ini membuat pihak Jamsostek terus melakukan sosialisasi secara langsung ke perusahaan-perusahaan. Bahkan, sosialisasi yang dilakukan itu melibatkan pihak terkait yaitu developer, perbankan, dan PT Jamsostek. Dengan semakin baiknya penjelasan yang diberikan kepada perusahaan dan pekerja, maka diharapkan dana yang disediakan Jamsostek untuk membantu para pekerja memiliki tempat tinggal bisa lebih maksimal pemanfaatannya. (iwan setiawan)