01 Desember 2008

OP Pupuk Belum Diperlukan

PALEMBANG (SINDO) – PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) telah melakukan operasi pasar (OP) pupuk bersubsidi sesuai instruksi Menteri Pertanian. Namun, Pusri belum melakukan di wilayah Sumsel, melainkan di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.

Manajer Hukum & Humas PT Pusri Maria Hazairin yang dihubungi SINDO kemarin mengatakan, untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk di masyarakat, mulai Jumat (28/11) kemarin PT Pusri melakukan OP tertutup di Demak. OP pupuk urea bersubsidi itu dipusatkan di tiga titik, yaitu Kecamatan Mranggen, Kebon Agung, serta Karanganyar. “Kami menyediakan pupuk urea bersubsidi sebanyak 45 ton yang dibagi rata di tiga titik tersebut. Operasi pasar tertutup ini hanya untuk petani yang sudah terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok atau RDKK,” ujarnya.

Dalam OP tersebut, Pusri menjual pupuk urea bersubsidi dengan harga normal Rp60.000 per sak isi 50 kg. Padahal, harga di tingkat pengecer lebih dari Rp100.000 per sak. Menurut Maria, secara nasional OP pupuk di Demak merupakan yang pertama. “Untuk daerah lain yang masuk wilayah distribusi PT Pusri akan menyusul dengan melihat stok di lapangan dan permintaan,” tuturnya.

Mengenai kondisi Sumsel, Maria menyatakan, pasokan pupuk urea bersubsidi di wilayah Sumsel masih aman sehingga belum perlu digelar OP. Namun, jika memang petani di Sumsel merasa perlu dilaksanakan OP seperti daerah lain, pihaknya akan berkoordinasi terlebih dulu dengan Dinas Pertanian masing-masing daerah.

Sementara itu, distributor pupuk sekaligus Ketua Gabungan Penyalur, Pengecer, dan Pengangkut Pupuk Sumsel Rudi Apriadi menyatakan, saat ini untuk wilayah Sumsel belum perlu dilakukan OP pupuk bersubsidi. Sebab, stok di gudang Pusri maupun distributor di kabupaten/kota di wilayah Sumsel masih banyak. “Saya rasa belum perlu OP pupuk karena kondisi di lapangan para petani masih bisa mendapatkan pupuk walaupun membutuhkan sedikit waktu pemesanan,” tuturnya kemarin. (iwan setiawan)