21 November 2008

Permata Bank Syariah Garap Kredit Konsumtif

PALEMBANG (SINDO) – Meski pengucuran kredit konsumtif saat krisis berisiko tinggi, PermataBank Syariah tetap mengucurkan kredit tersebut pada awal 2009 mendatang.

Branch Manager PermataBank Syariah Palembang Herlina Iskandar mengatakan, karena PermataBank Syariah masih baru hadir di Palembang, maka untuk pembiayaan kredit baru akan dimulai pada awal 2009 mendatang. Hal itu diakui karena dana pihak ketiga (DPK) yang terkumpul saat ini belum terlalu besar. Namun, pihaknya tetap berkomitmen untuk mengucurkan kredit meski kondisi perekonomian ke depan akibat krisis belum jelas. “Sangat tidak mungkin bagi perbankan untuk menghentikan aktivitas pemberian kredit. Sebab, penyaluran kredit merupakan core business bank yang tidak bisa dilepaskan,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Amidi mengatakan, sudah saatnya perbankan memperketat penyaluran kredit konsumtif sebagai antisipasi terjadinya kredit macet. Pengurangan pemberian kredit konsumtif yang kerap dikeluarkan perbankan dimaksudkan untuk meminimalisasi munculnya inflasi yang berlebihan. “Seharusnya perbankan lebih fokus pada penyaluran kredit sektor produktif seperti pertanian atau usaha kecil menengah. Sebab, terbukti bahwa sektor UMKM tahan terhadap krisis yang terjadi,” tuturnya. (iwan setiawan)


Potensi Sumsel Dilirik Eropa

PALEMBANG (SINDO) – Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Departemen Luar Negeri (Ditjen Amerop) melirik potensi yang dimiliki Sumsel untuk dipromosikan.

Sekretaris Ditjen Amerika dan Eropa Departemen Luar Negeri Benny Bahanadewa mengaku akan memfasilitasi pemerintah kabupaten dan kota serta pengusaha lokal se-Sumsel untuk mengadakan pameran di luar negeri. Selain itu, Ditjen Amerop akan membawa pengusaha asing untuk mendatangi Kota Palembang dan beberapa daerah guna melihat potensi daerah yang mempunyai kemampuan untuk dijual di luar negeri.

“Kedatangan kami ke Palembang untuk menginventarisasi semua potensi yang layak jual kepada mitra kerja kami di luar negeri (investor asing). Mulai dari wisata industri rakyat, wisata sejarah, wisata religius, maupun wisata alam yang ada di wilayah Sumsel,” katanya kepada wartawan seusai audiensi dengan perwakilan Pemprov Sumsel kemarin.

Dia menjelaskan, data potensi daerah yang riil diperlukan sebagai sebuah proposal yang akan dipromosikan kepada investor asing, utamanya dari Benua Amerika dan Eropa. Di Sumsel sendiri, ada banyak potensi yang bisa laku dijual di tingkat dunia, seperti hasil perkebunan, pertambangan, pariwisata, dan beberapa sektor lainnya. Bahkan, setelah melihat perkembangan Sumsel yang begitu pesat dalam satu dasawarsa terakhir, pihaknya tertarik menjadikan Sumsel sebagai daerah yang akan diprioritaskan dalam promosi Ditjen Amerop pada awal 2009 mendatang.

“Setiap tahun kami buat semacam buletin, buklet, brosur, CD profile, dan beragam sarana promosi lainnya. Untuk 2009, potensi Sumsel menjadi prioritas promosi kami. Oleh karenanya, kami datang untuk melihat langsung kondisinya dan meminta data terbaru,” ujarnya.

Benny menjelaskan, saat ini Ditjen Amerop Deplu didukung 80 kedutaan besar dan konsulat jenderal di Benua Amerika dan Eropa.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumsel Permana menyambut positif upaya Deplu yang berniat memotret potensi daerah, baik potensi komoditas maupun wisata, untuk dipublikasikan di wilayah Amerika dan Eropa. Pihak pemprov pun akan segera mengumpulkan data dari dinas dan instansi terkait lainnya seputar potensi yang ada di bumi Sumsel. “Kami sangat mendukung upaya ini dan akan segera merangkum semua potensi daerah yang disajikan dalam bentuk compact disk (CD) sehingga dengan mudah dapat disajikan kembali di luar negeri saat promosi,” ucapnya. (iwan setiawan)