10 April 2009

Butuh 10 Menit untuk Memilih

PALEMBANG (SI) – Kesulitan mencontreng dirasakan para penyandang tunanetra. Seperti yang terlihat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 20 Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) II, Palembang.

Rata-rata seorang tunanetra yang menyalurkan hak politiknya di TPS ini membutuhkan waktu lebih dari 10 menit. TPS yang berada di Panti Rehabilitasi Penderita Cacat Netra (PRPCN), Jalan MP Mangkunegara, ini memiliki 150 mata pilih.

Ahmad, seorang tunanetra, mengaku, meski dibantu keluarga, dia tetap kesulitan menemukan nama calon anggota legislatif (caleg) yang akan dipilih. Selain itu, lebarnya surat suara menjadi kendala tersendiri bagi mereka. “Sudah itu agak sulit juga ketika melipatnya. Kertasnya lebar sekali,” kata Ahmad.

Ketua TPS 20 Kelurahan 8 Ilir M Idil mengakui, di TPS ini mayoritas mata pilih merupakan penyandang cacat mata. Namun, ada pula pemilih normal dari warga sekitar atau pengurus panti. “Proses pencontrengan berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti. Sebab, alat bantu yang disediakan dan pendamping tunanetra sangat membantu dalam proses pencontrengan,” ujarnya.

Namun, Idil masih mengeluhkan rendahnya partisipasi pemilih pada pemilu legislatif ini. Seperti halnya di TPS 20, hingga batas akhir waktu yang disediakan untuk pencontrengan, hanya tercatat 91 pemilih yang menggunakan hak pilihnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad menyempatkan diri memantau aktivitas TPS 20 setelah mencontreng di TPS 21. Menurut dia, pelaksanaan pencontrengan di TPS yang mayoritas pemilihnya tunanetra sudah berlangsung baik, mulai kesiapan panitia TPS, penyediaan alat bantu, hingga proses pencontrengan. (iwan setiawan)

Petugas KPPS Dibalut Baju Kurung dan Songket

PALEMBANG (SI) –Tujuh petugas KPPS TPS 03 Jalan Bendungan Lorong Rawa Laut Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Kemuning, sejak pagi sudah menanti para warga yang hendak menyalurkan hak pilihnya dengan balutan baju kurung dan kain songket.

Anggota KPPS yang wanita tampak anggun ketika mengarahkan para pemilih ke bilik pencontrengan. Sedangkan dua orang anggota KPPS pria melayani para pemilih lengkap dengan jas dan tanjak.

Ketua KPPS TPS 03 M Ihsanul Fikri mengatakan, ide menggunakan pakaian khas Palembang ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat. Hal ini untuk meminimalisir adanya kelompok masyarakat yang enggan datang ke TPS. “Harapan kami, dengan berdandan seperti ini, masyarakat bisa lebih tertarik datang ke TPS. Selain itu, biar pelaksanaan pencontrengan di tempat kami ini lebih meriah,” ujarnya kemarin. (iwan setiawan)