06 Februari 2009

Taman Agrowisata Di-deadline 2 Tahun

PALEMBANG (SINDO) – Pemerintah Kota Palembang akan berupaya mewujudkan daerah Pulokerto, Kecamatan Gandus menjadi taman agrowisata paling lambat dalam waktu dua tahun ke depan.

Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton mengatakan, percepatan pembangunan Pulokerto sebagai taman agrowisata adalah untuk mengimbangi perkembangan Pulo Kemaro. Menurut Romi, saat ini pariwisata Palembang mulai dilirik dan diperhatikan serius para wisatawan domestik maupun manca negara. Salah satunya adalah Pulo Kemaro yang dikenal dengan wisata sejarah dan religi, karena terdapat tempat ibadah umat Buddha dan legenda Palembang. “Selama ini kan wisatawan baru tertarik mendatangi Pulo Kemaro ketika melakukan Musi trip. Oleh sebab itu kalau kawasan agrowisata di Pulokerto sudah jadi, maka para wisatawan bisa memiliki alternatif tujuan wisata,” ungkap Romi dalam rapat koordinasi pembangunan kawasan agrowisata Pulokerto di ruang rapat II wali kota Palembang kemarin.

Menurut Romi, sebenarnya rencana menjadikan kawasan Pulokerto sebagai taman agrowisata sudah lama dihembuskan. Akan tetapi karena berbagai persoalan, maka rencana itu belum terealisasi hingga kini. Oleh karenanya, wali kota telah menetapkan paling lambat dalam dua tahun ke depan, pembangunan daerah Pulokerto sebagai tempat agrowisata harus terealisasi. Ketika disinggung besaran biaya yang dibutuhkan, Romi mengatakan tidak mengetahui jumlahnya. Sebab ungkap salah seorang pengusaha sukses Palembang ini, pengerjaan program ini nantinya akan dikerjakan secara bersama-sama dengan menggunakan anggaran masing-masing dinas yang terkait. Program ini melibatkan sedikitnya 14 dinas terkait.

Staf Ahli Wali Kota Palembang bidang Keuangan dan Pendapatan Daerah, Sudirman Teguh mengungkapkan, konsep yang akan digunakan di taman agrowisata Pulokerto nantinya tidak berbeda jauh dengan Taman Buah Mekarsari di Kabupaten Bogor. Dengan luas kurang lebih 112 hektare, daerah Pulokerto sangat potensial untuk dijadikan kawasan wisata alam. Selain akan ditanami berbagai buah-buahan yang bisa dikonsumsi langsung pengunjung. (iwan setiawan)