24 Oktober 2008

PT Pupuk Sriwidjaja Minta SK Gubernur Direvisi

PALEMBANG (SINDO) – PT Pusri meminta gubernur segera merevisi surat keputusan (SK) yang mengatur alokasi pupuk bersubsidi di Sumatera Selatan (Sumsel). Pasalnya, Pusri tidak akan mendistribusikan pupuk bersubsidi ke daerah yang telah melampaui kuota walau sedang dilanda krisis pupuk.

Hal itu ditegaskan Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri kepada wartawan belum lama ini. Menurut Dadang, persoalan pupuk bersubsidi sangat bergantung pada SK Gubernur tentang Alokasi Pupuk Bersubsidi. Sebab, apabila pasokan pupuk sudah terpenuhi sesuai SK tersebut, Pusri tidak berani untuk menambah suplai. “Meskipun beberapa kabupaten dan kota terancam krisis pupuk, kita tidak bisa membantu banyak. Sebab, kalau kita mendistribusikan pupuk di luar SK Gubernur, hal itu menyalahi aturan dan kita bisa ditangkap,” ujarnya.

Pengamat pertanian dari Universitas Sriwijaya Amruzi Minha mengatakan, direksi Pusri dan Pemerintah Provinsi Sumsel harus segera membahas persoalan tersebut. Sebab, dampak dari krisis pupuk yang dialami beberapa daerah semakin membuat kehidupan para petani terpuruk. “Hal itu diperparah pula dengan rendahnya harga jual hasil panen petani. Jadi perlu segera dibahas, bahkan revisi SK Gubernur yang diajukan Pusri sangat wajar,” katanya.

Selain itu, menurut Amruzi, para petani seharusnya menetapkan target yang benar berdasarkan kebutuhan ketika menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Kemudian, pengawasan dan penindakan dari aparat pemerintahan dalam mengawasi distribusi pupuk bersubsidi lebih ditingkatkan. (iwan setiawan)

halaman 22

Pertamina Evaluasi Konversi

PALEMBANG (SINDO) – Pertamina berjanji mengevaluasi program konversi jika hasil temuan penyebab kebakaran rumah warga akibat produk tabung gas konversi. Tim investigasi yang diturunkan Pertamina belum bisa menyimpulkan, apakah penyebab kebakaran yang menghanguskan satu unit rumah panggung di Kelurahan Karangraja, Kecamatan Prabumulih Timur, Minggu (19/10), berasal dari ledakan tabung gas elpiji paket konversi.

Sales Representative Gas Domestik Region I Rayon V Pertamina Hendra Arief mengatakan, dari keterangan para saksi dan kondisi di lapangan, pihaknya belum mendapat titik terang mengenai penyebab kebakaran tersebut. Sebab, ketika kebakaran terjadi, rumah tersebut dalam keadaan kosong. Berdasarkan keterangan tuan rumah, posisi tabung dan kompor gas saat itu belum terpasang sehingga kemungkinan ledakan yang disebabkan adanya gas yang bocor sangat kecil. “Kompor dan tabung belum sempat digunakan, jadi kecil kemungkinan adanya gas yang keluar. Kami juga masih menunggu hasil penyelidikan polisi mengenai sumber api untuk menarik kesimpulan penyebab kebakaran,” ujarnya kemarin.

Hendra menyatakan, jika hasil penyelidikan nanti mengarah pada tabung gas dari paket konversi, hal itu akan dijadikan bahan evaluasi bagi Pertamina. Meski persentase kejadian tersebut sangat kecil dibanding jumlah paket konversi yang dibagikan, tetap saja hal itu tidak bisa dibiarkan. Pasalnya, hal ini terkait upaya Pertamina yang menerapkan zero accident dalam semua lini usaha.

Staf Humas PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Roberth MV mengaku, Pertamina tidak memungkiri adanya produk yang kurang sempurna dalam pembagian paket konversi. Hal itu disebabkan kompor, tabung, dan regulator, yang dibagikan diproduksi secara massal. Menurut Roberth, bisa saja saat pengiriman maupun penyimpanan barang itu tertumpuk atau terempas sehingga tidak lagi berfungsi secara normal. Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar lebih kritis ketika menerima paket konversi. “Jangan takut untuk minta tukar kalau secara fisik kompor atau tabung meragukan. Bahkan, kalau memang takut, minta konsultan untuk memasangnya,” tuturnya. (iwan setiawan)

halaman 22