19 Februari 2009

Pegawai Honorer Dievaluasi

Wako: Jika Tidak Ada Kerjaan, Bisa Bantu Bersih-Bersih Kantor

PALEMBANG (SINDO) – Pemkot Palembang akan melakukan evaluasi kinerja tenaga honorer daerah. Pasalnya, selama ini banyak masukan negatif yang diterima mengenai tindak tanduk para tenaga honorer daerah.

Rencana evaluasi itu diungkapkan langsung Wali Kota (Wako) Palembang H Eddy Santana Putra kemarin. Menurut Wako, dia sering mendapat laporan, baik langsung maupun tidak langsung, yang menyebutkan ada tenaga honorer daerah tidak pernah masuk kerja, tetapi tetap terdaftar dan menerima gaji. “Yang seperti ini harus ditertibkan. Kalau memang tidak masuk kerja karena alasan tidak jelas, harusnya cuti di luar tanggungan negara dong,” ujar Wako.

Sering mangkirnya para PNS maupun tenaga honorer daerah jelas sangat merugikan pemerintah, terlebih anggaran untuk membayar gaji para pegawai tersebut tidaklah sedikit. Bahkan, Wako menyebutkan, berdasarkan hitungan kasar, jumlah yang harus dikeluarkan Pemkot Palembang untuk membayar jasa para PNS dan tenaga honorer daerah mencapai Rp 40 miliar. Karena itu, Wako meminta agar tidak ada lagi tenaga honorer daerah yang nakal dan tidak taat pada peraturan yang ada. “Sekarang waktunya semua harus kerja. Kalau memang gak ada kerjaan, instruksikan mereka pembersihan lingkungan kantor saja. Paling tidak ada (dampak) positifnya dan lingkungan kantor jadi bersih,” katanya.

Terpisah, Ketua Komisi I DPRD Kota Palembang Jonny Yulianto mengatakan, pada dasarnya Dewan mendukung rencana yang dilontarkan Wako. Namun, pemkot harus berhati-hati dalam melakukan evaluasi tersebut. “Sebelum mengambil keputusan, pemkot harus benar-benar teliti dan tidak tebang pilih. Jika perlu, bentuk tim gabungan untuk menertibkan honorer yang tidak produktif tersebut,” ucap Jonny.

Jonny tidak menampik selama ini memang kinerja tenaga honorer daerah tidak 100% maksimal dan penyebarannya tidak merata. “Lihat saja di lapangan, ada tenaga honorer yang sibuk sekali, tapi tidak sedikit pula yang kita lihat mereka hanya berleha-leha,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK) Kota Palembang HA Satar HY mengungkapkan, saat ini jumlah pegawai yang dipimpinnya mencapai 482 orang dan sebagian besar didominasi tenaga honorer daerah. Meski demikian, Satar tidak pernah membiarkan bawahannya bertindak indisipliner, apalagi sampai melalaikan tugas. “Mereka bertugas sesuai shift. Kecuali kebutuhan yang sangat mendesak, mereka harus berada di pos selama masa tugasnya belum berakhir,” ungkapnya.

Mengenai pengetatan kinerja dan efisiensi anggaran yang disyaratkan Wako bagi tenaga honorer yang tidak produktif, Satar mengaku sangat mendukung. Sebab, bagaimanapun peran dan fungsi Pemkot Palembang sebagai sentral pelayan masyarakat di Kota Palembang harus lebih optimal ke depannya. “Memang di Dinas PBK mungkin dilihat orang sedikit kerjaannya karena kebakaran juga gak setiap hari. Tapi, meski begitu waktu luang tetap dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan dan simulasi menanggulangi kebakaran, jadi gak ada waktu yang terbuang percuma,” tandasnya. (iwan setiawan)

Ratusan Warga Antre Minyakita

PALEMBANG (SINDO) – Ratusan warga antre untuk membeli minyak goreng (migor) bersubsidi Minyakita yang digelar Disperindag Provinsi Sumsel bekerja sama dengan PT Sinar Alam Permai (SAP) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumsel.

Penjualan migor bersubsidi tersebut dilaksanakan kemarin di Jalan KH A Azhari, Lorong Al Munawar, RT 24, Kelurahan 13 Ulu. Meski baru dilaksanakan pukul 10.00 WIB, puluhan warga telah berkumpul sejak pukul 08.00 WIB. Ketika satu unit mobil boks PT SAP masuk dan diparkir di tengah lapangan di Perkampungan Arab, warga yang sudah menunggu sedari pagi langsung mengerumuni mobil itu.

Kepala Disperindag Sumsel Eppy Mirza mengatakan, migor yang dibagikan ini berjumlah 30 ton. Jumlah itu akan disebar ke seluruh kecamatan di Kota Palembang. Mengenai alokasi di masing-masing titik penjualan, mantan Asisten II Setda Pemkab Ogan Ilir itu menyatakan bervariasi sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakat. “Rata-rata 1,5–2 ton di satu titik penjualan. Namun, semuanya kembali pada kebutuhan masing-masing wilayah yang tidak sama karakteristiknya,” ujarnya.

Staf Marketing PT SAP Ermi didampingi staf umum Siti Khadijah menjelaskan, penjualan migor bersubsidi ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial PT SAP sebagai produsen migor yang dikemas pemerintah melalui program Minyakita. Migor bersubsidi ini dijual dengan harga Rp 6.000 per liter dan mekanisme pembagiannya diserahkan kepada Disperindag. (iwan setiawan)

Perusahaan Mulai Kurangi Jam Kerja

PALEMBANG (SINDO)– Dampak krisis keuangan global belum lepas menggoyang dunia industri di Palembang. Bahkan industri karet dan kelapa sawit yang beroperasi di Palembang terpaksa mengurangi jam operasional mereka.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Palembang Aidin mengatakan, pilihan itu diambil sebagai salah satu upaya menekan pengeluaran biaya operasional. Jika pada kondisi normal, para pegawai menghabiskan waktu bekerja hingga tujuh jam dalam satu hari. Maka ketika krisis semakin kencang mendera, perusahaan memutuskan jam kerja efektif hanya lima jam saja. “Produksi karet dan sawit itu 90 persen kan di ekspor ke Amerika. Padahal saat ini pasaran Amerika sedang lesu pascakrisis dan mereka mengurangi impor dari negara luar. Hal itu memicu anjloknya harga sawit dan karet di pasar internasional,” ujarnya, setelah mendapat laporan dari para pengusaha karet dan kelapa sawit.

Aidin mengatakan, sekitar 40% dari 16 perusahaan karet dan sawit di Palembang harus mengurangi jam kerjanya. Kendati begitu, kewajiban perusahaan untuk memenuhi hak normatif para pegawai, seperti gaji dan tunjangan, tetap dijalankan. “Tim dari Disnaker terus memantau kondisi perusahaan-perusahaan yang ada di Palembang. Ternyata meski perusahaan mengurangi jam kerja namun tetap memenuhi hak normatif pegawai. Jadi saya rasa tidak ada masalah,” katanya.

Sementara itu, Kabid Syarat Kerja dan Hubungan Industrial Disnaker Kota Palembang Supuad mengatakan, dari hasil pengawasan yang dilakukan, pihak perusahaan memiliki komitmen segera memperbaiki kondisi yang sedang dialami saat ini. Menurut Supuad, perusahaan tersebut tengah berupaya menjajaki pasar lain di luar Amerika. (iwan setiawan)