19 Februari 2009

Perusahaan Mulai Kurangi Jam Kerja

PALEMBANG (SINDO)– Dampak krisis keuangan global belum lepas menggoyang dunia industri di Palembang. Bahkan industri karet dan kelapa sawit yang beroperasi di Palembang terpaksa mengurangi jam operasional mereka.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Palembang Aidin mengatakan, pilihan itu diambil sebagai salah satu upaya menekan pengeluaran biaya operasional. Jika pada kondisi normal, para pegawai menghabiskan waktu bekerja hingga tujuh jam dalam satu hari. Maka ketika krisis semakin kencang mendera, perusahaan memutuskan jam kerja efektif hanya lima jam saja. “Produksi karet dan sawit itu 90 persen kan di ekspor ke Amerika. Padahal saat ini pasaran Amerika sedang lesu pascakrisis dan mereka mengurangi impor dari negara luar. Hal itu memicu anjloknya harga sawit dan karet di pasar internasional,” ujarnya, setelah mendapat laporan dari para pengusaha karet dan kelapa sawit.

Aidin mengatakan, sekitar 40% dari 16 perusahaan karet dan sawit di Palembang harus mengurangi jam kerjanya. Kendati begitu, kewajiban perusahaan untuk memenuhi hak normatif para pegawai, seperti gaji dan tunjangan, tetap dijalankan. “Tim dari Disnaker terus memantau kondisi perusahaan-perusahaan yang ada di Palembang. Ternyata meski perusahaan mengurangi jam kerja namun tetap memenuhi hak normatif pegawai. Jadi saya rasa tidak ada masalah,” katanya.

Sementara itu, Kabid Syarat Kerja dan Hubungan Industrial Disnaker Kota Palembang Supuad mengatakan, dari hasil pengawasan yang dilakukan, pihak perusahaan memiliki komitmen segera memperbaiki kondisi yang sedang dialami saat ini. Menurut Supuad, perusahaan tersebut tengah berupaya menjajaki pasar lain di luar Amerika. (iwan setiawan)

Tidak ada komentar: