29 Desember 2008

Hari yang menyebalkan

hari ini gak kondusif banget buatku..........
selain bawaan ngiri ama temen-temen lain yg masih nikmatin liburnya mereka, semalam tidurku juga gak berkualitas.
banyak banget pikiran............bangun tidur pasti langsung kepikiran how do i solved this problem?
hhhhhhhhhh...........

temen yg cuti ada 2, yg gak masuk 1, trs beban tugas ya ditanggung rame2 deh ama yg masuk.....(meskipun dgn berbagai umpatan baik dalam hati atau terlontar langsung)
kayak aku hrs nutupin rubrik olahraga selain tetep ngirim ekonomi.......tapi nyantai bro.....gak ada masalah yg gak bisa diselesein kan?

berita.......jgnkan satu......cari setengah aja susah banget.......narasumber pada diidupin sih hp-nya......tapi boro-boro diangkat, malahan suara merdu dari mbak telkomsel aja yg trs nyamperin nih kuping......hari yang menyebalkan......

pengen cuti sih trus seneng2 ke pantai atau gunung......but cuti yg dibolehin cuma 3 hari......bisa apa dgn waktu sesingkat itu?
kalo mo ke parangtritis, baru juga nyampe mosok dah balik lagi........
mo ke lampung tapi my dee dah gak tau dimana.......padahal pengen banget ketemu ama dee.........kangeeeeeeeeennnnnn.......

ya udah akhirnya mutusin gak usah cuti thn ini......biarin deh kepala pecah nahan beban di otak.....hehehehehe........

Bangkitkan Kembali Tradisi dan Kebesaran Islam

SEMARAK PERINGATAN TAHUN BARU ISLAM DI MASJID AGUNG


Ketua Panitia Pelaksana Semarak Muharram 1430 Hijriah, Ustad Sulaiman M Nur tengah memeriksa persiapan acara.


Siang itu, Masjid Agung Palembang tampak berbenah. Beberapa pengurus Yayasan Masjid Agung (YMA) Palembang tampak serius menata bagian tengah masjid yang telah berusia lebih dari 250 tahun itu.

Selain menata ruangan dengan berbagai ornamen hiasan, penerangan di sekitar ruangan juga tak luput dari pemeriksaan. Di atas podium, tampak seorang pengurus yayasan meneliti dengan saksama detil ruangan. Maklum, ratusan undangan penting akan datang ke masjid yang pada mulanya disebut Masjid Sultan tersebut untuk merayakan pergantian Tahun Baru Islam 1430 Hijriah. “Pimpinan Wilayah Jami’atul Quro Wal Huffadz Sumatera Selatan bekerja sama dengan Yayasan Masjid Agung Palembang melakukan kegiatan untuk menyambut 1 Muharam. Kami sedang mengecek kalau ada yang kurang persiapannya,” tutur Ketua Panitia Pelaksana Semarak Muharam 1430 Hijriah Ustaz Sulaiman M Nur.

Dia mengatakan, pada peringatan Tahun Baru Islam kali ini, terdapat dua agenda besar yang diselenggarakan. Pertama, dauroh para imam se-Sumatera, yang mana para imam masjid utusan masing-masing provinsi dan kabupaten/kota di Sumatera menjalani pelatihan di Palembang. Agenda kedua yakni haflah tilawatil quran, dengan menampilkan dua qari internasional, yaitu Syekh Hajjat Romdhani dan Syekh Anwar Syahad, yang berasal dari Mesir. Sementara, untuk ceramah agama saat memasuki Tahun Baru Islam 1430 H akan disampaikan Habib Jindan bin Novel bin Jindan.

Selama ini, ungkap Direktur Lembaga Amil Zakat YMA Palembang ini, perayaan Tahun Baru Islam berjalan secara sporadis (tersebar) dan dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga gebyar Muharam tersebut tidak terlalu besar. Dilaksanakannya kegiatan Semarak Muharam yang dipusatkan di Masjid Agung Palembang tentunya akan membuat gema perayaan Tahun Baru Islam bisa lebih bergaung. Sebab, Masjid Agung Palembang merupakan sentral perhatian umat muslim di Sumsel dan Palembang khususnya. Apalagi dengan dimeriahkan qari internasional, Sulaiman optimistis, bisa menjadi magnet yang kuat bagi umat muslim datang dan mengikuti acara menyambut datangnya Tahun Baru Islam. “Dengan dipusatkannya kegiatan perayaan Tahun Baru Islam di masjid kebanggaan warga Palembang ini, diharapkan bisa menjadi momentum kebangkitan perayaan hari besar umat Islam lainnya,” ujarnya.

Seperti halnya ulama lain, Sulaiman sangat menyayangkan bahwa gebyar perayaan Tahun Baru Islam seperti “tenggelam” oleh perayaan tahun baru Masehi. Dia sendiri menilai umat manusia belakangan ini lebih cenderung memilih cara glamor dalam merayakan momen pergantian tahun. Padahal dalam Islam, kegiatan seperti itu tidak dianjurkan sama sekali. Itulah salah satu alasan dibalik minimnya minat dan perhatian umat Islam pada perayaan tahun baru Hijriah. “Inilah tantangan bagi umat Islam, bagaimana menciptakan suatu momentum yang mengondisikan pergantian Tahun Baru Islam kali ini tidak kalah meriah gemanya dengan tahun baru Masehi, tapi tetap pada jalur islami,” katanya.

Sebenarnya, banyak sekali budaya dan adat istiadat warga Palembang saat merayakan Tahun Baru Islam, di antaranya saling kirim makanan “nasi gemuk” dan lauk pauknya antar tetangga dan sanak saudara setelah selesai salat asar menjelang 1 Muharam. Kemudian, karnaval mobil hias dan anak-anak yang mengenakan beragam pakaian muslim. Namun sayangnya, tradisi tersebut telah tergerus kemajuan zaman sehingga sangat jarang bisa ditemui pada kondisi sekarang. Meski demikian,YMA Palembang, Jami’atul Quro Wal Huffadz, dan Kesultanan Palembang Darussalam, berkomitmen untuk menghidupkan kembali tradisi yang biasanya ada saat perayaan Tahun Baru Islam. “Banyak juga tradisi jelang 1 Muharam yang telah hilang dari masyarakat Palembang. Kalaupun ada, ya cuma di tempat tertentu dan sangat terbatas. Tapi kami telah berkomitmen membangkitkan kembali tradisi tersebut, seperti salah satunya menyajikan makanan secara hidangan yang merupakan khas Palembang dalam perayaan malam 1 Muharam kali ini,” papar Sulaiman. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; senin 29 desember 2008; halaman 9

Pameran PT IKI Over Target

Stan Gebyar Cuci Gudang PT Istana Kenten Indah (IKI) kemarin ramai didatangi pengunjung.


PALEMBANG
(SINDO) – Gebyar Cuci Gudang Istana Kenten Indah (IKI) yang digelar di Atrium Palembang Square Mall berlangsung sukses. Bahkan, hasil yang dicapai dalam even tersebut melebihi target yang dipatok.

Marketing Manager PT IKI Antonius Susanto mengatakan, even menjelang tutup tahun ini merupakan kegiatan untuk memanjakan masyarakat yang ingin memiliki perumahan. Sebab, bagi masyarakat yang melakukan transaksi selama even berlangsung, akan memperoleh bonus langsung dan berbagai kemudahan. “Even ini kami gelar sebagai rangkaian penutup promosi akhir 2008 dari IKI. Tapi jangan khawatir, pada 2009, kami akan tetap menghadirkan produk perumahan berkualitas bagi masyarakat di Palembang khususnya,” ujarnya seusai jumpa pers di Atrium PS Mall kemarin.

Pada even pameran akhir tahun ini, pihaknya hanya menargetkan mampu melakukan transaksi sebanyak 40 unit rumah. Namun, hingga menjelang penutupan kemarin sore, tercatat lebih dari 55 konsumen yang melakukan transaksi awal kepemilikan rumah. Adapun perumahan yang ditawarkan, antara lain Sako Gardena, Kenten Gardena, Kenten Village, Gardena Village, dan hunian berkelas di dekat bandara internasional SMB II, yaitu Bandara Residence. “Meskipun ada pengaruh krisis, kebutuhan akan perumahan terus tumbuh. Makanya kami optimistis sektor perumahan akan kembali normal dalam waktu dekat,” kata Antonius.

Dalam setiap penutupan pameran perumahan yang diselenggarakannya, PT IKI selalu menghadirkan artis Ibu Kota. Kali ini, artis yang dihadirkan untuk menghibur masyarakat Palembang adalah grup musik Juliette. Band yang ngetop dengan hit Bukannya Aku Takut yang kemudian dinyanyikan kembali oleh Mulan Jameela ini membawakan delapan lagu yang mampu menghipnotis para penggemarnya. “Terima kasih buat IKI yang bawa kami ke Palembang lagi buat menghibur warga Palembang. Kesempatan seperti ini kami manfaatkan untuk lebih dekat dengan fans kami,” ujar Zoe, vokalis Juliette. (iwan setiawan)

foto : ahmad junaidi


Produsen Pupuk Bersaing Sehat

PALEMBANG (SINDO) – Besarnya kebutuhan pupuk organik membuat produsen pupuk berlomba membangun pabrik pupuk organik di berbagai daerah. Meski tidak ada pengaturan khusus, PT Pusri selaku holding BUMN produsen pupuk yakin tidak akan terjadi benturan sebagai dampak dari bebasnya kerja sama yang dijalin perusahaan dan pemda atau swasta dalam pembangunan pabrik tersebut.

Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri mengatakan, sebagai implementasi program Go Organic 2010, semua produsen pupuk sedang bergiat membangun pabrik pupuk organik karena permintaan produk pertanian organik meningkat sangat tajam. Dadang menjamin tidak akan ada benturan kepentingan antara sesama produsen pupuk dalam pembangunan pabrik pupuk organik. “Ruangan untuk pemasaran pupuk organik ini masih sangat besar. Bayangkan, kebutuhan lebih dari 17 juta ton dan produksi dari pabrik yang telah beroperasi baru sekitar 300.000 ton,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan menempuh berbagai cara untuk merangsang pembangunan pabrik pupuk organik di berbagai daerah yang menjadi sentra pertanian dan perkebunan.

Direktur Produksi PT Pusri Indra Jaya menambahkan, selain mendukung program Departemen Pertanian, yaitu pemakaian pupuk berimbang, pembangunan pabrik pupuk organik ini juga sebagai solusi mengatasi melimpahnya bahan baku sampah organik di masyarakat. Investasi pembangunan pabrik pupuk organik tidaklah terlalu mahal. Untuk mesinnya sendiri dana yang dihabiskan hanya sekitar Rp 700 juta. “Secara total, satu pabrik memerlukan biaya investasi antara Rp 2,8–Rp 3 miliar. Jumlah itu tidak terlalu besar jika dibandingkan manfaat dan potensi kebutuhannya yang masih sangat besar,” tandasnya. (iwan setiawan)


Petani Diimbau Bentuk Gapoktan

PALEMBANG (SINDO) – Petani kelapa sawit di Sumatera Selatan (Sumsel) yang tidak termasuk dalam sistem inti plasma diimbau membentuk gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk meningkatkan nilai produksi.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Sumsel Agus Sutikno mengatakan, komisi yang dipimpinnya baru saja mendatangi kantor pusat PTPN VII di Provinsi Lampung. Hal itu dilakukan sebagai pengawasan rutin terhadap operasional perusahaan yang beroperasi di Sumsel. Sebab, meski kantor pusat PTPN VII ada di provinsi lain, lahan perkebunan dan produksi PTPN VII dominan berada di Sumsel. Salah satu hal yang menjadi fokus pembahasan adalah mekanisme penetapan harga TBS. “Beberapa bulan terakhir, harga TBS dari petani anjlok hingga Rp 250 per kg. Kami ingin menyampaikan pertanyaan petani kepada perusahaan mengenai penyebab anjloknya harga tersebut,” ujarnya dihubungi SINDO kemarin.

Menjawab pertanyaan Dewan tersebut, Direktur Produksi PTPN VII Erwin Nasution menjelaskan, pihaknya tidak pernah membeli TBS dengan harga Rp 250 per kg. Sebab, sesuai surat edaran dari direksi, seluruh unit usaha PTPN VII membeli TBS dengan harga Rp 750 per kg. Selain itu, penetapan harga beli TBS dari petani disesuaikan dengan SK Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian. “Selama ini kami tidak pernah membeli TBS petani di bawah harga yang ditetapkan pemerintah. Dari pantauan kami di lapangan, petani yang menjual dengan harga di bawah ketetapan tersebut adalah petani yang tidak termasuk dalam sistem inti plasma,” tuturnya.

Erwin menjelaskan, selama ini PTPN VII tidak diperbolehkan membeli TBS dari petani yang berada di luar sistem. Namun sebagai solusinya, sebaiknya para petani berhimpun dalam gapoktan sehingga akses pemasaran TBS bisa dikontrol. (iwan setiawan)