28 Maret 2009

Lagi, PKL Marak di Jalur Hijau

Penjual stiker semakin marak di jalur hijau sepanjang Jalan Ahmad Yani, Kecamatan SU II.

PALEMBANG
(SI) – Jalur hijau di sepanjang Jalan Ahmad Yani di Kecamatan SU I dan SU II marak ditempati pedagang kaki lima (PKL). Berulang kali ditertibkan, tetap saja para PKL kembali menempati lokasi tersebut.

Para PKL yang berdagang di trotoar dan jalur hijau itu kebanyakan pedagang buah. Namun, dalam kurun waktu dua pekan belakangan, pedagang stiker mulai menjamur di pinggiran jalan. Tidak sedikit di antara mereka yang memanfaatkan pohon peneduh jalan sebagai penyanggah pajangan barang dagangan.

Menurut Anton, pedagang stiker di sekitar Lapangan Nigata Plaju, awalnya hanya ada lima orang yang berdagang stiker di wilayah itu. Namun, seiring berjalannya waktu, pedagang stiker semakin ramai. Bahkan, saat ini jumlahnya sudah mencapai 20 pedagang.

Sementara itu, Camat Seberang Ulu II Heri A Rasuan mengatakan, penertiban terhadap PKL sudah sering dilakukan pihaknya. Bahkan, penerapan sanksi berupa teguran hingga penyitaan barang dagangan tidak lantas membuat mereka jera untuk mengulangi perbuatan tersebut. Heri mengakui, selama ini pihaknya selalu kucing-kucingan dengan PKL. Hal itu disebabkan minimnya petugas yang dimiliki kecamatan. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Stasiun Kertapati Tingkatkan Kebersihan

PALEMBANG (SI) – Pengelola Stasiun Kertapati terus bergiat meningkatkan kebersihan di lingkungannya setelah mendapatkan teguran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Besar Kertapati Syamsul di ruang kerjanya kemarin. Menurut Syamsul, setelah mendapatkan teguran langsung dari Sekda Kota Palembang Marwan Hasmen, pihaknya segera membenahi kebersihan di lingkungan stasiun. Salah satunya kembali menggiatkan aksi memungut sampah setelah olahraga setiap Jumat pagi. “Teguran dari Sekda beberapa hari lalu kami terima sebagai koreksi atas kekurangan kami. Setelah mendapatkan teguran, petugas kebersihan dibantu pegawai PT KA secara maraton membersihkan sampah yang bertebaran,” ujar Syamsul.

Dalam menjaga kebersihan di lingkungan stasiun, pihaknya terkendala minimnya kesadaran para calon penumpang kereta api untuk menjaga kebersihan dari. Padahal, pihaknya telah menyediakan puluhan tempat sampah di sepanjang peron kereta. Namun, masih saja para calon penumpang dan pengantar membuang sampah ke bawah gerbong. Selain itu, beberapa tempat sampah yang dipasang itu pun ditegur Sekda ketika berkunjung karena tidak dilengkapi tutup. “Tutup tempat sampah memang sengaja tidak dipasang karena sudah sering hilang diambil pemulung. Dengan adanya teguran ini, kami lebih giat berbenah, salah satunya dengan menambah tempat sampah di peron. Tapi perilaku para calon penumpang itu yang sulit sekali diubah,” ungkapnya.

Saat ini pihaknya mengontrak enam tenaga kebersihan. Mereka pun memiliki tanggung jawab masing-masing, mulai membersihkan ceceran minyak dan sampah basah di sepanjang rel dari Stasiun Kertapati hingga pintu perlintasan PT Semen Baturaja. Sebagian lagi bertugas membersihkan seluruh lingkungan stasiun. “Memang untuk lingkungan seluas ini belum ideal jumlah tersebut. Tapi, untuk menambah tenaga (kebersihan) juga belum memungkinkan. Kondisi ini akan kami laporkan terlebih dahulu kepada pimpinan kami bagaimana keputusan terbaiknya,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang Zulfikri Simin mengungkapkan, tugas menjaga kebersihan adalah tanggung jawab semua elemen masyarakat. Sebab, petugas kebersihan yang dimiliki DKK sangat terbatas. Jika masyarakat hanya mengandalkan petugas kebersihan dari pemerintah, dia pesimis Kota Palembang bisa bersih dan rapi seperti beberapa tahun sebelumnya. “Kami sangat mengharapkan peran aktif masyarakat, termasuk pengelola perkantoran atau tempat umum lainnya, untuk bisa menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. Buanglah sampah di tempat yang disediakan atau kumpulkan di satu tempat agar petugas bisa mengangkutnya. Tanpa kerja sama yang baik, akan sangat berat bagi kami menjaga kebersihan Kota Palembang tercinta ini,” tuturnya. (iwan setiawan)