04 Desember 2008

Tawarkan Alternatif Cara Mencuci Kendaraan

ICE CREAM WASH PERTAMA DI PALEMBANG (1)

Mencuci mobil atau motor dengan sabun biasa mungkin sudah lumrah. Namun, metode ice cream wash (cuci es krim) masih jarang digunakan. Bagaimana hasilnya?


Seorang pegawai cucian motor dan mobil Maltha menyemprotkan busa ice cream ke kendaraan pelanggan.


Siang itu, terik matahari menyinari Kota Palembang. Banyak warga yang membawa kendaraannya ke cucian motor dan mobil karena pada malam sebelumnya Palembang diguyur hujan lebat yang mengakibatkan sejumlah ruas jalan digenangi air. Kondisi itu tentu saja membuat kendaraan menjadi kotor akibat terkena percikan air atau tanah yang berkumpul dalam genangan air. Lantas ke manakah kendaraan harus dibawa agar kembali bersih dan mengkilap?

Mungkin Anda bisa mencoba teknik mencuci kendaraan yang baru, ice cream wash. Di Palembang, usaha seperti ini belum banyak. Teknologi sederhana mencuci ini telah menggeser peran sabun biasa yang sebelumnya merupakan bahan paling dasar dalam proses pencucian kendaraan selain sampo. Sekarang, keajaiban dari cairan yang ketika disemprotkan sudah menjadi busa putih bergumpalan layaknya es krim yang menyelubungi kendaraan Anda, sudah banyak digunakan. Hasilnya? Tentu saja berbeda dari sabun cuci biasa. Kesan atau efek wax alias licin pada setiap bagian kendaraan Anda dapat dirasakan, lebih kinclong dan licin.

Untuk wilayah Palembang, salah satunya bisa ditemukan di cucian motor dan mobil Maltha. Ketika SINDO bertandang ke cucian tersebut, pemiliknya, Rully Alamsyah, 31, langsung menyambut dengan senyum ramah. Tak lama berbasa-basi, Rully bercerita bahwa usaha ini telah dibukanya sejak lima bulan lalu. Namun, karena hanya melayani cucian motor, dia mengaku usahanya belum terlalu dikenal masyarakat. Tetapi, sejak memutuskan untuk menambah fasilitas cucian mobil, perlahan banyak pelanggan yang tertarik mencoba fasilitas cucian di tempatnya. Rully mengaku, sebelum membuka usaha cucian kendaraan, dia sempat bekerja di sebuah perusahaan biro perjalanan di Jakarta. Bahkan, dia sempat menawarkan kepada istri dan anaknya untuk pindah ke Jakarta agar bisa tinggal bersama. Namun, ternyata sang istri dan anak tidak bersedia pindah dari Palembang. Rully berusaha mandiri dan menafkahi keluarga dengan usahanya sendiri. Setelah berdiskusi dengan istri dan saudara-saudaranya, akhirnya dia mengambil keputusan untuk membuka usaha cucian kendaraan.

Namun, itu bukan berarti usaha cucian kendaraan yang dijalaninya sama dengan cucian kendaraan-kendaraan lain. Dia ingin sesuatu yang berbeda sehingga konsumen bisa memilih mana cucian kendaraan yang diinginkan. Konsep ice cream wash akhirnya dipilih karena di Palembang belum ada usaha cucian serupa yang memakai konsep ini. “Saya lihat usaha ini pertama kali di Jakarta. Lalu saya berpikir, di Jakarta saja konsep ini masih baru, pasti kalau saya bawa ke Palembang bisa jadi alternatif bagi konsumen yang bosan dengan konsep cucian konvensional,” ungkapnya. (iwan s/bersambung)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; kamis 4 desember 2008; halaman 9

6 SPBU Kena Sanksi

Dilarang Jual BBM Selama 2 Pekan

PALEMBANG (SINDO) – Sebanyak enam stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dikenai sanksi akibat tidak melakukan delivery order (DO) bahan bakar minyak (BBM) pada 1 Desember 2008.

Assistant Manager Humas PT Pertamina (Persero) UPms Retail Region II Roberth MV mengatakan, selain mendapat masukan dari masyarakat, pihaknya juga mendapat laporan dari satuan tugas (satgas) khusus Pertamina yang memantau aktivitas SPBU pada hari pertama pemberlakuan penurunan harga premium menjadi Rp5.500 per liter. Roberth mengaku, memang terdapat beberapa SPBU yang menghentikan operasional karena kehabisan stok. “Kami sudah selesai menginventarisasi SPBU yang tutup pada 1 Desember kemarin. Namun perlu dibedakan, SPBU yang tutup sementara karena menunggu pasokan dari Pertamina dan tutup karena kehabisan stok serta tidak melakukan pesanan sehingga Pertamina tidak bisa mengantar pasokan BBM. Bagi SPBU yang terakhir disebutkan itulah yang mendapat sanksi skorsing,” ujarnya saat dihubungi SINDO kemarin.

Roberth menerangkan, sebelumnya Pertamina telah mengirim surat pemberitahuan mengenai pemberlakuan sanksi bagi SPBU yang tidak melakukan DO untuk Senin (1/12). Dengan adanya pemberitahuan itu, Pertamina sudah memberi pilihan kepada pengelola SPBU, apakah cenderung tetap melakukan pemesanan dan beroperasi seperti biasa atau tidak melakukan pemesanan untuk menghindari kerugian satu hari, tapi terancam mendapat sanksi skorsing selama dua pekan dari Pertamina. Dari hasil inventarisasi Pertamina, terdapat enam SPBU yang terkena sanksi skorsing. Lima di antaranya berada di Kota Palembang dan satu di jalan lintas Sumatera. “Pelanggaran ini sudah kami laporkan ke kantor pusat. Tapi maaf, kalau ditanya SPBU mana, saya tidak bisa kasih. Ini demi keamanan dan mematuhi kode etik bisnis Pertamina. Nanti masyarakat bisa tahu sendiri kok SPBU mana saja yang kena skorsing. Karena kita komitmen menjaga reputasi SPBU,” ucapnya.

Meski nantinya akan terjadi pengurangan jumlah SPBU selama sanksi skorsing berlaku, Pertamina tetap menjamin pasokan BBM untuk masyarakat. Caranya, pasokan SPBU yang terkena skorsing dialihkan ke SPBU terdekat. “Kami akan koordinasikan dengan pengelola SPBU lainnya agar ketersediaan BBM bagi masyarakat tetap terjamin,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPD II Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswanamigas) Djunaidi Ramli menyatakan, mengenai sanksi bagi pengelola SPBU yang melanggar instruksi Pertamina, sebagai pengurus organisasi, dia tidak kuasa memaksakan para pengusaha untuk menurutinya. Djunaidi juga menyayangkan minimnya sosialisasi mengenai pemberlakuan sanksi tersebut dan mengkritisi keputusan pemerintah yang terlalu lama memberi jeda waktu pemberlakuan kebijakan tersebut. “Surat pemberitahuan baru sampai Jumat (28/11) sore sehingga bagi SPBU yang telanjur tidak memesan BBM, mereka hanya bisa pasrah. Selain itu, lamanya selang waktu pemberlakuan kebijakan ini membuat pengelola SPBU bisa mengambil ancang-ancang untuk menyiasati keadaan agar mereka tidak merugi,” tandasnya. (iwan setiawan)


Pusri Gandeng BRI Salurkan Pupuk

PALEMBANG (SINDO) – PT Pusri mengaku kalau selama ini distribusi pupuk bersubsidi rawan penyimpangan.

Guna meminimalisasi hal itu, berbagai solusi coba diterapkan, salah satunya menyalurkan langsung pupuk ke petani melalui pemanfaatan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Pada pelaksanaannya nanti, upaya distribusi langsung melibatkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai mitra kerja. “Sebagai langkah uji coba, Pusri akan menerapkan metode baru ini kepada dua wilayah, yakni Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah; dan dua kabupaten di Sumsel,” kata Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri kemarin.

Dadang menambahkan, nantinya petani yang tergabung dalam Gapoktan akan membeli pupuk bersubsidi dari koperasi tani (koptan) di kabupaten bersangkutan. Sementara, koptan harus membeli langsung pupuk dari produsen secara tunai. “Di sinilah BRI mulai berperan. Untuk membeli pupuk tersebut, koptan akan mengajukan bantuan pendanaan dari BRI melalui program kredit usaha rakyat (KUR),” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Pusri Bowo Kuntohadi menjelaskan, ilustrasi untuk suatu wilayah dengan kebutuhan pupuk setahun yang mencapai 850.000 ton dan alokasi tiap distributor sebesar 6.000 ton, maka setidaknya terdapat sekitar 142 distributor. Untuk dapat membeli pupuk sebanyak 6.000 ton, dibutuhkan dana mencapai Rp 6,6 miliar. Selain itu, ditambah biaya turn over diperkirakan dua kali sebulan, sehingga sedikitnya satu distributor harus memiliki modal kerja sebesar Rp 275 juta. (iwan setiawan)


BMI Komitmen Tingkatkan Layanan

PALEMBANG (SINDO) – Sebagai upaya memaksimalkan pelayanan kepada nasabah, Bank Muamalat Indonesia (BMI) akan menambah 20 kantor cabang di beberapa daerah. Untuk Kota Palembang, mendapat kuota kantor kas baru yang akan beroperasi pada pertengahan Januari 2009.

Branch Manager BMI Palembang Karsono mengatakan, keputusan penambahan kantor layanan sangat tepat karena pertumbuhan nasabah yang menerapkan prinsip syariah murni begitu pesat. Menurut Karsono, dalam dua tahun terakhir, BMI berhasil menambah jumlah hingga 1,7 juta nasabah sehingga total secara nasional saat ini mencapai lebih dari 2 juta nasabah. “Sebagai bentuk penghargaan kepada nasabah, BMI berkewajiban meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para nasabah. Untuk itu, kami sekarang menyiapkan fisik gedung maupun perizinan kantor kas baru di Palembang dan Insya Allah akan beroperasi pada Januari (2009) nanti,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Dia menjelaskan, kondisi BMI Palembang sangat baik. Gambarannya, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil diraih telah melampaui target yang ditetapkan sebelumnya. Pada tahun ini, BMI Palembang ditargetkan mengumpulkan DPK sebesar Rp 8,5 miliar. Dalam operasional di lapangan, jumlah itu telah dicapai pada Oktober 2008.

Direktur Administrasi dan Keuangan BMI Andi Buchari menyatakan, hingga kini BMI tidak terkena dampak krisis keuangan global yang melanda dunia. Hal itu disebabkan pembiayaan BMI difokuskan pada sektor riil. “BMI hingga kini aman dari dampak krisis karena core business BMI lebih mengarah pada UMKM melalui usaha sendiri maupun kelompok, sedangkan bank yang terkena dampak krisis itu bisnisnya spekulatif,” ucapnya. (iwan setiawan)