13 Februari 2009

Jalan Tegal Binangun Parah

Sebuah truk melintas di Jalan Tegal Binangun yang kondisinya rusak parah dan mendesak dilakukan perbaikan.

PALEMBANG
(SINDO) – Kerusakan Jalan Tegal Binangun semakin parah. Karena itu, perbaikan infrastruktur jalan dalam Kecamatan Plaju itu mendesak dilakukan oleh pihak terkait.

Camat Plaju Yunan Helmi mengatakan, pihaknya telah mengajukan usulan perbaikan jalan ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Palembang. Menurut Yunan, ruas jalan yang menjadi prioritas perbaikan di wilayah Kecamatan Plaju adalah Jalan Tegal Binangun. Sebab, saat ini kondisi jalan alternatif tersebut semakin parah karena banyaknya lubang di badan jalan. “Pembangunan daerah Tegal Binangun itu sedang bergeliat sekarang. Lalu lintas masyarakat yang menggunakan akses jalan itu juga semakin ramai. Jadi, kualitas jalan yang dulu dibangun sudah tidak kuat lagi menahan beban kendaraan yang melintas setiap harinya,” ujarnya kemarin.

Selama ini masyarakat Plaju memang dipusingkan dengan minimnya akses keluar masuk wilayah mereka. Jika melalui Jalan Ahmad Yani, masyarakat harus menghadapi kemacetan di beberapa titik, seperti depan Kampus UMP, depan Kampus UBD, hingga persimpangan empat Jakabaring.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan PSDA Palembang Kira Tarigan melalui Kabid Bina Marga Syariffudin MF mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin melakukan perbaikan jalan sesuai skala prioritas. Tahun ini pihaknya menerima sekitar 200 usulan kegiatan perbaikan dan peningkatan jalan dengan alokasi anggaran Rp 40 miliar. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Parkir Pinggir Jalan Bikin Macet

PALEMBANG (SINDO) - Minimnya lahan parkir di sejumlah titik keramaian dalam Kota Palembang, terutama Jalan Kapten Anwar Sastro, membuat kemacetan panjang selalu terjadi di kawasan tersebut.

Banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan membuat jalan yang terdiri atas dua lajur itu menjadi penyebab utama kemacetan terjadi. Pasalnya, jalan yang dilintasi menjadi sempit, belum lagi jika terjadi pertemuan kendaraan dari arah berlawanan. “Tiap hari di sini pasti macet. Jam-jam sibuk biasonyo macet itu, cak pagi waktu pegawai datang, siang hari jam makan siang, dan sore pas balik,” ujar Cek Mat, warga Jalan Kapten Anwar Sastro atau dikenal dengan Jalan Kansas.

Dia mengungkapkan, kemacetan biasanya terjadi karena sikap pengemudi yang sama-sama tidak mau mengalah. Kalau memang itu yang terjadi, panjangnya kemacetan bisa mencapai sekitar 800 meter, mulai depan Kantor BPS Sumsel hingga samping Hotel Horison. Kemacetan semakin bertambah parah akibat tidak adanya polisi lalu lintas atau Dishub yang mengatur arus lalu lintas tersebut.

“Seharusnya disediakan area parkir khusus di area perkantoran ini sehingga parkiran tidak menumpuk di pinggir jalan,” kata Yayan, seorang pengemudi kendaraan yang terjebak macet.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Edi Nursalam mengaku telah mengetahui kondisi ini. Menurut Edi, sebagai kawasan pusat pemerintahan, sangat tidak kondusif jika terbentur persoalan kemacetan lalu lintas. Karena itu, dibutuhkan penataan kembali mengenai arus lalu lintas maupun parkiran di sekitar kawasan tersebut. “Cukup sulit mengubahnya karena kondisi ini sudah berlangsung lama. Tapi, kami akan berusaha menata lalu lintas di kawasan pusat pemerintahan tersebut,” ujarnya.

Persoalan ini akan dibahas pada rapat koordinasi Dewan Lalu Lintas yang diselenggarakan dalam waktu dekat. “Rapat Dewan Lalu Lintas mungkin baru terlaksana pekan depan. Dalam rapat nanti, Dishub akan mengusulkan penerapan zona larangan parkir di sepanjang Jalan Kapten Anwar Sastro. Kalau disetujui, segera kami tetapkan dasar hukum dan menyosialisasikan peraturan itu,” tandasnya. (iwan setiawan)

Taman Lalu Lintas Terbengkalai

PALEMBANG (SINDO) – Kondisi Taman Lalu Lintas Palembang di pinggiran Danau OPI Jakabaring terbengkalai. Selain terlihat kusam tak terawat, beberapa bagian gedung juga telah rusak.

Berdasarkan penuturan Mahmud, seorang pedagang di sekitar danau OPI, bangunan itu mulai dikerjakan sekitar tahun 2007 lalu. Namun setelah jadi dan siap digunakan, tidak pernah terlihat aktivitas di bangunan itu. Bahkan kini bangunan tersebut menjadi gedung kosong dan tak terawat.

Dari pantauan SINDO di lokasi, pintu gerbang sebagai akses masuk ke Taman Lalu Lintas Palembang itu dihalangi kayu. Pada pos penjagaan di samping gerbang, beberapa kacanya telah pecah. Bahkan selain dihiasi lumut dan bercak tanah merah, pada dindingnya juga terdapat tulisan menggunakan cat semprot.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kasatlantas Poltabes Palembang Komisaris Polisi (Kompol) Joko Setiono menyayangkan kondisi yang terjadi. Namun pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena bangunan tersebut belum diserahkan kepada pihak kepolisian.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang Hatta Wazol Mathair menuturkan, dia belum mengetahui perihal pembangunan Taman Lalu Lintas Palembang yang berada di tepian danau OPI Jakabaring tersebut. (iwan setiawan)