14 Juni 2009

Berjanji Beri Kesempatan Pada Pemain Lokal

H HENDRI ZAINUDDIN, DIREKTUR TEKNIK DAN SDM SFC

Terlibat di dunia sepakbola memang menjadi cita-cita H Hendri Zainuddin sejak kecil. Namun, ia sama sekali tidak menyangka bisa menduduki kursi Direktur Teknik dan SDM Sriwijaya Football Club (SFC). Lantas apa saja suka duka dan pengalaman yang diraih Hendri selama menduduki jabatan tersebut?

Berikut petikan wawancara wartawan Seputar Indonesia Iwan Setiawan dengan H Hendri Zainuddin, Direktur Teknik dan SDM Sriwijaya Football Club (SFC).

Apa yang membuat anda tertarik terjun ke dunia olahraga khususnya sepakbola?

Di Indonesia ini, namanya kaum laki-laki hampir dapat dipastikan menggemari sepakbola semua. Ketika saya kecil dulu, kebetulan tempat tinggal dekat dengan Stadion Madya Bumi Sriwijaya. Sehingga kesempatan untuk melihat berbagai pertandingan yang digelar disana membuat saya semakin jatuh cinta dengan sepakbola. Apalagi, waktu itu klub asal Palembang yaitu Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) tengah berjaya di kompetisi Galatama. Ternyata, atmosfer yang timbul ketika melihat pemain idola beraksi secara langsung di lapangan, membuat keinginan mengikuti jejak mereka semakin besar. Namun, mungkin kala itu tidak terlalu serius, kesempatan jadi atlet pun melayang. Sehingga, ketika remaja beranjak dewasa, saya pun bertekad, kalaupun tidak bisa jadi pemain toh bisa menjadi pengurus agar terus terlibat dalam kegiatan klub sepakbola.

Lalu, bagaimana Anda bisa menapaki karier sejauh ini?

Awalnya juga saya tidak membayangkan bisa duduk di posisi ini. Namun sebelumnya kinerja saya bisa ditelusuri ketika masih menjadi ketua umum dan manajer PS Banyuasin. Seperti diketahui saat pertama saya pegang, klub (PS Banyuasin) berada di kasta bawah yaitu Divisi II. Namun dalam waktu singkat, berkat kerjasama dan dukungan yang baik dari seluruh pihak terkait, kini PS Banyuasin bisa menembus kompetisi Divisi Utama. Alhamdulillah dengan bekal pengalaman itu saya punya kepercayaan diri ketika diberi amanat menjadi Direktur Teknik dan SDM di Sriwijaya FC.

Selain kepercayaan diri, tentu ada kiat lain untuk menjalankan tanggung jawab?

Tentu ada. Dalam menjalankan suatu tugas kita harus banyak belajar. Pertama yaitu belajar dari pengalaman, baik diri sendiri maupun orang lain. Jujur saja, dalam menjalankan tugas saya sekarang, banyak sekali berdiskusi dan tukar pikiran dengan pengurus lama. Kedua, belajar dari fenomena yang berkembang di dunia sepakbola dalam dan luar negeri. Terakhir, belajar dari klub itu sendiri secara keseluruhan. Sebab untuk menjadi kuat dan tangguh maka kita harus tahu terlebih dahulu kelemahan yang dimiliki.

Bisa diceritakan awal Anda bergabung dengan SFC?

Ketika itu, PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) berdiri di saat SFC memiliki banyak permasalahan. Beberapa persoalan yang krusial diantaranya adalah masa transisi politis dari gubernur sebelumnya, yaitu Pak Syahrial Oesman ke gubernur baru Pak Alex Noerdin yang notabene adalah pemilik klub. Sehingga, pemain sempat bingung dengan masa depan klub ini, dan saya masih ingat betul, bahwa tugas manajemen pertama kali adalah meyakinkan pemain bahwa SFC tetap akan dilanjutkan. Selanjutnya, barulah pembenahan perlahan-lahan dilakukan sesuai bidang masing-masing. Meski saya menjabat Direktur Teknik dan SDM, namun saya tidak pernah intervensi Pak Rahmad Darmawan (Pelatih SFC), mengenai teknik dan gaya bermain para pemain. Kala itu saya hanya bertugas bagaimana menyusun komposisi pemain yang dibutuhkan tim. Dan sekali lagi, bekal pengalaman saya menangani PS Banyuasin sangat membantu dalam tugas ini.

Performa SFC sekarang dibanding SFC musim sebelumnya, dinilai banyak pihak mengalami penurunan. Menurut Anda?

Sekali lagi saya tegaskan, musim 2008-2009 ini merupakan masa transisi bagi klub ini. Jadi, memang belum banyak yang bisa dilakukan (manajemen). Ya kita biarkan dululah periode transisi ini berakhir. Barulah menghadapi musim depan, manajemen lebih serius membenahi klub ini. Bahkan, kita telah membuat daftar pemain berkelas, pemain yang memiliki motivasi tinggi, untuk ditarik ke klub. Sehingga nantinya target kita menjadikan SFC sebagai dream team bisa diwujudkan.

Selain berlabel bintang, ada syarat lain bagi pemain yang akan bergabung ke SFC?

Pertama, pemain itu menjunjung tinggi profesionalitas. Kedua, loyalitas. Ketiga, perilaku yang baik. Kenapa perilaku kita jadikan salah satu syarat, sebab kita tidak ingin memiliki pemain yang mentalnya buruk. Pemain itu disorot bukan hanya di lapangan, tapi juga di luar lapangan. Sehingga, kita harapkan pemain SFC ke depan, selain bermain apik di lapangan, juga memiliki perilaku santun di luar lapangan.

Sudah ada bayangan komposisi pemain SFC untuk musim depan?

Dari 25 pemain yang bermain musim ini, 70% akan dipertahankan. Kita juga akan merekrut dua pemain Asia, selain tiga pemain asing di luar benua Asia. Selain itu, ada lima sampai enam pemain asli Sumatera Selatan yang akan kita rekrut. Tentunya pemain yang akan kita rekrut itu memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan tim.

Mengenai rencana merekrut pemain asli Sumsel. Apakah memang kebutuhan tim atau untuk meng-counter kritikan bahwa tim ini minim pemain asli Sumsel?

Sebenarnya Sumsel memiliki banyak talenta berbakat di sepakbola. Cuma, karena minim kompetisi sehingga bakat mereka seperti tertelan bumi. Makanya, dengan kesempatan ini mudah-mudahan talenta sepakbola asli Sumsel bisa bersaing untuk mengisi skuad SFC musim depan. Meski belum bisa menembus tim inti, paling tidak keberadaan mereka dalam tim bisa menumbuhkan kepercayaan diri mereka.

Hampir semusim Anda terlibat mengurus SFC. Apa yang bisa Anda sampaikan bagi Masyarakat Sumsel?

SFC ini merupakan milik masyarakat Sumsel dan sudah menjadi kebanggaan Sumsel. Sehingga, apapun yang terjadi dengan SFC, masyarakat ikut merasakannya. Lihat saja jika SFC menang, maka pembicaraan mulai dari warung kopi sampai kafe akan dipenuhi dengan senyum. Tapi, kalau kita kalah, kritik, cacian, hingga analisa penyebab kekalahan akan gencar terdengar dimanapun. Artinya apa, perhatian masyarakat Sumsel terhadap kiprah SFC ini sudah semakin besar loh. Bahkan, keterlibatan saya dalam kepengurusan SFC ini saya maknai sebagai ibadah. Dengan begitu, membuat senang hati masyarakat dan Insya Allah memperoleh pahala dari Allah SWT. Selain itu, ketika menerima tanggung jawab mengurus klub ini, dibutuhkan keseriusan. Oleh karena itu, dengan mengucap basmallah, kita direksi PT SOM ini maju untuk mengurus klub kebangaan masyarakat Sumsel ini.

Niat baik dan upaya pengurus masih diwarnai kritik dari sebagian masyarakat Sumsel. Bahkan, ada yang bilang manajemen PT SOM tidak becus menangani SFC?

Sekarang begini, kalau memang manajemen PT SOM tidak becus dan serius menangani SFC, maka klub ini sudah kolaps. Pengurus sudah banyak keluar uang, tenaga, dan pikiran, untuk mempertahankan eksistensi klub ini. Tugas manajemen memang itu, menjaga agar roda kehidupan klub ini tetap berputar. Sedangkan mengenai hasil pertandingan, menang atau kalah itu biasa dalam permainan. Lihat saja pertandingan Manchester United versus Barcelona dalam final Liga Champions Eropa kemarin. Siapa yang menyangka MU akan kalah. Apakah lantas suporter atau masyarakat Inggris memvonis manajemen MU tidak serius menangani tim? Kan tidak begitu. Jadi, tolong masyarakat juga harus adil dan melihat persoalan pada tempatnya. (*)

BIODATA

Nama : H Hendri Zainuddin SAg, SH

Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 14 Desember 1973

Jabatan : Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SFC)

Pengalaman : - Ketua Harian Perbasi Sumsel periode 2008-2011
- Manager dan Ketua Umum PS Banyuasin periode 2006-2007
- Anggota DPRD Kabupaten Banyuasin 2004-2009
- Ketua Umum Muba Hangtuah
- Direktur CV HA Anada
- Ketua Yayasan Ponpes Raudhatul Quran Payaraman Kabupaten Ogan Ilir