29 Juli 2009

RD Pilih Obiora

PALEMBANG (SI) – Keputusan siapa striker Sriwijaya FC (SFC) yang akan mendampingi Kayamba Gumbs musim depan akhirnya terjawab. Manajemen memutuskan memilih Richard Anoure Obiora.

Hal itu ditegaskan Pelatih SFC Rahmad ’RD’ Darmawan kepada wartawan di Sekretariat SFC kemarin sore. Menurut RD, pilihan tersebut didasari atas penilaian terhadap profesionalitas kedua pemain. Awalnya, baik Obiora maupun Greg memang didekati manajemen untuk dikontrak bermain dengan SFC musim depan. Bahkan dengan alasan penyegaran, manajemen ketika itu lebih cenderung merekrut Greg ketimbang Obiora. Namun, setelah menyatakan sepakat bergabung dengan SFC, Greg malah kabur ke Jerman untuk mengikuti seleksi dengan klub setempat. "Ketika Greg gagal, Obiora malah sudah menyatakan siap bermain di SFC. Ini yang menjadi penilaian kita. Sebab, secara kualitas permainan keduanya menurut saya imbang dan tidak berbeda jauh. Setiap pemain tentunya punya plus-minus,” tutur RD.

Selain alasan profesionalitas, RD juga mengatakan salah satu pertimbangan yang membuat dia mempertahankan Obiora adalah pemain bernomor punggung 9 itu telah lama bersama tim ini. Dengan demikian, sebagai pelatih dia telah mengetahui kelebihan dan kekurangan pemain tersebut. Bahkan, RD tidak bisa melupakan peran Obiora selama membela Laskar Wong Kito, julukan SFC. ’’Dia (Obiora) merupakan bagian dari tim ini yang sering membuat kejutan yang baik. Dalam tiga kali final yang dijalani SFC di pentas Liga Super dan dua kali Piala Indonesia, dia selalu membuat gol. Tapi, itu hanya bagian kecil penilaian. Yang terpenting ya itu tadi, Obiora sudah sepakat gabung dengan SFC ketika Greg batal,” katanya.

RD mengatakan, saat ini pemain kelahiran Nigeria, 4 April 1986 itu tengah menikmati liburan di kampung halamannya. Kemungkinan dia baru akan kembali ke Palembang pada 12 Agustus mendatang untuk segera bergabung dengan pemain SFC lainnya. Menurut RD, selain bersua dengan keluarganya, Obiora juga berupaya memulihkan cedera yang sempat membelitnya di kompetisi musim lalu. ’’Meski sempat cedera, di akhir kompetisi dia sembuh. Dia telah menunjukkan mental yang baik selama bergabung. Kendati sempat down karena tidak diikutkan di pentas LCA, dia tetap profesional. Hal itu dia tunjukkan di final Piala Indonesia lalu, betapa dia mampu keluar dari tekanan dan bisa menunjukkan penampilan yang baik,” ucap pelatih yang juga anggota TNI AL aktif berpangkat kapten ini.

RD menegaskan, dipilihnya Obiora bukan berdasarkan tekanan pihak mana pun, termasuk suporter. Sebab, meski masukan mengenai rekrutmen pemain yang akan mengisi tim musim depan sangat dibutuhkan, keputusan tetap berdasarkan pembahasan manajemen yang disesuaikan kebutuhan tim.

Sementara Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengatakan, meski sempat bersilang pendapat di antara sesama anggota Tim Lima, akhirnya dicapai kesepakatan bahwa salah satu kuota pemain asing non-Asia akan diisi Richard Anoure Obiora. ’’Anggota Tim Lima ada yang merekomendasikan Greg, tapi ada yang mempertahankan Obiora. Awalnya, cukup sulit mengambil keputusan karena dua-duanya pemain bagus. Tapi setelah dibahas bersama, akhirnya Obiora sesuai kebutuhan tim. Sebab, ke depan kami ingin memiliki pemain yang tidak hanya berperilaku baik di dalam lapangan tapi juga di luar lapangan,” tuturnya. (iwan setiawan)

Ambisi SFC Menjadi Klub Modern

PALEMBANG (SI) – Sriwijaya FC (SFC) ke depan akan lebih modern untuk mendukung gerakan membangun industri sepak bola di Indonesia. Bahkan, perubahan struktur manajerial dan pengelolaan klub pun disesuaikan standar internasional. Selain itu, manajemen juga berjanji akan lebih transparan dalam pengelolaan keuangan klub.

Hal itu ditegaskan Vice President of Finance PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Roliansyah Basnan kemarin. Perubahan dimaksud sudah dimulai terhitung sejak Selasa (28/7) pagi, saat jabatan direktur utama diganti dengan presiden klub. Sementara itu, untuk jajaran direktur diganti dengan istilah vice president. Menurut dia, perubahan struktur manajerial ini berpatokan pada klub sepak bola di negara-negara Asia dan Eropa yang telah maju dan modern. ’’Seiring perkembangan dunia sepak bola di Indonesia, kami juga harus menyesuaikannya dengan melakukan modernisasi di dalam tubuh perusahaan pengelola klub. Beberapa klub di Indonesia juga sudah melakukannya,” ujar Yan Basnan.

Menurut Yan, perubahan ini juga merupakan langkah untuk menjadikan SFC sebagai tim yang go international. Sebab, selain berlaga di liga domestik, SFC juga pernah dan akan berupaya terus menjadi wakil Indonesia di kompetisi tingkat Asia. Pengusaha ternama Sumatera Selatan (Sumsel) ini mengatakan, ada beberapa pembenahan yang akan dilakukan, seperti mengelola sisi entertainment, memaksimalkan pelayanan kepada penonton, memfasilitasi kelompok suporter.

Bukan hanya itu, dari segi keuangan klub pun, manajemen berjanji akan ’’buka-bukaan’’. Hal itu bisa dilakukan seperti mengumumkan kondisi kas klub terkini, baik yang dihasilkan melalui penjualan tiket maupun yang didapatkan dari sponsor serta bantuan lain. ’’Hal itu akan kami coba terapkan di sini. Seperti halnya klub-klub di Eropa yang transparan kepada fans dan suporter mengenai kondisi klub. Dengan begitu, kami berharap sense of belonging atau rasa memiliki klub ini bisa tumbuh,” tuturnya.

Untuk mendanai perjalanan SFC mengarungi musim 2009/2010 mendatang. Yan menerangkan masih mengandalkan sebagian dana APBD ditambah kerja sama dengan sponsor. Sumber dana itu di antaranya berasal dari APBD melalui hibah KONI Sumsel yang mencapai Rp7 miliar, PT BA Rp1,5 miliar, PT Pusri diperkirakan Rp2 miliar, Bank Sumsel Rp4 miliar, dan pemasukan dari tiket yang diharapkan bisa menyumbang hingga Rp3 miliar. Sementara itu, kerja sama dengan apparel asal Amerika Serikat Reebok diperkirakan mencapai Rp3 miliar. Jumlah itu belum ditambah lagi dengan sumbangan dari beberapa donatur. Total pemasukan SFC untuk satu musim ke depan diharapkan mencapai Rp 22 miliar. ’’Sekali lagi saya katakan, jumlah itu baru perkiraan kasar saja.Sebab, itu bayangan pemasukan musim lalu yang kami perkirakan tidak jauh berbeda dengan musim depan,” ujar Yan Basnan.

Jumlah pemasukan tersebut kemungkinan akan impas dengan pengeluaran satu musim. ’’Selain itu, pengeluaran mengalami peningkatan karena ada kenaikan nilai kontrak pemain lama yang kami pertahankan. Saya rasa kenaikan nilai kontrak pemain sebesar 10% (dari Rp14 miliar ke Rp16 miliar) masih wajar ya,” tandasnya. (iwan setiawan)