01 Februari 2009

Tawuran Pelajar, Satu Tewas

Jenazah pelajar yang menjadi korban tawuran antarpelajar di Kota Palembang kemarin tampak ditutupi kertas koran dan menjadi tontonan gratis warga.


PALEMBANG (SINDO) – Tawuran antarpelajar di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, kemarin menewaskan satu pelajar.

Korban bernama Anuari, 16, pelajar kelas 10 SMK Telenika yang juga warga Simpang Musi II, RT 33, No 10, Kelurahan Karya Jaya, Kertapati, itu tewas mengenaskan dengan satu luka tusuk di punggung sebelah kiri. Hingga kini, kronologis terjadinya tawuran masih simpang siur. Kedua kelompok pelajar yang terlibat tawuran bentrok dengan tangan kosong dan berjalan tidak seimbang. Kendati demikian, peristiwa tawuran yang membuat gempar warga di sekitar lokasi kejadian itu berlangsung singkat.

Setelah sempat saling kejar di persimpangan Kedaung, tepatnya mulai di depan SD Xaverius, beberapa pelajar berhasil menangkap dan menghajar seorang pelajar yang terlibat tawuran. Ironisnya, kawan-kawan korban malah kabur menyelamatkan diri masing-masing. Tidak berapa lama, korban roboh dengan darah mengucur dari kepala dan tubuhnya. Melihat korban tergeletak tidak berdaya di tengah jalan, para pelajar yang melakukan pengeroyokan segera kabur dari lokasi tawuran.

Meski situasi di sekitar terjadinya tawuran ramai, tidak ada satu pun warga yang berani melerai tawuran tersebut. Barulah setelah rombongan pelajar yang melakukan pengeroyokan pergi dari lokasi, warga yang tadinya hanya menonton berkumpul menolong korban. Malangnya, ternyata korban telah tewas dengan satu luka tusuk di bagian punggung sebelah kiri. “Saya dengar ribut-ribut di luar. Lalu, ketika melihat keluar, pelajar yang tadinya dikeroyok sudah terkapar bersimbah darah di halaman rumah,” ujar Anas, pemilik rumah di Jalan KH Ahmad Dahlan No 33.

Saksi mata lainnya, Rosani, 59, menuturkan, tawuran terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu (31/1). Saat kejadian, dia melihat puluhan pelajar berhamburan dikejar sekelompok pelajar lainnya yang sebagian mengendarai sepeda motor. Lantas, setibanya di tempat kejadian perkara (TKP), beberapa pelajar yang tadinya berhamburan berhasil ditangkap kelompok pelajar yang menyerbu dan langsung mengeroyok salah satu pelajar yang dikejar. Rosani menyebutkan, kelompok yang datang dengan sepeda motor sebagian masih mengenakan seragam sekolah dan sebagian pakaian biasa. “Banyak juga yang ngejar. Pas di sini (TKP) dihajar pakai helm, dipukul, diterajangke (ditendang), pokoknya parahlah kondisi korban. Bahkan, sampai korban masuk ke pekarangan rumah pun masih dikejar,” tuturnya.

Namun, Rosani mengaku tidak melihat jika dalam aksi tawuran itu disertai penusukan menggunakan senjata tajam atau benda tajam lainnya. Sebab, situasi saat itu sangat kacau. Warga yang hendak melerai pun mengurungkan niatnya karena pelajar dari kelompok yang mengendarai sepeda motor terlihat sangat kalap ketika menganiaya korban. “Kalau ada yang bawa pisau aku dak jingok, karena pas kejadian itu ramai nian,” katanya.

Kepala Kepolisian Kota Besar (Kapoltabes) Palembang Komisaris Besar (Kombes) Polisi Lucky Hermawan melalui Kapolsekta Ilir Barat (IB) I Ajun Komisaris Polisi (AKP) Imam Tarmudi menyebutkan, pihaknya mendapat laporan masyarakat adanya korban aksi tawuran pelajar di Jalan KH Ahmad Dahlan sekitar pukul 15.20 WIB. Dia pun segera menginstruksikan jajarannya meluncur ke TKP. “Satu Unit Reskrim dan SPK segera ke TKP, tapi korban kami dapati sudah tewas,” ujarnya.

Menurut Imam, saat tewas, korban masih mengenakan celana pramuka cokelat, kaus hitam, dan sepatu. Di sekitar TKP, pihaknya mengamankan sebilah samurai dan gagang golok. Sekitar pukul 16.00 WIB, mayat korban langsung dibawa ke kamar jenazah RSMH untuk diautopsi. (iwan setiawan/dadang dinata)

foto : isra triansyah