22 Desember 2008

Investasi Terganjal Ego Instansi

PALEMBANG (SINDO) – Potensi sumber daya alam yang dimiliki Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan magnet besar bagi investor menanamkan modalnya. Namun, realisasi investasi tersebut terhalang ego sektoral dari instansi birokrasi Sumsel.

Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Sumsel Permana mengatakan, meski tidak tampak ke permukaan, persoalan rumitnya birokrasi telah dirasakan lama. Sebagai contoh, jika terdapat calon investor yang mencari informasi ke Sumsel, hanya beberapa instansi yang memberikan penjelasan. “Padahal, calon investor tersebut tentunya memerlukan data komprehensif mengenai Sumsel. Misalnya calon investor perkebunan, maka yang merasa berhak adalah sektor perkebunan dan keberatan jika ada instansi lain ikut memberikan penjelasan. Itu memang benar. Tapi investor butuh keterangan infrastruktur lain sebagai pendukung usahanya kelak, seperti sektor energi, jalan, pajak, dan lain sebagainya. Nah, apa cukup satu instansi saja yang memberikan penjelasan,” papar Permana kepada SINDO belum lama ini.

Pemimpin Bank Indonesia Palembang Endoong Abdul Gani menambahkan, dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar, Sumsel menjadi pilihan utama bagi para investor. Namun, para investor masih kesulitan mendapat data akurat dan terbaru mengenai potensi yang dimiliki. “Padahal, di era teknologi saat ini, sudah waktunya dimanfaatkan dengan memberikan informasi secara tepat, cepat, dan akurat. Sekarang ini zamannya sudah canggih. Informasi awal potensi Sumsel harusnya sudah bisa ditampilkan di internet sehingga calon investor mendapat gambaran awal kondisi Sumsel,” tuturnya. (iwan setiawan)


16 Kapal Tanker BBM Standby

PALEMBANG (SINDO) – Mengantisipasi perayaan Natal dan pergantian tahun, Pertamina menyiapkan rencana dan strategi untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat. Untuk menyuplai beberapa daerah di wilayah kerja UPms II, Pertamina menyiapkan 16 kapal tanker BBM.

General Manager PT Pertamina (Persero) UPms BBM Retail Region II Hasto Wibowo mengatakan, meski harga premium turun menjadi Rp 5.000, Pertamina mengharapkan masyarakat hemat mengonsumsi premium dan solar. Untuk memantau suplai saat Natal dan tahun baru, Pertamina kembali membentuk satgas khusus seperti halnya ketika Lebaran lalu. “Nantinya satgas akan memantau suplai BBM ke SPBU. Apabila terjadi antrean panjang dan stok menipis, akan dilaporkan kepada Pertamina. Masyarakat kami imbau, saat perayaan hari-hari besar, kalau tidak terlalu urgen, kurangilah berkendara. Apalagi, kalau cuma untuk berkeliling kota yang tingkat kepentingannya kecil sekali,” ujarnya kemarin.

Sementara itu, Asisten Humas PT Pertamina (persero) Pms BBM Retail Region II Roberth MV mengatakan, untuk daerah di wilayah kerja yang berada di luar Sumsel, Pertamina telah menyiapkan armada kapal angkutan BBM dalam rangka built up stock BBM di beberapa depot penyimpanan. Roberth mengungkapkan, persiapan ini dilakukan untuk menghindari kejadian seperti tahun sebelumnya, yakni daerah yang sulit dijangkau dari darat mengalami kesulitan pasokan BBM. “Seperti Jambi yang tahun lalu terhenti pasokan BBM karena cuaca yang tidak mendukung di perairan dan infrastruktur jalan darat yang belum baik. Tapi, sekarang kami sudah antisipasi semuanya melalui berbagai cara, baik darat maupun air,” tuturnya. (iwan setiawan)