11 November 2008

Pendirian SPBE Mendesak

PALEMBANG (SINDO) – Minimnya stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) di wilayah Sumatera Selatan membuka kesempatan bagi investor yang tertarik untuk membangun SPBE.

Ketua DPD II Hiswana Migas Sumbagsel Djunaidi Ramli mengatakan, dalam rapat komisi yang berlangsung pada Musyawarah Daerah (Musda) VII DPD II Hiswana Migas Sumbagsel beberapa waktu lalu, sempat dibahas mengenai kemungkinan investasi pembangunan SPBE. Namun, hingga kini hal itu belum terlihat realisasinya. Menurut Djunaidi, pembangunan SPBE membutuhkan dana dalam jumlah besar, sehingga kalaupun ada yang tertarik untuk membangunnya, pasti membutuhkan waktu. “Sudah ada beberapa anggota kami yang menanyakan syarat pembangunan SPBE hingga berapa besar dana yang dibutuhkan. Namun, untuk 2008 ini belum. Insya Allah tahun depan mungkin ada satu pembangunan,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Menyikapi minimnya fasilitas SPBE di wilayah Sumsel, Djunaidi menyatakan bahwa hal itu terkait dengan kebijakan Pertamina. Sebab, pembangunan tersebut tentu membutuhkan pasokan gas yang cukup ke depannya. “Kami juga berkoordinasi dengan Pertamina. Bagaimana nanti kalau sudah dibangun tapi pasokan gas cuma mencukupi satu atau dua tahun, kan rugi investornya,” katanya.

Sementara itu, Staf Humas PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region II Roberth MV mengatakan, hingga 2011 mendatang, Pertamina memprogramkan akan membangun SPBE sebanyak 166 buah. Pembangunan SPBE tersebut sebagai infrastruktur pendukung program konversi minyak tanah ke elpiji. Dengan pembangunan SPBE tersebut, maka lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan pengisian ulang elpiji secara eceran seperti halnya membeli minyak tanah. “Untuk wilayah Sumsel sendiri, saat ini baru terdapat tiga SPBE yang beroperasi, dua di antaranya milik swasta. Saat ini telah ada dua lagi pengajuan usulan pembangunan SPBE yang lokasinya berada di sekitar Palembang,” ungkapnya. (iwan setiawan)

halaman 22