12 Maret 2009

Gedung Eks Pos Timbangan Terbengkalai


Kondisi gedung milik Dishub Kota Palembang yang tidak lagi digunakan, hingga gedung eks kantor Cabang Pembantu Pengujian Kendaraan Bermotor ini tak terawat dan akhirnya terbengkalai. Debu tebal nampak menempel di lantai dan dinding serta kaca yang beberapa di antaranya telah pecah.

PALEMBANG (SINDO) – Aset milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang berupa gedung di Jalan Ki Merogan KM 7, Kecamatan Kertapati, terbengkalai.

Dari pantauan SINDO, gedung yang sebelumnya merupakan kantor Cabang Pembantu Pengujian Kendaraan Bermotor tersebut, kini dalam kondisi kotor karena tak terawat. Debu tebal nampak menempel di lantai dan dinding serta kaca yang beberapa di antaranya telah pecah. Tak hanya itu, papan nama penunjuk kantor pun dipenuhi karat, dan beberapa bagian kantor yang sebelumnya berfungsi sebagai pos timbangan tidak lagi beroperasi dengan baik. Bahkan, selain digunakan sebagai tempat parkir kendaraan, kantor tersebut tidak jarang dijadikan tempat berteduh para anak jalanan maupun gelandangan.

Ketua Komisi I DPRD Kota Palembang Jonny Yulianto mengungkapkan, kalangan Dewan sangat menyayangkan terbengkalainya aset milik Pemkot Palembang tersebut. Sebab, bagaimanapun dana yang digunakan untuk membangun gedung dan fasilitas umum, berasal dari uang rakyat yang dikumpulkan melalui pajak dan retribusi.

Dihubungi terpisah, Kepala Dishub Kota Palembang Edi Nursalam mengakui, tidak terawatnya gedung yang berfungsi sebagai pos timbangan tersebut. “Sudah kita ajukan (anggaran rehab gedung yang terbengkalai). Rencananya akan kita fungsikan kembali menjadi pos pengendalian teknis,” katanya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Angkutan Ngetem di Pinggir Jalan


Sejumlah mobil angkutan menunggu penumpang di pinggir Jalan Kapten Abdullah kemarin. Kondisi ini selain menyempitkan badan jalan, juga menambah kesan semrawut pada kawasan tersebut.

PALEMBANG (SINDO) – Belum dimilikinya terminal di Plaju membuat angkutan pinggiran yang beroperasi menumpuk di pinggir jalan menunggu penumpang.

Kondisi ini telah berlangsung lama. Berbagai upaya untuk lebih menertibkan kawasan Jalan Kapten Abdullah dari kendaraan angkutan umum dan pedagang kaki lima (PKL) telah sering dilakukan pemerintah. Namun, hingga kini upaya yang dilakukan belum maksimal. Meski berjajar rapi di pinggir jalan, karena menggunakan dua arah jalan, barisan itu membuat jalan menjadi sempit dan macet.

Seperti yang diungkapkan Saiful, 56, pengemudi angkutan pinggiran Plaju–Meritai. Menurut dia, menumpuknya kendaraan di pinggir jalan disebabkan tidak dimilikinya terminal. Selain itu, kesemrawutan disebabkan PKL yang berjualan hingga di pinggir jalan. Kondisi ini menyebabkan angkutan pinggiran yang menunggu penumpang pun semakin bergeser ke tengah jalan. “Tempat menunggu penumpang di sini tidak ada. Yang di dalam sudah penuh mobil (jurusan) Mariana. Jadi yang tidak kebagian, baris bae cak ini,” ujarnya kemarin.

Sementara itu, Camat Plaju Yunan Helmi mengatakan, pihaknya bersama petugas Dishub Kota Palembang sudah sering melakukan penertiban angkutan pinggiran di Jalan Kapten Abdullah. Namun, karena belum tersedianya lahan atau terminal untuk mereka parkir menunggu penumpang, pihaknya pun hanya mengimbau agar para pengemudi tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan lainnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

BUTUH PERBAIKAN


Sebuah truk melintas di atas Jembatan Musi II yang aspalnya sudah terkelupas hingga mengurangi kenyamanan para pengendara. Kondisi jembatan juga semakin mengkhawatirkan akibat kerusakan yang terjadi tidak kunjung diperbaiki.

publikasi : sindo sumsel; kamis 12 maret 2009; halaman 9