01 Oktober 2011

Bisbol Masih Terkendala

PALEMBANG – Kurang dua pekan lagi cabang olahraga (cabor) bisbol dan sofbol akan menggelar tes event. Namun, lapangan yang akan digunakan masih belum selesai dikerjakan.

Ketua Panpel Bisbol SEA Games XXVI Ficky
Ferrari mengeluhkan kondisi rumput lapangan bisbol yang masih bermasalah. Menurutnya, permukaan rumput di lapangan bisbol tidak rata. Hal itu disebabkan penanaman rumput yang tidak rapat dan masih banyak tempat yang kosong. “Kalau lihat kondisi hari ini (kemarin), jelas lapangan ini tidak layak digunakan dan harus segera diperbaiki,” ungkapnya.
Mantan atlet nasional bisbol ini menerangkan, kondisi lapangan tersebut sudah dicoba menggunakan bola dan ternyata arah bola tidak bisa diprediksi. Dengan kondisi demikian, lapangan belum bisa dipakai. “Kami sudah coba lempar bola dan ternyata bola yang jatuh bisa lari ke kanan atau kiri di lapangan rumput tersebut. Bahkan, bola grounder (menyusur tanah) bisa loncat dan itu membahayakan pemain. Jadi, jelas tak bisa (digunakan) kalau begini. Kami serahkan kepada kontraktor bagaimana caranya membuat lapangan rumput ini menjadi rata,” tuturnya.
Pada peninjauan kemarin sore, pihaknya sudah meminta kontraktor konsentrasi pada perbaikan lapangan rumput bisbol tersebut. “Sekarang mulai ada perbaikan dan perkembangan, tapi penanaman rumputnya masih belum maksimal. Kalau yang lain sifatnya penunjang, utamanya kan lapangan itu. Diperkirakan luas lapangan yang harus diperbaiki mencapai hampir 70%. Praktis cuma rumput yang di belakang atau dekat pagar yang lumayan bagus kondisinya,” katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua III PB Persatuan Bisbol dan Sofbol Seluruh Indonesia (Perbasasi) Mas Bagus Taftayazi mengatakan, tes event sofbol dan bisbol diselenggarakan bersamaan pada 14-16 Oktober 2011. Pasalnya, saat SEA Games nanti, kedua cabor juga digelar pada waktu yang sama. Dengan begitu, dia meminta kontraktor segera menyelesaikan kedua lapangan tersebut. “Kami tidak tahu caranya bagaimana, yang penting pada tes event nanti (14–16 Oktober), lapangan harus sudah bisa dipakai. Kami juga terkendala waktu menggelar tes event ini karena penyelesaian venue sudah mundur beberapa kali,” ujarnya ditemui di venue sofbol Jakabaring Sport City (JSC), kemarin sore.
Tes event nanti bukan sekadar kegiatan main-main. Pasalnya, tes event digunakan menjajal lapangan dan fasilitas pendukung, apakah menurut technical delegate bisa dipakai untuk SEA Games atau tidak. Bagus menerangkan, yang digunakan saat tes event selain lapangan, juga tempat pemain, ruangan umpire skor di bawah tribune penonton, sampai fasilitas toilet pemain. “Lapangan sofbol secara konstruksi tanah dan lapangan rumput sudah beres. Tinggal yang menjadi perhatian Perbasasi adalah lapangan bisbol, rumputnya masih bermasalah,” kata Ketua Panpel Sofbol SEA Games XXVI ini.
Pada tes event sofbol diikuti tim empat besar nasional, yaitu DKI Jakarta, Lampung, Banten dan Sumsel. Sementara tes event bisbol akan diikuti Jawa Timur, DKI Jakarta, Lampung dan Sumsel. Memang awalnya agenda tes event akan menggelar event berskala Asia. Akan tetapi, hal itu dibatalkan karena venue yang akan digunakan belum kunjung selesai. “Saya rasa untuk tes event cukuplah memainkan empat tim tersebut. Kami terkendala masalah waktu yang sudah mepet. Kalau sesuai agenda awal September lalu, bisa saja kejuaraan Asia kami boyong kesini karena waktunya masih panjang,” paparnya.
“Namun,tes event di pertengahan Oktober sementara awal November peserta SEA Games sudah berdatangan sehingga sudah tidak memungkinkan menggelar event besar,” ungkapnya.
Mengenai pemasangan fasilitas pendukung, seperti scoring board elektronik dan lampu lapangan, dia menyatakan, hal itu telah disanggupi Inasoc pusat dan Pemprov Sumsel. Mereka menjanjikan pemasangan kedua item tersebut pada awal November mendatang. “Lampu di lapangan sofbol ada empat titik dan bisbol lima titik dan itu langsung kontrak dengan pihak Philips dan bukan tanggung jawab kontraktor venue lagi. Pengadaannya langsung ditangani Pemprov Sumsel,” tuturnya. ●iwan setiawan

Atlet Polo Air 11 Negara Berjibaku di Palembang

PALEMBANG – Venue polo air di kolam renang Lumban Tirta, Palembang, akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Asia Polo Air U-17, 5-13 Oktober 2011.

Selain sebagai ajang kualifikasi Kejuaraan Dunia Polo Air, kejuaraan ini juga bertujuan sebagai ajang tes event venue yang akan digunakan pada SEA Games XXVI, November mendatang. Sebanyak 9 tim putra dan 5 tim putri dari 11 negara Asia akan saling berjibaku di kolam renang Lumban Tirta. Mereka akan memperebutkan tiket lolos ke kejuaraan dunia polo air junior. Negara-negara yang akan hadir di Palembang adalah India, Kuwait, Qatar, Thailand, Turkmenistan, Kazakhstan, Iran, Hong Kong, Uzbekistan, Singapura dan tuan rumah Indonesia. “Lumban Tirta sudah siap pakai dan sangat representatif. Bahkan sepanjang saya mendampingi tim mengikuti kejuaraan di Asia Tenggara, venue ini yang termegah dan terbaik,” kata Ketua Komisi Teknik Polo Air Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), Andreas Legawa.

Menurut Andreas, test event ini sangat menguntungkan Indonesia. Pasalnya, atlet polo air Merah Putih akan mendapatkan pengalaman dari lawan tanding yang berkualitas. Sehingga diharapkan saat turun di SEA Games nanti tim sudah kompak dan terbiasa menghadapi pertandingan ketat. “Kami optimistis mendulang satu medali emas dan satu medali perak untuk atlet putri. Sedangkan untuk atlet putra medali perak sudah bagus,” jelasnya.

Andreas menambahkan, tim polo air Indonesia yang akan diturunkan di kejuaraan U-17 ini 13 putra dan 13 putri. Kejuaraan ini sebagai pemantapan tim, karena atlet putri sudah akan bertanding di SEA Games pada 9-11 November.

Sekretaris Umum Pengprov Persatuan
Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sumsel Yohanes mengatakan, cabor polo air telah siap menerima kedatangan para peserta Kejuaraan Asia U-17. Bahkan persiapan seperti akomodasi dan transportasi para peserta sudah dilakukan beberapa waktu lalu. “Meski ini kejuaraan junior akan tetapi berbicara level tentu saja kejuaraan ini lebih dari SEA Games. Makanya kita (panitia) harus serius dan menjalankan tugas yang menjadi bagian masing-masing. Kalau ini sukses maka pelaksanaan SEA Games nanti panitia sudah punya modal,” katanya.

Yohanes juga menyampaikan, kejuaraan tersebut merupakan agenda resmi Federation International de Natation (FINA), induk olahraga aquatik dunia, dilaksanakan dua tahun sekali. Pada tahun 2007 lalu kejuaraan ini digelar di Jakarta dan 2009 di Tokyo. “Ini merupakan even polo air internasional pertama di Palembang. Harapan kami bisa berjalan sukses,” tambah dia. ●iwan setiawan