06 Maret 2009

Penertiban Becak Belum Maksimal

PALEMBANG (SINDO) – Kesemrawutan parkiran becak di depan Kantor Kecamatan Seberang Ulu I tampaknya masih akan berlangsung. Terlebih, langkah Pemkot Palembang untuk menertibkan becak yang parkir hingga ke badan jalan belum maksimal.

Informasi yang dihimpun SINDO, parkiran becak di Jalan KH Wahid Hasyim mulai di depan Kantor Polsek SU I hingga Jembatan Kedukan, sudah berlangsung lama. Meski berulang kali ditertibkan, namun tidak ada kata jera bagi para penarik becak tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang Edi Nursalam mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan penertiban becak yang tidak mematuhi Perda Kota Palembang Nomor 39 tahun 2002 tentang pembinaan, retribusi, dan pengaturan becak. Akan tetapi, entah mengapa para penarik becak masih saja membandel dan mengulangi perbuatan serupa. “Rambu-rambu sudah dipasang, sosialisasi sudah dilaksanakan, tapi tetap tidak berubah. Selain itu sanksi mulai dari tilang hingga penahanan becak sudah pernah kita lakukan. Tapi tetap mereka membandel,” ujar Edi kepada SINDO kemarin.

Sementara itu, Hanafi, salah seorang penarik becak yang ditemui SINDO mengaku, aksi mereka menunggu penumpang di badan jalan memang berbahaya. Namun jika tidak demikian, maka penumpang akan memilih becak yang lain. Dengan demikian penghasilan pun pasti akan berkurang. (iwan setiawan)

Jalan Ahmad Yani Tergenang Air

PALEMBANG (SINDO) – Tersumbatnya saluran air di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan 16 Ulu membuat air menggenangi jalan. Bahkan, hujan deras yang mengguyur Palembang kemarin pagi, membuat air menggenangi ruas jalan hingga menuju simpang Jakabaring.

Genangan air setinggi mata kaki orang dewasa itu terjadi tepat di depan gerbang Kompleks Villa Azhar sepanjang sekitar 50 meter. Menurut penuturan masyarakat di sekitar lokasi, kondisi ini selalu terjadi setelah turunnya hujan deras. “Tapi sekitar 4 hingga 6 jam airnya juga sudah surut,” tutur Iqbal, Satpam Kompleks Villa Azhar kepada SINDO kemarin.

Menurut Iqbal, kondisi ini disebabkan saluran air yang berada di sisi jalan tidak mampu menyalurkan air dengan baik. Kemungkinan besar, hal itu diakibatkan tersumbatnya saluran air di daerah itu. Masyarakat pun sebenarnya sudah berulang kali melaporkan masalah ini ke pihak kelurahan, namun tidak ada tanggapan.

Terpisah Camat Seberang Ulu II Heri A Rasuan mengaku telah mengetahui hal tersebut. Menurut Heri, kondisi genangan air di wilayah Kelurahan 16 Ulu itu memang kerap terjadi khususnya setelah turunnya hujan deras. Namun Heri membantah jika pihaknya tidak pernah memperhatikan dan menindak lanjuti laporan warga. “Sudah pernah kita ajukan ke Dinas PU Bina Marga dan PSDA untuk menormalisasi saluran air. Namun belum juga terealisasi hingga sekarang. Saya akan kejar lagi agar pengerjaannya (normalisasi saluran air) bisa segera dilakukan,” katanya. (iwan setiawan)