19 Maret 2008

Nginap di Polres demi Mencairkan Asuransi Kematian

PERJUANGAN KOMARIAH, WARGA MISKIN DI MUBA

Komariah akhirnya menerima klaim santunan kematian atas nama suaminya sejak Desember 2007.

Sejak kepergian suaminya yang menghadap Sang Khalik, pada 16 Desember 2007 lalu, kehidupan Komariah, 42, semakin tidak jelas arahnya.


Ibu lima anak ini mungkin tidak terlalu risau jika almarhum suaminya Sujito, sebelum meninggal mewariskan segenggam emas atau berlian untuk modal kehidupannya dan anak-anak mereka. Maklum saja, untuk menghidupi keluarganya sehari-hari, almarhum Sujito hanya menjadi buruh bangunan dan kerja serabutan lainnya. Beruntung almarhum Sujito tercatat sebagai warga Kabupaten Musi Banyuasin dimana Pemkab setempat menerapkan pemberian santunan kematian kepada warga Kabupaten Muba.

Akan tetapi perjuangan untuk mendapatkan dana santunan itu, ternyata tidaklah semudah membalik telapak tangan. Namun, karena kebutuhannya yang mendesak, akhirnya memaksa janda ini bersama kedua anaknya yang masih kecil, berangkat menuju Sekayu untuk mengurus sendiri pencairan dana santunan kematian tersebut. Setiba di Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Sekayu, Komariah langsung mengutarakan maksud kedatangannya dan menyerahkan berkas yang dibutuhkan untuk mengurus santunan kematian kepada petugas. Malangnya, karena dana untuk membayar santunan tersebut belum tersedia, petugas pun meminta kepada Komariah untuk kembali pulang. Akan tetapi, karena berat di ongkos perjalanan dan kebutuhan sehari-hari yang mendesak, ia bersikeras agar santunan kematian suaminya untuk dibayarkan secepat mungkin. Saking nekadnya, Komariah membawa kedua anaknya, untuk menginap di Mapolres Muba selama dua hari guna mencairkan klaim asuransi tersebut. ”Kalau sampai besok (hari ini) tidak dibayarkan maka saya akan tidur di depan kantor bupati bersama anak saya,” ujarnya berlinang air mata, saat ditemui SINDO, di Mapolres Muba, kemarin.

Kegigihan Komariah untuk mendapatkan haknya berbuah hasil, tak lama berselang, Kepala KPT Sekayu Agus Susilo yang dikonfirmasi SINDO mengenai masalah ini, bergegas mendatangi Komariah untuk dibawa ke KPT dan diproses klaim santunan kematian suaminya tersebut. Tanpa basa basi lagi, Agus langsung mencairkan klaim asuransi tersebut. Setelah menerima santunan kematian dari Pemkab Muba sebesar Rp3 juta, Komariah mengaku sangat berterima kasih. ”Duit ini nak aku pake untuk bayar utang dan modal usaha, sisanya untuk ongkos aku balik ke Brebes tempat keluarga aku,” tuturnya lirih. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; kamis 20 maret 2008; halaman 13

Pupuk palsu


Seorang warga tengah melihat barang bukti berupa tumpukan karung berisi pupuk jenis NPK yang diduga palsu. Pupuk yang diangkut truk ini, kini tengah diamankan di Mapolres Muba.

publikasi : sindo sumsel; kamis 20 maret 2008; halaman 13