30 Maret 2009

Sriwijaya FC Kurang Beruntung

Striker SFC Keith Jerome Gumbs atau Kayamba menyundul bola ke arah Ngon A Djam saat menjamu PSM Makassar pada laga lanjutan Indonesian Super League (ISL) di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, tadi malam.

PALEMBANG
(SI) – Hasil kurang memuaskan kembali dituai Sriwijaya FC (SFC) ketika menjamu PSM Makassar pada laga lanjutan Indonesian Super League (ISL) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring tadi malam. Laskar Wong Kito ditahan imbang tanpa gol oleh Juku Eja, julukan PSM Makassar.

Pertandingan berlangsung menarik sejak peluit ditiupkan wasit Anang Suryana asal Cianjur. Anak asuh Rahmad Darmawan langsung mengepung pertahanan anak-anak Makassar. Serangan bergelombang dilancarkan silih berganti oleh Zah Rahan Krangar dan kawan-kawan. Peluang pertama datang dari Ngon A Djam di menit kelima. Tembakan keras pemain berpaspor Kamerun itu belum menemui sasaran dan melayang tipis di atas gawang PSM yang dijaga Frenki “Frey” Irawan. Tidak cukup sampai di situ, aliran serangan SFC semakin deras mengarah ke jantung pertahanan PSM. Namun, beberapa peluang terbuka yang diperoleh Ngon, Keith Kayamba, dan Budi Sudarsono, gagal dikonversi menjadi gol. Hal itu tidak lepas dari baiknya penampilan kiper kedua PSM, Frey, yang mampu menggagalkan beberapa peluang pemain SFC.

Juku Eja sendiri bukan tanpa peluang. Mengandalkan serangan balik efisien, pemain depan PSM yang diisi Julio “JLo” Lopez dan Alfredo Figuera yang disokong umpan-umpan terukur Claudio Proneto, mampu membuat ribuan pendukung SFC menahan napas. Sedikitnya PSM memiliki tiga peluang emas menciptakan gol pada babak pertama. Namun, peluang tersebut mentah di tangan Dede Sulaiman yang menggantikan Ferry Rotinsulu di bawah mistar gawang SFC. Bahkan, penampilan Dede semalam mendapat aplaus meriah dari para penonton. Berbeda dengan penampilan sebelumnya yang kerap melakukan blunder, Dede tampil lebih percaya diri dan sangat baik serta cekatan menyelamatkan gawangnya. Alhasil, hingga turun minum, kedudukan tetap imbang tanpa gol.

Memasuki paruh kedua, SFC yang bermain dengan pola 4-4-2 langsung menekan pertahanan tim tamu. Beberapa tusukan eks striker Persik Kediri Budi Sudarsono, di sisi kiri pertahanan PSM selalu berujung kegagalan menembus benteng kokoh pemain bertahan PSM. Keasyikan menyerang, pertahanan Laskar Wong Kito lengah. Hal itu membuat beberapa kali JLo maupun Proneto mengancam melalui aksi individu yang sangat baik. Namun karena kembali faktor penyelesaian yang tidak sempurna, membuat skor tetap tidak berubah.

Sebenarnya tuan rumah memiliki keuntungan setelah pada menit ke-78 pemain bertahan PSM, Ouadja L Sakibou, dikeluarkan dari lapangan setelah menerima kartu kuning keduanya. Ternyata, keunggulan jumlah pemain tidak mampu dimanfaatkan SFC untuk memperoleh gol kemenangan. Meski 10 menit terakhir mengurung rapat pertahanan PSM, tidak ada gol yang dihasilkan hingga wasit meniupkan peluit panjang.

Pelatih Kepala PSM Makassar Hanafing mengatakan, hasil yang diperoleh PSM semalam di luar dugaannya. Sebab, awalnya ia pesimistis ketika harus berhadapan dengan SFC tanpa beberapa pemain pilarnya. Meski harus menurunkan beberapa pemain pelapis, ia mengaku bangga dengan penampilan yang ditunjukkan anak asuhnya. “Pertandingan ini merupakan sesuatu yang positif buat tim dalam tur Sumatera. Apalagi kami mendapatkan poin dari tim sekelas SFC,” ujarnya dalam sesi jumpa pers usai pertandingan.

Sementara Pelatih Kepala SFC Rahmad Darmawan menyatakan puas dengan penampilan anak asuhnya meski tidak memperoleh kemenangan. Pasalnya, semua instruksi darinya, yaitu bermain efisien, menyerang melalui sayap, serta main cepat sudah berjalan dengan baik. Hal ini jauh lebih baik dibanding pertandingan terakhir yang dilakoni SFC menjamu Deltras Sidoarjo. Kala itu, pemain sangat kentara bermain terlalu individualistis. “Hari ini (semalam) anak-anak bermain jauh lebih baik. Tapi, ritme bola di depan masih kurang dan terburu-buru ketika sudah berada di depan gawang. Meski secara umum saya puas, jujur saya ingin juga hasil seperti kemarin (lawan Deltras),” tuturnya.

RD, sapaan Rahmad Darmawan, tidak segan memuji strategi yang diterapkan PSM. Ia mengakui, para pemain PSM sangat cerdik dalam mengatur ritme permainan. Anak asuhnya pun sempat terbawa mengikuti ritme yang dikembangkan PSM. Bahkan, RD sempat menyebut pergerakan JLo dan Proneto sangat baik dalam melancarkan serangan balik. (iwan setiawan)

foto : mushaful imam

SMA N 6 Gelar Pameran Teknologi


Siswa SMU Negeri 6 Palembang Fahrenheit memberikan penjelasan cara kerja motor mengunakan air yang dapat menghemat BBM motor kepada Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Palembang Hatta Wazol (kiri) saat Pentas Seni dan Teknologi (Pantasi), kemarin.

PALEMBANG
(SI) – Dalam rangka menyalurkan dan meningkatkan minat siswa, SMA Negeri 6 Palembang menggelar Pameran Teknologi dan Pentas Seni (Pantasi). Kegiatan yang dibuka Sabtu (27/3), berlangsung hingga kemarin.

Kepala SMA Negeri 6 Palembang, Darmi Hartati, mengatakan, kegiatan ini merupakan agenda tahunan sekolah yang beralamat di Jalan Sersan Sani, Kelurahan Talang Aman, Kecamatan Kemuning, tersebut. Pada kegiatan yang sudah dimulai sejak tahun 2002 lalu, ditampilkan hasil karya siswa dalam satu tahun terakhir. Baik karya seni maupun teknologi antar kelas maupun siswa yang tergabung dalam ekstra kulikuler (ekskul) Karya Ilmiah Remaja (KIR). Adapun teknologi yang dipamerkan oleh para siswa ini adalah teknologi sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemui sehari-hari. “Selain menampilkan hasil karya siswa sendiri, kami juga mengundang siswa dari sekolah lain, baik untuk pameran teknologi maupun mengikuti perlombaan-perlombaan yang digelar,” ujarnya kepada Harian Seputar Indonesia kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang, Hatta Wazol, mengatakan, ia sangat bangga dengan adanya kegiatan seperti ini. Sebab dengan kegiatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk menunjukkan bakat dan hobi yang tidak bisa dikeluarkan saat jam pelajaran berlangsung. “Salut saya kepada anak-anak sekarang. Di usia belia pemikiran mereka sudah sangat maju. Tidak lupa pula saya sampaikan selamat kepada guru pembimbingnya, sebab tanpa arahan dan masukan dari guru, para siswa tidak akan sebagus ini kemampuannya,” katanya. (iwan setiawan)

foto : mushaful imam

29 Maret 2009

Warga Kertapati Berdesakan Cairkan BLT


PALEMBANG (SI) – Ratusan warga berdesakan di halaman Kantor Kelurahan Kertapati untuk masuk ke kantor dalam rangka pembagian bantuan langsung tunai (BLT) kemarin siang.

Warga berdesakan untuk mendapatkan kupon antrean yang dibagikan seorang anggota Brimob yang bertugas mengamankan pembagian BLT di Kelurahan Kertapati. Di antara warga yang berdesakan, mayoritas kaum perempuan dan manula. Bahkan, seorang kakek yang ikut berdesakan nyaris pingsan karena badannya terhimpit warga lainnya.

Ditemui di sela-sela pembagian BLT, Pelaksana Harian Lurah Kertapati Zulkifli ZA mengatakan, berdasarkan jadwal yang disusun pihak PT Pos Indonesia, pembagian BLT di Kelurahan Kertapati dilakukan pada Sabtu (27/3). Kegiatan penyaluran dana dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan selesai sekitar pukul 15.30 WIB. Untuk Kelurahan Kertapati, jumlah rumah tangga sasaran (RTS) yang terdaftar sebagai penerima BLT tahap III sebanyak 1.275 RTS. “Pembagian BLT ini khusus bagi RTS di Kelurahan Kertapati yang tersebar di 38 RT. Dari petugas sendiri, inginnya tuntas hari ini juga, tapi kalau ada yang terlewat tetap diberi kesempatan mengambil haknya di Kantor Pos Besar Jalan Merdeka,” tuturnya.

Salmah, 65, warga yang menerima BLT, mengaku bingung ketika hendak mencairkan dana BLT atas nama anaknya, Zaidan. Pasalnya, anaknya tersebut kini bekerja di Bangka sehingga dia yang harus mewakili untuk mencairkan uang sebesar Rp 200.000 itu. Salmah semakin bingung saat ditanyai kelengkapan administrasi pencairan BLT. “Aku dak tau kalo diminta jugo fotocopy. Kukiro cukup nunjukke KTP dan KK asli bae,” ujar sang nenek. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

28 Maret 2009

Lagi, PKL Marak di Jalur Hijau

Penjual stiker semakin marak di jalur hijau sepanjang Jalan Ahmad Yani, Kecamatan SU II.

PALEMBANG
(SI) – Jalur hijau di sepanjang Jalan Ahmad Yani di Kecamatan SU I dan SU II marak ditempati pedagang kaki lima (PKL). Berulang kali ditertibkan, tetap saja para PKL kembali menempati lokasi tersebut.

Para PKL yang berdagang di trotoar dan jalur hijau itu kebanyakan pedagang buah. Namun, dalam kurun waktu dua pekan belakangan, pedagang stiker mulai menjamur di pinggiran jalan. Tidak sedikit di antara mereka yang memanfaatkan pohon peneduh jalan sebagai penyanggah pajangan barang dagangan.

Menurut Anton, pedagang stiker di sekitar Lapangan Nigata Plaju, awalnya hanya ada lima orang yang berdagang stiker di wilayah itu. Namun, seiring berjalannya waktu, pedagang stiker semakin ramai. Bahkan, saat ini jumlahnya sudah mencapai 20 pedagang.

Sementara itu, Camat Seberang Ulu II Heri A Rasuan mengatakan, penertiban terhadap PKL sudah sering dilakukan pihaknya. Bahkan, penerapan sanksi berupa teguran hingga penyitaan barang dagangan tidak lantas membuat mereka jera untuk mengulangi perbuatan tersebut. Heri mengakui, selama ini pihaknya selalu kucing-kucingan dengan PKL. Hal itu disebabkan minimnya petugas yang dimiliki kecamatan. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Stasiun Kertapati Tingkatkan Kebersihan

PALEMBANG (SI) – Pengelola Stasiun Kertapati terus bergiat meningkatkan kebersihan di lingkungannya setelah mendapatkan teguran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Besar Kertapati Syamsul di ruang kerjanya kemarin. Menurut Syamsul, setelah mendapatkan teguran langsung dari Sekda Kota Palembang Marwan Hasmen, pihaknya segera membenahi kebersihan di lingkungan stasiun. Salah satunya kembali menggiatkan aksi memungut sampah setelah olahraga setiap Jumat pagi. “Teguran dari Sekda beberapa hari lalu kami terima sebagai koreksi atas kekurangan kami. Setelah mendapatkan teguran, petugas kebersihan dibantu pegawai PT KA secara maraton membersihkan sampah yang bertebaran,” ujar Syamsul.

Dalam menjaga kebersihan di lingkungan stasiun, pihaknya terkendala minimnya kesadaran para calon penumpang kereta api untuk menjaga kebersihan dari. Padahal, pihaknya telah menyediakan puluhan tempat sampah di sepanjang peron kereta. Namun, masih saja para calon penumpang dan pengantar membuang sampah ke bawah gerbong. Selain itu, beberapa tempat sampah yang dipasang itu pun ditegur Sekda ketika berkunjung karena tidak dilengkapi tutup. “Tutup tempat sampah memang sengaja tidak dipasang karena sudah sering hilang diambil pemulung. Dengan adanya teguran ini, kami lebih giat berbenah, salah satunya dengan menambah tempat sampah di peron. Tapi perilaku para calon penumpang itu yang sulit sekali diubah,” ungkapnya.

Saat ini pihaknya mengontrak enam tenaga kebersihan. Mereka pun memiliki tanggung jawab masing-masing, mulai membersihkan ceceran minyak dan sampah basah di sepanjang rel dari Stasiun Kertapati hingga pintu perlintasan PT Semen Baturaja. Sebagian lagi bertugas membersihkan seluruh lingkungan stasiun. “Memang untuk lingkungan seluas ini belum ideal jumlah tersebut. Tapi, untuk menambah tenaga (kebersihan) juga belum memungkinkan. Kondisi ini akan kami laporkan terlebih dahulu kepada pimpinan kami bagaimana keputusan terbaiknya,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang Zulfikri Simin mengungkapkan, tugas menjaga kebersihan adalah tanggung jawab semua elemen masyarakat. Sebab, petugas kebersihan yang dimiliki DKK sangat terbatas. Jika masyarakat hanya mengandalkan petugas kebersihan dari pemerintah, dia pesimis Kota Palembang bisa bersih dan rapi seperti beberapa tahun sebelumnya. “Kami sangat mengharapkan peran aktif masyarakat, termasuk pengelola perkantoran atau tempat umum lainnya, untuk bisa menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. Buanglah sampah di tempat yang disediakan atau kumpulkan di satu tempat agar petugas bisa mengangkutnya. Tanpa kerja sama yang baik, akan sangat berat bagi kami menjaga kebersihan Kota Palembang tercinta ini,” tuturnya. (iwan setiawan)

27 Maret 2009

Marak Pembuangan Sampah Liar

PERBATASAN PALEMBANG

PALEMBANG (SI) – Pembuangan sampah liar marak ditemukan di wilayah perbatasan Kota Palembang.

Dalam upayanya mempertahankan Piala Adipura, Pemerintah Kota Palembang terus menggiatkan kebersihan di tempat-tempat umum, seperti perkantoran, jalanan, dan taman-taman kota. Namun, persiapan yang dilakukan itu sedikit ternoda dengan maraknya tempat pembuangan sampah liar di pinggir jalan. Pembuangan sampah liar itu banyak ditemukan di Jalan Lingkar Selatan dan Jalan Lingkar Jakabaring. Meski tidak masuk wilayah Kota Palembang, sedikit banyak kondisi itu berpengaruh terhadap citra Kota Palembang. Sebab, tidak banyak masyarakat yang mengetahui kalau wilayah di sepanjang jalan itu bukan lagi wilayah Kota Palembang. Pasalnya, warga yang tinggal di Jalan Lingkar Selatan Palembang adalah warga Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, sedangkan di Jalan Lingkar Jakabaring adalah warga Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin.

“Tumpukan sampah seperti itu sudah ada sejak lama. Biasanya kalau sudah menumpuk banyak, ada warga yang membakarnya,” ujar Mamat, 38, warga Desa Pegayut, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten OI.

Menurut Mamat, selama ini memang banyak warga yang tinggal di Jalan Lingkar Selatan Palembang membuang sampah di rawa-rawa sekitar tempat tinggal mereka. Sebab, hingga kini fasilitas tempat pembuangan sampah tidak pernah disediakan pemerintah daerah. Selain itu, lokasi geografis desa Ibul Besar dan Pegayut yang berbatasan dengan Kota Palembang diduganya menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya pelayanan umum di wilayah ini. “Lokasi desa ini memang masuk ke Kecamatan Pemulutan, Kabupaten OI. Tetapi, posisinya lebih dekat dengan Palembang. Jadi, mungkin pemerintah saling mengandalkan satu sama lain untuk memasang fasilitas umum, termasuk soal sampah ini,” tuturnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang Zulfikri Simin mengatakan, meski wilayah menumpuknya sampah itu berada di jalan menuju Kota Palembang, wewenang mengurus persoalan itu bukan pada pihaknya. Sebab, lokasi tersebut sudah di luar teritorial wewenang DKK Palembang. Namun, untuk mengatasi permasalahan ini, pihaknya segera berkoordinasi dengan Pemkab OI. Bagaimanapun hal ini memengaruhi kebersihan Kota Palembang. (iwan setiawan)

1.000 Tenaga Kerja Asal Palembang Dirumahkan

PALEMBANG (SI) – Lebih dari 1.000 tenaga kerja asal Palembang yang bekerja di beberapa perusahaan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dirumahkan sementara oleh perusahaannya. Hal itu menyusul menurunnya produktivitas perusahaan akibat terkena dampak krisis keuangan global.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Palembang Aidin mengatakan, mereka yang dirumahkan tersebut sebagian besar bekerja di perusahaan elektronik. Para tenaga kerja itu dirumahkan bertahap sejak awal 2009 hingga Maret ini. “Karena kebanyakan pekerja di sana diberi tempat tinggal oleh perusahaan, maka saat ini aktivitas mereka hanya disekitar mes. Kondisi mereka baik-baik saja. Kami juga terus memantau perkembangan situasi ini,” ujarnya kepada SI kemarin.

Menurut Aidin, meski status tenaga kerja itu dirumahkan, perusahaan tempat mereka bekerja masih memberikan hak-hak normatif, seperti gaji dan tunjangan tetap. Bahkan, meski mengurangi jam produksi dan tenaga kerja, perusahaan masih menginginkan mereka tetap berada di mes perusahaan. “Berdasarkan informasi yang kami terima, perusahaan masih berkeinginan mempekerjakan para tenaga kerja asal Palembang tersebut. Jadi, status merumahkan tenaga kerja ini hanya untuk sementara,” tutur mantan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Palembang itu.

Kabid Hubungan Industrial dan Syarat Kerja (Hubin Syaker) Disnaker Kota Palembang Supuad mengatakan, berdasarkan catatan pihaknya, saat ini terdapat sekitar 3.000 tenaga kerja asal Palembang yang bekerja di sejumlah perusahaan di Pulau Batam. Jumlah tersebut adalah mereka yang melalui prosedur resmi perusahaan penyaluran tenaga kerja. Supuad menerangkan, dari 1.000 orang lebih tenaga kerja yang dirumahkan perusahaannya itu, sebagian besar masih memiliki kontrak kerja selama satu tahun. Karena itu, meski pihak perusahaan sementara waktu ini tidak membutuhkan jasa mereka, perusahaan enggan memulangkan atau memutus kontrak para tenaga kerja tersebut. “Kalau perusahaan memutus kontrak, konsekuensinya sangat besar. Mereka harus membayar uang sisa kontrak, pesangon, dan biaya lainnya. Apalagi para pengusaha juga berkeyakinan kondisi perekonomian yang terkena dampak krisis global segera membaik. Jadi, proses produksi juga akan kembali normal yang tentunya akan membutuhkan para tenaga kerja yang dirumahkan ini,” tandasnya. (iwan setiawan)

26 Maret 2009

Sekda Berang, Stasiun Kertapati Jorok

PALEMBANG (SI) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Marwan Hasmen menyatakan keprihatinannya atas buruknya kebersihan di lingkungan Stasiun Kertapati.

Keprihatinan Marwan mengemuka setelah melakukan pemantauan di beberapa lokasi yang masuk dalam titik penilaian tim Piala Adipura, salah satunya di lingkungan kerja PT Kereta Api (KA), yakni di Stasiun Kertapati. “Banyak puntung rokok berserakan. Botol dan bungkus minuman juga berhamburan di sudut-sudut ruangan. Belum lagi kondisi di sekitar rel yang sangat kotor oleh sampah kertas dan plastik bungkus makanan,” ujar Sekda saat meninjau Stasiun Kertapati kemarin.

Sekda menyebutkan, dengan kenyataan ini, selanjutnya tim pemantau kebersihan Kota Palembang yang dipimpinnya langsung memberikan teguran kepada pimpinan Stasiun Kertapati. Dia berharap kebersihan di lokasi umum, terutama di tempat pelayanan publik, seperti stasiun, harus menjadi perhatian serius pengelola tempat tersebut. “Sebenarnya pada pemantauan pertama beberapa waktu lalu, di stasiun ini kondisi di gedung sudah bersih. Namun, kondisi kebersihan di sekitar rel masih terlihat sangat kotor dan sangat memprihatinkan,” katanya.

Sebenarnya secara umum sejumlah titik penilaian Adipura, terutama untuk taman kota, saluran air, dan pemukiman, sudah lebih baik dibanding pemantauan terakhir. Dengan semakin meningkatnya kebersihan di sejumlah titik tersebut, dia berharap dapat terus dijaga, terutama oleh masyarakat luas. Jika sudah demikian, ujar dia, kebersihan akan menjadi sesuatu yang permanen dan berlangsung terus menerus, bukan hanya terlihat gerakannya saat ada program penilaian. “Seharusnya setiap saat kita jaga kebersihan lingkungan, bukan karena ada penilaian Adipura saja,” kata Marwan.

Menyikapi masih kotornya lingkungan di Stasiun Kertapati, Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang Zulfikri Simin menyebutkan, sesuai instruksi sekda, dia segera menurunkan beberapa petugas untuk membersihkan lingkungan Stasiun Kertapati. Namun, para petugas kebersihan itu hanya membersihkan satu kali ini saja. Ke depannya, tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan stasiun, merupakan tugas dari pengelola stasiun. “Petugas kebersihan yang kami miliki sangat terbatas dan sudah memiliki tanggung jawab masing-masing sehingga kami juga meminta peran aktif masyarakat, termasuk pengelola perkantoran atau tempat umum lainnya, untuk bisa menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing,” tuturnya.

Ditanya kapan tim penilai Adipura akan melakukan penilaian berikutnya, Zulfikri mengatakan belum mengetahui jadwal pastinya. Namun, diperkirakan pada April mendatang penilaian kembali dilakukan dengan pola tertutup. “Jadi, besar harapan kami, masyarakat bisa berperan aktif menjaga kebersihan kota dengan membuang sampah pada tempatnya,” tandasnya.

Kecamatan AAL Fokus Dua Titik Adipura

Di tempat terpisah, penilaian sejumlah titik Adipura yang akan dilakukan April mendatang memaksa pihak Kecamatan Alang-Alang Lebar (AAL) berikut kelurahan di lingkungannya semakin mengintensifkan kebersihan yang menjadi titik penilaian Adipura.

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Alang-Alang Lebar (AAL) Furwadie mengatakan, penilaian titik Adipura di Kecamatan AAL bertambah dua titik dari lima titik yang telah dilakukan penilaian sebelumnya. Kedua titik baru tersebut yakni area Puskesmas Punti Kayu dan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu. “Saat ini jumlah titik penilaian ada tujuh sehingga langkah pembersihan, penanaman pohon penghijauan lebih diintensifkan, bahkan sudah menjadi agenda keseharian. Selain itu, kami fokuskan titik penilaian di pintu gerbang kota, yakni Jalan Kolonel Haji Burlian dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas),” ujarnya saat melakukan pembersihan dan penanaman pohon penghijauan di Pasar Km 5 Palembang kemarin.

Menurut dia, terjunnya petugas kecamatan dan kelurahan melakukan pembersihan mampu memacu motivasi di masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan, baik itu lingkungan umum maupun pemukiman sekitar. Dengan demikian, hidup bersih menjadi budaya di masyarakat. “Saya imbau masyarakat di wilayah Kecamatan AAL agar tidak membuang sampah sembarangan sehingga program kebersihan bisa terlaksana dengan baik dan jangan menunggu diperintah, baru menjalaninya,” ungkapnya.

Sementara itu, Lurah Srijaya M Yunizar menuturkan, pihaknya terus berupaya melakukan pengawasan terhadap titik-titik penilaian Adipura dengan mengajak masyarakat turut berperan aktif menjaga kebersihan. “Kami giatkan upaya pembersihan bersama rutin setiap minggunya bersama masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi di Jalan Kolonel H Burlian, untuk melakukan pembersihan. Apalagi jalan tersebut merupakan akses keluar masuknya tamu dari luar,” ucap dia.

Pihaknya berharap masyarakat ikut membiasakan diri hidup bersih, tidak melakukan pembersihan ketika ada penilaian Adipura saja, melainkan budaya hidup bersih harus dijadikan kebiasaan. “Jika masyarakat berperan aktif, niscaya untuk mewujudkan Kota Palembang sebagai kota internasional, berbudaya, dan religius segera tercapai dengan cepat,” ungkapnya. (iwan setiawan/hengky ca)

25 Maret 2009

Wali Kota Minta Panwalsu Cabut SP

PALEMBANG (SI) – Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra memprotes keras surat peringatan (SP) yang dilayangkan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sumatera Selatan kepadanya. Merasa disudutkan dengan adanya surat itu, Wali Kota meminta Panwaslu segera mencabut SP tersebut.

Wali Kota mengaku surat peringatan itu diterima stafnya Senin (23/3). Secara pribadi dia baru sempat membacanya kemarin pagi. Saat membaca SP dari Panwaslu Sumsel itu dia merasa bingung karena poin yang dipermasalahkan Panwaslu, yaitu memberangkatkan umrah beberapa pejabat di jajaran Pemkot Palembang, diduga merupakan strategi pemenangan Pemilu 2009. “Jelas saya keberatan. Saya akan buat surat tidak menerima peringatan itu,” tolak Wali Kota di ruang kerjanya kemarin.

Menurut Eddy, program pemberian reward kepada pejabat terkait pengumpulan PBB sudah berjalan sejak 2004. Namun, sejak 2008 Dispenda mengusulkan agar reward kepada camat dan lurah berprestasi di bidang pengumpulan PBB yang melampaui target dari yang dibebankan juga diberangkatkan umrah. Usulan itu dia setujui karena lebih bermanfaat dibanding reward yang diberikan berbentuk barang atau uang tunai. Dengan program berangkat umrah ini para camat dan lurah akan lebih bersemangat meningkatkan realisasi pungutan PBB di wilayahnya masing-masing. “Kebetulan saja waktunya (berangkat umrah) sekarang, jadi dikait-kaitkan dengan pemilu legislatif. Kalau memang berkaitan dengan politik, kenapa saya mengajak camat dan lurah? Saya bisa saja ajak yang lain seperti tokoh-tokoh masyarakat dan ulama,” balas Eddy dengan nada tinggi.

Selanjutnya Wali Kota mempertanyakan sikap Panwaslu yang langsung mengeluarkan SP tanpa konfirmasi terlebih dulu. Paling tidak sebelum melayangkan SP, Panwaslu harusnya melakukan investigasi untuk mengetahui duduk perkaranya. Eddy juga tidak terima tudingan bahwa dia selaku wali kota telah mengintimidasi para camat dan lurah se-Kota Palembang agar memilih dan memenangkan partai yang dipimpinnya.

Gak ada itu! gak pernah saya ngumpulkan camat dan lurah untuk mendoktrin (pemenangan partai) seperti itu. Jangan sembarangan buat surat peringatan yang ditembuskan ke (pemerintah) pusat dan ke mana-mana,” katanya.

Eddy merasa kinerja Panwaslu belum berjalan maksimal. Alasannya, banyak partai lain yang menggelar kampanye dan jelas-jelas melanggar, tapi tidak satu pun yang diberi SP. “Saya merasa (Panwaslu) sepertinya berat sebelah. Saya menyesalkan keluarnya surat peringatan ini. Saya tidak terima (peringatan) itu. Saya tidak merasa menggunakan fasilitas negara dan tidak mengintimidasi camat dan lurah,” ujarnya.

Karena merasa apa yang dimuat dalam SP itu tidak sesuai fakta, Eddy meminta Panwaslu segera mencabut SP yang telah dikeluarkan itu. Tidak cukup sampai di situ. Wali Kota juga kini tengah mempertimbangkan akan mengajukan gugatan hukum terhadap Panwaslu atas keluarnya SP tersebut. “Kalau dampaknya besar bagi saya, maka saya akan menggugat (Panwaslu). Tapi saat ini saya minta tarik kembali peringatan itu, sebab saya tidak merasa seperti itu,” katanya.

Sekda Kota Palembang Marwan Hasmen mengatakan, surat keberatan atas SP Panwaslu kepada Wali Kota Palembang tengah disusun. Rencananya hari ini surat itu diserahkan ke Panwaslu Sumsel. “Senin kemarin kami terima surat dari Panwaslu. Karena tidak sesuai apa yang diperingatkan itu, Pemkot akan membalas dengan surat keberatan. Besok (hari ini) akan kami kirim,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Panwaslu Sumsel Ruslan Ismail menerangkan bahwa SP yang dikeluarkan itu masih dalam tataran dugaan terhadap kondisi yang terjadi. Sejauh ini Panwaslu masih menyelidiki kebenaran yang ada. Keberatan yang diutarakan Wali Kota Palembang merupakan sesuatu yang wajar. Namun, jika Wali Kota sebagai pihak yang diberi peringatan tidak terima dan meminta Panwaslu mencabut SP tersebut, dia dengan tegas menyebut bahwa hal itu tidak bisa dilakukan. “Surat peringatan yang sudah dikeluarkan tidak bisa dicabut. Kalaupun akan menggugat, apa yang digugat? Itu bukan tuduhan, melainkan peringatan agar jangan sampai terjadi penggunaan fasilitas negara selama proses Pemilu 2009 ini,” bebernya. (iwan setiawan/m uzair)

23 Maret 2009

Harga Isi Gas Elpiji 3 Kg Rp12.750

PALEMBANG (SINDO) – Meski memberlakukan kenaikan harga jual tabung elpiji 3 kg terhitung 16 Maret 2009 lalu, namun PT Pertamina (Persero) menegaskan hal itu tidak akan diikuti kenaikan harga jual isi gas.

External Relation Officer PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region II Roberth MVD mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan direksi Pertamina yang menyatakan kenaikan harga jual isi gas elpiji tabung 3 kg. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) No Kpts.003/F10500/2008-S3 pada 11 Maret 2009 dari Vice President Gas Domestik PT Pertamina (Persero) tentang harga jual tabung elpiji ukuran 3 kg. “Untuk tetap mempertahankan kemampuan dan kegiatan perusahaan diperlukan upaya-upaya penyesuaian yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi kenaikan itu pada harga jual tabungnya dan bukan pada isinya,” tegas Roberth kemarin.

Roberth menerangkan, penyesuaian harga jual tabung elpiji 3 kg ini adalah bagian dari langkah untuk meningkatkan kompetensi bisnis elpiji. Selain itu, langkah ini juga diambil dengan alasan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen melalui perbaikan kinerja yang meliputi kualitas, penampilan, dan ketersediaan tabung bagi konsumen.

Sales Representative Gas Domestik Pertamina Region I Rayon V Hendra Arief mengatakan, dengan adanya kenaikan harga jual tabung elpiji 3 kg, maka harga jualnya menjadi Rp 147.000. Harga jual ini berlaku sampai radius maksimal 60 km dari depot pengisian. “Penentuan harganya nanti akan ditetapkan oleh Manajer Gas Domestik Region setempat. Tentunya dengan pertimbangan baik dari sisi Pertamina, pengusaha, maupun masyarakat,” katanya.

Namun, menurut Hendra, dari keputusan untuk menaikkan harga jual tabung elpiji 3 kg ini, ada beberapa hal yang justru penting untuk dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Diantaranya, harga jual gas atau isi elpiji 3 kg tidak berubah dan tetap di harga Rp 4.250 per kg atau sama dengan Rp 12.750 per tabung. Harga baru tersebut berlaku untuk pembelian tabung isi baru elpiji 3 kg diluar paket konversi dengan estimasi harga eks agen adalah Rp 147.000, ditambah Rp 12.750 menjadi Rp 159.750 dalam jarak 60 km. (iwan setiawan)

Jamsostek Siapkan Rp1,9 Miliar untuk PUMP

PALEMBANG (SINDO) – PT Jamsostek (Persero) cabang Palembang kembali menyediakan anggaran untuk Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP). Program ini sebagai komitmen Jamsostek untuk membantu pesertanya yang ingin memiliki rumah tinggal.

Kepala PT Jamsostek (Persero) Cabang Palembang Syamsuddin mengatakan, penyaluran PUMP bertujuan meringankan beban tenaga kerja peserta Jamsostek untuk memiliki rumah tinggal. Menurut dia, PUMP disalurkan PT Jamsostek dengan jumlah maksimal pinjaman Rp 15 juta, dengan tingkat suku bunga sebesar 3 % flat per tahun, dan untuk pengembaliannya pekerja diberikan batasan waktu maksimal lima tahun atau 60 kali angsuran. “Pinjaman PUMP Jamsostek sangat ringan sekali dibanding kredit pemilikan rumah dari perbankan sekalipun. Itu merupakan komitmen kami untuk membantu para pekerja,” paparnya kepada SINDO.

Namun Syamsuddin mengingatkan, sebelum mengajukan proposal PUMP, hendaknya tenaga kerja memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan. Salah satunya adalah akad kredit rumah yang akan dibeli. Sebab sesuai peraturan, dana PUMP bisa dicairkan setelah pengajuan proposal dari pekerja itu keluar akad kreditnya. Selain itu tenaga kerja juga harus benar-benar siap mengikuti program ini. ”Pekerja yang ingin mendapatkan PUMP harus lolos verifikasi yang dilakukan perusahaan. Selain dinilai kemampuan mereka mengembalikan PUMP, verifikasi juga bertujuan agar jangan sampai tenaga kerja yang sudah memiliki rumah yang mendapatkan bantuan ini. Pemerataan sosiallah,” tukasnya.

Sementara itu, Kabid Progsus PT Jamsostek (Persero) cabang Palembang Didin Sahidin menjelaskan, program PUMP untuk Palembang pada tahun 2009 ini mendapatkan alokasi dana mencapai Rp 1,9 miliar. Jumlah itu menurut Didin diperuntukkan untuk membiayai uang muka perumahan sebanyak 97 unit rumah. “Tahun-tahun sebelumnya tingkat penyerapannya di bawah 90%. Mudah-mudahan tahun ini terealisasi semua,” terangnya.

Masih banyaknya pekerja yang belum mengetahui program ini membuat pihak Jamsostek terus melakukan sosialisasi secara langsung ke perusahaan-perusahaan. Bahkan, sosialisasi yang dilakukan itu melibatkan pihak terkait yaitu developer, perbankan, dan PT Jamsostek. Dengan semakin baiknya penjelasan yang diberikan kepada perusahaan dan pekerja, maka diharapkan dana yang disediakan Jamsostek untuk membantu para pekerja memiliki tempat tinggal bisa lebih maksimal pemanfaatannya. (iwan setiawan)

22 Maret 2009

Pertamina Tambah Suplai BBM 10%

PALEMBANG (SINDO) – PT Pertamina menjamin ketersediaan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) selama masa kampanye dan pemilu legislatif. Bahkan, Pertamina menambah pasokan bahan bakar minyak jenis premium dan solar untuk wilayah Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel) sekitar 6–10% selama Maret dan April 2009.

Selain menjadi saksi semaraknya pesta demokrasi yang sedang berjalan, Pertamina Pemasaran Sumbagsel juga memiliki perhatian khusus terkait penyelenggaraan kampanye. Pertamina memperkirakan, kebutuhan BBM selama masa kampanye akan mengalami peningkatan.

External Relation Officer PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region II Roberth MVD mengatakan, Pertamina Pemasaran Sumbagsel sangat optimistis dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat selama masa kampanye berlangsung. Pasalnya, pihaknya telah memiliki pengalaman mengatasi situasi krusial seperti ini.

Menurut Roberth, berdasarkan data PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region II, kuota BBM Sumsel pada 2009 ini adalah 551.546 kiloliter (kl) untuk premium dan 418.197 kl untuk solar. Sementara kuota per bulan mencapai 45.962 kl premium dan 34.849 kl solar. Sedangkan khusus Maret, pasokan premium ditambah menjadi 46.190 kl dan solar menjadi 35.900 kl. (iwan setiawan)

21 Maret 2009

Manfaatkan Kesempatan Sebaik-baiknya Sambil Asah Bakat

MENGENAL FINALIS KDI 6 AUDISI PALEMBANG (3)

Memanfaatkan setiap kesempatan yang datang. Itulah yang coba dilakukan gadis manis asal Bangka Belitung ini. Lolos ke Gerbang KDI 6, dia pun meretas asa menjadi pedangdut profesional.

Terlahir dalam sebuah keluarga besar membuat Juniarti hidup di tengah lingkungan yang demokratis. Dalam keluarganya, anak kelima dari 11 bersaudara ini, dibebaskan memilih keinginannya sendiri termasuk di bidang musik. Di antara 10 saudaranya, cuma Niar—panggilan Juniarti, yang menyukai aliran musik dangdut. Meski begitu, saudaranya tidak pernah mencela atau menafikan pilihannya tersebut. Bahkan, Niar merasakan dukungan berlimpah di tengah keluarganya. Terutama dari sang ibu yang selalu menemani ketika Niar mengikuti festival-festival lagu dangdut di Bangka Belitung.

“Kalau Niar sih dari SD sudah suka lagu dangdut, karena lagu dangdut asyik. Dukungan terbesar selain dari saudara tentunya dari ibu. Jadi sedih juga waktu audisi (KDI 6) kemarin ibu gak bisa ikut ke Palembang. Soalnya adik Niar ada yang sakit. Tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar hingga Niar masuk lima besar audisi Palembang,” tutur kelahiran 22 Juni 1988 ini.

Penggemar Iyeth Bustami, Rita Sugiarto, dan Elvie Sukaesih ini mengaku, audisi KDI 6 kemarin merupakan keikutsertaannya yang pertama kali. Sebab, ia ingin mengukur kemampuannya, terlebih jika bersaing dengan peserta dari daerah lainnya. Meski baru saja menyabet Juara I Festival Dangdut Go Nasional tingkat Provinsi Babel 2009, tapi Niar masih tidak yakin mampu bersaing dengan seribu peserta audisi lainnya. Apalagi, ketika menjejakkan kaki di depan pintu audisi, Niar sempat bertemu dengan beberapa peserta yang sedang menunjukkan kemampuan vokalnya. Selain mahir memainkan alat musik gitar, para peserta yang ditemuinya pun suaranya bagus-bagus. Yang lebih membuatnya minder adalah penampilan para peserta yang terlihat modis dan trendi.

“Hari pertama itu sempat gak yakin juga bisa lolos. Tapi demi ibu dan keluarga di Bangka, Niar berupaya menampilkan kemampuan terbaik yang Niar punya,” beber mahasiswi semester IV jurusan Akuntansi Universitas Bangka Belitung (UBB).

Setelah dinyatakan lolos ke Gerbang KDI 6, harapan besar membuncah di angan buah hati pasangan Julaini dan Hozayah ini. Ia yakin apa yang tengah ditempuhnya ini adalah jalan untuk menjadi bintang dangdut masa depan. Untuk itu Niar akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Apalagi, kata dia, kesempatan seperti ini belum tentu akan datang dua kali. Oleh karenanya, di sisa waktu sebelum ia harus bergabung ke Jakarta untuk mengikuti Gerbang KDI 6, dimanfaatkan untuk memantapkan teori-teori seputar musik khususnya dangdut.

Saat ini Niar sendiri sudah bergabung dalam Babel Record, yang memiliki tujuan menempatkan para pemusik lokal ini betul-betul ke arah yang lebih profesional di bidang musik. Dia sendiri langsung berada di bawah pengawasan Direktur Babel Record Andre Efendi, atau yang biasa disapa Bang Acil, yang begitu giat mengasah kemampuan vokal Niar. “Sejak Niar jadi juara festival dangdut di UBB, langsung direkrut Babel Record. Dibimbing langsung oleh bang Acil, Niar dilatih vokal, koreografi, dan juga sisi entertainmentnya. Jadi, jeda waktu sebelum berangkat ini, ya digunakan untuk latihan,” katanya. (iwan setiawan)

foto : isra triansyah

Umrah Bareng Tidak Mengganggu

PALEMBANG (SINDO) – Kosongnya kursi camat selama delapan hari untuk berangkat umrah bareng, dipastikan tidak akan mengganggu pelayanan publik di kecamatan.

Kepergian umrah puluhan pejabat terkait, termasuk di antaranya 16 camat dan 10 lurah di Palembang, adalah sebagai reward atas raihan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2008 lalu. “Saya yakin tidak ada masalah kok. Sebab untuk urusan administrasi sehari-hari sesuai peraturan akan dilimpahkan sementara kepada Sekretaris Camat (Sekcam). Sedangkan untuk permasalahan yang prinsip, akan dilaporkan kepada Sekda langsung untuk diambil keputusannya,” tutur Camat Kertapati A Zaini Rivai, kepada SINDO kemarin.

Sementara itu Sekcam Kertapati Romli Hofiah menegaskan, dirinya siap mengisi kekosongan jabatan camat sementara waktu. Meski wewenang dan tanggung jawab antara camat dan sekcam berbeda. Namun, pada beberapa kesempatan camat berhalangan menjalankan tugasnya, maka dirinya selaku sekcam harus menggantikan posisi yang ditinggalkan camat. “Kalau urusan administrasi seperti pengurusan KTP dan perizinan yang kecil-kecil akan langsung kami tangani. Kalau sesuai prosedur maka tidak masalah,” katanya. (iwan setiawan)

20 Maret 2009

Ingin Memasyarakatkan Dangdut

MENGENAL FINALIS KDI 6 AUDISI PALEMBANG (2)

Satu lagi finalis KDI 6 Audisi Palembang yang berhak mengikuti Gerbang KDI 6 di Jakarta. Fitri Mulyeni, 23, dara asal Padang, Sumatera Barat yang mendapat keberuntungan itu.


Finalis KDI 6 Audisi Palembang Fitri Mulyeni saat berpose bersama ibunda tercinta.

Image musik dangdut yang hanya bisa dinikmati kaum menengah ke bawah, kini mulai bergeser. Masyarakat pun tidak lagi malu ketika mendengarkan atau mendendangkan lagu yang memiliki cengkok khas ini. Tak hanya itu, bahkan tidak sedikit penggemar dangdut yang memiliki strata pendidikan tinggi. Salah seorang diantaranya adalah Fitri Mulyeni yang baru saja memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Andalas pada Desember 2008 lalu.

Perhatian besarnya untuk berkiprah di jalur dangdut inilah, yang mengantarkan warga Jalan Jambu, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kota Padang, Sumatera Barat, ini ikut ajang KDI 6 Audisi Palembang. Berkat tekat bulatnya, kini Yenni memiliki kesempatan untuk menjadi salah seorang bintang dangdut masa depan Indonesia, setelah dinyatakan lolos ke Gerbang KDI 6 mewakili audisi Palembang.

Yenni menceritakan, lolos ke Gerbang KDI bukan pertama kali dirasakannya. Pada gelaran tahun lalu, ia juga masuk diantara delapan peserta audisi KDI 5 di Medan, yang otomatis berhak ke babak Gerbang KDI. Namun, waktu itu dewi fortuna belum berpihak kepada Yenny, sehingga ia pun tidak mampu menembus babak kontes. Tapi, kondisi itu tidak mematahkan semangat buah hati Muslim Sutan Bagindo dan Fatmawati ini. Gadis kelahiran Bukit Tinggi 6 April 1985, itu lantas mengikuti audisi KDI 6 Medan. Namun, lagi-lagi aral melintang. Waktu itu kondisi kesehatan Yenny tidak mendukungnya untuk melanjutkan audisi, sehingga secara terpaksa ia harus mengundurkan diri dari audisi. Demi mengatasi rasa penasarannya, Yenny pun membujuk orang tuanya agar mengizinkan dia mengikuti audisi hingga ke Kota Pempek. “Waktu audisi di Medan suara Yenny gak keluar. Badan Yenny panas karena kena demam. Jadi, ya mendingan mundur dan istirahat. Tapi tetap penasaran, makanya Yenny coba ikut audisi di Palembang,” tuturnya.

Usaha Yenny pun tidak sia-sia. Dengan kualitas vokal dan penampilan yang dimilikinya, juri pun tanpa ragu memberikan satu tiket Gerbang KDI 6 kepadanya. Begitu dinyatakan lolos kembali ke Gerbang KDI, optimisme Yenni pun muncul kembali. “Pengalaman pada Gerbang KDI 5 lalu sangat berharga bagi Yenny. Berbagai kekurangan saat itu seperti pernafasan dan intonasi sudah Yenny perbaiki sekarang. Bahkan Yenny ikut les vokal biar persiapan masuk KDI 6 lebih mantap,” kata gadis yang bercita-cita menjadi notaris ini.

Anak tunggal dalam keluarganya ini mengaku sudah suka menyanyi dan tampil di depan teman-temannya sejak masih duduk di bangku TK. Namun baru ketika duduk di bangku SMA, izin untuk tampil di depan umum diperoleh Yenny dari kedua orang tuanya. Seingat dia, sejak kecil dirinya menyukai dan selalu membawakan lagu-lagu pop pada setiap penampilannya. Namun, ketika pertama melihat para peserta KDI tampil di televisi, Yenny mulai terpengaruh dan banting setir mempelajari musik dangdut. “Gak tau kenapa pas ngeliat kontestan KDI ada perasaan ingin jadi bagian dari mereka. Tampil di atas panggung, menghibur masyarakat, dengan membawakan lagu dangdut tapi tetap terlihat elegan,” bebernya.

Bahkan, modal untuk bisa bersaing di pentas kompetisi dangdut paling meriah di tanah air itu, Yenni pun telah memiliki segudang persiapan. Selain suara yang merdu dan didukung wajahnya yang cantik, sederet prestasi membanggakan juga pernah ditorehkannya, diantaranya Juara I Lomba Menyanyi Dangdut Radio Pro Dangdut 2007, dan Juara I Festival Lagu Pop RAPI 2007. (iwan s/bersambung)

foto : iwan setiawan

19 Maret 2009

Kantor Pos Perketat Pembayaran

Untuk lebih menertibkan pelaksanaan penyaluran BLT 2009, PT Pos Indonesia cabang Palembang menerapkan pola baru. PT Pos kini menerbitkan resi (bukti tanda terima) untuk menghindari adanya warga yang tidak terdaftar dalam program ini.

Kepala Cabang PT Pos Indonesia Palembang Gustap Marpaung mengatakan, resi seukuran KTP dari kertas folio tersebut dipakai sebagai kartu pengganti atau kartu identitas masyarakat tidak mampu penerima BLT. Menurut Gustap, resi tersebut akan dibagikan pihak kelurahan kepada masyarakat penerima sehingga nantinya warga dapat mengambil BLT dengan resi tersebut. “Jadi, warga datang dan langsung menunjukkan resi kepada petugas. Nah, petugas akan mencocokkan dengan daftar nama yang dikirimkan dari pusat,” ujarnya kemarin.

Pada resi tersebut tertulis Kupon Pengawasan BLT 2009. Untuk tahap pembayaran pertama, kupon itu bernilai Rp 200.000. Di dalamnya juga terdapat nomor urut penerima BLT yang diterbitkan pusat (KIP), nama penerima, alamat, dan cap berdasarkan tanggal pencairan dana. “Pencetakan dan distribusi resi ini tidak sekaligus, tetapi dilakukan bertahap sesuai kecamatan mana yang akan dicairkan BLT-nya,” tuturnya.

Sementara itu, untuk operasional pembayaran BLT di kantor lurah, PT Pos Indonesia akan menurunkan masing-masing tiga petugas. Dua petugas akan bertindak sebagai verifikator untuk mengecek keabsahan resi dan KTP yang dibawa masyarakat. Sementara, seorang petugas lainnya melakukan pembayaran uang sebesar Rp 200.000, yaitu dana BLT untuk Januari dan Februari 2009. "Nantinya petugas akan mencocokkan daftar by name and by addres yang dikirimkan pusat. Kalau cocok ya langsung dibayarkan,” tukasnya.

Koordinator Humas Penyaluran BLT Kantor Pos Palembang M Wedha Pratama menerangkan, PT Pos Indonesia cabang Palembang telah menerima dropping dana sebesar Rp 19.814.000.000 dari pusat. Jumlah itu akan dibagikan kepada 99.074 rumah tangga sasaran (RTS) di Palembang yang melakukan realisasi pencairan BLT pada 2008 lalu. “Kami lakukan pencairan dana di kelurahan dan kecamatan sesuai jadwal yang telah dibuat. Namun, kalau ada masyarakat yang belum sempat mengambil haknya sesuai jadwal, uang tersebut tidak hangus. Mereka bisa mengambil sewaktu-waktu di kantor pos dengan menunjukkan bukti penerima BLT,” tandasnya. (iwan setiawan)

Warga Tuntut KTP Gratis

PALEMBANG (SINDO) – Keputusan Pemerintah Kota dan DPRD Kota Palembang membatalkan rencana pembebasan biaya pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) menuai protes warga.

Kemarin, puluhan warga yang tergabung dalam Serikat Rakyat Miskin Palembang (SRMP) sekitar pukul 10.00 WIB mendatangi Kantor Camat SU I. Dalam aksi unjuk rasa tersebut, mereka menuntut agar pengurusan KTP dan kartu keluarga (KK) dibebaskan dari segala biaya. Selain itu, SRMP juga mempersoalkan pungutan liar yang dilakukan oknum RT, kelurahan, dan kecamatan dalam proses pengurusan dokumen administrasi warga tersebut.

Ketua SRMP Eka Subakti menegaskan, aksi kemarin merupakan rangkaian sejumlah protes warga atas keputusan yang diambil dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Palembang, Jumat (27/2). Rapat tersebut memutuskan pembatalan pemberlakuan pembebasan biaya retribusi pembuatan KTP dan KK untuk warga Kota Palembang. “Warga tidak akan berhenti menyuarakan aspirasi mereka sebelum pemerintah mengambil kebijakan yang prorakyat,” ujarnya kepada SINDO di sela-sela aksi.

Eka mengungkapkan, sampai saat ini masih ada oknum RT dan pegawai di kelurahan serta kecamatan yang terlibat pungutan liar (pungli) dalam hal pengurusan KTP dan KK. Modusnya, para pengurus RT tidak bersedia memberikan surat pengantar bagi warga yang hendak mengurus KTP. Para pengurus RT baru mengeluarkan surat pengantar jika warga memberikan sejumlah uang, dengan alasan sebagai pengganti kertas. Atas kondisi ini, Eka menilai di tingkatan RT paling rawan pungli.

Adanya aksi unjuk rasa menyoal pelayanan KTP dan KK membuat Wali Kota Palembang H Eddy Santana Putra terkejut. Menurut Eddy, selama ini Pemkot Palembang sudah berupaya maksimal memberikan pelayanan terbaik kepada warganya. Namun, dengan berbagai pertimbangan, untuk saat ini pemberlakuan KTP dan KK gratis belum dapat dilakukan. “Pembuatan KTP dan KK itu kan butuh biaya penggantian blangko, lagi pula biaya retribusinya kan sudah kami turunkan,” katanya.

Mengenai adanya hambatan dari pengurus RT ketika warga hendak mengurus KTP dan KK, Wali Kota menegaskan, agar RT yang bersangkutan dievaluasi, bila perlu dilaporkan ke pihak kelurahan dan kecamatan. (iwan setiawan)

Dari Kecil Akrab dengan Dangdut

MENGENAL FINALIS KDI 6 AUDISI PALEMBANG (1)

Menjadi pedangdut profesional merupakan impian Merry Mahdayana, 21, satu dari lima Finalis KDI 6 Palembang. Berbagai kiat jitu pun dipersiapkan dara cantik ini.


Merry Mahdayana, finalis KDI 6 Palembang, saat menerima kepingan CD bertuliskan lolos dari panitia audisi.


Juara pada festival menyanyi baik di tingkat kampus, kabupaten, bahkan provinsi Bengkulu sangat lekat dengan nama Merry. Juara umum Festival Dangdut Dies Natalis Universitas Hazairin 2005, Bintang Radio Tingkat Provinsi Bengkulu 2005, dan Juara I Festival Dangdut tingkat Provinsi Bengkulu 2006, adalah sedikit dari deretan prestasi gadis manis yang lahir di Curup, Bengkulu, 3 Januari 1988.

Seolah tidak puas dengan prestasinya itu, kini Merry menjajal kemampuannya di ajang Kontes Dangdut TPI (KDI) 6. Setidaknya, dari ajang ini, saat ini Merry bisa tersenyum kecil. Sebab, gerbang meraih impian besarnya kini semakin terbuka lebar. Setelah mengikuti audisi KDI 6 Palembang, buah hati Hamdan Effendi dan Mardalena, ini akhirnya berhasil memesona para juri dengan kualitas vokalnya. Dari ribuan peserta, Merry masuk lima besar yang berhak berangkat ke Jakarta dan mengikuti Gerbang KDI 6.

Menyukai musik dangdut, diakui anak pertama dari tiga bersaudara ini, sudah dirasakannya sejak masih kecil. Apalagi, di rumahnya yang terletak di Jalan Iskandar IX, No 53, RT 8, Kelurahan Tengah Padang, Bengkulu, saban hari orang tuanya khususnya sang bapak kerap memutar kaset dangdut di rumah. “Ketika saya masih kecil bapak sering masang kaset Rhoma Irama. Mungkin karena sering dengar dangdut sejak kecil jadi suka aja,” aku penggemar Rhoma Irama dan Rita Sugiarto ini.

Merry menceritakan, sebenarnya ia telah mengikuti audisi KDI sejak 2007 lalu. Akan tetapi, pada audisi KDI 5 lalu, ia hanya bisa lolos hingga babak 40 besar dan audisi kala itu dilaksanakan di Bengkulu. Karena rasa penasarannya, ketika audisi KDI 6 Palembang dibuka, ia pun bergegas mendaftarkan diri. Kendati audisi itu harus membuatnya menempuh jarak ratusan kilometer dari rumahnya, namun kondisi itu tidak serta merta mematahkan semangatnya. Apalagi jarak Bengkulu–Palembang jika ditempuh melalui jalur darat, bisa menghabiskan waktu hingga 15 jam perjalanan. “Capek sih capek kak. Tapi karena sudah niat, jadi gak terlalu kerasa capeknya,” ujarnya yang mengaku datang ke Palembang dengan menumpang mobil travel.

Mahasiswi semester II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu ini mengaku telah mengajukan izin untuk mengikuti audisi KDI 6 di Palembang, baik kepada dosen maupun dekan sejak jauh-jauh hari. Bahkan, jika pun nanti ia bisa lolos dari Gerbang KDI 6, Merry mengaku rela meninggalkan sementara aktivitas kuliahnya dan memilih fokus di KDI. Sebab, menurut anak pertama dari tiga bersaudara ini, kesempatan masuk di kampus KDI, belum tentu datang dua kali. “Kalau kuliah kan bisa diteruskan setelah kelar KDI, atau kalau memang perlu dipindahin aja kuliahnya ke Jakarta. Sementara ini Merry fokus dulu di KDI kak,” katanya seraya mengaku setelah namanya diumumkan sebagai peserta pertama yang lolos ke Jakarta untuk mengikuti babak Gerbang KDI dari audisi Palembang, perasaan bahagia bercampur haru seketika menyeruak di benak dara cantik ini.

Namun, dia sangat sadar, perjalanannya menuju puncak karier tidak cukup sampai di situ. Ke depan, dia mengaku dirinya dan keluarganya harus menyusun strategi jitu dan merencanakan bertemu Bupati Bengkulu Utara dan Wali Kota Bengkulu, serta Gubernur Bengkulu guna meminta doa restu dan dukungan. (iwan s/bersambung)

foto : isra triansyah

15 Maret 2009

Pedangdut Palembang Punya Keunikan

Ribuan Kawula Muda Ikut Audisi KDI 6


Ribuan peserta Audisi KDI 6 TPI mengantri di depan pintu masuk PTC untuk mendaftar ulang dan langsung audisi di depan juri. Nampak salah satu peserta rela membawa gitar untuk menunjukkan kebolehannya di hadapan dewan juri.

PALEMBANG (SINDO) – Executive Producer TPI Tony Tanuwijaya mengatakan, bibit-bibit pedangdut di Palembang punya keunikan.

Selain itu, pedangdut dari Palembang memiliki bakat tersendiri yang tidak dimiliki peserta daerah lain. Karena itu, dalam setiap gelaran KDI, Palembang selalu mendapat perhatian lebih dari panitia dan juri. “Peserta yang audisi di Palembang ini sangat kental dengan cengkok Melayu. Ini yang membedakan dengan daerah lain. Dalam setiap perhelatan KDI, peserta asal Palembang pasti punya kelebihan yang menonjol,” ujarnya di sela-sela berlangsungnya Audisi Kontes Dangdut TPI (KDI) 6 di Palembang Trade Centre (PTC) Mal kemarin.

Menurut Tony, dari sekian banyak peserta audisi yang mendaftarkan diri, hanya akan dipilih lima orang untuk mewakili Palembang dalam Gerbang KDI 6 di Jakarta. Jika terus bertahan, bahkan meningkatkan kualitas yang dimiliki peserta yang lolos ke Jakarta, kemungkinan besar mereka akan mampu berbuat banyak di KDI 6. "Memang peserta dari Palembang belum pernah meraih posisi pertama di KDI. Namun, kita semua tahu kualitas jebolan KDI asal audisi Palembang, seperti Kiki KDI dan Wulan KDI. Mereka tetap eksis karena bakat mereka semakin diasah di KDI,” katanya.

Sementara itu, Audisi Kontes Dangdut TPI (KDI) 6 di Palembang Trade Centre (PTC) Mal kemarin dipadati kawula muda yang ingin mengadu keberuntungannya menjadi bintang dangdut muda masa depan. Dari 1.065 peserta yang mengikuti audisi, terpilih 38 peserta yang lolos ke babak berikutnya.

Pantauan SINDO, meski audisi baru dimulai pukul 09.00 WIB, para peserta telah berkumpul di halaman mal yang berada di Jalan R Soekamto, No 8, itu sejak pukul 07.00 WIB. Setelah panitia membuka meja registrasi, ratusan peserta audisi menyerbu meja pendaftaran untuk mendapatkan nomor urut. Selanjutnya, satu per satu peserta dipanggil menuju meja tujuh juri di Atrium PTC Mal untuk unjuk kemampuan vokal dan penampilan.

Dari sekian banyak peserta, terdapat beberapa yang tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya di hadapan para juri. Alasan mereka pun beragam, mulai gugup hingga tidak konsentrasi karena harus menunjukkan kemampuan di tempat ramai. Bahkan, ada peserta asal Prabumulih yang hanya diam saja ketika berada di depan juri. “Gugup nian kak tampil di depan uong rame cak ini. Padahal udem siap-siap sebelumnya,” tukas Tika yang tak mampu menyembunyikan kekecewaannya.

Kondisi berbeda ditunjukkan masing-masing peserta audisi. Selain mewajibkan peserta unjuk kemampuan vokal, para juri juga meminta peserta untuk pamer kemampuan lain, seperti goyang dan akting. Namun, permintaan para juri tidak sepenuhnya dilakukan dengan baik karena sebagian besar peserta masih malu-malu menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Promo Event TPI Lismayanti menerangkan, dari 1.065 peserta yang mengikuti audisi kemarin, ada pula dari daerah di luar Sumsel. Mereka ada yang datang dari Bangka Belitung, Jambi, bahkan Riau. “Animo peserta sangat tinggi. Bahkan, ketika pendaftaran kami tutup sekitar pukul 12.00 WIB tadi (kemarin), masih ada peserta yang mendaftarkan diri,” tuturnya.

Lisma menerangkan, setelah melalui babak praaudisi, panitia mengumumkan 38 peserta yang berhak lolos ke babak selanjutnya, yaitu audisi yang akan berlangsung Minggu (15/6). Jika sebelumnya diberitakan babak praaudisi akan menyaring peserta menjadi 40 orang, hal itu menurut Lisma bukan suatu masalah besar. “Pengumuman ini kan berdasarkan penilaian para juri. Jadi jika hasilnya tidak sesuai target berarti yang memenuhi standar juri ya sejumlah itu,” tandasnya.

Lisma mengatakan, para peserta yang dinyatakan lolos diminta datang pada Minggu (15/3) di PTC Mal pukul 09.00 WIB. (iwan setiawan)

foto : isra triansyah

14 Maret 2009

Tiga Rumah Rusak Diterjang Angin



Salah seorang korban, Kamila berada di depan rumahnya yang ambruk akibat dihantam angin kencang, kemarin. Dalam kejadian ini, sedikitnya tiga rumah rusak setelah diterjang angin kencang disertai hujan deras.
Rata Penuh
PALEMBANG (SINDO) – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Palembang, Rabu (11/3) malam, menyebabkan tiga rumah warga di Jalan Bukit Permai, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Bukit Kecil, mengalami kerusakan.

Dari pantauan SINDO, sedikitnya ada tiga rumah milik warga di RT 6/6 yang mengalami kerusakan akibat diterjang angin kencang. Dari 3 rumah tersebut, 2 di antaranya hanya mengalami kerusakan ringan, seperti atap dan dinding yang terlepas. Sementara, satu rumah warga mengalami kerusakan parah.

Rumah warga yang mengalami kerusakan parah adalah milik Karmila di Jalan Bukit Permai No 17, RT 6/6, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Bukit Kecil. Rumah panggung dengan sistem knockdown miliknya itu miring dan nyaris roboh akibat terjangan angin. Kini dia dan dua anaknya terpaksa mengungsi ke rumah orangtuanya di sebelah rumahnya yang roboh. Karmila menceritakan, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu malam lalu sekitar pukul 20.00 WIB. Ketika itu, hujan yang mengguyur Palembang memang sangat deras. Seperti biasa, dia dan dua buah hatinya menonton televisi di ruang tengah bersama kakek anak-anaknya itu. Tak berapa lama, suasana berubah senyap dan hujan pun berhenti. Namun, tiba-tiba saja, sesuatu yang aneh dirasakan Karmila. Dia merasakan rumahnya terangkat dari fondasi, lalu terjatuh kembali. “Gara-gara angin deras itu, pintu rumah yang dem dikunci tebuka. Baru nak jingok keluar terus teraso rumah terangkat terus campak lagi. Tapi pas campak lagi itu kondisi rumah idak balik cak semula, laju miring,” tuturnya kemarin.

Merasa ada yang tidak beres, Karmila pun berusaha keluar rumah dengan membawa serta Nadia Lintang, anaknya berusia 3 bulan, dan Dika Wildiansyah, 3. Sementara, ayahnya berupaya menyelamatkan perabotan rumah yang bisa diangkat. “Walaupun rumah rusak, yo masih bersyukur idak katik yang luko serius,” katanya.

Menurut Karmila, posisi awal rumahnya sebelum miring seperti sekarang berada sekitar 3 meter dari rumah orangtuanya. Sedangkan ketinggian dari atas air rawa di bawah rumah sekitar 2 meter. Namun, setelah diterjang angin, saat ini bagian belakang rumah sudah tenggelam di air sekitar 0,5 meter. “Idak tau jugo cak mano urusannyo agek. Mano laki aku belum balek begawe di Sekayu. Kalu biso minta bantuan dari pemerintah kareno untuk renovasi belum ado biaya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT 6 Akmal Jambatan menyatakan telah melaporkan peristiwa yang dialami warganya itu kepada pihak kecamatan. Namun, karena korban sudah ada tempat tinggal sementara, tidak ada masalah dalam hal penampungan dalam waktu dekat ini. “Korban sementara waktu tinggal di rumah orangtuanya. Namun, akan diusahakan meminta bantuan kepada pemerintah kota untuk memperbaiki rumah yang terkena bencana itu,” katanya. (iwan setiawan)

foto : mushaful imam

Bintang KDI Keliling Palembang

Rahman KDI memberikan brosur audisi KDI 6 kepada masyarakat yang berada di PTC, Jumat (14/3). Kiki KDI dan Rahman KDI menyapa pengguna jalan dan warga dari atas kendaraan terbuka yang pawai berkeliling Kota Palembang. Pawai artis KDI ini dilakukan dalam rangkaian audisi KDI 6 di Palembang.

PALEMBANG
(SINDO) – Menyemarakkan perhelatan audisi Kontes Dangdut TPI (KDI) 6 di Palembang, dua bintang KDI, yakni Kiki KDI 2 dan Rahman KDI 4, Jumat (13/3), pawai keliling kota.

Memulai perjalanan dari depan Grha Pena Km 7 pukul 15.00 WIB, rombongan pawai mengikuti dua bintang KDI yang naik kendaraan terbuka dan melintasi sejumlah jalan protokol Palembang. Tak cuma menyapa para pengguna jalan, mereka juga membagikan brosur dan formulir pendaftaran audisi pada warga. Kehadiran bintang muda dangdut yang wajahnya telah sangat akrab di televisi ini sontak menyita perhatian warga. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang mengabadikan momen ini menggunakan kamera yang ada pada handphone mereka. “Adek-adek, kakak-kakak, ayuk-ayuk sekalian. Payo jangan lupo melok audisi KDI di PTC besok (hari ini). Wujudke impian kito sebagai bintang dangdut masa depan,” ujar Kiki bersemangat kepada warga yang berada di sepanjang jalan.

Setelah sempat singgah beberapa saat di Palembang Trade Centre (PTC), rombongan melanjutkan perjalanan menuju Internasional Plaza. Pawai ini sendiri berakhir di Palembang Square sekitar pukul 17.00 WIB. Meski cuaca Kota Palembang sangat panas, tidak mengurangi semangat kedua bintang KDI itu untuk menyosialisasikan Audisi KDI 6 yang akan berlangsung 14–16 Maret 2009 di PTC, Jalan R Soekamto No 8A, Palembang.

Bahkan, Kiki dan Rahman bergantian menyapa pengguna jalan dan warga yang berada di pinggir jalan dari atas kendaraan. Sesekali mereka melambaikan tangan dan melempar senyum kepada warga yang memanggil nama keduanya. “Biar panas-panas kayak gini tapi enjoy kak. Kan biar semua warga yang belum tahu menjadi tahu kalau Palembang ada audisi KDI lagi,” kata Rahman.

Public Relations TPI Viny Felasiani mengatakan, pawai ini ditujukan sebagai pengumuman kepada masyarakat bahwa audisi KDI 6 di Palembang segera digelar. Selain itu, dalam pawai kemarin juga diumumkan kepada masyarakat yang ingin mengikuti audisi masih diberi kesempatan mendaftarkan diri langsung di tempat audisi pada hari pertama. “Overall, kami juga ingin lebih mendekatkan artis KDI dengan masyarakat. Kalau selama ini cuma bisa dilihat di televisi, maka dengan pawai ini kami ingin masyarakat melihat langsung sosok idola mereka,” ujarnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Warga Gandus Keluhkan Kesempatan Kerja


Anggota DPRD Kota Palembang dapil V mengadakan pertemuan dengan konstituennya di Kecamatan Gandus. Berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat terungkap dalam pertemuan itu untuk dibahas dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Palembang.

PALEMBANG (SINDO) – Warga Kecamatan Gandus mengeluhkan minimnya kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal oleh perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.

Ketua RW 04, Kelurahan Karang Anyar, Fauzi mengungkapkan keluhan warganya tersebut pada saat kunjungan anggota DPRD Kota Palembang daerah pemilihan (dapil) V di Kecamatan Gandus, Jumat (12/3). Menurut Fauzi, dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak investor yang membangun perusahaan dan beroperasi di Kecamatan Gandus. Namun, hingga kini warga sekitar perusahaan masih dipandang sebelah mata. Perusahaan-perusahaan, baik lokal maupun asing, masih lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari luar daerah Sumsel. Kondisi itu sangat bertolak belakang dengan program pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran di Palembang. “Tingkat pengangguran di Gandus ini sangat tinggi. Meski banyak perusahaan yang buka, tidak berpengaruh banyak terhadap pengurangan pengangguran. Sebab, setiap perusahaan yang buka mempekerjakan tenaga kerja dari luar Palembang,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, pimpinan rombongan dapil V DPRD Kota Palembang Sunnah NBU mengatakan, Pemkot Palembang sebenarnya sudah proaktif untuk mengurangi jumlah pengangguran di Palembang. Hal itu ditunjukkan dengan adanya kewajiban bagi para investor membuat kesepakatan untuk mengutamakan tenaga kerja dari sekitar tempat operasional perusahaan tersebut. “Bahkan, dalam kesepakatan itu, salah satunya telah diatur mengenai masyarakat dalam radius tertentu dari perusahaan yang harus diberdayakan,” katanya.

Sunnah meminta masyarakat juga menyikapi kondisi ini secara proporsional. Sebab, perusahaan memiliki pertimbangan sendiri mengenai siapa saja yang cocok dengan visi-misi perusahaan dan dapat bekerja sama membesarkan perusahaan tersebut. “Kalau untuk tenaga kerja kasar yang tidak butuh dasar pendidikan tertentu, ya kami akan upayakan pertanyakan kepada perusahaan. Tapi kalau untuk tenaga yang memerlukan kemampuan tertentu dan masyarakat tidak memenuhi persyaratan, ya tolong jangan dipaksakan kehendaknya,” ujarnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

13 Maret 2009

Audisi KDI 6 Palembang Digelar

(Dari kanan ke kiri) Promotion Media Section Head TPI Ridwan Usman, Kiki (KDI 2), Rahman (KDI 4), dan Public Relations TPI Viny Felasiani saat menggelar jumpa pers Audisi KDI 6 di Palembang kemarin. Audisi KDI 6 akan dimulai pada Sabtu (14/3).

PALEMBANG
(SINDO) – Dangdut Mania bersiap-siaplah! Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) akan menggelar Audisi KDI 6 di Palembang, Sabtu 14 Maret 2009.

Setelah melaksanakan audisi Kontes Dangdut TPI (KDI) di lima kota yaitu Bandung, Makassar, Medan, Banjarmasin, dan Surabaya. Gerbong audisi KDI 6 pun tiba di Bumi Sriwijaya. Audisi untuk meraih tiket masuk ajang pencarian pedangdut muda berbakat ini akan berlangsung di Palembang Trade Centre (PTC) Jalan R Soekamto, 14–16 Maret 2009.

Promotion Media Section Head TPI, Ridwan Usman mengungkapkan, penilaian juri untuk audisi kali ini cukup berbeda dibandingkan audisi sebelumnya. Sebab pada audisi kali ini diadakan di tengah keramaian. Tujuannya untuk menguji kelayakan peserta tampil di depan umum. Dalam audisi KDI 6 ini, terang Ridwan, para peserta harus melalui empat babak, yakni praaudisi, audisi, uji manggung, dan audisi final.

Ridwan menjelaskan, pada tahap pertama yaitu praaudisi. Peserta akan disaring dari ribuan pendaftar menjadi ratusan peserta. Selanjutnya, para peserta yang dinyatakan lolos akan maju ke tahap audisi. Pada tahap tersebut juri yang berjumlah tujuh orang akan memilih 40 peserta. Kemudian peserta yang bertahan tersebut akan disaring kembali dan hanya menyisakan 10-15 orang. “Mereka inilah yang nanti akan tampil di atas panggung dalam babak uji manggung. Tidak hanya sendiri, mereka juga akan kita duetkan dengan bintang tamu maupun bintang KDI yang hadir nantinya,” ujarnya saat jumpa pers Audisi KDI 6 di Hotel Sandjaja, kemarin.

Menurut Ridwan, pada babak uji manggung nanti, bintang tamu yang akan hadir di audisi Palembang adalah pedangdut senior Erie Suzan, Ridho Rhoma, serta Wulan KDI. Setelah melewati tahapan uji manggung, para peserta akan menjalani sesi wawancara sebagai tahapan seleksi terakhir sebelum akhirnya terpilih sebagai lima terbaik wakil Palembang yang akan berangkat ke Jakarta mengikuti Gerbang KDI 6.

Pada jumpa pers kemarin, Ridwan didampingi Public Relations TPI Viny Felasiani, serta dua bintang KDI, yakni Kiki KDI dan Rahman KDI. Dikatakan Ridwan, selain penampilan di depan umum, peserta akan diuji teknik menyanyi dengan ketentuan lagu-lagu oleh juri. Selain itu juri juga akan menguji perbendaharaan lagu-lagu yang dikuasai peserta. Maka, penting bagi peserta untuk memperkaya perbendaharaan lagu-lagunya.

Public Relations TPI Viny Felasiani menambahkan, peserta audisi Palembang dapat mengambil formulir pendaftaran di Radio Dangdut TPI (Palembang), Radio Sriwijaya (Palembang), Radio Chandra Buana (Palembang), dan Radio Dangdut TPI (Muba). Selain itu formulir juga bisa didapatkan di Harian Seputar Indonesia dan Harian Sriwijaya Post serta website TPI di alamat www.tpi.tv dan website KDI www.kdi.tpi.tv. Bahkan bagi peserta yang belum sempat mendaftarkan dirinya di tempat-tempat yang telah ditunjuk, bisa langsung mendaftarkan diri di lokasi pada hari pertama audisi yaitu Sabtu, 14 Maret 2009. “Bagi yang belum sempat daftar atau datang dari jauh bisa langsung daftar di PTC. Kru kita sudah standby dari jam 07.00 WIB. Sedangkan audisi dijadwalkan mulai pada pukul 08.00 WIB,” tuturnya.

Sementara itu jebolan KDI 2 asal audisi Palembang, Kiki KDI memberikan tips bagi para peserta yang akan mengikuti audisi besok. Menurut Kiki, peserta harus menyiapkan mental dan percaya diri yang tinggi. Selain itu Kiki mengingatkan peserta agar menonjolkan karakter suara yang dimiliki dan jangan meniru penyanyi asli pembawa lagu tersebut. “Banyak berdoa, makan dan minum yang cukup. Kenakan kostum yang nyaman, jangan terlalu ribet, yang penting rapi. Sebab penilaian terhadap penampilan hanya sebagian kecil saja,” kata penyanyi pemilik nama Rizky Amelia ini. (iwan setiawan)

foto : isra triansyah

90% Perusahaan Sudah Jalankan K3

PALEMBANG (SINDO) – Sebagian besar perusahaan di Palembang sudah menjalankan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Kota Palembang, Aidin, pada kesempatan bakti sosial sunatan massal dalam rangka Bulan Bakti K3 Kota Palembang tahun 2009, di aula Kecamatan Gandus, kemarin. Berdasarkan laporan dari perusahaan angka kecelakaan kerja di Palembang semakin sedikit. Hal itu membuktikan sosialisasi pemerintah mengenai K3 yang dilakukan dengan cara mendatangi perusahaan atau mengumpulkan pimpinan perusahaan, berjalan dengan baik.

Sementara itu Kabid Hubungan Industrial Disnaker Kota Palembang Supuad mengatakan, pelaksanaan K3 sangat penting artinya bagi operasional perusahaan. Sebab dengan lengkapnya alat-alat penunjang K3 di perusahaan membuat pekerja lebih aman dan nyaman dalam bekerja. Sehingga produktivitas perusahaan bisa lebih ditingkatkan. (iwan setiawan)

12 Maret 2009

Gedung Eks Pos Timbangan Terbengkalai


Kondisi gedung milik Dishub Kota Palembang yang tidak lagi digunakan, hingga gedung eks kantor Cabang Pembantu Pengujian Kendaraan Bermotor ini tak terawat dan akhirnya terbengkalai. Debu tebal nampak menempel di lantai dan dinding serta kaca yang beberapa di antaranya telah pecah.

PALEMBANG (SINDO) – Aset milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang berupa gedung di Jalan Ki Merogan KM 7, Kecamatan Kertapati, terbengkalai.

Dari pantauan SINDO, gedung yang sebelumnya merupakan kantor Cabang Pembantu Pengujian Kendaraan Bermotor tersebut, kini dalam kondisi kotor karena tak terawat. Debu tebal nampak menempel di lantai dan dinding serta kaca yang beberapa di antaranya telah pecah. Tak hanya itu, papan nama penunjuk kantor pun dipenuhi karat, dan beberapa bagian kantor yang sebelumnya berfungsi sebagai pos timbangan tidak lagi beroperasi dengan baik. Bahkan, selain digunakan sebagai tempat parkir kendaraan, kantor tersebut tidak jarang dijadikan tempat berteduh para anak jalanan maupun gelandangan.

Ketua Komisi I DPRD Kota Palembang Jonny Yulianto mengungkapkan, kalangan Dewan sangat menyayangkan terbengkalainya aset milik Pemkot Palembang tersebut. Sebab, bagaimanapun dana yang digunakan untuk membangun gedung dan fasilitas umum, berasal dari uang rakyat yang dikumpulkan melalui pajak dan retribusi.

Dihubungi terpisah, Kepala Dishub Kota Palembang Edi Nursalam mengakui, tidak terawatnya gedung yang berfungsi sebagai pos timbangan tersebut. “Sudah kita ajukan (anggaran rehab gedung yang terbengkalai). Rencananya akan kita fungsikan kembali menjadi pos pengendalian teknis,” katanya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Angkutan Ngetem di Pinggir Jalan


Sejumlah mobil angkutan menunggu penumpang di pinggir Jalan Kapten Abdullah kemarin. Kondisi ini selain menyempitkan badan jalan, juga menambah kesan semrawut pada kawasan tersebut.

PALEMBANG (SINDO) – Belum dimilikinya terminal di Plaju membuat angkutan pinggiran yang beroperasi menumpuk di pinggir jalan menunggu penumpang.

Kondisi ini telah berlangsung lama. Berbagai upaya untuk lebih menertibkan kawasan Jalan Kapten Abdullah dari kendaraan angkutan umum dan pedagang kaki lima (PKL) telah sering dilakukan pemerintah. Namun, hingga kini upaya yang dilakukan belum maksimal. Meski berjajar rapi di pinggir jalan, karena menggunakan dua arah jalan, barisan itu membuat jalan menjadi sempit dan macet.

Seperti yang diungkapkan Saiful, 56, pengemudi angkutan pinggiran Plaju–Meritai. Menurut dia, menumpuknya kendaraan di pinggir jalan disebabkan tidak dimilikinya terminal. Selain itu, kesemrawutan disebabkan PKL yang berjualan hingga di pinggir jalan. Kondisi ini menyebabkan angkutan pinggiran yang menunggu penumpang pun semakin bergeser ke tengah jalan. “Tempat menunggu penumpang di sini tidak ada. Yang di dalam sudah penuh mobil (jurusan) Mariana. Jadi yang tidak kebagian, baris bae cak ini,” ujarnya kemarin.

Sementara itu, Camat Plaju Yunan Helmi mengatakan, pihaknya bersama petugas Dishub Kota Palembang sudah sering melakukan penertiban angkutan pinggiran di Jalan Kapten Abdullah. Namun, karena belum tersedianya lahan atau terminal untuk mereka parkir menunggu penumpang, pihaknya pun hanya mengimbau agar para pengemudi tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan lainnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

BUTUH PERBAIKAN


Sebuah truk melintas di atas Jembatan Musi II yang aspalnya sudah terkelupas hingga mengurangi kenyamanan para pengendara. Kondisi jembatan juga semakin mengkhawatirkan akibat kerusakan yang terjadi tidak kunjung diperbaiki.

publikasi : sindo sumsel; kamis 12 maret 2009; halaman 9

11 Maret 2009

Pecah Ban,Jembatan Keramasan Macet 2 Km

Sejumlah anak-anak nampak ikut membantu perbaikan kendaraan yang mengalami pecah ban persis di tengah Jembatan Keramasan, kemarin. Akibat kejadian ini, lalu lintas dua arah di atas jembatan macet hingga 2 km.

PALEMBANG
(SINDO) – Kendaraan yang mengalami pecah ban di tengah Jembatan Keramasan menyebabkan antrean panjang hingga mencapai 2 km. Kemacetan tidak dapat terhindari karena peristiwa tersebut terjadi saat jam sibuk.

Dari pantauan SINDO, kendaraan yang melintas di atas Jembatan Keramasan terhambat karena mobil yang mengalami pecah ban menutup satu ruas jalan sehingga kendaraan yang melaju dari dua arah pun harus melintas bergantian. Selain kendaraan pribadi yang terjebak kemacetan kemarin, truk ekspedisi dan bus AKAP juga mengalami nasib serupa. Ironisnya, tidak ada petugas kepolisian atau Dishub yang tiba di lokasi untuk mengatur arus lalu lintas. Hanya terlihat beberapa anak kecil yang sukarela mengatur buka-tutup arus jalan di dekat kendaraan yang pecah ban.

Peristiwa itu bermula sekitar pukul 15.00 WIB saat satu unit kendaraan Toyota Kijang BG 1367 DK melintas di Jembatan Keramasan dari arah Kertapati. Tanpa diketahui sebabnya, ketika tepat berada di tengah jembatan, ban kiri depan mobil tersebut meletus. “Tidak tahu persis saya kena apa ban itu, soalnya langsung meletus begitu saja,” ujar Andi, pengemudi mobil, ditemui seusai memasang ban serep kendaraannya.

Meskipun ban depan sudah diganti ban serep, kendaraan tetap tidak bisa dijalankan karena ban belakang kiri dalam keadaan kempis. Sekitar pukul 16.45 WIB, ban pengganti pun datang dan segera dipasang. Kemacetan pun kembali lancar sekitar pukul 17.00 WIB.

Amrullah, seorang pengemudi truk, menyatakan, kemacetan seperti ini sangat berbahaya. Pasalnya, titik temu kendaraan berada di atas jembatan. Apalagi kendaraan yang melintas itu kebanyakan kendaraan angkutan berat. Dia pun berharap realisasi pembangunan jembatan duplikasi segera selesai sehingga beban kendaraan bisa terbagi. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

09 Maret 2009

Bajaj Gelar Parade Motor Irit

Komunitas pemeilik motor Bajaj mengadakan touring keliling Kota Palembang dengan menggunakan 1 liter bensin per motor, kemarin.

PALEMBANG (SINDO) – Motor peraih penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam kategori motor paling irit di kelas motor sport dipamerkan di pelataran Palembang Trade Centre (PTC) kemarin. Motor fenomenal tersebut adalah Bajaj XCD 125 DTS-Si yang merupakan produksi Bajaj Auto.

Puluhan pengunjung mal terlihat antre untuk mendapatkan kesempatan menjajal motor yang memiliki performa mesin 125 cc itu. Bukan hanya tarikan mesin saja yang hendak ditunjukkan pabrikan motor India ini, melainkan juga konsumsi bahan bakarnya yang irit. “Krisis energi dunia telah menghadirkan tantangan baru bagi produsen untuk menghadirkan produk yang tetap memiliki performa mesin tinggi namun hemat bahan bakar. Untuk Bajaj XCD 125 DTS-Si ini secara rata-rata dari hasil uji coba mampu menempuh jarak 104 km dengan hanya 1 liter bensin,” ujar Marketing Promotion PT Bajaj Auto Indonesia, Budi Kurniawan.

Menurut Budi, motor yang diluncurkan pada Juni 2008 lalu ini menggunakan teknologi mutakhir yaitu Digital Twin Spark Swirl induction (DTS-Si). Teknologi tersebut ungkap Budi, mengutamakan keseimbangan antara tenaga yang dihasilkan dan efesiensi konsumsi bahan bakar. Sehingga pembakaran didalam mesin lebih cepat dengan gerakan pembakaran yang melingkar seperti gerakan turbulensi. Hal inilah yang membuat pembakaran menjadi sempurna dan efesiensi optimal dalam pemakaian bahan bakar. “Kegiatan ini kita selenggarakan agar masyarakat bisa mengetahui lebih dekat dan mencoba sendiri motor yang kita pasarkan. Karena kami memberi bukti bukan janji,” ucapnya berpromosi.

Budi menerangkan, dalam rangkaian promosi dan sosialisasi Bajaj XCD 125 DTS-Si, BAI menggelar roadshow ”Bajaj XCD 125-Extreme Mileage Challenge” di delapan kota di Sumatera. Setelah sukses di Lampung, Batam, Kisaran, Bengkulu, Pekanbaru, dan Jambi. Roadshow yang berakhir 8 Maret 2009 ini ditutup di Medan dan Palembang. “Secara nasional produk kami sudah terjual hingga 30.000 unit sejak tahun 2005 diluncurkan. Cukup baik growth penjualan kita. Bahkan target 2009 ini kami mengincar 20 persen pangsa pasar motor sport di Indonesia,” tukasnya.

Sementara itu Direktur Utama PT Sugih Perdana Wisesa, Sugih Sutjiono mengatakan, rangkaian kegiatan ”Bajaj XCD 125-Extreme Mileage Challenge” di Palembang berlangsung selama dua hari. Pada hari Minggu (8/3) kemarin, pihaknya mengajak pemilik motor Bajaj XCD 125 DTS-Si berkeliling kota dengan syarat yang telah ditentukan panitia. “Tangki motor akan dikosongkan terlebih dahulu, lalu diisi masing-masing dengan 1 liter bensin. Jarak tempuh yang harus dicapai peserta adalah 77 km. Siapa yang bensinnya tersisa lebih banyak akan memperoleh hadiah dari panitia,” katanya sembari menyatakan ada 55 peserta yang mendaftarkan diri untuk kegiatan city touring tersebut. (iwan setiawan)

foto : isra triansyah

Kertapati Dapat 8 Unit TPS

Bak sampah bantuan dari beberapa perusahaan di wilayah Kecamatan Kertapati itu telah dipergunakan warga sekitar.

PALEMBANG
(SINDO) – Kecamatan Kertapati mendapatkan bantuan pemasangan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dari beberapa perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.

Camat Kertapati A Zaini Rivai mengatakan, untuk mengatasi seringnya warga membuang sampah di median jalan, maka pihaknya berinisiatif untuk mencari bantuan pemasangan TPS di titik-titik strategis. Langkah tersebut diambil karena kondisi kebersihan dan kerapian lingkungan di sepanjang Jalan Ki Merogan sangat memprihatinkan. “Kita harapkan, dengan sudah terpasangnya TPS di beberapa lokasi tersebut, masyarakat tidak akan membuang sampah sembarangan lagi. Terutama di median jalan,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Menurut Zaini, jumlah TPS yang dibangun sebanyak 8 unit. Bantuan tersebut berasal dari PTBA (6 unit), PT Remco (1 unit), dan PT KAI (1 unit). Pembangunan beberapa TPS bantuan swasta tersebut belum 100% selesai. Pasalnya masih ada beberapa bagian yang harus dipasang, seperti tutup bak sampah dan dicat permukaan dinding luarnya.

Sementara itu, Kohar, salah seorang warga di Jalan Ki Merogan mengatakan, pembangunan TPS yang berada di samping Masjid Al Falah, Kelurahan Kemang Agung, baru dilaksanakan sepekan yang lalu. Adanya pembangunan TPS ini disambut positif warga. Bahkan meski bangunan bak sampah belum selesai, namun telah ada warga yang membuang sampah di tempat sampah tersebut. “Memang belum ado omongan tempat sampah boleh dipake apo belum. Tapi kemarin- kemarin itu imbauan pak camat kan idak boleh buang sampah di tengah (median) jalan, jadi yo ditarok disitu bae,” tuturnya. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

Galian PDAM Dikeluhkan Masyarakat

Pinggiran Jalan Veteran Simpang Lampu Merah Palembang rusak akibat galian pipa PDAM yang tidak dirapikan.

PALEMBANG
(SINDO) – Aktivitas penggalian jalur pipa milik perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Musi meresahkan pengguna jalan. Pasalnya selain mengurangi estetika jalan raya, galian tersebut juga membahayakan para pengguna jalan.

Seperti yang terlihat di beberapa titik Kota Palembang dalam satu bulan terakhir. Galian di sisi jalan menyebabkan aspal yang melapisi tanah kembali dibongkar. Memang di beberapa lokasi, galian tersebut langsung ditutup kembali dan dilapisi aspal, setelah pengerjaan penggantian pipa selesai. Namun di beberapa lokasi lainnya, galian itu dibiarkan begitu saja setelah ditutup dengan tanah. Bahkan ketika hujan turun, bekas galian itu membuat jalan menjadi becek.

Kusnanto, seorang pengendara yang ditemui SINDO di Jalan Veteran mengatakan, sebagai pengguna jalan dia merasa terganggu dengan maraknya galian di Kota Palembang. Sebab selain mengotori kendaraan, lubang bekas galian yang tidak tertutup sempurna sangat rawan kecelakaan. “Banyak lubang bekas galian itu ditutup asal-asalan. Sehingga jalan jadi rusak dan pengendara harus jeli menghindari lubang bekas galian itu,” ujarnya.

Menurut Kusnanto, seharusnya instansi yang memiliki utilitas di bawah tanah, mempunyai perencanaan matang untuk penggantian ataupun perawatan. Sehingga aktivitas penggalian tidak dilakukan setiap waktu. “Aktivitas penggalian ini seperti jadi proyek tahunan. Entah penggantian atau perbaikan utilitas yang rusak, pasti setiap tahun ada penggalian seperti ini. Sudah jalannya banyak yang rusak, diperparah pula dengan banyaknya galian, tolong ini jadi perhatian pihak terkait,” tuturnya.

Bukan hanya dikeluhkan oleh pengguna jalan. Kondisi tersebut juga mendapat sorotan anggota DPRD Kota Palembang. Menurut anggota DPRD Kota Palembang dari fraksi PKS, Taufik Hidayat, galian di jalan memang sudah mengganggu pengguna jalan. Bukan hanya PDAM Tirta Musi, namun galian milik instansi pemerintah dan swasta lainnya juga turut berperan dalam ketidak nyamanan ini. “Terlalu sering memang penggalian di kota ini, selesai (galian) PDAM (Tirta Musi) nyambung (galian) Telkom atau yang lain. Coba dikoordinasikan penggalian tersebut sehingga kalau bisa berbarengan waktunya. Soalnya biaya pemeliharaan jalan kita ini mahal kalau dibongkar terus,” katanya. (iwan setiawan)

foto : isra triansyah