11 Mei 2008

Anggrek Dendrobium Smilliae Raih The Best Species

ASIAN ORCHID EXHIBITION 2008 DI PALEMBANG (2-HABIS)

Kegiatan Asian Orchid Exhibition 2008 juga menilai bunga anggrek yang berasal dari berbagai kalangan hobi, pengusaha, dan pembudidayanya.

Santy S Peeters bersama anggrek Dendrobium Smilliae yang meraih The Best Of Species

Pengumuman anggrek terbaik di tiap kelas yang dilombakan, dilakukan di sela-sela pembukaan Asian Orchid Exhibition 2008 kemarin. Ketua Umum DPP PAI Hj Mufidah Jusuf Kalla yang membuka secara resmi pameran anggrek Asia itu, berkesempatan memberikan secara langsung piala kepada pemilik tanaman anggrek yang ditetapkan juri sebagai yang terbaik. Adapun gelar The Best of Species diraih anggrek DendrobiumSmilliae yang dimiliki Santy S Peeters dari SP Orchids Jakarta, sedangkan untuk kategori The Best of Hybrid, jatuh pada anggrek Cymbidium San Fransisco yang dibawa Florida S Marbun dari Ridho Orchids Bandung.

Santy S Peeters menceritakan, tanaman tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak koleksi anggrekdan tanaman hias yang dimilikinya. Jenis tanaman tersebut didapatkannya dari hasil hunting di wilayah Hutan Merauke, Provinsi Papua. Anggrek jenis ini memili-ki bentuk unik dan berbeda dengan anggrek lainnya. Bunganya yang kecil-kecil saling bersatu sehingga menjadi satu kuntum bunga besar. “Saya beli anggrek ini sekitar awal tahun (2007) lalu. Cukup mahal, waktu itu harganya Rp4,5 juta untuk tiga batang, dan harus jemput ke Papua langsung. Tetapi, karena memang unik dan bagus bentuknya, terus juga telanjur cinta (anggrek), maka mahal itu relatif ya,” ujar Santy ditemuiSINDO di stan SP Orchid kemarin.

Menurut dia, bunga yang dirawatnya itu setelah dinyatakan sebagai yang terbaik pada Asian Orchid Exhibition 2008 di Palembang, langsung ditawar beberapa penggemar anggrek yang hadir di pameran itu. Bahkan, harga yang ditawarkan orang yang menginginkan bunga tersebut cukup besar, berkisar antara Rp3 juta hingga Rp10 juta. Akan tetapi, Santy masih belum melepas bunga yang telah dirawatnya selama setahun lebih itu dengan alasan, masih mencari orang yang benar-benar dianggapnya cocok dengan karakter anggrek tersebut. “Bunga anggrek bukan hanya perlu perawatan seperti bunga-bunga lain yang cukup disiram, diberi pupuk, atau dibersihkan. Anggrek juga butuh perlakuan khusus dari pemiliknya, jadi saya akan lihat dulu siapa yang benar-benar berminat terhadap bunga itu,”tuturnya.

Sementara itu, pemilik anggrek Cymbidium San Fransisco Florida S Marbun mengatakan, kemenangan yang diraih anggrek miliknya tidak diperkirakan sebelumnya. Bunga anggrek dengan warna merah muda sempurna itu telah dikembangkannya sejak 2004 lalu. Menurutnya, anggrek jenis itu merupakan hasil persilangan antara beberapa jenis anggrek Cymbidium sehingga menghasilkan varietas baru. “Pada 2004 lalu, kita datangkan 2.000 batang anggrek jenis Cymbidium dari Australia, lalu kita coba silangkan dengan anggrek lain, salah satu hasilnya yang menang ini,”terang dia.

Florida S Marbun dengan anggrek Cymbidium San Fransisco meraih kategori The Best of Hybrid

Florida mengungkapkan, masih terdapat banyak jenis anggrek di tempat pengembangan bunga eksotis itu di tempatnya. Untuk mengikuti pameran kali ini, dia mengaku hanya membawa sekitar 20 jenis dari 50 jenis anggrek yang dibudidayakannya. Untuk jenisnya, Ridho Orchids miliknya yang berada di Bandung, lebih memfokuskan budi daya anggrek jenis Grammatophyllum, Dipodium, Cymbidium, dan Dendrobium. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; minggu 11 mei 2008; halaman 9