12 Mei 2008

Fisik dan Lengkingan Sempurna Kunci Kemenangan

RAJA, PEMENANG LOMBA BURUNG BERKICAU GUBERNUR CUP SUMSEL 2008


Burung murai batu bernama “Raja” berpose bersama pemiliknya Juliansyah.

Berbagai jenis burung bersuara indah, seperti murai batu, kacer, cucakrawa, anis, cendet, dan kenari bertengger di lapangan parkir GOR Sriwijaya Palembang, kemarin. Ratusan burung itu bertarung dalam Pameran dan Lomba Burung Berkicau Gubernur Cup Sumatera Selatan 2008 yang diikuti sekitar 200 peserta. Mereka berasal dari klub anggota Pelestari Burung Indonesia se-Sumatera bagian Selatan.

Dalam perlombaan itu dipertandingkan 20 kelas yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu eksekutif, bintang, dan favorit. Kelas eksekutif merupakanyang paling bergengsi dalam ajang ini. Predikat terbaik diraih ”Raja”, seekor burungmurai batu dari Kabupaten Lahat. Kicauannya yangmelengking sempurna mampumenarik perhatian enam juri yang melakukan penilaian terhadap 60 ekor burung yang turun dalam lomba kelas murai batu eksekutif. Selain lengkingan suarayang bulat sempurna, Raja jugamemiliki penampilan fisik yang indah, mulai dari bagian kepala hingga paruhnya yang berwarna hitam mengkilat, sangat serasi dengan warna cokelat di bagian bawah tubuhnya. Juliansyah, empunya Rajatidak menyangka akan menang dalam lomba kali ini, karena menurutnya, persaingan dalam lomba di Palembangcukup berat. Akan tetapi, setelah ditetapkan para juri bahwa Raja merupakanyang terbaik dibanding 59 burung lain, Juliansyah mengaku bangga karena hasil jerih payahnya merawat Raja selama ini membuahkan hasil. ”Ternyata, nama Raja yang saya berikan terbukti membawa hoki. Semoga ke depannya burung ini bisa menjadi penguasa dalam setiap perlombaan yang diikuti,” harap Juliansyah senang usai menerimatrofi.

Juliansyah berbagi cerita, Raja dibeli oleh pamannya, Hairul Aswad, dari sesama pencinta burung di Lahat awal 2007lalu dengan harga Rp3 juta. Namun, karena kesibukan sang paman, perawatan Raja sehari-hari merupakan tanggung jawab Juliansyah. Mahasiswa salah satu universitasswasta di Palembang itu mengatakan, dalam merawatburung kicau jenis murai batu, memang dibutuhkan ketelitian dan perhatian. Selain harus diberi makan secara teratur, burung tersebut harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dantidak berlebihan. Setelah itu, murai batu juga harus dimandikan minimal satu hari sekali. ”Sebisa mungkin, sangkar burungnya dibersihkan setiap hari, karena burung jenis murai sangat gampang stres kalau lingkungannya tidak nyaman,”ujarnya berbagi tips.

Selain hal rutin itu, masih ada satu hal yang tidak dilupakannya dalam menjaga kemerduankicau burung tersebut, yaitu memberi makanan telur semut dan jangkrik setiap hari. ”Saya sengaja tidak memberikan burung sayavitamin burung atau obat-obatan lain yang biasa dijual di pasaran. Menurut saya, suplemen seperti itu malah menyebabkan ketergantungan bagi burung, dan kicauannyajuga kurang merdu,”ujarnya.

Sejak dibeli 2007 lalu, Raja telah mengikuti perlombaandi berbagai kota seperti Lahat, Pagaralam, dan Lubuklinggau. Namun, kemenangan di Palembang ini merupakan kemenangan perdana bagi Raja. Oleh sebab itu, Juliansyah berjanji akan lebih merawat Raja dan mengincar gelar-gelar lainnya.Selain merawat Raja, saat ini Juliansyah merawat sekurangnya enam ekor burung milik pamannya yang terdiri dari dua ekor burung muraibatu, dua ekor burung kenari, satu ekor burung kacer, dansatu ekor burung cucakrawa. Untuk satu ekor burung, sekurangnya membutuhkan biaya Rp30 ribu setiap hari. Meski harus mengeluarkan anggaran lebih dari Rp1,8juta setiap bulan, Juliansyah tidak pernah menemukan masalah berarti dalam pendanaan,karena sang paman selalu siap menyokongnya.(iwan setiawan/CR 19)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; senin 12 mei 2008; halaman 9