21 Februari 2009

Ribuan Warga Hadiri Pemakaman 8 Suster

Peti jenazah delapan suster korban kecelakaan maut yang terjadi Rabu (18/2) lalu, kemarin dimakamkan secara massal di pemakaman RS Charitas, Palembang.

PALEMBANG
(SINDO) – Setelah disemayamkan di Kapel Biara Charitas selama tiga hari, akhirnya jenazah delapan suster korban, yang tewas dalam kecelakaan maut di Sungai Lubai, Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim, pada Rabu (18/2) lalu, dimakamkan di Taman Pemakaman Charitas.

Selain dihadiri keluarga dan rekan kerja, pemakaman kemarin juga dipadati ribuan warga, yang ingin menyaksikan secara langsung prosesi pemakaman para suster malang itu. Meski saat pemakaman diiringi hujan yang sangat deras, namun tidak mengendurkan keinginan warga untuk tetap berada di lokasi hingga upacara pemakaman selesai. Bahkan, warga pun rela berdesak-desakan di bawah tenda yang disediakan pihak RS RK Charitas.

Rangkaian acara pemakaman sendiri sudah dilaksanakan sejak pukul 05.00 WIB yang dimulai dengan ibadat pagi arwah di Kapel Biara Charitas. Selanjutnya pada pukul 09.30 WIB, acara diisi dengan Misa Requlem yang diikuti sekitar 1.250 orang. Barulah sekitar pukul 11.45 WIB, keluarga dan rekan kerja para suster yang tewas beranjak menuju komplek makam biara Charitas yang terletak di samping Rumah Duka Charitas. Tak berselang lama, ke delapan peti mati pun dibawa beriringan menuju liang makam yang telah disiapkan sejak Rabu (18/2) lalu.

Upacara pemakaman langsung dipimpin oleh Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso. Meski di bawah guyuran hujan, prosesi pemakaman tetap dilanjutkan. Diiringi lantunan kidung doa dari para keluarga dan rekan kerja korban, satu per satu peti mati dimasukkan ke dua liang makam. Pada liang makam pertama, ditempatkan lima peti mati yang berisikan jasad Sr M Germanda FCh, Sr M Yose FCh, Sr M Mariana FCh, Sr M Venita FCh, dan Sr M Laurensiana. Sedangkan untuk liang makam yang kedua, ditempatkan tiga peti mati yang berisikan masing- masing jasad Sr M Evila FCh, Sr M Aurella FCh, dan Sr M Benedicta FCh. “Kita terharu dengan banyaknya masyarakat yang hadir. Ini bukti besarnya kepedulian dan perhatian masyarakat, meski tidak mengenal secara pribadi para suster. Terima kasih uluran tangan dan doa masyarakat luas untuk (delapan) suster ini,“ kata Aloysius usai upacara pemakaman kemarin.

Tak ada lagi isak tangis menyertai kepergian para suster itu. Semuanya seakan terwakilkan dengan derasnya hujan yang turun bersamaan dengan tibanya peti mati di liang makam. Pihak keluarga pun telah pasrah menerima keadaan ini. Meski berupaya tegar, namun raut kesedihan itu tak sepenuhnya bisa mereka sembunyikan. “Namanya juga kehilangan anak ya pasti sedih. Cuma gak nyangka saja jalannya mati kok (kecelakaan) kayak gini,“ tutur Sandinem, 68, ibu dari Sr M Aurella FCh. Sandinem dan Suproyo Warsoto Utomo, 79, (ayah Sr M Aurella FCh) yang berdomisili di Sleman DI Yogyakarta, bertolak ke Palembang setelah mendapat pemberitahuan dari pihak RS RK Charitas.

Sebelum upacara pemakaman berlangsung, tampak beberapa pejabat hadir untuk melihat jasad delapan suster yang tewas. Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra dan beberapa stafnya tiba di Kapel Biara Charitas sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah melihat delapan suster tewas, Wali Kota juga menyempatkan mengunjungi Sr M Silvestra FCh yang masih berada di ruang ICU. Kemudian pada pukul 11.15 WIB giliran Eliza Alex dan Suzanna Eddy, serta Dodi Reza Alex, mendatangi tempat ke delapan jasad suster disemayamkan. Sedangkan Asisten III Sekda Provinsi Sumsel Aidit Azis juga tampak pada upacara pemakaman tersebut. (iwan setiawan)

foto : isra triansyah