14 Desember 2007

Antre Berhari-hari, Buah dalam Truk Membusuk

DERITA SOPIR TRUK YANG MENUMPUK DI PELABUHAN 35 ILIR
Sejumlah sopir truk tujuan Pulau Bangka menghilangkan rasa penat dengan ngobrol sesama sopir, di Pelabuhan 35 Ilir, kemarin.


Penumpukan kendaraan yang akan menyeberangke pulau Bangka dan Belitung dari Pelabuhan 35 Ilir Palembang, berdampak langsung pada kehidupan para sopir truk. Peristiwa tahunan itu, diperkirakan oleh para sopir akan terus terjadi hingga awal tahun 2008. Sungguh hal itu menjadi keluh kesah para sopir. Bagaimana tidak, impian akan mendapatkan penghasilan besar karena meningkatnya permintaan barang di Kepulauan Bangka sirna begitu saja tatkala mereka harus antre berhari-hari di pelabuhan.Uang jalan yang seharusnya cukup hingga ke tujuan (Bangka) harus mereka habiskan pada saat menunggu giliran penyeberangan di pelabuhan. Belum diketahui dimana mata rantai dan asal mula langganan penumpukkan itu, apakah karena tidak ada langkah antisipasi dari pihak berwenang, atau karena peningkatan volume penyeberangan yang tidak sebanding dengan jumlah armada penyeberangan. Memang daya angkut dengan mengoperasikan lima kapal sangat terbatas dan tidak sebanding dengan volume kendaraan yang masuk Pelabuhan. Namun seharusnya kejadian tahunan itu dapat diantisipasi sedini mungkin, karena ini bukan kejadian kali pertama. Bagi para sopir, mereka tidak lagi menganggap terjebak penumpukan, karena penumpukan itu sudah menjadi kebiasaan yang terjadi sebagai akibat kurang daya angkut yang katanya terbatasnya anggaran.

Indra, 35, seorang sopir truk asal Medan mengaku sudah tiga hari tiga malam ia berada dalam antrian truk yang menuju Bangka. Padahal barang yang dibawa dalam truknya adalah buah-buahan yang notabene mudah busuk. “Ya beginilah bang kondisinya, kita harus antre walau barang yang kita bawa mudah busuk. Kita harus ngalah sama truk-truk yang mengangkut lembu karena kita juga sadar bahwa resiko membawa hewan lebih tinggi dari angkutan lainnya,” ujarnya.

Hal yang dialami Indra juga dialami puluhan sopir truk yang terjebak dalam antrian menunggu kapal yang akan membawa mereka ke pelabuhan Muntok, Bangka. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan antisipasi pemerintah dalam hal ini dinas perhubungan yang tidak menambah jumlah kapal saat penghujung tahun tiba. “Kan penumpukan ini terjadi setiap akhir tahun atau menjelang hari-hari besar. Apa mereka tidak punya catatan tahun sebelumnya sehingga gak punya dasar antisipasi tahun ini,” ungkap seorang sopir asal Lampung. (CR 03)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; jumat 14 desember 2008; halaman 10