30 Juli 2009

Dekati Hendro Kartiko

PALEMBANG (SI) – Kabar dilepasnya Hendro Kartiko oleh Persija Jakarta tidak disia-siakan Sriwijaya FC (SFC). Tim Lima langsung bergerak dan melakukan negosiasi untuk mendapatkan pemain tersebut.

Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengutarakan hal itu kepada wartawan di Sekretariat SFC kemarin sore. Menurut Hendri, begitu mengetahui Hendro masuk daftar pemain yang tidak dipertahankan Persija, Pelatih SFC Rahmad Darmawan segera mengontak pemain yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena pemain bidikan SFC, yaitu Tema Mursadat hingga kini belum juga memberikan keputusan apakah bisa bergabung atau tidak. ”Kami sudah beri waktu Tema dua pekan untuk memulihkan cedera lututnya. Tapi, dari kontak terakhir dengan RD, Tema tak kunjung memberikan keputusan. Dia memang bidikan utama. Tapi, karena mepetnya waktu untuk menyusun tim maka kami alihkan target ke Hendro,” ujar Hendri seusai audiensi dengan kelompok suporter SFC.

Manajer SFC ini menjelaskan negosiasi dengan Hendro berlangsung cepat. Selain menanyakan kesediaannya berada dalam skuad SFC musim 2009/2010, manajemen juga telah memasukkan tawaran nilai kontrak yang berkisar Rp600– 700 juta. ”Kita tunggu keputusannya besok (hari ini),” tandasnya.

Menurut Hendri, sebenarnya masih ada bidikan lain yang telah menyatakan bersedia bergabung dengan SFC, yaitu kiper yang musim lalu menjadi benteng pertahanan Arema Malang Ahmad ‘AK’ Kurniawan. Namun, setelah mengetahui kabar dilepasnya Hendro, manajemen pun mencoba peruntungan menggaet pemain kelahiran Banyuwangi, 24 April 1973, tersebut. ”Memang AK sudah menyatakan mau main dengan SFC. Tapi, setelah ditimbang-timbang kualitas serta pengalaman antara AK dan Hendro, jelas Hendro lebih mumpuni,” papar Hendri.

Apalagi, lanjut Hendri, ada keuntungan lebih yang didapatkan SFC jika merekrut Hendro. Sebab, pemain yang genap berusia 36 tahun itu tidak termasuk skuad timnas Indonesia sehingga bisa menggantikan Ferry Rotinsulu yang diplot sebagai penjaga gawang utama ketika dipanggil timnas. Dengan adanya sosok Hendro di bawah mistar diharapkan lini pertahanan tetap solid. ”Saat ini Hendro masih termasuk kiper terbaik dan untungnya dia sudah tidak masuk timnas lagi. Bahkan, dari pembicaraan awal, dia bersedia bermain bergantian dengan Ferry mengawal gawang SFC. Jadi, kalau Ferry dipanggil timnas atau cedera, kami tidak terlalu khawatir lagi dengan kiper penggantinya,” ungkapnya.

Kegagalan Persija Jakarta bersaing pada musim 2008/2009 membuat pengelola dan manajemen tim berjuluk Macan Kemayoran itu berencana melakukan cuci gudang. Sederet pemain yang sempat menjadi ikon dan lambang kebesaran tim Ibu Kota dikabarkan masuk daftar buang. Bambang ‘Bepe’ Pamungkas, Ismed Sofyan, Ponaryo Astaman, Abanda Herman, dan Hendro adalah beberapa nama yang berpeluang dilepas.

Ponaryo bahkan sudah resmi menjadi milik SFC. Sementara Bepe dan Ismed masih menunda memberikan keputusan mengenai tim mana yang akan dibela keduanya musim depan. Kendati demikian, manajemen SFC berkeyakinan bahwa kedua pemain langganan timnas itu akan segera berlabuh ke SFC mengikuti jejak yang diambil rekan setimnya, Ponaryo. (iwan setiawan)

PS Banyuasin Absen di Divisi Utama

PALEMBANG (SI) – Lupakan Kompetisi Divisi Utama.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum PS Banyuasin H Amiruddin Inoed. Meski susah payah meraih prestasi menembus Divisi Utama, tidak tersedianya dana operasional yang dianggarkan Pemkab Banyuasin membuat tim ini otomatis tidak memiliki sumber pembiayaan untuk menjalani kompetisi. Keputusan sulit ini harus diambil meski akan membuat sedih ribuan pendukung Rimau Benyali, julukan PS Banyuasin. ”Sudah menjadi keputusan bersama bahwa PS Banyuasin berhenti bermain untuk tahun ini (DivisiUtama) karena anggarannya besar sekali. Untuk setahun ke depan, PS Banyuasin tidak berkompetisi,” tandas Amiruddin.

Bupati Banyuasin ini menjelaskan, dana yang dibutuhkan PS Banyuasin untuk menjalani Kompetisi Divisi Utama musim 2009/2010 diperkirakan menelan biaya hingga Rp12 miliar. Angka tersebut, menurut Amiruddin, sangatlah luar biasa untuk keperluan satu tim sepak bola, apalagi sekelas Divisi Utama. Menurut Amiruddin, dengan anggaran pemerintah daerah yang terbatas sudah seharusnya pemerintah memedulikan program-program yang memenuhi kebutuhan orang banyak. ”Saya berpikir uang itu lebih baik digunakan untuk rakyat dulu, untuk program-program yang pro rakyat. Bukannya Pemkab tidak peduli terhadap pembinaan sepak bola, tapi kami harus memilih yang lebih diprioritaskan. Sabar saja, tahun depan kami ikut lagi. Semoga tahun depan kami ada anggaran untuk tim ini,” katanya.

Meski terancam mengalami degradasi lantaran absen di kompetisi musim ini, Amiruddin tidak terlalu khawatir karena PS Banyuasin dulu bergerak dari bawah, Divisi III hingga menembus ke level nasional, yakni Divisi Utama. ”Kita sudah bicarakan juga dengan manajemen PS Banyuasin dan mereka menyetujuinya,” tutur Amiruddin.

Kabar absennya PS Banyuasin dari perhelatan Kompetisi Divisi Utama membawa berbagai reaksi, khususnya bagi mantan pemain PS Banyuasin dan juga putra daerah asal Banyuasin, Andre Irani. Gelandang serang Rimau Benyali itu mengaku sedih dengan rehatnya tim yang pernah dibawanya melaju ke Divisi Utama ini. ”Sayang sekali kami bermain untuk PS Banyuasin sejak tim ini berkutat di Divisi III dan sekarang sudah menembus Divisi Utama, tapi ditelantarkan. Kalau soal keuangan, dari dulu tim ini tidak ada dana,” pungkasnya. (iwan setiawan)

Manajemen Temui Kelompok Suporter

PALEMBANG (SI) – Manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola klub Sriwijaya FC (SFC) melakukan pertemuan dengan kelompok suporter SFC. Selain digunakan untuk silaturahmi, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk menjaring aspirasi dan keluhan para suporter.

Pertemuan yang digelar di ruang pertemuan lantai III Sekretariat SFC Kompleks Palembang Square Mall kemarin sore menghadirkanVice President of Technic Hendri Zainuddin dan Vice President of Finance Roliansyah Basnan. Sementara itu, dari kelompok suporter hadir ketua dan pengurus yang terdiri atas tiga kelompok suporter. Mereka masing-masing adalah Qusoy dari Singa Mania Indonesia (Simanis), Marthin Anvetama dari Sriwijaya Mania Sumsel (SMS), dan Ujang dari Singa Mania.

Sebelum pertemuan berlangsung, berembus kabar bahwa manajemen PT SOM berkeinginan menyatukan ketiga kelompok suporter tersebut. Sebab, selama ini terjadi persaingan tidak sehat di antara tiga kelompok suporter yang membuat dukungan terhadap permainan SFC tidak maksimal. Namun seperti yang sudah diduga, kabar itu menuai reaksi keras dari masing-masing pengurus kelompok suporter. ’’Kalau kami dari Simanis tidak akan pernah bisa bersatu dengan kelompok mana pun hingga kapan pun. Sebab, gerakan dan pemikiran kami mendukung SFC tidak sama seperti apa yang dilakukan kelompok lain,” tandas Presiden Simanis Qusoy.

Bahkan, pernyataan lebih keras disampaikan Ketua Umum Singa Mania Ujang Soleh. Menurut dia, selama ini ada beberapa pihak di internal klub yang memanfaatkan kelompok suporter untuk berbagai kepentingan, termasuk politik. Hal ini merupakan salah satu alasan yang membuat kelompok suporter tidak bisa bersatu di bawah satu wadah organisasi. "Selama perbedaan kepentingan masih ada, saya rasa penyatuan kelompok suporter merupakan suatu hal mustahil,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Hendri Zainuddin menegaskan, pertemuan kemarin bukan untuk menyatukan kelompok suporter yang ada. Menurut dia, dikumpulkannya kelompok suporter ini guna mencari masukan dan kritikan untuk pengelolaan klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) ini ke depan. ’’Seperti halnya pemasukan klub dari penjualan tiket. Kalau dikelola dengan baik dan benar, pendapatan dari penjualan tiket kepada suporter fanatik bisa menjadi sumber tetap ditambah hasil pendapatan dari tiket,” ucapnya. (iwan setiawan)

29 Juli 2009

RD Pilih Obiora

PALEMBANG (SI) – Keputusan siapa striker Sriwijaya FC (SFC) yang akan mendampingi Kayamba Gumbs musim depan akhirnya terjawab. Manajemen memutuskan memilih Richard Anoure Obiora.

Hal itu ditegaskan Pelatih SFC Rahmad ’RD’ Darmawan kepada wartawan di Sekretariat SFC kemarin sore. Menurut RD, pilihan tersebut didasari atas penilaian terhadap profesionalitas kedua pemain. Awalnya, baik Obiora maupun Greg memang didekati manajemen untuk dikontrak bermain dengan SFC musim depan. Bahkan dengan alasan penyegaran, manajemen ketika itu lebih cenderung merekrut Greg ketimbang Obiora. Namun, setelah menyatakan sepakat bergabung dengan SFC, Greg malah kabur ke Jerman untuk mengikuti seleksi dengan klub setempat. "Ketika Greg gagal, Obiora malah sudah menyatakan siap bermain di SFC. Ini yang menjadi penilaian kita. Sebab, secara kualitas permainan keduanya menurut saya imbang dan tidak berbeda jauh. Setiap pemain tentunya punya plus-minus,” tutur RD.

Selain alasan profesionalitas, RD juga mengatakan salah satu pertimbangan yang membuat dia mempertahankan Obiora adalah pemain bernomor punggung 9 itu telah lama bersama tim ini. Dengan demikian, sebagai pelatih dia telah mengetahui kelebihan dan kekurangan pemain tersebut. Bahkan, RD tidak bisa melupakan peran Obiora selama membela Laskar Wong Kito, julukan SFC. ’’Dia (Obiora) merupakan bagian dari tim ini yang sering membuat kejutan yang baik. Dalam tiga kali final yang dijalani SFC di pentas Liga Super dan dua kali Piala Indonesia, dia selalu membuat gol. Tapi, itu hanya bagian kecil penilaian. Yang terpenting ya itu tadi, Obiora sudah sepakat gabung dengan SFC ketika Greg batal,” katanya.

RD mengatakan, saat ini pemain kelahiran Nigeria, 4 April 1986 itu tengah menikmati liburan di kampung halamannya. Kemungkinan dia baru akan kembali ke Palembang pada 12 Agustus mendatang untuk segera bergabung dengan pemain SFC lainnya. Menurut RD, selain bersua dengan keluarganya, Obiora juga berupaya memulihkan cedera yang sempat membelitnya di kompetisi musim lalu. ’’Meski sempat cedera, di akhir kompetisi dia sembuh. Dia telah menunjukkan mental yang baik selama bergabung. Kendati sempat down karena tidak diikutkan di pentas LCA, dia tetap profesional. Hal itu dia tunjukkan di final Piala Indonesia lalu, betapa dia mampu keluar dari tekanan dan bisa menunjukkan penampilan yang baik,” ucap pelatih yang juga anggota TNI AL aktif berpangkat kapten ini.

RD menegaskan, dipilihnya Obiora bukan berdasarkan tekanan pihak mana pun, termasuk suporter. Sebab, meski masukan mengenai rekrutmen pemain yang akan mengisi tim musim depan sangat dibutuhkan, keputusan tetap berdasarkan pembahasan manajemen yang disesuaikan kebutuhan tim.

Sementara Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengatakan, meski sempat bersilang pendapat di antara sesama anggota Tim Lima, akhirnya dicapai kesepakatan bahwa salah satu kuota pemain asing non-Asia akan diisi Richard Anoure Obiora. ’’Anggota Tim Lima ada yang merekomendasikan Greg, tapi ada yang mempertahankan Obiora. Awalnya, cukup sulit mengambil keputusan karena dua-duanya pemain bagus. Tapi setelah dibahas bersama, akhirnya Obiora sesuai kebutuhan tim. Sebab, ke depan kami ingin memiliki pemain yang tidak hanya berperilaku baik di dalam lapangan tapi juga di luar lapangan,” tuturnya. (iwan setiawan)

Ambisi SFC Menjadi Klub Modern

PALEMBANG (SI) – Sriwijaya FC (SFC) ke depan akan lebih modern untuk mendukung gerakan membangun industri sepak bola di Indonesia. Bahkan, perubahan struktur manajerial dan pengelolaan klub pun disesuaikan standar internasional. Selain itu, manajemen juga berjanji akan lebih transparan dalam pengelolaan keuangan klub.

Hal itu ditegaskan Vice President of Finance PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Roliansyah Basnan kemarin. Perubahan dimaksud sudah dimulai terhitung sejak Selasa (28/7) pagi, saat jabatan direktur utama diganti dengan presiden klub. Sementara itu, untuk jajaran direktur diganti dengan istilah vice president. Menurut dia, perubahan struktur manajerial ini berpatokan pada klub sepak bola di negara-negara Asia dan Eropa yang telah maju dan modern. ’’Seiring perkembangan dunia sepak bola di Indonesia, kami juga harus menyesuaikannya dengan melakukan modernisasi di dalam tubuh perusahaan pengelola klub. Beberapa klub di Indonesia juga sudah melakukannya,” ujar Yan Basnan.

Menurut Yan, perubahan ini juga merupakan langkah untuk menjadikan SFC sebagai tim yang go international. Sebab, selain berlaga di liga domestik, SFC juga pernah dan akan berupaya terus menjadi wakil Indonesia di kompetisi tingkat Asia. Pengusaha ternama Sumatera Selatan (Sumsel) ini mengatakan, ada beberapa pembenahan yang akan dilakukan, seperti mengelola sisi entertainment, memaksimalkan pelayanan kepada penonton, memfasilitasi kelompok suporter.

Bukan hanya itu, dari segi keuangan klub pun, manajemen berjanji akan ’’buka-bukaan’’. Hal itu bisa dilakukan seperti mengumumkan kondisi kas klub terkini, baik yang dihasilkan melalui penjualan tiket maupun yang didapatkan dari sponsor serta bantuan lain. ’’Hal itu akan kami coba terapkan di sini. Seperti halnya klub-klub di Eropa yang transparan kepada fans dan suporter mengenai kondisi klub. Dengan begitu, kami berharap sense of belonging atau rasa memiliki klub ini bisa tumbuh,” tuturnya.

Untuk mendanai perjalanan SFC mengarungi musim 2009/2010 mendatang. Yan menerangkan masih mengandalkan sebagian dana APBD ditambah kerja sama dengan sponsor. Sumber dana itu di antaranya berasal dari APBD melalui hibah KONI Sumsel yang mencapai Rp7 miliar, PT BA Rp1,5 miliar, PT Pusri diperkirakan Rp2 miliar, Bank Sumsel Rp4 miliar, dan pemasukan dari tiket yang diharapkan bisa menyumbang hingga Rp3 miliar. Sementara itu, kerja sama dengan apparel asal Amerika Serikat Reebok diperkirakan mencapai Rp3 miliar. Jumlah itu belum ditambah lagi dengan sumbangan dari beberapa donatur. Total pemasukan SFC untuk satu musim ke depan diharapkan mencapai Rp 22 miliar. ’’Sekali lagi saya katakan, jumlah itu baru perkiraan kasar saja.Sebab, itu bayangan pemasukan musim lalu yang kami perkirakan tidak jauh berbeda dengan musim depan,” ujar Yan Basnan.

Jumlah pemasukan tersebut kemungkinan akan impas dengan pengeluaran satu musim. ’’Selain itu, pengeluaran mengalami peningkatan karena ada kenaikan nilai kontrak pemain lama yang kami pertahankan. Saya rasa kenaikan nilai kontrak pemain sebesar 10% (dari Rp14 miliar ke Rp16 miliar) masih wajar ya,” tandasnya. (iwan setiawan)

28 Juli 2009

Ditantang Perlis FA

PALEMBANG (SI) – Rencana mempersiapkan tim dengan matang telah disusun manajemen Sriwijaya FC (SFC). Salah satunya dengan meladeni tantangan uji coba melawan klub Malaysia Perlis FA.

Tawaran uji coba yang dikirimkan pihak Perlis FA kepada SFC melalui surat PFA/ADMIN/09(61) yang ditandatangani Setiausaha Executive Persatuan Bola Sepak Perlis, Ku Besry bin Ku Aziz, Kamis (23/7). Setelah mempertimbangkan kualitas tim untuk uji coba tersebut, manajemen pun menyetujui pertandingan itu. Bahkan, surat jawaban berisi konfirmasi persetujuan pertandingan uji coba telah dikirimkan kepada pengurus Perlis FA di Malaysia, Senin (27/7). “Iya, sudah saya tanda tangani surat balasan itu. Mudah-mudahan kesempatan uji coba dengan tim dari liga negara lain bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mengasah strategi dan kemampuan,” ujar Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Dodi Reza Alex kepada wartawan kemarin.

Dodi mengatakan pertandingan sendiri akan dilangsungkan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ) pada 18 Agustus 2009. Kickoff direncanakan pukul 15.30 WIB. Menurut Dodi, dipilihnya kandang SFC sebagai tempat bertanding tidak terlepas dari keinginan manajemen menyuguhkan pertandingan berkualitas yang bisa dinikmati secara langsung oleh penggemar sepak bola di Sumatera Selatan. “Selama musim libur kompetisi, otomatis para pendukung kehilangan tontonan pertandingan SFC. Nah untuk mengobati kerinduan fans SFC, kami menghadirkan pertandingan berkualitas di sini. Selain itu, pada pertandingan nanti, fans berkesempatan melihat aksi para pemain, baik yang kami pertahankan maupun rekrutan baru,” paparnya.

Manajer SFC Hendri Zainuddin mengatakan, beberapa rencana partai uji coba, baik dengan tim lokal maupun mancanegara, telah dikantongi manajemen meski belum semuanya disetujui. Sebab, tawaran uji coba itu masih akan disesuaikan dengan program latihan yang telah disusun Pelatih SFC Rahmad Darmawan. Menurutnya, sebelum memasuki musim kompetisi reguler, SFC akan melakukan tur Jawa untuk beruji coba dengan beberapa tim peserta Liga Super maupun Divisi Utama. “Nanti ada sebagian uji coba di SGSJ. Namun, ada beberapa pertandingan kami juga akan tandang untuk memberikan atmosfer pertandingan away kepada para pemain,” tuturnya.

Rahmad mengatakan akan merancang pertandingan dengan tim lokal, baik penghuni Liga Super maupun Divisi Utama. Selain itu SFC juga kemungkinan akan bertemu dengan klub mancanegara. “Mudah-mudahan ada uji coba dengan klub luar. Sudah ada beberapa klub yang menghubungi, tapi saya belum berani ekspos,” tandasnya.

Perlis FA menduduki peringkat 2 di klasemen akhir Super League Malaysia musim 2008/2009. Klub berjuluk Northern Lions ini berada di bawah Selangor FC. Prestasi yang pernah diraih Perlis FA antara lain juara Super League tahun 2005 dan dua kali merengkuh Trofi Malaysia Cup tahun 2004 dan 2006. Dari statistik sementara Super League Malaysia musim 2008/2009, Perlis FA merupakan tim yang paling sedikit kebobolan. Hal itu mencerminkan barisan pertahanan Perlis FA sangat solid. (iwan setiawan)

27 Juli 2009

Pilih Wong Kito

PALEMBANG (SI) – Persela Lamongan yang sempat mengklaim selangkah lagi mendapatkan Rahmat ’Poci’ Rivai harus gigit jari. Sebab, striker Persitara Jakarta Utara itu memilih bergabung Sriwijaya FC (SFC) yang dinilai lebih favorit juara Liga Super dan Copa Indonesia.

Poci adalah bidikan utama Persela jelang mengarungi Liga Super musim depan. Namun, usaha Laskar Joko Tingkir–julukan Persela–mendaratkan bomber yang sempat masuk tim nasional (timnas) Indonesia itu gagal. SFC menelikung langkah Persela dan sukses melabuhkan striker 31 tahun tersebut. Kabarnya, pemain kelahiran Tidore, Ternate, Maluku Utara, itu dikontrak satu musim dengan nilai sekitar Rp700 juta–800 juta.

Kepastian bergabungnya Poci ke Laskar Wong Kito–julukan SFC–ditegaskan Ketua Tim Lima SFC Hendri Zainuddin. Dia mengatakan, meski tidak bertemu secara langsung dengan Poci, semua hal yang terkait kepindahannya ke SFC sudah disepakati. "Saat ini Rahmat tengah berada di kampung halamannya di Ternate. Tapi, semua sudah deal melalui telepon," tutur Hendri kepada harian Seputar Indonesia kemarin.

Bahkan, sebagai bukti keseriusan manajemen, pihaknya sudah mengirimkan sejumlah dana sebagai down payment (DP) kontrak Poci. Mengenai penandatanganan kontrak kerja, hal itu akan segera dilakukan saat Poci mendarat di Palembang. "Rahmat akan segera datang ke Palembang sebelum latihan perdana digelar pada 3 Agustus mendatang," tandasnya.

Mengenai adanya pernyataan beberapa klub yang telah mencapai kesepakatan dengan Poci, Hendri tidak bersedia berkomentar banyak. "Dari pemainnya sendiri bilang belum terikat klub mana pun. Jadi, kami sah-sah saja menawar untuk merekrutnya," tutur Hendri.

Direkrutnya Poci oleh SFC memang sebagai alternatif dari dihentikannya negosiasi dengan bomber Persija Jakarta Bambang ’Bepe’ Pamungkas. Namun, bukan berarti perekrutan ini tidak memiliki arti penting. Bagaimanapun, saat ini Poci masih masuk jajaran penyerang kualitas nomor wahid di Indonesia. "Kami tidak terlalu pusing melepas Bepe karena Poci juga kualitasnya tidak kalah bagus. Lagipula, sepak bola adalah permainan tim, bukan individu," kata Hendri, yang juga anggota terpilih DPRD Kabupaten Banyuasin periode 2009–2014 itu.

Sementara itu, Poci pun mengaku senang bisa bergabung dengan tim kuat seperti SFC. Dia memilih Laskar Wong Kito karena keseriusan yang ditunjukkan manajemen tim. Selain itu, dia yakin SFC bisa menjadi favorit juara Liga Super ataupun Copa Indonesia setelah pergerakan tim ini di bursa transfer dengan menggaet pemain bintang berkualitas untuk melengkapi kekuatan pemain lama yang dipertahankan. "Masukan dari keluarga juga sangat berperan dalam pengambilan keputusan ini. Sebab, sebelumnya Persela juga sangat serius mendapatkan saya. Tapi, keluarga lebih memilih SFC untuk saya berkarier selanjutnya," tutur pemain yang dikenal ramah ini. Selamat bergabung di LaskarWong Kito, Poci! (iwan setiawan)

26 Juli 2009

Ponaryo Deal di Bandara

PALEMBANG (SI) – Satu lagi pemain buruan Tim Lima memastikan diri bergabung dengan skuad Sriwijaya FC (SFC) musim depan. Ponaryo Astaman akhirnya sepakat bermain untuk Laskar Wong Kito, julukan SFC.

Kepastian mengenai hal itu disampaikan Manajer SFC yang juga Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin kemarin sore. Menurut Hendri, proses rekrutmen gelandang yang musim lalu membela Persija Jakarta itu memang tidak mudah dan membutuhkan waktu sangat panjang. Bahkan, beberapa waktu lalu Tim Lima sempat memutuskan mengakhiri perburuan terhadap Ponaryo. Hal itu disebabkan sang pemain melalui agennya, Eddy Syahputra, tak juga mau menurunkan nilai kontrak yang diajukan, yaitu berkisar Rp1,1 miliar untuk satu musim. Namun, karena pemain yang pernah menyandang ban kapten timnas senior itu merupakan rekomendasi pelatih Rahmad Darmawan untuk menggantikan posisi Wijay yang tidak diperpanjang kontraknya, Tim Lima meneruskan pendekatan terhadap Ponaryo. “Alhamdulillah, pendekatan intensif yang kami lakukan berbuah manis. Satu lagi pemain bintang bergabung dengan SFC. Semoga ini bisa menjadi magnet bagi pemain buruan lainnya untuk segera menyatakan kesediaannya bergabung dengan SFC,” tutur Hendri melalui ponselnya.

Hendri menerangkan, proses terjadinya kesepakatan antara Tim Lima dengan Ponaryo terbilang unik. Sebab, hal itu terjadi bukan di hotel atau markas SFC, melainkan di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Setelah mulai habis kesabarannya, Tim Lima memberikan deadline kepada trio Persija yang dibidik SFC, yaitu Bambang “Bepe” Pamungkas, Ponaryo, dan Ismed Sofyan. Namun, hingga Jumat (24/7) malam kemarin, Tim Lima belum bisa mendapat keputusan yang dinanti. Bahkan, Bepe yang meminta waktu hingga hari Senin (27/7) pun lantas dihentikan negosiasinya. “Cukup sulit kami merekrut Bepe. Selain waktu yang diminta terlalu mepet dengan persiapan, dia juga masuk daftar pemain yang dipertahankan manajemen Persija untuk musim depan. Sementara Ponaryo dan Ismed begitu tahu masuk daftar pemain yang akan dilepas, langsung merespons tawaran kami,” ujarnya.

“Bahkan, Ponaryo bersedia menurunkan nilai kontrak yang dimintanya dan sesuai standar harga yang kami alokasikan, yaitu di bawah Rp1 miliar. Sudah deal dan kami tunggu dia secepatnya ke Palembang. Sebab, siang tadi (kemarin) dia berangkat ke Balikpapan menemui keluarga besarnya terlebih dahulu,” ucap Hendri.

Mengenai Ismed dan perkembangan negosiasi pemain buruan lainnya, Hendri belum bersedia memberikan bocoran. “Nantilah, sabar saja menunggu. Untuk Ismed, bisa ya bisa tidak,” tambahnya.

Sementara itu, Rahmad menyambut baik bergabungnya Ponaryo ke dalam skuadnya untuk musim depan. Menurut RD, posisi gelandang jangkar merupakan satu peran sentral yang menghubungkan antara lini belakang dan depan sehingga peran itu harus diisi pemain dengan kualitas permainan dan skill yang mumpuni. “ Kami memang butuh pemain dengan kualitas sama atau bahkan lebih baik. Nama Ponaryo memang direkomendasikan untuk mengisi posisi itu. Dengan bergabungnya dia, berarti target membentuk tim berkualitas untuk musim depan semakin baik progresnya,” kata mantan pelatih Persipura Jayapura dan Persija Jakarta ini. (iwan setiawan)

RD Agendakan Uji Coba

PALEMBANG (SI) – Laga uji coba sebelum musim bergulir sangat dibutuhkan bagi Sriwijaya FC (SFC). Selain sebagai ajang adaptasi pemain yang baru bergabung, laga tersebut juga bisa dijadikan acuan standar permainan menghadapi kompetisi musim depan.

Pelatih SFC Rahmad Darmawan mengatakan sudah membicarakan persoalan rencana uji coba selama pramusim kepada manajemen. Tapi, hingga saat ini RD, sapaan Rahmad Darmawan, belum bisa menyampaikan jadwal mengenai waktu, tempat, maupun lawan yang akan dihadapi. “Jadwal uji coba belum disusun. Sebab, manajemen masih sibuk dengan urusan rekrutmen pemain. Tapi, rencananya nanti akan ada pertandingan yang dipersepsikan sebagai laga home dan away sehingga diharapkan pemain bisa masuk ke atmosfer pertandingan,” tuturnya.

RD menerangkan, pertandingan uji coba memiliki berbagai tingkatan. Menurutnya, di masa pramusim seperti ini pertandingan uji coba harus disesuaikan dengan beban latihan yang diberikan kepada pemain. Pelatih kelahiran Metro, Lampung, 42 tahun silam, itu menegaskan sangat tidak baik jika tim harus bertanding dengan tim-tim berat jika beban latihan diberikan sudah berat. “Jika nanti jadwal pertandingan uji coba yang disiapkan melawan tim dengan kualitas baik, intensitas latihan harus menurun menjelang pertandingan. Tapi, nantilah akan kami susun demikian rupa,” tutur RD.

Pelatih yang membawa SFC meraih juara Piala Indonesia dua tahun berturut-turut ini mengatakan latihan pada musim ini akan berbeda dengan musim sebelumnya. Karena, dari jadwal latihan perdana yang akan digelar 3 Agustus mendatang, akan segera bertemu dengan bulan puasa. Kemudian dilanjutkan pula dengan perayaan Lebaran. Meski belum memastikan jadwal uji coba, RD mengatakan akan merancang pertandingan dengan tim lokal, baik penghuni Liga Super maupun Divisi Utama. Selain itu, kemungkinan besar SFC juga akan bertemu klub mancanegara. “Mudah-mudahan ada uji coba dengan klub luar. Sudah ada beberapa klub yang menghubungi, tapi saya belum berani ekspos,” tandasnya.

Sementara itu, Manajer SFC Hendri Zainuddin mengatakan, mengenai pertandingan uji coba memang sudah masuk dalam rencana tim. Namun, untuk penyusunan jadwalnya menunggu seluruh anggota tim berkumpul dan mengikuti latihan. (iwan setiawan)

25 Juli 2009

RD Terpikat Noh Alam Shah

PALEMBANG (SI) – Sulit mendapatkan striker Singapura hasil naturalisasi Agu Casmir, manajemen Sriwijaya FC (SFC) mengalihkan bidikannya kepada ujung tombak timnas Singapura lainnya, Noh Alam Shah.

Hal itu disampaikan Pelatih SFC Rahmad ‘RD’ Darmawan saat ditemui di sekretariat SFC Kompleks Palembang Square Mall kemarin. RD mengaku dihubungi seorang agen pemain di Indonesia yang menawarkan striker timnas Singapura itu kepada SFC. Namun, mengenai tawaran itu, RD masih akan membawanya kepada manajemen terlebih dahulu. “Baru sebatas penawaran. Agen pemain itu menawarkan kepada saya beberapa nama. Jadi, saya bilang silakan masukkan penawaran resmi kepada manajemen, barulah nanti kami bahas dan putuskan penawaran itu,” ujar RD kepada harian Seputar Indonesia kemarin.

RD menilai Alam Shah merupakan striker terbaik yang dimiliki Singapura saat ini. Di luar sifat dan sikap temperamental yang kerap dia tunjukkan di lapangan, pemain kelahiran Singapura, 3 September 1980, ini memiliki kualitas permainan sangat baik. “Dia (Alam Shah) memang pemain yang bandel. Tapi, saya rasa hal itu wajar karena kalau orang memiliki keistimewaan ya memang begitu tipikalnya,” tuturnya.

Meski mengakui kualitas striker yang bermain untuk Tampines Rovers Football Club di S League ini, RD mengemukakan SFC akan menghadapi kendala jika ingin merekrut pemain ini. Sebab, Liga Super sudah bergulir awal Oktober 2009, sedangkan S League baru berakhir 4 November 2009. “Liga Singapura berakhir satu bulan sejak jadwal liga kita bergulir. Jelas ini satu masalah jika tetap ingin merekrutnya. Tapi, kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya,” tutur RD.

Dihubungi terpisah, Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin, yang dikonfirmasi mengenai hal ini, mengaku belum dihubungi RD menyangkut adanya tawaran dari agen striker Singapura tersebut. Namun, Hendri mengatakan jika memang benar ada tawaran seperti itu, dirinya selaku penanggung jawab pembentukan skuad SFC musim depan menyambut baik alternatif seperti itu. Bahkan, dia menyerahkan kembali persoalan ini kepada RD selaku pelatih yang nanti akan memimpin skuad SFC. “Sebagai Ketua Tim Lima yang bertugas membentuk tim, tentu saja saya tidak bekerja sendiri. Pak RD juga masuk dalam tim yang berfungsi merekomendasikan pemain mana saja yang sesuai kebutuhan tim dan berkualitas tentunya,” sebut Hendri.

Meski tidak begitu mengetahui sepak terjang pemain dimaksud, dari beberapa informasi yang didapatkan, Hendri yakin pemain yang masuk pantauan RD adalah pemain berkualitas. Apalagi, Alam Shah memiliki paspor Singapura dimana saat ini manajemen tengah dipusingkan untuk mengisi dua kuota pemain asing asal Asia seperti yang disyaratkan Badan Liga Indonesia (BLI). “Kami memang berencana membidik dua pemain asing asal Asia. Dari pendekatan terhadap dua pemain (Ambassa Guy dan Agu Casmir) tampaknya tidak ada kemajuan. Makanya, kami sudah siapkan beberapa rencana alternatif bidikan pemain Asia, mungkin ini salah satunya,” tandas Hendri.

Alam Shah mencatatkan namanya di urutan keempat dalam daftar pencetak gol terbanyak dengan torehan 11 gol. Namun, sesuai dengan sikap bengalnya, ujung tombak andalan Tampines Rovers FC ini telah mengoleksi tiga kartu kuning dan satu kartu merah selama pertandingan yang dilakoninya musim 2009. Bahkan, pemain satu ini pernah menjadi top skor dalam ajang AFF 2007 dengan mencetak 10 gol. (iwan setiawan)

SFC Target Juara Liga Antarpulau

PALEMBANG (SI) – Sebanyak 18 klub peserta Liga Super musim 2009-2010 akan saling bertemu lebih awal dalam ajang pramusim yang digagas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan tajuk Turnamen Liga Antarpulau akhir Agustus 2009.

Sekretaris Umum PSSI Sumsel Syamsuramel mengatakan, turnamen ini akan digelar sebelum Kompetisi Liga Super musim kompetisi 2009-2010 bergulir. Menurutnya, turnamen ini baru pertama kali digelar di Indonesia. Konsep turnamen ini dibuat menyerupai Piala Konfederasi yang digelar di saat musim libur kompetisi. “Klub-klub peserta liga kan butuh ajang pemanasan sebelum memasuki pertandingan liga. Turnamen ini dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan itu,” ujarnya.

Menurut Ramel, sapaan Syamsuramel, peserta turnamen merupakan seluruh peserta Liga Super musim 2009-2010. Selain SFC, akan ada Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persib, Persija Jakarta, Persijap Jepara, Persik Kediri, Persela Lamongan, PSM Makassar. Kemudian Pelita Jaya FC, Arema Malang, Persiba Balikpapan, Persita Tangerang, dan Persitara Jakarta Utara. Tim-tim itu akan ditambah empat klub promosi, yaitu PSPS Pekan Baru, Persema Malang, Persisam Samarinda, dan Persebaya Surabaya.

Sementara itu, sistem pertandingan akan digelar dengan sistem tuan rumah. Selain sebagai upaya efisiensi, keputusan ini diambil karena sempitnya waktu pelaksanaan yang kurang dari satu bulan. “Berbeda dengan sistem Kompetisi Liga Super yang menggelar pertandingan home and away, Liga Antarpulau ini hanya digelar di beberapa kota,” paparnya.

Untuk babak pertama atau penyisihan grup yang akan bertindak sebagai tuan rumah adalah klub-klub promosi sehingga pertandingan hanya akan dikonsentrasikan pada empat kota, yaitu Pekan Baru, Surabaya, Samarinda, dan Malang. Dari 18 klub tersebut akan dibagi dalam enam grup, yang terdiri masing-masing tiga klub. Barulah untuk mempertandingkan pemenang setiap grup dipilih lagi kota penyelenggara.

Sementara itu, Pelatih SFC Rahmad Darmawan menyambut baik digelarnya Turnamen Liga Antarpulau. Dengan turnamen pramusim ini bisa dijadikan ajang uji coba kemampuan skuad bentukan untuk musim depan sehingga kekurangan di berbagai lini yang diketahui dalam pertandingan tersebut bisa segera dibenahi sebelum musim bergulir. “Turnamen ini bisa dijadikan ajang menilai kekuatan dan kekurangan tim kami dan tim lawan peserta Liga Super. Mengenai target, ya setiap tim tentu ingin menjadi yang terbaik (juara). Tentu, semua itu butuh usaha keras dan kekompakan tim,” tutur Rahmad. (iwan setiawan)

24 Juli 2009

Hendri Resmi Ganti Bariyadi

PALEMBANG (SI) – Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainuddin secara resmi memegang posisi rangkap sebagai manajer Sriwijaya FC (SFC) musim depan. Keputusan itu diambil sesuai hasil rapat dewan direksi SFC yang berlangsung di Jakarta, Rabu (22/7).

Direktur Keuangan PT SOM Roliansyah Basnan menyatakan, seluruh direksi PT SOM menghadiri rapat yang digelar di Hotel Grand Melia, kecuali Wakil Direktur Utama MC Bariyadi dan Komisaris Utama Mudai Madang. Menurut Yan, sapaan Roliansyah Basnan, selain bertemu untuk membicarakan urusan transfer beberapa pemain buruan, rapat tersebut juga membahas persoalan tim SFC ke depan. Salah satunya adalah penunjukan manajer yang mengurus operasional tim SFC. ’’Akhirnya direksi menyepakati untuk memberikan kepercayaan kepada Hendri Zainuddin sebagai manajer SFC musim depan. Sementara manajer tim sebelumnya Bariyadi tetap menduduki posisi wakil dirut,” ujarnya kemarin.

Alasan jajaran direksi menunjuk Hendri sebagai manajer SFC karena mereka melihat kiprah yang bersangkutan selama ini bersama SFC. Hendri dinilai telah menguasai dan memiliki pengalaman. ’’Yang jelas, belakangan ini Hendri yang full time mengikuti perkembangan SFC. Dia punya banyak waktu di antara sekian direksi yang ada untuk mengurus tim ini. Jadi, kami yakin atas penunjukan ini karena sudah berdasarkan pertimbangan matang,” paparnya.

Sekretaris PT SOM Faisal Mursyid mengatakan, pengangkatan Hendri Zainuddin sebagai manajer sesuai SK No 16/PTSOM/VII/2009 tanggal 23 Juli 2009 ditandatangani langsung Direktur Utama PT SOM Dodi Reza Alex. Menurut Faisal, dalam SK tersebut terdapat ketentuan bahwa manajer memiliki wewenang membentuk tim ofisial untuk memperlancar tugas seorang manajer dalam mengurus tim.

Sementara itu, Hendri Zainuddin yang ditemui kemarin menyatakan sudah menerima keputusan manajemen ini. Meski baru menerima SK, Hendri langsung bergerak cepat menyusun tim ofisial SFC untuk musim depan. Seperti halnya meniadakan dokter di tim fisioterapi. ’’Kalau memang ada pemain atau anggota tim yang sakit dan membutuhkan perawatan dokter maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit,” tuturnya.

Meski melakukan efisiensi dan efektivitas peran ofisial SFC ke depan, Hendri masih mempertahankan susunan ofisial musim lalu, seperti masseur masih dipercayakan kepada Udin dan Umar, perlengkapan diserahkan kepada trio Hambali, Untung, dan Sodikin, serta fisioterapi akan ditangani Encu Widjaya. ’’Mengenai wakil manajer dan sekretaris tim masih akan dipertimbangkan lebih dahulu. Kemungkinan besar Pak Bakti Setiawan yang akan menjabat posisi itu,” ujar anggota terpilih DPRD Kabupaten Banyuasin periode 2009–2014.

Mengenai target yang dibebankan direksi agar SFC kembali meraih double winner, Hendri menjawabnya dengan penuh keyakinan bahwa hal itu sangat mungkin dicapai. (iwan setiawan)

Bepe Lepas, Bidik Rahmad Rivai

PALEMBANG (SI) – Hasrat manajemen Sriwijaya FC (SFC) mendapatkan striker timnas dan Persija Jakarta Bambang ‘Bepe’ Pamungkas tampaknya harus diakhiri. Sebab, hingga kini Bepe belum memberi sinyal positif untuk bergabung dengan Laskar WongKito, julukanSFC.

Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengatakan, perkembangan terakhir seputar rencana transfer trio Persija ke SFC berlangsung kurang baik. Padahal, manajemen sudah memberikan deadline kepada tiga pemain buruannya itu. Namun, hingga kini hanya dua pemain yang memberikan respons positif untuk segera bergabung dengan tim asuhan Rahmad Darmawan itu. “Kemungkinan besar dari tiga pemain Persija yang kami bidik hanya Ponaryo (Astaman) dan Ismed (Sofyan) yang bisa bergabung ke SFC. Sementara untuk Bepe, kemungkinan besar akan kami lepas,” tutur Hendri yang ditemui di Sekretariat SFC Kompleks Palembang Square Mall kemarin sore.

Menurut Hendri, sebenarnya Bepe masih mempertimbangkan tawaran SFC. Dia meminta waktu hingga Senin (27/7) untuk memberikan keputusan. Namun, Tim Lima menilai waktu yang diminta Bepe terlalu lama. “Setelah kami melepas Bepe, sasaran kami adalah striker yang musim lalu memperkuat Persitara Jakarta Utara, yakni Rahmad ‘Poci’ Rivai. Yang bersangkutan sudah kami hubungi dan responsnya positif untuk bergabung dengan SFC,” kata Hendri.

Meski mengisyaratkan akan melepas perburuan terhadap Bepe, Tim Lima akan berupaya keras mendaratkan gelandang Ponaryo dan wing back Ismed ke Palembang. Pasalnya, kedua pemain itu memang sangat dibutuhkan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Wijay dan Christian Warobay yang kontraknya tidak diperpanjang. “Mudah-mudahan kedua pemain ini bisa segera bergabung dengan kami. Karena, negosiasi mengalami kemajuan yang menggembirakan, salah satunya mereka bersedia menurunkan harga kontrak yang sebelumnya di atas dana yang kami sediakan,” tuturnya.

Sementara itu, meski sudah tidak muda lagi, Poci ternyata masih diminati banyak klub Tanah Air. Bahkan, beberapa hari lalu klub peserta Liga Super Persela Lamongan mengklaim bahwa striker yang musim lalu mengemas 12 gol di Liga Super dan 7 gol di Piala Indonesia bersama Persitara itu akan segera bergabung dengan Laskar Joko Tingkir, julukan Persela.

Nama Poci mencuat ketika dua musim memperkuat tim tanah kelahirannya, Persiter Ternate. Bahkan, dia juga pernah mencatatkan diri sebagai runner-up top skor di Liga Indonesia musim 2005/2006. (iwan setiawan)

23 Juli 2009

Deadline Trio Persija

PALEMBANG (SI) – Trio Persija Bambang ’Bepe’ Pamungkas, Ponaryo Astaman, dan Ismed Sofyan diberi deadline hingga hari ini untuk menentukan sikap apakah akan bergabung dengan SFC atau tidak.

Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin mengatakan, manajemen mulai kesal dengan sikap trio Persija yang terus mengulur waktu dalam memberi keputusan mengenai kepindahan mereka ke Sriwijaya FC (SFC). Sebab, sejak SFC menyatakan tertarik meminang ketiganya, para pemain tersebut justru tidak tegas menyatakan bersedia bergabung ataupun menolak tawaran SFC. ’’Manajemen akan bertindak tegas. Paling lambat Kamis (23/7) nanti mereka harus menyampaikan keputusannya. Jika memang mereka mau bergabung dengan SFC, ya oke. Tapi kalau tidak, ya sudah. Kami cari pemain lain,” ucap Hendri dengan nada tinggi.

Menurut anggota terpilih DPRD Kabupaten Banyuasin periode 2009–2014 ini, jika negosiasi trio Persija ini batal, manajemen akan mengalihkan sasaran ke gelandang serang timnas yang musim lalu merumput bersama klub Pelita Jaya Firman Utina dan striker Persitara Rahmat Rivai yang sudah masuk bidikan tim lima sebagai alternatif macetnya negosiasi Bepe. ’’Kami berusaha mendatangkan pemain dengan kualitas dan sikap yang bagus, baik ketika di lapangan maupun di luar lapangan. Kalau memang dengan trio Persija negosiasi macet, kami akan segera buka negosiasi dengan Firman (Utina) dan Rahmat (Rivai),’’ tuturnya.

Pelatih SFC Rahmad Darmawan yang ditemui di Sekretariat SFC kemarin mengatakan, perburuan terhadap trio Persija masih terus berjalan. Namun, RD meminta sedikit waktu untuk memastikan bergabungnya ketiga pemain tersebut ke dalam skuad SFC. Jika negosiasi ketiga pemain berlabel timnas itu gagal, masih ada beberapa alternatif pemain lain yang diincar manajemen. ’’Kami akan terus berusaha mewujudkan transfer pemain yang kami bidik ke Palembang secepatnya,” ujar pelatih kelahiran Metro, Lampung, 42 tahun silam ini.

Mengenai adanya deadline dari manajemen terhadap pemain buruan disambut baik oleh RD. Menurut RD, tentu manajemen tidak ingin terlalu lama menunggu keputusan sang pemain. ’’Inilah seninya memburu pemain, terkadang terjadi tarik ulur sehingga waktunya menjadi sedikit molor,” tutur pelatih yang dikontrak manajemen SFC untuk dua musim ke depan.

Meskipun, nantinya pemain yang mengisi timnya belum lengkap pada latihan perdana 3 Agustus mendatang. RD menegaskan akan tetap menjalankan rencana kerja yang telah disusunnya. Dia mengungkapkan, selama berjalannya proses latihan itulah nantinya para pemain lama yang dipertahankan ataupun pemain baru yang direkrut dari tim lain satu per satu datang dan melengkapi tim. ’’Saya sendiri yakin 3 Agustus nanti para pemain tidak akan lengkap,” tuturnya.

’’Mengingat kami baru memberi izin kepada pemain asing (Zah Rahan, Keith Kayamba Gumbs, dan Richard Anoure Obiora) untuk liburan dan mereka berangkat ke negara masing-masing, Kamis (16/7), dengan izin total empat minggu. Jadi, kemungkinan pemain asing kami baru kembali ke Palembang pada 15 Agustus. Tapi, pemain lain tetap akan menjalani latihan perdana tanggal 3 Agustus. Berapa pun (jumlah) pemain yang ada, kami akan memulai latihan,” tandas RD.

Pelatih yang mengantarkan SFC meraih double winner musim 2007-2008 dan Piala Indonesia 2008-2009 ini mengatakan, dari skuad lama SFC ada 15 nama yang direkomendasikan RD kepada manajemen untuk dikontrak kembali. Secara prinsip, para pemain itu sudah mencapai kesepakatan dengan SFC. Namun mengenai aspek legalisasinya, RD menyerahkan hal itu kepada manajemen. ’’Ya kami harapkan manajemen secara cepat menindaklanjuti hal ini karena pemain juga butuh suatu perjanjian hitam di atas putih,” katanya.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Persija Jaya Bambang Sucipto menyatakan bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya menata kembali Persija menjadi klub profesional yang tidakm menggantungkan hidupnya terhadap dana APBD. ’’Mengenai pemain, saat ini kami bebaskan mereka memilih klub yang ingin mengontrak mereka. Sebab, kami masih menunggu deal dengan Pelatih Portugal Rafael Gomes. Kalau dia resmi menangani Persija, barulah nanti rekomendasi mengenai siapa yang dipertahankan atau tidak akan ketahuan,” tuturnya. (iwan setiawan)

Komdis Panggil Panpel SFC

PALEMBANG (SI) – Investigasi seputar insiden mogok main tim Persipura Jayapura ketika melawan Sriwijaya FC (SFC) pada final Piala Indonesia, 28 Juni lalu, terus berlanjut. Setelah memanggil tim Persipura, kali ini giliran Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Lokal Palembang yang dimintai keterangan.

Surat undangan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia(PSSI) bernomor 1570/UDN/710/VII-09 yang ditujukan kepada Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Lokal Palembang itu diterima Sekretaris Perusahaan PT Sriwijaya Optimis Mandiri Faisal Mursyid. Menurut Faisal, dalam surat tersebut dicantumkan perihal pemanggilan untuk memberikan keterangan tentang peristiwa pada pertandingan Persipura Jayapura melawan SFC pada 28 Juni 2009. Sebenarnya yang dipanggil adalah perwakilan kedua tim yang berlaga di ajang puncak turnamen prestisius di Indonesia tersebut. Namun, karena pihak SFC menjadi tuan rumah pada perhelatan itu, maka panpel pertandingan yang akan memenuhi undangan Sidang Komisi Disiplin (Kondisi) PSSI tersebut.

Faisal mengatakan, awalnya pemanggilan dijadwalkan pada Rabu (22/7). Namun, pertemuan tersebut diundur satu hari menjadi Kamis (23/7) hari ini. ’’Tidak tahu juga alasan pengunduran itu. Tapi yang jelas tempat dan waktu pertemuannya tidak berubah, hanya harinya yang diundur,” ujarnya seraya menunjukkan faksimile undangan dari PSSI tersebut.

Ketika dihubungi harian Seputar Indonesia, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Lokal Palembang gelaran Final Piala Indonesia 2009 Rizal Abdullah mengaku telah berada di Jakarta sejak kemarin. Namun karena jadwal pertemuan diundur, dia pun memperpanjang masa kunjungannya di Jakarta. Rizal yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PU CK) Provinsi Sumatera Selatan ini mengaku belum mengetahui materi yang akan ditanyakan Komdis PSSI. Namun dari informasi yang berkembang, hal yang akan ditanyakan tidak jauh dari membeludaknya jumlah penonton kala itu. ’’Terus terang saya juga belum tahu pasti apa yang akan ditanyakan. Sebab, mengenai insiden mogok main Persipura saya rasa media dan masyarakat sudah menyaksikan dan bisa memberikan penilaian sendiri. Kalau soal penonton, kan bisa dilihat sendiri,” ujarnya. (iwan setiawan)

22 Juli 2009

Nego Trio Persija Masih Alot

PALEMBANG (SI) – Negosiasi manajemen Sriwijaya FC (SFC) untuk mendapatkan trio Persija Jakarta Bambang ’Bepe’ Pamungkas, Ponaryo Astaman, dan Ismed Sofyan kemarin ternyata berlangsung alot. Bahkan, tidak kurang Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Dodi Reza Alex turun langsung menemui ketiga pemain untuk merayu ketiganya agar segera berpindah home base ke Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, masih menemui jalan buntu.

Keberhasilan Tim Lima menggaet winger Arema Malang Arif Suyono dan midfielderPersitara AA Ngurah Wahyu Trisnajaya untuk melengkapi skuad SFC mengarungi musim 2009-2010 ternyata belum diikuti kesuksesan menaklukkan hati pemain buruan lainnya. Keinginan manajemen mendaratkan trio Persija ke Palembang masih terkendala negosiasi nilai kontrak. Sebab, manajemen SFC tetap pada alokasi nilai kontrak sebelumnya, yaitu berkisar Rp 900 juta hingga Rp 1 miliar. Akan tetapi, pemain itu meminta nilai yang lebih dari angka yang telah dipatok manajemen. ’’Negosiasi masih seputar harga. Tapi, kami optimistis mendapatkan mereka untuk bisa bermain bersama SFC musim depan,” ujar Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin kepada harian Seputar Indonesia kemarin.

Bahkan, sebagai bukti keseriusan SFC menggaet trio Persija, Direktur Utama PT SOM Dodi Reza Alex langsung terbang ke Jakarta untuk menemui secara langsung ketiganya. Sebab, manajemen SFC ingin skuad yang mengisi tim kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) ini diisi pemain berkualitas dan berlabel bintang. Hal itu tentu saja sesuai misi SFC yang ingin meraih kembali double winner, yaitu Liga Super dan Piala Indonesia. Selain itu, mampu berprestasi di kompetisi antarklub Asia. ’’Doakan saja pemain yang kami proyeksikan mengisi skuad SFC musim depan bisa kami dapatkan,” tutur Dodi, singkat.

Hendri menambahkan, anggota Tim Lima akan terus melakukan pendekatan kepada pemain buruan. Apalagi, waktu yang dibutuhkan untuk membentuk tim semakin mepet. Sebab, sesuai saran Pelatih Kepala Rahmad Darmawan, sebaiknya tim sudah terbentuk satu pekan sebelum latihan perdana dimulai. Jika jadwal latihan perdana SFC digelar 2 Agustus mendatang, berarti deadline pembentukan tim sekitar hari Minggu 26 Juli 2009. ’’Mudah-mudahan trio Persija ini bisa bergabung dengan kami. Sebab, selain harga tidak ada masalah lain. Kami beri mereka waktu tiga hari ke depan untuk memberi keputusan,” tandas Hendri.

Sebenarnya keputusan manajemen SFC untuk mendapatkan trio Persija Bambang ’Bepe’ Pamungkas, Ponaryo Astaman, dan Ismed Sofyan terhitung berat. Sebab, ketiganya sudah menjadi ikon Persija. Akan tetapi, krisis finansial yang dialami Persija Jakarta membuat kemungkinan hengkangnya para bintang, termasuk tiga pilar timnas ini sangat besar.

Eddy Syahputra, agen resmi pemain dari Ligina Sportindo yang menangani Bambang Pamungkas dan Ponaryo Astaman, mengatakan bahwa hingga kini belum ada kontak lebih lanjut dari manajemen SFC untuk mengontrak pemain di bawah agensinya itu. ’’Masih negosiasi. Tapi kalau mau langsung bicara kontrak ke pemain, ya tidak apa-apa,” katanya. (iwan setiawan)

21 Juli 2009

Arif Minta Nomor 14

PALEMBANG (SI) –Nomor punggung 14 rupanya tidak bisa lepas dari pemain Arif Suyono. Mantan gelandang Arema Malang ini resmi menggunakan kostum dengan nomor 14 bersama Sriwijaya FC (SFC).

Nomor punggung bagi sebagian pemain sepak bola merupakan suatu prestise. Meski tidak banyak yang mempersoalkan, beberapa pemain, khususnya berlabel bintang, akan menyertakan klausul penggunaan nomor punggung tertentu sebagai salah satu syarat kepindahannya ke klub baru. Seperti halnya Arif, pemain baru yang bergabung dengan SFC. Sebelum menyetujui kesepakatan kontrak kerja dengan manajemen SFC, winger andalan Singo Edan—julukan Arema—ini meminta agar diberikan kostum dengan nomor punggung 14. Agar buruannya tidak lepas, manajemen SFC melalui Tim Lima segera meluluskan permintaan sang bintang.

Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin menyatakan akan menegosiasikan permintaan Arif dengan pemain lama yang mengenakan nomor punggung tersebut, yakni Amirul Mukminin. Karena, pemilik nomor itu musim lalu masuk dalam daftar pemain yang dipertahankan manajemen. “Pembagian nomor punggung memang wewenang manajemen. Tapi, tergantung masukan dan permintaan pemain. Memang ada beberapa pemain baru yang kami rekrut mengharapkan mengenakan nomor punggung tertentu. Semuanya sudah kami sepakati dan bisa diatur,” tutur Hendri.

Meski demikian, Amirul menyatakan bersedia memberikan nomor punggung tersebut kepada Arif. “Kalau memang nomor punggung itu mau dipakai Arif, saya tak masalah. Kan masih ada nomor lain. Bagi saya, yang penting bisa bergabung lagi dengan SFC. Sebab, hingga saat ini belum ada bayangan bermain dengan klub lain,” tutur pemain asal Sumsel ini.

Sementara itu, setelah resmi bergabung dengan SFC, Arif tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Menurutnya, bergabung dengan klub besar seperti SFC adalah kebanggaan dan kebutuhan bagi pemain profesional. Sebab, dengan dukungan manajemen yang baik, materi pemain merata di semua lini, serta suntikan semangat dari suporter fanatik membuat kesempatan meraih gelar terbuka lebar. “Senanglah bergabung dengan SFC. Sebab, SFC salah satu klub besar di Indonesia saat ini. Mudah-mudahan kemampuan yang saya punya bisa membantu klub ini meraih prestasi lebih baik,” ucap Arif.

Mengenai permintaannya kepada manajemen SFC agar dirinya bisa mengenakan nomor punggung 14 ketika membela SFC, sambil tertawa kecil dia menjelaskan nomor tersebut merupakan nomor keberuntungannya. Dengan nomor itu dia merasa lebih pede (percaya diri) beraksi di lapangan. “Nomor itu warisan dari senior saya, I Putu Gede. Di Arema, saya pakai nomor itu dan besar harapan saya bisa mengenakan nomor punggung itu di SFC,” tandas pemain yang kerap dipanggil Keceng ini.

Mengenai jadwal kedatangannya ke Palembang, Arif mengatakan sekitar tanggal 1 Agustus mendatang. Sebab, dia harus bersiap-siap untuk pindah ke Palembang bersama sang istri tercinta Laily Maziyah. (iwan setiawan)

20 Juli 2009

Arif Resmi, Bepe Menyusul

PALEMBANG (SI) – Winger Arif Suyono resmi berganti kostum dari Arema Malang menjadi Sriwijaya FC (SFC). Rencananya, beberapa pemain tim nasional Indonesia lainnya menyusul.

Strategi jemput bola manajemen tim berjuluk Laskar Wong Kito ini untuk mendapatkan tanda tangan kontrak pemain incarannya cukup efektif. Terbukti, salah satu pilar timnas yang musim lalu menjadi andalan Singo Edan–julukan Arema– bersedia membubuhkan tanda tangannya di surat kontrak kerjanya selama satu musim dengan SFC. Arif didatangkan dengan gratis alias free transfer karena kontraknya di Arema telah kedaluwarsa.

Kepastian mendaratnya Arif disampaikan Ketua Tim Lima Hendri Zainuddin. Menurut pria yang juga Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) ini, dia telah bertemu langsung Arif untuk melakukan penandatanganan kesepakatan kontrak kerja kemarin siang. Sebab, memang pembicaraan sebelumnya baik dengan sang pemain maupun klub lamanya Arema tidak ada persoalan. Maka itu, pertemuan kemarin berakhir dengan penandatanganan kontrak kerja. ’’Benar, Arif sudah sepakat bermain untuk SFC musim 2009-2010. Kesepakatannya sudah beres,” ujar Hendri.

Bahkan, sebagai salah satu bukti keseriusan Arif bergabung dengan SFC, dia meminta agar tetap mengenakan nomor punggung 14 yang selama ini selalu dia kenakan di Arema. Mengenai hal itu, Hendri akan menegosiasikan permintaan Arif dengan pemain lama yang mengenakan nomor punggung tersebut. ’’Selain permintaan nomor punggung, tidak ada masalah lain. Arif tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pindah ke Palembang dalam waktu dekat. Mudah-mudahan dalam satu pekan ini Arif sudah bisa bergabung dengan skuad SFC lain,” tutur Hendri.

Hendri menyebutkan, meski baru bersedia memublikasikan keberhasilan mendapatkan satu incarannya, Tim Lima yakin beberapa target pemain bintang lain, seperti Bambang ’Bepe’ Pamungkas, Erol FX Iba, Tema Mursadat, Ahmad Kurniawan, Hariono segera menandatangani kontrak kerja bersama SFC. ’’Dari pemainnya sudah menyatakan siap menandatangani kontrak. Tapi, ada di antara mereka yang belum bersedia dipublikasikan karena tidak ingin klub lamanya tahu dan berujung tidak dibayarkannya sisa gaji mereka,” tandasnya.

’’Meski itu bukan urusan kami, tapi kami hormati permintaan itu dan memberi tenggang waktu buat pemain itu menyelesaikan persoalan dengan klub lamanya,” lanjutnya.

Sementara itu, Pelatih SFC Rahmad Darmawan menyerahkan sepenuhnya proses rekrutmen pemain kepada manajemen. Yang terpenting, menurut pelatih yang disapa RD ini, sebisa mungkin para pemain SFC musim 2009-2010 sudah berkumpul di Palembang sebelum latihan perdana dimulai 3 Agustus mendatang. ’’Meski kelihatannya pada latihan perdana nanti skuad SFC belum lengkap, latihan harus tetap digelar. Mengenai proses rekrutmen pemain, itu wewenang penuh pihak manajemen,” tandas RD. (iwan setiawan)

12 Juli 2009

Berharap Sumsel Miliki Kebun Binatang Representatif

WAWANCARA KHUSUS DENGAN PENELITI PPLH UNSRI DR INDRA YUSTIAN MSI

Belum dimilikinya kebun binatang atau taman satwa yang representatif di Sumatera Selatan (Sumsel), membuat miris para pemerhati konservasi satwa liar. Pasalnya, banyak hewan liar yang tertangkap atau sengaja ditangkap oleh masyarakat dan berakhir pada terbunuhnya hewan tersebut.

Akibatnya, spesies hewan tersebut bisa terancam punah hingga menyebabkan kerugian besar bagi generasi selanjutnya. Berikut wawancara wartawan Seputar Indonesia Iwan Setiawan dengan pemerhati konservasi satwa liar dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Indra Yustian MSi seputar persoalan konservasi satwa liar di Sumsel.

Apa yang menarik dari ilmu biologi konservasi sehingga Anda memutuskan untuk mendalaminya?


Sesuai dengan latar belakang pendidikan saya yang menyerempet biologi konservasi. Sebetulnya, yang saya pelajari itu lebih kepada tarsius, terutama mengenai ekologi dan konservasinya. Tapi, tarsius kan hanya salah satu tools yang arahnya ke manajemen konservasi. Sebab, selama ini masih terdapat kerancuan, mana yang harus dikonservasi, hutan itu sendiri atau spesies di dalamnya. Jadi, ada keinginan untuk meluruskan pemahaman mengenai konservasi yang belum sesuai itu.

Menurut penilaian Anda, bagaimana jalannya konservasi satwa liar di Sumsel?


Sebenarnya, kita punya Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Tapi, di satu sisi, perannya juga berbenturan dengan instansi lain, baik di level lebih tinggi maupun pada level yang sama. Sehingga kewenangannya menjadi sangat terbatas dan hati-hati. Sedangkan secara per individu, saya menilai masih sangat rendah. Sebab, masih banyak pihak yang tidak peduli dengan upaya konservasi, baik masyarakat biasa maupun pejabat dan para elit. Contoh kecil saja, ketika ada pemilihan kepala daerah, belum ada satu pun kandidat yang berani mencanangkan isu-isu lingkungan dalam visi misinya selama masa kampanye. Mereka lebih mengedepankan isu sosial kemasyarakatan. Padahal, persoalan lingkungan juga tidak kalah penting untuk diangkat.

Apakah rendahnya kepedulian itu terkait dengan pengetahuan dan kemampuan yang minim?


Tidak juga. Sebenarnya yang paling paham lingkungan Sumsel, ya, orang Sumsel sendiri. Tapi, memang perlu adanya peningkatan kualitas dari institusi yang memiliki kewenangan konservasi tersebut, sehingga mereka mendapat kepercayaan dari instansi di atasnya serta disegani instansi di level yang sama. Salah satu upaya adalah dengan mulai merekrut sarjana manajemen konservasi. Sebab, sebagai balai konservasi, BKSDA harus lebih profesional menjalankan perannya dengan diisi individu yang berkompeten.

Bagaimana Anda melihat peran pemerintah daerah dalam upaya konservasi?


Saya rasa sudah cukup baik ya. Seperti Palembang yang punya Perda Hutan Kota dan Ruang Terbuka Publik. Namun, ya, itu tadi, karena ada konflik kepentingan dengan instansi di level atas, maka daerah tidak berani menyinggung aset pemerintah pusat yang ada di daerah itu. Padahal, pemerintah pusat sendiri tidak terlalu intens memperhatikan asetnya yang ada di daerah. Sebagai contoh, di Palembang, ya, taman wisata alam (TWA) Punti Kayu. Pemkot Palembang tidak bisa memanfaatkan kawasan di dalam taman wisata tersebut karena masih dalam kewenangan Departemen Kehutanan. Padahal, potensi pengembangan Punti Kayu sangat besar loh untuk dijadikan area konservasi satwa liar.

Bisa dijelaskan lebih lanjut?


Prinsip dari konservasi bukanlah tidak boleh memanfaatkan area tersebut. Boleh dimanfaatkan tapi harus seimbang dengan pemeliharaan biodiversity yang ada di area tersebut. Kalau kita lihat di dalam TWA Punti Kayu beberapa tahun terakhir ini, kan ada penambahan koleksi jenis satwa yang merupakan hasil sitaan BKSDA Sumsel. Selain itu, ada pula beberapa satwa yang sengaja dititipkan atau diberikan warga untuk dirawat dan dipelihara. Dengan kata lain, TWA Punti Kayu telah menjelma menjadi taman satwa atau kebun binatang. Pada dasarnya, kebun binatang bisa menjadi objek pendidikan, sekaligus objek wisata yang bisa diandalkan. Namun, sayangnya, kondisi hewan di sana sangat memprihatinkan. Kandang-kandang hewan terlihat kotor dan kurang terawat. Bahkan, beberapa hewan, seperti halnya orang utan malah tidak memiliki kandang yang ideal.

Sebaiknya apa yang harus dilakukan pengelola taman satwa jika mereka ingin mengembangkan usaha di bidang ini?


Memang, selama ini display (kandang pantau) belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh objek yang dikelolanya. Pengelola juga harus berani dan mau meningkatkan pengetahuan pegawainya agar skill yang dimiliki dalam merawat hewan-hewan yang ada menjadi lebih baik. Seperti halnya pengelola TWA Punti Kayu. Saya rasa pengetahuan pegawai yang bertugas mengurusi hewan-hewan yang ada di sana juga tidak terlalu bagus, khususnya mengenai biologi hewan tersebut. Maksudnya di sini, hewan tersebut kan memiliki bawaan masing-masing seperti habitat aslinya bagaimana, makanannya apa, reproduksinya bagaimana. Nah, seharusnya jika hewan tersebut mau dikonservasi, ya, buatlah kandang yang menyerupai habitat alaminya. Meski tidak sama persis, ya, kan bisa saja diakal-akalin. Seperti kelas primata yang karakteristiknya terbiasa bergelantungan, ya, kalau tidak dari pohon, buatkan sesuatu yang bisa mereka gunakan untuk bergelantungan. Hal ini juga sangat bergantung dengan pengetahuan pegawai yang mengurus hewan tersebut.

Harapan Anda mengenai konservasi satwa liar di Sumsel?


Besar harapan saya, Sumsel memiliki kebun binatang yang representatif. Di mana di situ bisa ditempatkan berbagai hewan yang sebaran hidupnya ada di wilayah Sumsel. Sebab, selain untuk sarana rekreasi, kebun binatang juga dibutuhkan untuk keperluan pendidikan dan penelitian. Dengan adanya kebun binatang atau taman satwa maka masyarakat, khususnya anak-anak bisa melihat secara langsung hewan yang selama ini mungkin hanya bisa disaksikan melalui gambar di buku, majalah, atau tayangan televisi. Mereka pun bisa mendengar suara aslinya atau melihat gerakan-gerakan khas hewan tersebut. Jangan sampai karena tidak dimilikinya sarana kebun binatang atau taman satwa membuat satu spesies punah. Seperti halnya harimau Bali, yang kini hanya bisa dilihat melalui foto atau gambar. Tidak bisa dibayangkan kejadian seperti itu juga terjadi kepada harimau Sumatera atau gajah yang merupakan hewan khas yang dimiliki Sumsel. Betapa ruginya generasi muda kita nantinya.

Menurut Anda, mengapa tidak ada yang tertarik membuka kebun binatang di Sumsel?


Setahu saya sudah pernah ada ya, yaitu Kebun Binatang Sriwijaya yang sekarang kolaps. Kayaknya karena perencanaan yang kurang matang. Selain itu, pengelola KB Sriwijaya juga tidak membuka link ke asosiasi kebun binatang sehingga tidak bisa saling sharing mengenai tata kelola dan barter hewan koleksi kebun binatangnya. Selain itu juga dari berbagai pihak yang saya tanya mengenai hal ini, jawaban yang saya terima sungguh ironis. Jangankan kasih makan binatang, kasih makan orang saja masih susah. Jangankan nyekolahin binatang, nyekolahin orang aja masih susah. Jadi, apa ya, masih berbenturan dengan urusan yang dasar. (*)

BIODATA


Nama : Dr Indra Yustian MSi

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Juli 1973

Pendidikan : - S1 FMIPA Biologi Unsri
- S2 FMIPA Biologi Konservasi UI
- S3 Biologi Konservasi Universitas Goetingen Jerman

Jabatan : - Staf Peneliti PPLH Unsri
- Dosen FMIPA Biologi Unsri (S1)
- Dosen Pengelolaan Lingkungan Unsri (S2)
- Global Tarsier Forum

Istri : Fakhria Mariam

Anak : 2 Putri