Ketua Panitia Pelaksana Semarak Muharram 1430 Hijriah, Ustad Sulaiman M Nur tengah memeriksa persiapan acara.
Siang itu, Masjid Agung Palembang tampak berbenah. Beberapa pengurus Yayasan Masjid Agung (YMA) Palembang tampak serius menata bagian tengah masjid yang telah berusia lebih dari 250 tahun itu.
Selain menata ruangan dengan berbagai ornamen hiasan, penerangan di sekitar ruangan juga tak luput dari pemeriksaan. Di atas podium, tampak seorang pengurus yayasan meneliti dengan saksama detil ruangan. Maklum, ratusan undangan penting akan datang ke masjid yang pada mulanya disebut Masjid Sultan tersebut untuk merayakan pergantian Tahun Baru Islam 1430 Hijriah. “Pimpinan Wilayah Jami’atul Quro Wal Huffadz Sumatera Selatan bekerja sama dengan Yayasan Masjid Agung Palembang melakukan kegiatan untuk menyambut 1 Muharam. Kami sedang mengecek kalau ada yang kurang persiapannya,” tutur Ketua Panitia Pelaksana Semarak Muharam 1430 Hijriah Ustaz Sulaiman M Nur.
Dia mengatakan, pada peringatan Tahun Baru Islam kali ini, terdapat dua agenda besar yang diselenggarakan. Pertama, dauroh para imam se-Sumatera, yang mana para imam masjid utusan masing-masing provinsi dan kabupaten/kota di Sumatera menjalani pelatihan di Palembang. Agenda kedua yakni haflah tilawatil quran, dengan menampilkan dua qari internasional, yaitu Syekh Hajjat Romdhani dan Syekh Anwar Syahad, yang berasal dari Mesir. Sementara, untuk ceramah agama saat memasuki Tahun Baru Islam 1430 H akan disampaikan Habib Jindan bin Novel bin Jindan.
Selama ini, ungkap Direktur Lembaga Amil Zakat YMA Palembang ini, perayaan Tahun Baru Islam berjalan secara sporadis (tersebar) dan dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga gebyar Muharam tersebut tidak terlalu besar. Dilaksanakannya kegiatan Semarak Muharam yang dipusatkan di Masjid Agung Palembang tentunya akan membuat gema perayaan Tahun Baru Islam bisa lebih bergaung. Sebab, Masjid Agung Palembang merupakan sentral perhatian umat muslim di Sumsel dan Palembang khususnya. Apalagi dengan dimeriahkan qari internasional, Sulaiman optimistis, bisa menjadi magnet yang kuat bagi umat muslim datang dan mengikuti acara menyambut datangnya Tahun Baru Islam. “Dengan dipusatkannya kegiatan perayaan Tahun Baru Islam di masjid kebanggaan warga Palembang ini, diharapkan bisa menjadi momentum kebangkitan perayaan hari besar umat Islam lainnya,” ujarnya.
Seperti halnya ulama lain, Sulaiman sangat menyayangkan bahwa gebyar perayaan Tahun Baru Islam seperti “tenggelam” oleh perayaan tahun baru Masehi. Dia sendiri menilai umat manusia belakangan ini lebih cenderung memilih cara glamor dalam merayakan momen pergantian tahun. Padahal dalam Islam, kegiatan seperti itu tidak dianjurkan sama sekali. Itulah salah satu alasan dibalik minimnya minat dan perhatian umat Islam pada perayaan tahun baru Hijriah. “Inilah tantangan bagi umat Islam, bagaimana menciptakan suatu momentum yang mengondisikan pergantian Tahun Baru Islam kali ini tidak kalah meriah gemanya dengan tahun baru Masehi, tapi tetap pada jalur islami,” katanya.
Sebenarnya, banyak sekali budaya dan adat istiadat warga Palembang saat merayakan Tahun Baru Islam, di antaranya saling kirim makanan “nasi gemuk” dan lauk pauknya antar tetangga dan sanak saudara setelah selesai salat asar menjelang 1 Muharam. Kemudian, karnaval mobil hias dan anak-anak yang mengenakan beragam pakaian muslim. Namun sayangnya, tradisi tersebut telah tergerus kemajuan zaman sehingga sangat jarang bisa ditemui pada kondisi sekarang. Meski demikian,YMA Palembang, Jami’atul Quro Wal Huffadz, dan Kesultanan Palembang Darussalam, berkomitmen untuk menghidupkan kembali tradisi yang biasanya ada saat perayaan Tahun Baru Islam. “Banyak juga tradisi jelang 1 Muharam yang telah hilang dari masyarakat Palembang. Kalaupun ada, ya cuma di tempat tertentu dan sangat terbatas. Tapi kami telah berkomitmen membangkitkan kembali tradisi tersebut, seperti salah satunya menyajikan makanan secara hidangan yang merupakan khas Palembang dalam perayaan malam 1 Muharam kali ini,” papar Sulaiman. (iwan setiawan)
foto : iwan setiawan
publikasi : sindo sumsel; senin 29 desember 2008; halaman 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar