09 Oktober 2008

Harga Jual TBS Turun

PALEMBANG(SINDO) – Krisis finansial di Amerika berimbas pada sektor perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan (Sumsel).

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumsel Sumail Abdullah mengatakan, sejak empat bulan terakhir, harga TBS terus mengalami penurunan. Dampak nyata yang dirasakan adalah turunnya harga jual tandan buah segar (TBS) hingga 50%. Bahkan, sejak krisis finansial di Amerika yang juga melanda negara-negara Eropa dan Asia, penurunan harga TBS semakin menjadi-jadi. Jika sebelumnya harga jual TBS dari petani ke pabrik bisa mencapai Rp2.200 per kg, saat ini menjadi Rp1.050 per kg. “Makin hari makin anjlok harga jual sawit petani. Kalau begini terus, banyak petani yang kolaps,” ujarnya saat dihubungi SINDO kemarin.

Sumail mengungkapkan, kondisi seperti ini pernah terjadi ketika Asia dan Indonesia mengalami krisis ekonomi saat 1998 silam. Bahkan, ketika itu harga TBS benar-benar hancur pada level Rp400 per kg. Melihat kondisi krisis yang saat ini berlangsung di Amerika dan menjalar ke negara lain, kekhawatiran akan terulangnya kondisi satu dekade lalu semakin meningkat. Selain harga TBS yang terus anjlok, persoalan lain adalah tidak terjaminnya ketersediaan pupuk bersubsidi. Menurut Sumail, pupuk merupakan sarana pokok penunjang perkebunan sawit. Saat ini stok pupuk bersubsidi di beberapa sentra perkebunan sulit ditemui. Kalaupun ada, harganya bisa meningkat tajam dari harga normal.

Sementara itu, Zul Irwan, petani kelapa sawit di Desa Pinang Belarik, Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Muaraenim, mengurungkan rencananya untuk memupuk tanaman sawitnya pekan depan. Keputusan itu diambilnya setelah mengetahui harga TBS terus merosot, sementara harga pupuk terus membubung. Bahkan, sejak dua hari lalu dia memberhentikan dua buruh lepas yang bekerja membersihkan lahan untuk persiapan pemupukan. (iwan setiawan)

halaman 22

Tidak ada komentar: