09 Oktober 2008

Bentrokan Berdarah di Pasar 16 Ilir

PALEMBANG (SINDO) – Salah paham berujung bentrokan berdarah. Kejadian itu terjadi Rabu (8/10) sore di areal Pasar 16 Ilir, Palembang.

Peristiwa bentrokan yangmengakibatkan korban luka-luka terjadi setelah adanya salah paham antara dua kelompok pemuda yang belum diketahui penyebabnya. Hingga malam tadi, kedua kubu saling melaporkan lawan masing-masing di Polsek Ilir Timur I atas tindakan penganiayaan dan pengeroyokan.Pelapor pertama atas nama Hidayat bin Abdullah, 30, menceritakan, awal mula kejadian itu ketika pegawai toko Grand Andrean yang bernama Ipan hendak pulang setelah menutup tokonya.Hidayat bersama rekan-rekannya yang biasa berkumpul di depan toko itu pun menghampiri Ipan. Selama ini, mereka merasa terganggu dengan sikap Ipan yang tidak “hormat”kepada mereka. Entah siapa yang memulai terjadi ribut mulut antara Ipan dan seorang rekannya yang bernama Jul.“Sudah ribut mulut itu aku kiro sudah selesai. Tapi, dak taunyo Ipan balik lagi bawa kawan-kawannyo yang la ngunus parang dan langsung nyerang kami,”ujarnya ketika ditemuidi Polsek IT I tadi malam.

Selanjutnya, bentrokan pun tidak bisa dihindari. Aksi saling pukul, mulai dari tangan kosong hingga senjata tajam pun mewarnai sore di kawasan sekitar Jembatan Ampera itu. Lantaran kalah jumlah, Hidayat dan rekan-rekannya lari menyelamatkan diri. “Setelah berobat, barulah kami melaporkan kejadian tadi sore itu,”ujarnya.

Keterangan berbeda disampaikan Ipan yang melaporkan pihak Hidayat. Menurut dia, saat itu dia bersiap akan pulang setelah seharian bekerja. Ketika sampai di motor, dia pun didekati tiga orang yang diketahuinya sebagai “penguasa” Pasar 16 Ilir.Tanpa basa-basi, seseorang yang dikenalnya dengan nama Jul langsung menghantamkan kepala ikat pinggang besi ke kepalanya. Merasa dirinya terancam, Ipan memilih untuk kabur dari tempat kejadian perkara (TKP). Namun, merasa masih baru bekerja di toko itu, Ipan pun mengajak ayahnya untuk menyelesaikan persoalan. Entah mengapa, niat baiknya itu malah disambut pukulan dan hantaman benda keras lainnya. “Saya ajak ayah untuk menyelesaikan masalah. Tapi, bukannya didengarkan, ayah saya malah dianiaya.Tidak tega melihat ayah dipukuli dan dibacok, saya dan teman-teman mencoba melawan,”tuturnya.

Akibat bentrokan itu, Ipan mengalami bocor di kepala dan memar di sekujur tubuhnya. Namun, luka yang dialami Azhari Ismed, ayah Ipan, lebih parah. Azhari mengalamiluka bacok di kepala bagian kanan, luka sayat di jempoltangan kanan, dan luka robek di betis kirinya.

Kapolsek IT I AKP Slamet Waloya melalui Kanit Reskrim Ipda Rizka membenarkan adanya laporan dari kedua belah pihak. Dari TKP, polisi berhasil menyita empat bilah parangyang digunakan dalam bentrokan. Hingga pukul 23.00 WIB tadi malam, para pelapor masih dimintai keterangan diPolsek IT I. (iwan setiawan)

Ipan dan ayahnya, Azhari Ismed, saat melapor ke Unit SPK Polsek IT I kemarin malam.

foto : iwan setiawan

halaman 12

Tidak ada komentar: