22 Februari 2009

Taman Lalu Lintas Rawan Pungutan Liar

PALEMBANG (SINDO) – Kondisi Taman Lalu Lintas (TLL) Palembang di pinggiran Danau OPI, Jakabaring, sangat memprihatinkan. Selain banyak bagian yang rusak, ternyata aset milik Pemprov Sumsel itu dijadikan objek pungutan liar (pungli) oleh oknum pemuda di sekitar lokasi.

Pantauan SINDO kemarin siang sekitar pukul 14.30 WIB, ada rombongan sebuah sekolah di Palembang yang ingin berfoto di pinggir danau. Mereka masuk ke areal TLL dengan memberikan sejumlah uang kepada beberapa pemuda di depan gerbang TLL. Namun, tindakan itu diprotes pengurus TPA Raudhatul Jannah yang sedang beraktivitas di TLL. Pasalnya, fasilitas di areal TLL bukan untuk umum. “Kami juga gak tahu mengapa mereka langsung masuk, padahal gak ada yang ngizinin,” ucap Siti, salah seorang pengurus TPA.

Siti menuturkan, penggunaan fasilitas di areal TLL harus berdasarkan izin Kepala Taman Lalu Lintas terlebih dahulu. Sepengetahuan dia, TLL hanya diperuntukkan bagi kepentingan anak-anak pendidikan anak usia dini (PAUD). “Tempat ini memang sarana rekreasi. Tapi, setahu saya hanya untuk anak-anak PAUD. Kami (TPA) saja harus mengurus izin terlebih dahulu untuk menggunakan fasilitas musala yang ada,” tuturnya.

Sementara itu, Handera, penjaga Kantor TLL, menerangkan, selama ini memang TLL tidak ada yang menjaga secara khusus. Karena letaknya di tepi danau dan memiliki beberapa fasilitas penunjang, seperti menara yang bisa melihat danau dari ketinggian, maka minat masyarakat untuk bisa masuk sangat tinggi. “Sebenarnya dak boleh masuk. Tapi terkadang oleh budak-budak yang nyari duit dibolehke masuk, asal bayar. Padahal, dari pengurus sudah ngasih tahu kalau taman ini hanya untuk bermain dan rekreasi anak-anak PAUD bae,” katanya.

Mengenai beberapa bagian bangunan yang rusak, Handera menyatakan, hal tersebut di luar pemantauannya. Pasalnya, selama ini gedung yang berada di bawah pengawasan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumsel itu hanya dijaga seorang petugas. Padahal, kawasan di sekitar Danau OPI, Jakabaring, ini selalu ramai menjelang akhir pekan. “Kalau ado yang pecah atau rusak, kami dak tau siapo yang ngelakukenyo. Sebab yang jago cuma dewekan, paling jugo yang kami jago itu yo barang-barang atau fasilitas yang ado di dalam kantor,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Disdik Provinsi Sumsel Ade Karyana menyatakan akan mempelajari terlebih dahulu permasalahan ini. Sebab, pembangunan maupun pengelolaannya dilakukan pada masa pejabat sebelumnya. “Saya pelajari dulu ya. Kalau tidak maksimal, ya akan kami evaluasi tentunya,” cetusnya. (iwan setiawan)

Tidak ada komentar: