05 Januari 2009

Minim Tempat Wisata, Warga Serbu Mal

AKHIR LIBUR PANJANG DI PALEMBANG

PALEMBANG (SINDO) – Minimnya tempat pariwisata di Palembang membuat warga menghabiskan waktu libur panjang di mal dan pusat perbelanjaan. Apalagi, kemarin merupakan hari terakhir libur panjang yang diperoleh para pegawai sejak perayaan Natal 25 Desember 2008 lalu.

Dari pantauan SINDO di tiga mal yang ada di Palembang, masing-masing Palembang Trade Centre (PTC), Palembang Square (PS), dan Palembang Indah Mall (PIM), tampak ratusan kendaraan memadati area parkir. Menjelang sore, arus kendaraan yang memasuki mal semakin ramai. Hal ini disebabkan pengelola mal bersaing menarik pengunjung sebanyak-banyaknya pada awal 2009. Bahkan, program diskon hampir merata digelar seluruh tenant.

“Besok (hari ini) kan sudah mulai kerja, jadi ya hari ini (kemarin) puas-puasin main dan jalan bareng keluarga,” ujar Darwansyah, seorang PNS ditemui SINDO kemarin.

Menurut dia, pilihan tempat wisata di Palembang masih sangat minim. Selain itu, fasilitas penunjangnya masih sangat kurang sehingga kebanyakan warga lebih memilih untuk mendatangi pusat perbelanjaan dan “berwisata” di dalamnya. “Kalau menghabiskan liburan ya paling kami ke BKB atau (hutan wisata) Punti Kayu, tapi kalau waktu seperti ini pasti ramai sekali. Jadi alternatifnya saya ajak saja keluarga ke mal dan bermain di arena permainan anak-anak,” katanya.

Ternyata bukan hanya warga Palembang yang menghabiskan hari terakhir liburan panjang di mal yang ada di kota metropolis ini. Belasan bus dari luar Kota Palembang tampak di antara deretan mobil yang diparkir di halaman stadion Madya Bumi Sriwijaya. Bus-bus itu mengangkut puluhan warga dari beberapa kabupaten/kota di sekitar Palembang yang ingin merasakan suasana liburan seperti halnya warga metropolis. “Pengen jalan-jalan bae Pak, mumpung anak-anak masih liburan. Kami dari Sungai Lilin (Muba) berangkat pagi (kemarin),” ucap Samirin, seorang petani kelapa sawit asal Sungai Lilin, Kabupaten Muba.

Dia dan puluhan warga lainnya sengaja datang ke Palembang karena bingung memilih tempat wisata yang aman dan nyaman. Jika harus mendatangi tempat wisata alam yang telah tertata seperti halnya Danau Ranau atau Gunung Dempo, waktu yang dibutuhkan terlalu lama. Oleh karenanya, Palembang dipilih sebagai tujuan wisata. Sebab, selain sebagai ibu kota provinsi yang ramai dikunjungi orang, Palembang juga merupakan barometer Sumsel secara umum. “Sebenernyo kami pengen lihat danau buatan di Jakabaring, tapi denger-denger katanya tidak aman, jadi kami batalke,” ungkapnya.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Palembang Harmen Abbas mengatakan, wisata Palembang memang berbeda dengan wisata di daerah lain. Jika daerah lain mengandalkan wisata alam, seperti danau, bukit, gunung, atau pantai, Palembang lebih menonjol wisata sejarah, terlebih sisa-sisa kebesaran kerajaan besar dunia, yaitu Sriwijaya, ada di Palembang. “Pengembangan wisata sejarah itu memang belum maksimal sehingga masyarakat tidak memiliki akses atau mengetahui informasi mengenai tempat wisata sejarah tersebut,” tutur politikus Partai Golkar itu.

Harmen juga tidak menutup mata jika masyarakat lebih tertarik mendatangi pusat perbelanjaan untuk menikmati liburannya ketimbang pergi ke tempat sejarah. (iwan setiawan)

Tidak ada komentar: