03 Januari 2009

Harga Karet Masih Rendah

PALEMBANG (SINDO) – Memasuki 2009, harga karet petani di Sumsel belum membaik.

Menurut Syamsuddin, petani karet di Kabupaten Banyuasin, krisis finansial global yang terjadi sangat memengaruhi kehidupan mereka. Hal itu disebabkan semakin turunnya harga karet hingga lebih 60% dari harga normal yang selalu berada di atas Rp 12.000/kg. “Penghasilan kami jauh berkurang dengan kondisi normal sebelum krisis. Bahkan untuk menutupi kebutuhan hidup, kami harus menjual beberapa barang dan berhutang kepada toko sembako,” ujarnya.

Meskipun dalam beberapa hari terakhir harga karet meningkat, jumlahnya masih sangat kecil. Pada penjualan akhir pekan lalu, harga jual karet kering naik sebesar Rp 600/kg menjadi Rp 5.300. Namun, kenaikan itu tidak bisa diharapkan terus terjadi karena harga masih sangat berfluktuasi. “Kecil sekali peningkatannya. Tidak sebanding dengan biaya operasional yang kami keluarkan,” ujarnya.

Sementara itu, Qulyubi, petani karet di Desa Bukit Langkap, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas, menyampaikan hal serupa. Menurut dia, harga karet hasil sadapan petani berkisar di harga Rp 4.700 – Rp 5.500. Namun, itu hanya berlaku untuk karet yang dikeringkan minimal satu pekan. “Sementara untuk karet basah, harganya lebih turun lagi dan hanya berkisar Rp 2.800 – Rp 3.300 per kg,” tuturnya.

Qulyubi dan ribuan petani karet lainnya sangat berharap harga karet bisa segera pulih. Apalagi, pemerintah tiga negara pengekspor terbesar karet dunia, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand, telah menyepakati pembatasan ekspor karet pada 2009. Pembatasan tersebut berasal dari penurunan ekspor sebanyak 700.000 ton serta 215.000 ton dari penanaman kembali. (iwan setiawan)


Tidak ada komentar: