03 Januari 2009

PKBL PT Pusri 2008 Rp 27 Miliar

PALEMBANG (SINDO) – PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) pada tahun 2008 lalu menyalurkan dana program kemitraan bina lingkungan (PKBL) sebesar Rp 27,2 miliar.

Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri mengatakan, dana sebesar itu dialokasikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kegiatan usaha. Menurut Dadang, bantuan dari Pusri bisa dimanfaatkan oleh mitra binaan yang didominasi oleh koperasi, pengusaha kecil dan menengah yang bergerak di sektor usaha kerajinan rakyat. “Bagi masyarakat yang butuh modal untuk mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan bantuan pinjaman dana bantuan Pusri, bisa langsung mengajukan permohonan kepada unit PKBL kita,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Menurut Dadang, meski bersifat pinjaman lunak, namun Pusri memberlakukan sistem pengawasan yang cukup ketat. Selain menurunkan tim pemantau, Pusri juga mengharuskan agar pemohon menyerahkan agunan jika ingin memperoleh bantuan modal kerja dari Pusri. Namun ditegaskan Dadang, semua itu bukan untuk mempersulit mitra binaan, melainkan agar terbangun sistem yang dilandasi tanggung jawab dan kejujuran. “Kita kan sudah kasih mereka kesempatan mendapatkan pinjaman modal, wajar saja kan kita minta mereka jujur,” katanya.

Sementara itu Manajer Kemitraan Usaha Kecil & Bina Wilayah PT Pusri Bambang Subiyanto menerangkan, hingga akhir 2008 lalu, pihaknya telah mengucurkan dana untuk pembinaan usaha kecil sebesar Rp 27.213.585.190. Jumlah itu terdiri dari bantuan modal sebesar Rp 2.354.325.000 dan bantuan hibah mencapai Rp 4.859.260.190. “Program ini di Pusri berjalan cukup baik karena dana bantuan yang dipinjamkan secara bergulir itu tingkat pengembaliannya cukup tinggi,” tuturnya.

Bambang mengatakan, selama tahun 2008 unit usaha yang diberikan bantuan berjumlah 647 pengusaha kecil dan 8 unit koperasi. Secara total unit usaha yang telah dibina Pusri mencapai 6.695 unit. Untuk meningkatkan pengembalian dana PKBL, pihaknya terus melakukan pendekatan kepada mitra binaan dan berupaya membantu mereka mengatasi masalah yang mengakibatkan tertundanya pembayaran cicilan pinjaman itu. “Kita juga kan gak lepas tangan begitu saja setelah memberikan pinjaman. Ada kalanya unit usaha diberikan pelatihan manajemen mutu, keuangan, atau apapun yang mereka butuh untuk memajukan usahanya,” tandasnya. (iwan setiawan)


Tidak ada komentar: