05 Desember 2008

Semprotan Es Krim Sangat Disukai Anak-Anak

ICE CREAM WASH PERTAMA DI PALEMBANG (2-HABIS)

Usaha cucian mobil dan motor Maltha kini mulai dilirik banyak pemilik kendaraan. Bahkan, tidak jarang mereka membawa serta keluarga dan anak-anak.



Usaha cucian mobil dan motor Maltha di Jalan Angkatan 45, Palembang

Masuk ke pekarangan cucian motor & mobil Maltha di Jalan Angkatan 45, pemilik kendaraan akan langsung disambut beberapa pegawai yang segera mengambil alih kendaraan untuk dibawa ke arena pencucian. Konsumen pun dipersilakan duduk manis sambil menunggu kendaraannya dibersihkan.

Untuk mencuci satu unit motor, para pegawai membutuhkan waktu antara 30–45 menit. Sedangkan untuk satu unit mobil, waktu yang dibutuhkan minimal satu jam. Rully, sang pemilik usaha, mengatakan, rata-rata dalam satu hari konsumen yang datang mencapai 30 motor dan 10 mobil. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan saat awal membuka usahanya dulu. Saat itu, jumlah konsumen yang datang ke tempatnya masih sangat terbatas. Bahkan, pernah dalam satu hari penuh yang datang mencuci ke tempatnya hanya satu motor. Namun, hal itu tidak membuatnya patah semangat untuk meneruskan usaha. Sebab, Rully yakin bahwa usaha cucian kendaraan yang dibangunnya ini akan menemukan sukses suatu saat nanti. “Bercermin dari usaha orangtua saya dulu yang dimulai dari nol. Saat ini, usaha tersebut sukses dan banyak dicontoh pengusaha sejenis,” tutur suami Novriana ini.

Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang ini menyebutkan, untuk cairan khusus pembentuk gumpalan layaknya es krim yang digunakan saat mencuci kendaraan, masih dipesan dari Jakarta. Pasalnya, cairan khusus seharga Rp15.000/liter itu belum tersedia di Palembang. Saat ini saja, baru tersedia dua macam aroma cairan es krim, yaitu stroberi (merah muda) dan melon (hijau). “Pengalaman selama ini, untuk mencuci 20 motor, cairan es krim yang dibutuhkan 1,5–2 liter. Ya, tergantung pemakaian juga, kalau nyemprotnya boros, ya harus nambah lagi,” paparnya.

Rully menerangkan, setiap konsumen yang datang memiliki selera berbeda. Ada yang lebih suka memakai cairan es krim stroberi, tetapi tidak sedikit pula yang meminta kendaraannya dilumuri cairan es krim melon. Semaksimal mungkin Rully akan memenuhi permintaan konsumennya. Namun, apabila stok salah satu cairan es krim menipis atau habis, dia akan mengutarakan hal itu kepada konsumennya. “Kalau salah satu habis, ya terpaksa hanya pakai cairan es krim satu aroma. Selama kami terbuka dengan konsumen, mereka bisa menerima itu kok,” katanya.

Ternyata usaha yang dijalankan Rully bisa menjadi sarana refreshing bagi anak-anak pemilik kendaraan yang dicuci. Sebab, banyak diantara anak-anak yang ikut ketika kendaraannya dicuci terlihat antusias ketika pegawai Rully mulai menyemprotkan busa es krim ke seluruh bodi kendaraan. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang mencoba membuktikan, apakah cairan yang disemprotkan itu benar-benar es krim atau bukan. “Pernah ada anak-anak yang ketika cairan es krim disemprotkan, mereka minta juga. Tapi, kami jelaskan bahwa ini hanya cairan semacam sampo untuk cuci kendaraan dan berbahaya kalau dimakan,” tuturnya.

Walaupun masih terhitung pemain baru di usaha cucian kendaraan, Rully memiliki keinginan usahanya ini bisa menjadi besar seperti halnya usaha orangtuanya yang kini diurus sang kakak. (iwan setiawan)

foto : iwan setiawan

publikasi : sindo sumsel; jumat 5 desember 2008; halaman 9

Tidak ada komentar: