21 Oktober 2008

Perusahaan dan Petani Diimbau Komitmen

PALEMBANG (SINDO) – Anjloknya harga karet di beberapa sentra karet Sumatera Selatan (Sumsel) membuat petani menahan pasokannya ke pabrik.

Ketua Kadin Sumsel Ahmad Rizal yang dihubungi SINDO mengatakan, krisis keuangan global yang menghantam Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa mulai berdampak pada sektor riil di Sumsel. Pasalnya, sektor ini paling terkena dampak krisis keuangan global akibat menurunnya permintaan pasar ekspor ke negara-negara yang terkena krisis tersebut. “Komoditas ekspor Sumsel, seperti CPO dan karet, paling merasakan dampak krisis ini. Harganya terus turun tajam, bahkan pantauan Kadin di beberapa wilayah harganya hancur-hancuran,” ujar dia.

Untuk mengatasi hal itu, Kadin mengimbau pengusaha dan petani karet saling membantu dan memenuhi komitmen. Pabrik karet harus tetap membeli karet petani dengan harga kesepakatan awal. Hal itu diungkapkan Rizal karena saat ini banyak pabrik karet yang ikut membeli karet yang telah dipesan beberapa waktu lalu dengan harga sekarang.

Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Amidi mengatakan, umumnya pedagang yang mengalami kerugian adalah mereka yang sebelum Lebaran lalu menyetok barang dalam jumlah besar dengan harga beli di atas Rp10.000 per kg untuk karet kelas I, dan Rp8.000–9.000 per kg untuk karet kelas II. “Sebab, kalau dijual saat ini, kerugian yang muncul sangat besar. Jadi, petani akan menunggu sampai harga normal. Tentu dampaknya buruk bagi pabrik karet karena pasokan terancam,” tandasnya. (iwan setiawan)

halaman 22

Tidak ada komentar: