16 Oktober 2008

Pasokan Gas PT Pusri Dijamin Aman

PALEMBANG (SINDO) – Direktur Utama (Dirut) PT Pusri menyatakan, pasokan gas PT Pusri dalam posisi terpenuhi hingga 10 tahun mendatang.

       Dirut PT Pusri Dadang Heru Kodri menegaskan, pasokan gas dari Medco Energy Tbk yang mengalir ke pabrik Pusri untuk kebutuhan produksi, dalam kondisi aman. Hal itu seiring telah diperbaharuinya kontrak pasokan gas antara PT Pusri dan Medco sebelumnya, yang sudah habis pada 2007 lalu. Kontrak berdurasi 10 tahun itu dimulai sejak 2008 hingga 2018. “Tidak ada pemutusan kontrak dengan Medco. Justru kita sudah bayar (kontrak) mereka, dan Medco bersedia memasok gas ke pabrik kita,” ujarnya seusai acara halalbihalal keluarga besar PT Pusri kemarin.

       Dadang menerangkan, dari kontrak pasokan gas dengan Medco Energy Tbk tersebut, Pusri bisa mendapat pasokan gas sebesar 45 juta standar kaki kubik per hari atau MMSCFD. Mengenai harga yang disepakati, termasuk losses, yakni sebesar USD3,45 per juta British thermal unit (MMBTU) dengan eskalasi harga 2,5% per tahun untuk masa kontrak 10 tahun. Dadang mengungkapkan, kontrak dengan Medco dilakukan karena pasokan gas dari Pertamina ke PT Pusri tidak mencukupi kebutuhan yang mencapai 225 MMSCFD. Sebab, jumlah pasokan gas yang didapat dari Pertamina hanya sebesar 180 MMSCFD dengan harga sekitar USD3,3 dengan eskalasi harga 2,5% per tahun. “Perpanjangan kontrak pasokan gas dengan PT Pertamina juga kita perbaharui untuk masa lima tahun, yaitu periode 2008–2013. Dengan adanya kontrak baru ini, kebutuhan gas untuk produksi bisa terpenuhi sehingga proses produksi bisa berjalan,” tuturnya.

      Pada dasarnya, pembaharuan kontrak yang dilakukan hanyalah menyambung kontrak yang telah terjalin sebelumnya. Dadang mengaku, Pusri sebenarnya ingin membeli gas dari satu pihak saja. Namun, karena kapasitas produksi gas, baik dari Pertamina maupun Medco, tidak bisa secara total menyuplai ke PT Pusri semata, akibatnya PT Pusri harus mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan, salah satu solusinya dengan membeli gas dari kedua perusahaan tersebut. “Meski Pertamina memasok gas kita cukup besar, itu belum mencukupi. Sementara, Medco menyatakan bahwa kemampuan mereka hanya segitu karena mereka harus memasok ke perusahaan atau klien yang lain,” paparnya.

      Sementara itu, Direktur SDM dan Umum PT Pusri Djafarudin Lexy mengatakan, pemerintah hendaknya meninjau ulang alokasi gas Pertamina khususnya yang memproduksi gas di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Sebab, selama ini Pertamina telah menyalurkan gasnya keluar Sumatera, seperti ke Pulau Jawa bahkan hingga ke luar negeri. Namun, hal itu tidak diiringi dengan pemenuhan alokasi gas perusahaan di Sumsel terlebih dulu. Bahkan, kontrak pasokan gas dengan beberapa perusahaan, termasuk PT Pusri, tidak lebih lama dibanding kontrak dengan perusahaan di luar Sumsel. (iwan setiawan)

halaman 22

Tidak ada komentar: