17 Mei 2008

Peminat Perumahan High Class Meningkat

PALEMBANG (SINDO) – Kenaikan berbagai harga komoditas, termasuk material bangunan, tidak membuat pemasaran perumahan high class menurun. Bahkan, tren penjualan rumah berkategori mahal itu terus meningkat.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Sumsel Agus Alamsyah mengatakan, peningkatan penjualan perumahan dengan harga mahal itu justru mengalami kenaikan yang signifikan dalam dua tahun terakhir. Namun, hal itu sangat tergantung lokasi, tipe, dan model rumah tersebut. ”Saat ini masyarakat sangat gemar dengan berbagai macam bentuk rumah dan fasilitas yang eksklusif yang disediakan pengembang. Pantauan kita di REI, untuk rumah midlle to up sangat bagus perkembangannya,” ujarnya kemarin.

Menurut Agus, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diikuti dengan kenaikan harga barang kebutuhan lainnya, termasuk material bangunan dan fluktuasi suku bunga perbankan, cukup berpengaruh terhadap kelanjutan pembangunan beberapa perumahan kelas atas tersebut. Dia menjelaskan, secara umum kenaikan harga barang material bangunan memicu naiknya nilai produksi hingga 30%. ”Kondisi saat ini sangat dilematis bagi kita, di satu sisi pengembang kesulitan untuk melanjutkan pembangunan kalau tidak menaikkan harga produksi,” katanya.

Sementara itu, staf Marketing PT Istana Kenten Indah, pengembang perumahan Grand Garden, Soleh mengatakan, dari 350 kaveling siap bangun (KSB) di areal 12,5 hektare tersebut, setidaknya 60% atau 210 unit rumah telah terbangun. Dia mengungkapkan, sebanyak 157 unit telah terjual dan ditempati pembelinya. ”Di kompleks ini kisaran harganya antara Rp 282 juta hingga tertinggi bisa mencapai Rp 2,2 miliar,” terangnya. (iwan setiawan)

Tidak ada komentar: