06 Oktober 2011

TI SEAG Bermasalah


PALEMBANG– Teknologi dan Informasi (TI) untuk mendukung SEA Games (SEAG) XXVI, November mendatang, berpotensi kacau.

Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sumsel mendesak Indonesia SEA Games Organizing Committee (Inasoc) Pusat serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meninjau ulang pemenang pengadaan barang dan jasa bidang TI. Pasalnya,PRSI Sumsel mensinyalir pemenang tersebut tidak menguasai pekerjaan Games Management System (GMS) dan Games Result System(GRS) pada SEA Games XXVI mendatang.

Hal itu disampaikan langsung Ketua Umum Pengprov PRSI Sumsel Ahmad Rizal di kolam renang Lumban Tirta Palembang kemarin pagi. Menurut Rizal, sebagai tuan rumah penyelenggara pertandingan aquatik, pihaknya merasa prihatin setelah mendapat informasi bahwa pemenang pengadaan barang dan jasa bidang TI merupakan perusahaan yang bukan mitra penyedia perangkat pertandingan yang tersedia di venue SEA Games di Palembang. “Informasi yang kami terima ini valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Pemenang TI SEA Games sudah ada. Namun sayang, perusahaan yang ditunjuk tersebut diduga kuat tidak akan mampu melaksanakan pekerjaan baik itu GMS atau GRS sesuai yang diinginkan penyelenggara pertandingan yaitu bisa ditayangkan online dan realtime. Entah spesifikasi yang ditetapkan oleh panitia kurang dalam atau masalah apa,” ujar Rizal.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumsel itu menerangkan, menghadapi SEA Games XXVI, Pemprov Sumsel bekerjasama dengan BUMN maupun perusahaan swasta telah menggalang dana guna mendukung pembangunan dan pengadaan beragam fasilitas penunjang pertandingan yang dibutuhkan. Fasilitas yang telah dibeli di antaranya perangkat pertandingan score board dan time board yang dibeli dari Swiss Timing Ltd. Produk perusahaan Swiss tersebut selalu dipakai sejak Olimpiade 1972. Bahkan, International Olympic Committee (IOC) telah menetapkan Swiss Timing sebagai penyedia perangkat pertandingan hingga Olimpiade 2020. “Harapan kita tadinya dengan digunakannya perangkat ini cabor aquatik dan atletik menjadi tontonan berkelas internasional. Namun, harapan itu tampaknya sulit terwujud setelah mengetahui perusahaan pemenang itu bukan mitra Swiss Timing. Akibatnya tentu saja hasil pertandingan cabor aquatik dan atletik tidak bisa ditayangkan langsung dan real time ke score board ataupun liputan langsung televisi,” keluhnya.

Rizal menegaskan, secara manajemen pertandingan hal itu tidak bisa diterima sebab pada cabor aquatik dan atletik selang satu pertandingan dengan pertandingan lainnya sangat ketat. Bagaimana mungkin menonton pertandingan di mana hasil pertandingan sebelumnya belum ditayangkan, pertandingan berikutnya sudah dimulai. “Ini bukan hanya dialami oleh aquatik dan atletik saja melainkan sembilan cabor lainnya termasuk senam, balap sepeda velodrome, dayung tradisional, kano, dayung, bola voli, tinju, fin swimming dan tenis. Apalagi, cabor tersebut sebagian merupakan olahraga populer yang banyak ditonton,” tukas Rizal.

“Kami (PRSI Sumsel) akan menggalang panpel cabor lain yang terancam mengalami kondisi serupa untuk menyampaikan keluhan tersebut. Kita harapkan adanya kesempatan diskusi bagi pihak terkait pengadaan TI SEA Games ini untuk mencari solusi terbaik,” tandasnya.

Deputi II Inasoc Pusat Sony Teguh Trilaksono mengatakan, memang pemenang pengadaan barang dan jasa bidang IT sudah didapatkan. Saat ini prosesnya masuk tahapan masa sanggah. Namun, Sony yang membidangi informasi dan teknologi SEA Games ini memastikan siapa pun yang menjadi pemenang harus mampu bekerja sama dengan penyedia peralatan pengatur waktu. ”Kita dapat pastikan pemenang nantinya harus mampu bekerja dengan siapa pun, apakah itu dengan Swiss Timing, Seikon, ataupun produsen perangkat pertandingan lainnya,” kata Sony. ●iwan setiawan

Tidak ada komentar: