10 Januari 2010

Lengkapi Fasilitas,Hilangkan Kesan Mahal

MEMASYARATKAN OLAHRAGA MENEMBAK DI SUMSEL (2)

Selain kelengkapan fasilitas penunjang, untuk menciptakan atlet berprestasi perlu adanya pembibitan sejak usia dini. Selain itu perlu dicarikan jalan keluar untuk menghilangkan kesan mahal.

PEMBANGUNAN shooting range yang berada dalam satu kesatuan komplek olahraga Jakabaring bukan hanya dari segi fisik semata. Lebih dari itu, fasilitas dan infrastruktur pendukung di shooting range tersebut juga akan serba baru dan tentunya sesuai standar internasional. Salah satunya adalah pemasangan Sius Ascor atau alat penilai elektronik yang menjadi salah satu syarat sebuah shooting range internasional.

Barang produksi sebuah perusahaan Swiss yaitu SIUS AG kini telah terpasang di beberapa shooting range bertaraf internasional seperti di Singapura, Thailand, Norwegia, Australia, Perancis dan Amerika Serikat. ”Yang pasti saya ingin shooting range kita bisa lebih baik dari yang dimiliki Laos. Mereka saja punya Sius Ascor empat sampai enam unit. Dari informasinya harga satu unit electronic scoring system itu diatas Rp1 miliar. Memang mahal. Apalagi sebuah shooting range internasional memang harus punya minimal empat alat penilai elektronik ini. Tapi untuk sebuah prestasi semua itu bisa diupayakan. Yang penting atlet kita yang selama ini terkendala fasilitas latihan tidak lagi merasakan kesulitan itu. Sehingga prestasi mereka bisa ditingkatkan dan bukan tidak mungkin nantinya bisa sejajar dengan atlet menembak kelas dunia,” tutur Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Nantinya, kata Alex, shooting range Palembang akan didesain sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu konsentrasi atlet ketika membidik sasaran. Pasalnya dari pengamatannya pada SEA Games lalu ditambah pula oleh keluhan atlet-atlet mengenai bidang sasaran, shooting range Vientiane masih memiliki kekurangan. Salah satunya adalah banyaknya tiang penyanggah bangunan di bidang sasaran. Sehingga sinar matahari membuat bayangan tiang menutupi bidang sasaran. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi para atlet yang membutuhkan ketenangan dan fokus saat membidik sasaran. ”Koreksi kita nanti salah satunya adalah persoalan penempatan tiang penyanggah bangunan. Kemudian yang perlu dicontoh adalah pemisahan area pertandingan dengan penonton menggunakan kaca tebal sehingga atlet yang sedang berkompetisi tidak terganggu dengan suara apapun dari area penonton,” kata Alex.

Setelah memiliki shooting range internasional nanti, tentunya sangat sayang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal. Artinya, pola pembinaan atlet menembak Sumsel harus dimulai sejak kini. ”Anak-anak usia sekolah nantinya sudah harus mulai dikenalkan dengan olahraga menembak ini. Tidak lagi hanya basket atau voli dan sepak bola saja. Sebab regenerasi atlet merupakan salah satu faktor krusial dalam mempertahankan prestasi olahraga daerah maupun negara ini,” ucap pejabat yang gemar olahraga menembak ini.

Pelatih tim menembak Indonesia asal Sumsel Kuncung Sudiyono mengatakan, mewahnya fasilitas yang dimiliki shooting range Palembang nantinya tidak akan berguna jika pembinaan atletnya mandek begitu saja. Menurut pelatih yang menangani Maharani Ardy dkk ini, pengenalan olahraga ini sejak usia dini kepada generasi muda mutlak dilakukan. Selain itu, penyediaan peralatan pendukung olahraga ini juga perlu dicarikan jalan keluarnya. Sebab cabang olahraga menembak masih dibayangkan masyarakat sebagai olahraga mahal. ”Kenyataannya memang demikian. Senjata dan amunisi untuk latihan memang mahal. Tapi semua itu saya yakin bisa dicari jalan keluarnya. Selanjutnya pembinaan dilakukan dengan pola memperbanyak turnamen menembak. (iwan setiawan)

Tidak ada komentar: