09 Maret 2009

Galian PDAM Dikeluhkan Masyarakat

Pinggiran Jalan Veteran Simpang Lampu Merah Palembang rusak akibat galian pipa PDAM yang tidak dirapikan.

PALEMBANG
(SINDO) – Aktivitas penggalian jalur pipa milik perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Musi meresahkan pengguna jalan. Pasalnya selain mengurangi estetika jalan raya, galian tersebut juga membahayakan para pengguna jalan.

Seperti yang terlihat di beberapa titik Kota Palembang dalam satu bulan terakhir. Galian di sisi jalan menyebabkan aspal yang melapisi tanah kembali dibongkar. Memang di beberapa lokasi, galian tersebut langsung ditutup kembali dan dilapisi aspal, setelah pengerjaan penggantian pipa selesai. Namun di beberapa lokasi lainnya, galian itu dibiarkan begitu saja setelah ditutup dengan tanah. Bahkan ketika hujan turun, bekas galian itu membuat jalan menjadi becek.

Kusnanto, seorang pengendara yang ditemui SINDO di Jalan Veteran mengatakan, sebagai pengguna jalan dia merasa terganggu dengan maraknya galian di Kota Palembang. Sebab selain mengotori kendaraan, lubang bekas galian yang tidak tertutup sempurna sangat rawan kecelakaan. “Banyak lubang bekas galian itu ditutup asal-asalan. Sehingga jalan jadi rusak dan pengendara harus jeli menghindari lubang bekas galian itu,” ujarnya.

Menurut Kusnanto, seharusnya instansi yang memiliki utilitas di bawah tanah, mempunyai perencanaan matang untuk penggantian ataupun perawatan. Sehingga aktivitas penggalian tidak dilakukan setiap waktu. “Aktivitas penggalian ini seperti jadi proyek tahunan. Entah penggantian atau perbaikan utilitas yang rusak, pasti setiap tahun ada penggalian seperti ini. Sudah jalannya banyak yang rusak, diperparah pula dengan banyaknya galian, tolong ini jadi perhatian pihak terkait,” tuturnya.

Bukan hanya dikeluhkan oleh pengguna jalan. Kondisi tersebut juga mendapat sorotan anggota DPRD Kota Palembang. Menurut anggota DPRD Kota Palembang dari fraksi PKS, Taufik Hidayat, galian di jalan memang sudah mengganggu pengguna jalan. Bukan hanya PDAM Tirta Musi, namun galian milik instansi pemerintah dan swasta lainnya juga turut berperan dalam ketidak nyamanan ini. “Terlalu sering memang penggalian di kota ini, selesai (galian) PDAM (Tirta Musi) nyambung (galian) Telkom atau yang lain. Coba dikoordinasikan penggalian tersebut sehingga kalau bisa berbarengan waktunya. Soalnya biaya pemeliharaan jalan kita ini mahal kalau dibongkar terus,” katanya. (iwan setiawan)

foto : isra triansyah

Tidak ada komentar: