Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Dadang Heru Kodri (kiri) beserta istri melakukan pengantongan terakhir 2008 dan pengantongan perdana 2009 di pabrik pengantongan PT Pusri kemarin.
PALEMBANG (SINDO) – Produksi pupuk urea PT Pusri pada 2008 tidak mencapai target yang direncanakan karena kemampuan pabrik yang telah menurun termakan usia.
Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri mengatakan, atas instruksi pemerintah (pemegang saham), pihaknya sedang merencanakan revitalisasi terhadap pabrik Pusri yang telah melampaui usia rata-rata 30 tahun. Pabrik yang masuk dalam rencana tersebut adalah Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV. Menurut Dadang, kegiatan revitalisasi tersebut bisa berjalan jika pemerintah bisa menjamin pasokan gas. Sebab, hal itu berkaitan erat dengan pendanaan dari perbankan, yang mana sindikasi bank meminta adanya jaminan pasokan gas untuk kelangsungan produksi Pusri. “Kalau dana yang dimiliki Pusri mungkin hanya cukup untuk equity-nya saja,” ujarnya seusai acara Pengantongan Pupuk Urea Akhir Tahun 2008 dan Pengantongan Pupuk Urea Perdana Tahun 2009 di pabrik Pusri, Rabu (31/12) siang.
Selain usia pabrik yang telah tua, faktor lain yang melatarbelakangi revitalisasi pabrik tersebut adalah efisiensi. Pasalnya, pemerintah meminta pabrik yang menggunakan gas di atas 33 mmbtu harus segera diganti. Sementara di Pusri sendiri, hanya pabrik Pusri I B yang menggunakan gas antara 26–28 mmbtu. Dia mengungkapkan, dana yang dibutuhkan untuk revitalisasi satu unit pabrik seperti yang dimiliki Pusri, dibutuhkan dana sekitar USD 700 juta. Menurut Dadang, lokasi pembangunan pabrik baru pengganti tersebut direncanakan masih berada di area pabrik lama. “Jika harus membangun di lokasi baru, biayanya akan lebih mahal dari yang diperkirakan,” tuturnya.
Jika Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV, diganti, kapasitas pabrik baru tersebut diperkirakan bisa mencapai 2 juta ton per tahun. Menurut rencana yang telah disusun Pusri, revitalisasi tersebut baru akan direalisasikan pada 2010 mendatang. “Tapi, kalau pemerintah minta dipercepat (2009), ya bisa saja,” ucapnya.
GM Produksi PT Pusri Sudadi Kartosomo dalam laporannya menyebutkan, kinerja unit produksi PT Pusri secara umum cukup baik. Hal itu terbukti dengan pencapaian produksi NH3 (amoniak) sebesar 100,8% dan pupuk urea 99,00% dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2008. Dia menambahkan, hingga akhir 2008, produksi amoniak mencapai 1.301.990 ton dari target 1.291.700 ton. Sementara, untuk pupuk urea terealisasi 1.950.310 ton dari target RKAP 1.970.000 ton.
Pabrik yang memiliki on stream days dengan peringkat terbaik pada 2008, lanjut Sudadi, adalah pabrik Pusri III. Pabrik yang dibangun pada 1976 tersebut mampu beroperasi selama 362 hari untuk produksi amoniak dan urea plan 358 hari. Urutan selanjutnya adalah pabrik Pusri II yang beroperasi 359 hari dengan urea plan 340 hari. Pabrik Pusri IV menduduki posisi ketiga dengan waktu operasi 320 hari dengan produksi urea 336 hari. Terakhir, pabrik Pusri I B yang dibangun pada 1990, yang hanya mampu beroperasi 297 hari dengan urea plan 294 hari. “Dua pabrik terakhir tidak maksimal karena menjalani turn around (TA),” ucapnya.
Sudadi juga menjelaskan, kendala yang dialami lini produksi masih seputar permasalahan pasokan gas. Pabrik Pusri beberapa kali mengalami gangguan terkait kerusakan atau gagalnya peralatan transmisi gas dari Pertamina, baik kompresor maupun terjadinya kondensat yang terbawa gas alam yang masuk ke pabrik. Selain itu, bagian produksi masih dihadapkan adanya kerusakan peralatan pabrik, baik rotating, non rotating, listrik, maupun instrumentasi. (iwan setiawan)
foto : ahmad junaidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar